- Februari 2019
"Selamat siang. Saya Park Chanyeol, kekasih Byun Baekhyun- putri anda."
Heechul dan Baekhyun terpaku ditempatnya. Bunga yang Baekhyun pegang sampai jatuh ke tanah tempat mereka berpijak. Belum lagi, pekikan dari teman-teman Baekhyun yang mendengar penuturan Chanyeol.
Hari ini, Baekhyun baru saja selesai menghadiri acara kelulusan sekolahnya. Belum sempat mereka berfoto bersama, Baekhyun dan Heechul sudah lebih dulu dikejutkan dengan kehadiran lelaki itu. Park Chanyeol, lelaki idaman hampir semua wanita di dunia.
Lalu, bagaimana bisa Chanyeol mengenal Baekhyun?
Sedangkan Baekhyun tinggal di Busan, dan Chanyeol tinggal di Seoul.
Semuanya ini, berawal dari Baekhyun.
Baekhyun, gadis itu mengidolakan sosok seorang Park Chanyeol. Padahal, Chanyeol bukanlah seorang selebritis.
Sampai akhirnya, suatu hari saat Baekhyun dan ibunya pergi ke Seoul- Baekhyun bertemu dengan Chanyeol secara tidak sengaja.
Mereka berdua bertemu dan melakukan sesuatu hal gila, yang berhasil membuat Chanyeol menyusul Baekhyun ke Busan.
Chanyeol merasa, ia akan menjadi lelaki brengsek jika tidak menyusul gadis mungil itu ke Busan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aybaekxing
Present
~ Dream ~
"Sebuah mimpi yang cukup sulit untuk dapat terwujud"
Main Cast :
Byun Baek Hyun / Park Chan Yeol
Supporting Cast :
Pemeran akan bertambah seiring dengan berjalannya cerita ini
Rate : M
Genre : Fluf / Romance / Friendship / Family
Warning : GenderSwitch / Miss Typo
Disclaimer :
Author hanya meminjam nama para pemeran disini, selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi masing-masing. Segala bentuk kesamaan ide cerita hanya kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan. Terima Kasih.
~Percayalah Typo Merupakan Karya Terindah~
- Pertengahan Desember 2018
"Sial! Ternyata hanya mimpi." Baekhyun duduk diatas tempat tidurnya dengan rambut yang terlihat acak-acakan. "Huaaaaa Eomma! Aku ingin menikah dengan PARK CHANYEOL!" Ia hanya bisa berteriak sedih ketika mimpi indah itu harus berakhir.
Sekarang, gadis itu harus pergi sekolah, atau dia akan terlambat dan terancam di ceramahi panjang lebar oleh gurunya.
Sudah hampir ke tiga kalinya dalam seminggu ini, Baekhyun bermimpi tentang lelaki itu.
Lelaki yang dimaksud adalah Park Chanyeol, seorang pengusaha muda dan berbakat di Korea Selatan. Chanyeol mendapat julukan sebagai versi Korea. Ketampanan serta kekayaan yang dia miliki membuat ia begitu tenar layaknya seorang selebritis papan atas.
Harta nya yang berlimpah membuat ia di gilai banyak wanita, baik itu yang sudah tua maupun anak muda. Termasuk anak kecil sekalipun mengidolakan-nya.
Dia hanya seorang pemuda dari kalangan sederhana yang kemudian sukses. Sampai akhirnya sekarang ia menjadi salah satu pemuda yang terkaya di Korea Selatan.
Dan Baekhyun salah satu gadis remaja yang mengidolakan sosok seorang Park Chanyeol.
Hanya saja, untuk bisa bertemu dengan seorang Park Chanyeol itu sangat sulit untuk Baekhyun.
Karena selain dia hanya seorang pelajar, ia yang tinggal di Busan menjadi penyebab lain kesulitannya untuk bertemu Park Chanyeol yang ada di Seoul.
"Selamat pagi Eomma!" Baekhyun mengecup pipi ibunya, Heechul- yang tengah menyiapkan sarapan pagi.
"Selamat pagi, istrinya Park Chanyeol!" Jawab Heechul, tahu tabiat anaknya yang begitu mengidolakan Park Chanyeol.
"Heol! Eomma mulai merestuiku dengan Chanyeol ya?" Baekhyun terkikik malu seraya mengambil beberapa roti yang sudah di beri olesan selai strawberry oleh ibunya.
"Aku hanya tidak mau anakku menjadi gila. Menyenangkan anak tidak ada salahnya kan?"
"Eomma-" Baekhyun menggigit rotinya dengan kasar, wajah masamnya terlihat kala ibunya masih selalu meledeknya.
Yeah. Dia hanya seorang pemimpi. Bermimpi bisa bertemu Chanyeol, bertegur sapa dengan Chanyeol. Dan bermimpi menjadi istri dari Park Chanyeol.
Walau...keinginannya itu hanya sebatas sebuah harapan.
"Setelah pulang sekolah kita pergi ke Seoul." Ucap Heechul setelah duduk bergabung dengan Baekhyun.
Baekhyun terbatuk.
"APA! SEOUL?" Baekhyun tampak berbinar senang kala Heechul mengatakan kalau ia akan ke Seoul "Kita berlibur, di Seoul?"
"Tidak." Jawab Heechul yang manakala membuat Baekhyun kebingungan.
"Lalu?"
"Menghadiri acara pernikahan ayahmu dengan istri barunya."
Baekhyun menjatuhkan sumpitnya dan menatap tidak percaya ke arah Heechul.
Sudah setahun ayahnya merantau ke Seoul untuk bekerja, dan Baekhyun tidak tahu jika sang ayah sebenarnya sudah bercerai dengan ibunya. Baekhyun hanya tahu jika hubungan kedua orang tuanya memang sedang merenggang.
Tapi apa yang ia dengar barusan?
Ayahnya akan menikah lagi?
"Apa maksud Eomma? Appa menikah lagi?"
"Baekhyun.." Heechul menghela nafas panjang dan memegang kedua tangan Baekhyun yang terlihat bergetar "Eomma dan Appa sudah bercerai bulan lalu. Maaf karena Eomma tidak memberitahukan ini padamu. Eomma hanya tidak ingin kau sedih!"
"Sekarang aku sangat sedih Eomma!" Baekhyun meneteskan air matanya.
"Maaf sayang.." Baekhyun menunduk diam "Besok siang ayahmu akan menikah."
"Dan kenapa kita harus datang?" Baekhyun tampak tidak suka dengan ide ibu-nya yang ingin datang ke pernikahan ayahnya.
"Sebenarnya, Eomma juga ingin mengajakmu berlibur."
Heechul tersenyum manis ke arah Baekhyun. Namun Baekhyun tahu, jika ibunya menahan rasa sakit hati menerima kenyataan- lelaki yang dicintainya akan menikah lagi dengan wanita lain.
Bertahun-tahun berumah tangga, keluarga mereka harus hancur semenjak ayahnya nemutuskan untuk bekerja di Seoul. Tidak perlu dipertanyakan, kenapa sampai ayahnya bisa menikah setelah sebulan bercerai dengan ibunya. Sudah dipastikan jika ayahnya berselingkuh jauh sebelum bercerai dengan ibunya.
"Aku tidak mau sekolah, ayo kita berangkat sekarang saja!" Baekhyun bangun dan berniat berlari kekamarnya.
"Sayang..."
"Ayo cepat Eomma, kita bisa berlibur lebih lama jika sudah sampai di Seoul."
Heechul, akhirnya hanya bisa menuruti anak gadis kesayangannya tersebut. Membantu mengepak baju-baju yang sekiranya Baekhyun perlukan selama di Seoul, karena ia sendiri sudah mengepak barang-barangnya. Dan mereka memilih menaiki kereta untuk bisa sampai di Seoul. Jika menyetir, Heechul akan kecapean begitu ia sampai di Seoul.
Baekhyun tidak tahu harus bersikap bagaimana. Dia senang bisa ke Seoul, tapi ia juga sedih mendengar ayahnya akan menikah lagi. Disatu sisi, ia berharap kedatangannya ke Seoul bisa membuatnya bertemu dengan Chanyeol- idola hatinya. Namun di sisi lain, ia ingin menangisi nasibnya. Ayahnya menikah lagi setelah menceraikan ibunya. Dan bahkan ia sendiri tidak diberitahu tentang pernikahan tersebut.
Apa dia sudah tidak anggap anak lagi oleh ayahnya?
Mungkin jawabannya, ia memang sudah tidak dianggap anak lagi. Dan ayahnya memang sengaja tidak mengundangnya.
-o0o-
"Aku tidak ingin menghadiri pesta itu!" Chanyeol menolak secara baik-baik permintaan kedua orang tuanya yang ingin ia menghadiri acara pernikahan tante-nya.
"Chanyeol-ah, orang akan semakin berpikir kalau kau memang tidak akur dengan bibi-mu!"
Ibunya berusaha membujuk Chanyeol. Namun, mereka harus berusaha keras karena sifat keras kepala Chanyeol.
"Semu orang tahu kami tidak akur. Jadi, untuk apa terus menutupinya? Aku sibuk Eomma, banyak yang harus aku urus dikantor." Chanyeol merapijan jas kerjanya.
"Kalau kau tidak mau datang ke pesta itu, Eomma dan Appa tidak akan pergi kerumah sakit untuk berobat!" Ancam ibunya.
"Sayang, kau tidak bisa..." Ayahnya- tuan Park, mencoba untuk tidak membuat Chanyeol marah mendengar istrinya berkata seperti itu.
"Baik. Aku akan datang. Jadi, Eomma dan Appa jangan pernah berpikir untuk berhenti berobat dan mengecek kesehatan tubuh kalian!" Chanyeol menghela nafas panjang seraya berlalu dari rumah besarnya.
Jika sudah diancam seperti itu, Chanyeol tidak mampu berbuat apa-apa. Kesehatan ibu dan ayahnya lebih penting, dibanding mempertahankan ke egois'san-nya yang tidak ingin hadir dipesta pernikahan tantenya.
Chanyeol dan tante-nya (adik dari ibunya) memang tidak akur. Wanita tua itu adalah orang yang kerap membuat bisnisnya rugi, karena tindakan ceroboh dan sering mengkorupsi uang Chanyeol. Chanyeol kadang harus menanggung rugi ketika tante-nya itu menandatangi kontrak sebuah proyek tanpa sepengatahuan-nya.
Dulu, Chanyeol memang memperkerjakan tante-nya itu di perusahaannya. Namun setelah banyaknya kasus kerugian yang dia dapatkan, ia meminta tante-nya itu membangun perusahaan sendiri ketimbang ia harus rugi lebih banyak lagi.
Dengan uang yang diberi oleh Chanyeol, Tante-nya membangun sebuah perusahaan atas nama dirinya. Walau tidak sesukses milik Chanyeol, namun perusahaan Tante-nya cukup dikenal karena semua orang tahu jika perusahaan itu milik dari kerabat Chanyeol. Dampak Chanyeol memang begitu besarnya bagi kebanyakan orang. Apapun yang berkaitan dengan Chanyeol akan cepat mendapatkan respon dari masyarakat.
"Kosongkan jadwal akhir pekan minggu ini. Aku harus menghadiri pesta pernikahan wanita gila itu!." Chanyeol meminta sekretarisnya untuk mengosongkan jadwal nya akhir pekan ini. Mau tidak mau ia harus menghadiri acara pernikahan tante-nya.
Selama dalam perjalanan menuju Seoul, Baekhyun lebih banyak diam. Pikirannya berkecamuk. Masih memikirkan ayahnya yang dengan tega-nya mau menikah lagi, dan bahkan ia yang anaknya sendiri tidak diberitahu. Undangan pun tidak ada, apalagi ucapan dari sang ayah. Baekhyun benar-benar merasa telah kehilangan ayahnya.
Sepertinya, ayahnya tidak pernah memikirkan-nya sedikitpun. Selama ayahnya bekerja di Seoul saja, ia sudah sangat jarang mendapat telepon dari ayahnya. Sekedar menanyakan kabarnya pun saja, ayah Baekhyun tidak pernah.
Sesampainya mereka di stasiun kereta Seoul, Baekhyun dan Heechul menggunakan taxi untuk bisa sampai di hotel yang sudah dipesan Heechul untuk mereka tinggal selama di Seoul.
Baekhyun yang baru pertama kali ke Seoul, tampak takjub melihat pemandangan kota Seoul dari jendela taxi yang dia tumpangi.
"Seoul benar-benar keren Eomma!" Ucapnya seraya tak pernah berhenti tersenyum.
Heechul tersenyum. Walau hatinya sama terluka seperti Baekhyun. Tapi, melihat senyum ceria diwajah Baekhyun membuatnya tertular untuk ikut tersenyum.
"Kau ingin berkuliah disini?" Tanya Heechul seraya mengusap rambut panjang Baekhyun.
"Aku ingin berkuliah disini. Tapi, aku tidak ingin menyusahkan Eomma. Jadi aku akan mencari pekerjaan saja." Jawab Baekhyun seraya memeluk tubuh Heechul "Aku senang jika bisa membantu Eomma."
Baekhyun tahu, jika Heechul akan mengatakan kalau keinginan Baekhyun akan terwujud. Tapi, Baekhyun cukup sadar diri jika untuk berkuliah di Seoul membutuhkan dana yang sangat besar. Belum lagi biaya hidupnya nanti di Seoul. Walau Baekhyun bisa bekerja paruh waktu, tapi tetap saja uangnya pasti tidak akan cukup untuk membiayai kuliahnya sendiri.
"Eomma akan bekerja di Seoul. Memangnya kau tetap ingin tinggal di Busan?" Heechul tersentak ketika Baekhyun melepas pelukannya seraya berteriak kaget.
"Eomma akan bekerja di Seoul? Mulai kapan?" Baekhyun tampak terlihat antusias.
"Setelah kau lulus sekolah kita akan pindah ke sini. Eomma mendapat pekerjaan bagus disini. Kau bisa berkuliah disini. Dan jika kau ingin bekerja, kau bisa membantu Eomma. Teman Eomma akan memberimu upah seperti pekerjaan paruh waktu."
Baekhyun kembali memeluk Heechul "Terima Kasih Eomma. Aku menyayangimu!"
Heechul membalas pelukan itu. Mencoba tegar meskipun rumah tangga nya harus hancur karena percerai'an.
Mereka sampai di salah satu hotel ternama di Seoul. Heechul sebenarnya tidak punya uang untuk bisa menginap di hotel mewah itu. Tapi, temannya lah yang memberikan fasilitas ini. Karena Heechul datang ke Seoul juga untuk bekerja, selain berlibur bersama Baekhyun.
Baekhyun sempat ingin bertanya kenapa mereka harus menginap dihotel mewah bernama LY itu. Namun, Heechul hanya menjawab jika ini semua adalah pemberian dari teman nya yang akan memberi Heechul pekerjaan nanti.
Mereka beristirahat sebentar, menjelang sore Baekhyun diajak pergi jalan-jalan untuk berbelanja gaun yang akan ia kenakan ke pesta pernikahan ayahnya. Heechul bilang, ia tidak bisa menemani Baekhyun ke pesta. Jadi, kemungkinan hanya Baekhyun saja yang datang diantar Heechul sampai ketempat dimana pesta itu di adakan.
Baekhyun memilih gaun berwarna hitam yang cukup tertutup. Terlihat pas dan cukup sopan untuk anak seumuran Baekhyun. Jika pesta itu adalah pesta yang membahagiakan, mungkin akan ada senyum manis yang menghiasi wajahnya. Namun, ketika ia melihat pantulan dirinya didalam cermin- Baekhyun tidak merasa puas meskipun bisa mengenakan gaun cantik.
-o0o-
Siang itu, pesta itu berlangsung. Baekhyun, sudah diantar ibunya kedepan gedung mewah yang bernama sama dengan hotel tempat mereka menginap. Dengan tas kecil bergandul foto seorang lelaki yang menjadi idola-nya, Baekhyun melangkah masuk seraya mengcengkram ujung gaun-nya karena gugup.
Ia menaiki lift untuk bisa sampai dilantai dimana ayahnya mengadakan pesta pernikahan. Gedung itu sepertinya merupakan gedung sebuah hotel, namun hanya di isi untuk acara pesta. Mengingat bukan hanya ayahnya saja yang mengadakan pernikahan di gedung itu. Sebelum masuk, Baekhyun melihat ada orang lain juga yang mengadakan pernikahan di gedung itu hari ini.
Begitu ia sampai didepan pintu baja besar yang terdapat dua penjaga berbaju formal dan bertubuh tegap, Baekhyun melangkah melewati mereka berdua. Namun, ketika ia sampai pada seorang wanita yang betugas memintai undangan yang biasa dibawa tamu undangan- Baekhyun terdiam disana.
"Kau tidak bisa masuk, jika tidak membawa undangan yang sudah diberi kepada tamu undangan." ujar wanita itu. Ia hanya melaksanakan tugas nya meminta undangan dari para tamu undangan.
"T-tapi yang menikah didalam adalah ayahku." ujar Baekhyun jujur, yang justru di hadiahi tatapan aneh dari wanita itu.
Kemudian, wanita itu meminta dua orang yang sebelumnya bertugas didepan untuk menyeret Baekhyun keluar. Mereka memaksa Baekhyun keluar dari ruangan tempat pesta pernikahan ayahnya berlangsung.
"Hei! Aku harus melihat ayahku menikah, kenapa kalian tidak percaya padaku?" Ia meronta meminta untuk tidak diperlakukan semena-mena.
"Dengar nona, tuan Byun Hankyung itu tidak mempunyai seorang anak dari istri pertamanya. Jadi, bagaimana bisa kau mengaku sebagai anaknya!" Wanita itu berbicara lantang, membuat beberapa pasang mata menatap ke wanita itu dan Baekhyun.
Mereka menatap Baekhyun dengan pandangan aneh. Karena mereka menganggap Baekhyun seorang penipu yang berusaha masuk untuk bisa makan gratis. Atau yang lebih jahat, mereka menyangka Baekhyun berniat mencuri didalam pesta itu.
Baekhyun melangkah mundur, dengan wajah yang menahan tangis. Gadis itu berlalu pergi. Ia memilih berjalan ke tangga darurat, duduk di salah satu anak tangga yang ada disana... lalu menangis dengan kencang.
"EOMMA!" Teriak Baekhyun di sela-sela tangisnya yang pecah "Eomma..hikss hikss Appa tidak menganggapku sebagai anaknya!" Baekhyun menyeka air mata yang mengalir dikedua pipinya. Mengambil tisu yang berada di tas kecilnya.
"Aku tidak menyangka, Appa akan sejahat ini padaku...hikss hikss...Eomma!" Baekhyun menangis seraya menunduk menyembunyikan wajahnya pada kedua lututnya "Seharusnya aku tidak datang kesini untuk menemui Appa..hikss hikskss Byun Hankyung- kau benar-benar keterlaluan pada anakmu sendiri!"
Baekhyun merasakan dadanya begitu sakit. Tidak dianggap anak oleh ayahnya sendiri adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Selama ini, ia selalu menghormati Hankyung. Walau lelaki itu tidak pernah memberinya kabar semenjak bekerja di Seoul.
Sekarang, ia begitu tidak menyangka jika ayahnya sendiri tidak mengakuinya.
Apa salah Baekhyun?
Dia hanya seorang gadis remaja yang tidak tahu apa-apa.
Ponselnya berbunyi. Itu dari Heechul, Ibunya. Baekhyun yang kebingungan terlihat gelagapan sendiri. Ia berusaha menetralkan kembali dirinya. Menarik nafas selama dan sepanjang mungkin, lalu mengangkat telepon dari ibunya.
"Sayang, kau sudah masuk kedalam pesta?" Tanya Heechul di sebrang sana.
"Eummm. Ya Eomma! Baekhyun sedang makan Eomma. Disini makanannya enak-enak!" Seru Baekhyun dengan suara yang di buat-buat ceria.
"Baguslah sayang! Eomma pikir kau tidak bisa masuk kedalam. Kalau gitu nikmati pestanya, Eomma harus menemani teman Eomma membahas beberapa bisnis yang nanti-nya Eomma jalankan di Seoul."
"Ok Eomma. Jangan pulang terlalu larut, Baekhyun takut sendirian." Ucap Baekhyun mengingatkan untuk Heechul agar tidak pulang malam.
Sambungan telepon itu berakhir. Dan Baekhyun kembali menangis dalam diam.
"Kenapa malang sekali nasibku..hiksss..." ia masih menangis disana seraya mengecek ponselnya yang berbunyi.
Park Chanyeol hari ini menghadiri acara pernikahan tante-nya, Park Sun Young. Pernikahan itu di laksanakan di gedung milik Chanyeol-ssi sendiri, LY Hotel & Resort.
"LY? Itu kan..." Baekhyun melihat sekeliling dan menemukan sebuah stempel pada tembok.
'LY Hotel & Resort'
"EOMMMAAAAAA..." Ia kembali berteriak histeri "Hikss.. Seharusnya aku mencari suamiku Park Chanyeol, dibanding menemui Appa dan harus terluka seperti ini! Hiksss wajahku sekarang akan terlihat jelek karena menangis. Chanyeol pasti tidak akan menyukai wanita jelek sepertiku...hikss hikss... Eomaaaaaa.." teriaknya histeris.
Baekhyun dengan dunianya, tidak menghiraukan keadaan.
Ia bahkan tidak sadar jika ada seseorang yang mendengarkan ocehannya sejak ia menangis disana.
-o0o-
"Aku akan keluar." Chanyeol merasa sangat bosan dipaksa untuk terus mengumbar senyum dihadapan para tamu undangan pesta pernikahan tante-nya.
Ia tidak terbiasa mengumbar senyum tampannya. Mengingat ia kerap memasang wajah datar dan galaknya ketika ia bekerja. Sesekali ia memang kerap tersenyum, tapi itu jarang terlihat.
Chanyeol memilih tangga darurat gedung sebagai tempatnya untuk berdiam diri sebentar. Lalu, ia menelpon kedua orang tuanya dan meminta izin untuk pulang. Ia berjalan turun memakai tangga darurat dibanding memakai lift. Chanyeol enggan bertemu banyak orang, jadi ia memilih tangga darurat yang jarang dipakai itu untuk ia turun beberapa lantai- sampai ke salah satu lantai dimana ada ruangan pribadinya berada.
Ada ruangan khusus miliknya didalam gedung itu. Karena gedung mewah itu adalah miliknya.
LY adalah singkatan dari LOEY. Nama lain dari Chanyeol.
Setelah turun dua lantai, Chanyeol terkejut kala mendengar seseorang masuk ke tangga darurat melalui pintu lantai 15. Chanyeol diam sebentar untuk melihat siapa yang menggunakan tangga darurat seperti dirinya.
Ketika teriakan tangisan itu terdengar di telinganya, Chanyeol memastikan orang itu. Memastikan jika tangisan itu adalah tangisan dari seorang manusia, bukan dari hantu penunggu gedung miliknya. Terdengar menyeramkan untuk Chanyeol.
Chanyeol melihat gadis itu. Dengan gaun hitam selutut dan tas kecil yang lucu. Tak lupa sebuah gantungan wajah seseorang bergelantung disana. Chanyeol tidak dapat melihatnya karena jarak mereka cukup jauh. Perlahan ia turun untuk berjalan melalui gadis itu. Ocehan gadis itu terdengar olehnya. Ia cukup merasa kasihan karena gadis itu sepertinya baru saja terluka atas tindakan orang tuanya.
"Baekhyun?" Gumam Chanyeol ketika mendengar gadis itu menyebutkan namanya.
Chanyeol berniat untuk tidak melanjutkan menguping. Namun, ketika namanya disebut... Chanyeol diam mematung.
Chanyeol bersebunyi, dan diam disana untuk mendengarkan lebih lanjut ocehan anak itu mengenai dirinya. Dan Chanyeol nyaris tertawa keras, kala gadis itu menyebut dirinya adalah suami gadis itu.
Dan ia semakin ingin tertawa, ketika gadis itu mengeluh wajahnya yang akan terlihat jelek karena menangis.
Chanyeol berdiri, tidak lagi bersembunyi. Dia melangkah mendekat dan berniat untuk menyapa gadis yang sepertinya, adalah fans beratnya.
Padahal, ia bukan seorang selebritis.
"Berisik sekali!" Tegur Chanyeol.
Baekhyun yang semula menyembunyikan wajahnya mendongkak. Mencari kekanan dan kekiri ketika ia mendengar suara seseorang.
"Aku...seperti mendengar sesuatu." Gumamnya setengah ketakutan.
"Aku dibelakangmu, gadis cengeng!" Chanyeol kembali bersuara. Ia sudah berdiri di anak tangga yang berbeda satu anak tangga dengan tempat Baekhyun duduk.
Baekhyun sontak berbalik, ia melihat ada sepasang kaki disana. Pikirannya mulai berkecamuk. Bagaimana jika itu adalah kaki milik dua bodyguard yang sebelumnya mengusirnya. Dan bagaimana jika bodyguard itu berniat untuk memperkosanya?
Astaga. Baekhyun sangat ketakutan sekarang.
Perlahan ia mendongkak. Memastikan jika dua pasang kaki itu bukan milik bodyguard yang sebelumnya.
Kini, ia lebih terkejut ketika melihat sosok pemilik sepasang kaki berbalut sepatu mahal itu.
"ASTAGA!" Ia terlonjak kebelakang. Ponsel beserta tas kecilnya berhambur berjatuhan di lantai "PARK CHANYEOL!" pekiknya histeris seraya menunjuk Chanyeol dengan jari telunjuknya.
Chanyeol mengeryitkan dahi. Berusaha menutupi rasa gelinya melihat raut wajah Baekhyun. Wajah yang masih dipenuhi air mata itu, tampak begitu lucu.
Setelah sadar, Baekhyun menarik jarinya. Merasa tidak sopan karena sudah menunjuk-nunjuk wajah Chanyeol. Chanyeol, lelaki idamannya yang kerap ia klaim sebagai suaminya.
Sadar jika tas dan ponselnya jatuh, Baekhyun berniat mengambilnya. Namun Chanyeol yang cekatan sudah lebih dulu mengambil tas dan ponselnya.
Chanyeol tampak memperhatikan gantungan tas Baekhyun yang ternyata adalah wajahnya. Kemudian ia juga melihat ponsel Baekhyun. Melihat dengan keryitan di dahinya kala lockscreen ponsel Baekhyun adalah foto dirinya yang tengah bertelanjang dada.
Belum lagi case ponselnya. Case itu memperlihatkan foto Baekhyun, yang tengah memeluk serta mencium sebuah bantal guling bergambar wajah Chanyeol.
"I...itu... Aku bisa jelaskan tuan!" Baekhyun mendadak menjadi seorang yang gagap kala berhadapan dengan idolanya.
Chanyeol tidak menyerahkan tas dan ponsel milik Baekhyun. Ia tertarik untuk mendengar pengakuan gadis itu terlebih dahulu, dibanding mengembalikan barang-barang milik gadis itu.
"Kalau begitu jelaskan!"
Mendengar suara Chanyeol saja, Baekhyun sudah dibuat lemah. Ia nyaris pingsan, jika saja tidak ingat kalau lelaki itu membutuhkan penjelasan dari foto-foto yang ada di barang barang miliknya.
"A...aku...mmmm a..aku penggemarmu tuan Park Chanyeol!" Ucapnya gugup serta dengan khas dialek Busan. Baekhyun terlihat merona dan gugup secara bersamaan.
Merona karena bertemu dengan sosok orang yang teramat dia sukai. Dan gugup karena berhadapan langsung dengan 'Suami' khayalannya.
"Aku bukan seorang selebritis!" Chanyeol bersidekap. Memandangi gadis mungil yang terlihat lucu itu.
Chanyeol baru melihat gadis itu.
Apa dia berasal dari Busan? Mengingat, gadis itu berbicara dengan dialek Busan yang cukup kental.
"Yeah! Tuan bukan seorang selebritis, tapi tuan sudah seperti selebritis bagiku. Hehe.." Baekhyun tersenyum canggung. Kedua tangannya tampak bergerak abstrak berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Aku mendengar kau mengatakan, jika aku adalah 'Suami' mu." Chanyeol mendekati Baekhyun yang mendongkak seraya menatapnya takut "Tapi, aku tidak pernah menikah denganmu! Tepatnya, aku bahkan tidak mengenalmu!"
Baekhyun gelagapan. Apa Park Chanyeol seorang yang ia kagumi itu sebegitu juteknya seperti sekarang? Atau memang karena lelaki itu tidak suka dengan dirinya yang se-enaknya mengklaim Park Chanyeol sebagai suaminya.
"I..itu hanya sebuah harapan seorang fans Tuan. Yeah, hanya sebuah harapan saja. Sungguh!"
"Jadi kau tidak mau menikah denganku?" Chanyeol menggoda-nya
"Tentu saja mau!" Baekhyun menutup mulutnya, menyadari ucapannya yang terlalu jujur "Maksudku, tentu saja Tuan. Wanita manapun tentu mau menikah denganmu!" perasaannya saja, atau memang dirinya semakin terpojok ke sudut tembok.
"Jadi kau berharap bisa menikah denganku?" Chanyeol kembali menggodanya, setelah ia semakin merapat pada tubuh mungil Baekhyun.
"Y-yeah tuan." Baekhyun menjawab dengan ragu "Tapi, tuan...aku sadar aku hanya seorang penggemarmu. Jadi, tuan tidak perlu merasa terbebani." Baekhyun tersenyum canggung "Tuan tahu kan, penggemar biasa ber-imajinasi berlebihan terhadap idola-nya. Hehe!"
Chanyeol masih diam disana, semakin merapat dan bahkan tangan kanannya sudah memegang pinggang ramping Baekhyun.
Sementara Baekhyun, tampak membulatkan kedua matanya. Ditambah ketika wajah Chanyeol semakin mendekat pada telinganya, ia semakin kehilangan kewarasan-nya.
Jangan biarkan dia pingsan, karena akan merepotkan Chanyeol nantinya.
"Karena kau penggemarku, aku akan memberikan fans service padamu. Kau mau kan?" Bisik Chanyeol di telinga Baekhyun yang terlihat memerah.
"T-tuan...sebaiknya anda sedikit menjauh dariku!" Baekhyun semakin bergetar dan Chanyeol dapat Merasakannnya.
"Kenapa?" Chanyeol mundur untuk memastikan keadaan gadis mungil itu.
"K-karena..aku..akan pings..." Baekhyun benar-benar pingsan. Gadis mungil itu terkulai lemas dan tidak sadarkan diri.
Chanyeol yang kaget sontak memegangi tubuh Baekhyun. Lelaki itu sekarang terlihat hawatir dan merasa bersalah.
"Hei! Hei bangun!" Chanyeol mengguncang tubuh mungil Baekhyun.
Karena tidak mendapat respon dari si mungil. Ia akhirnya menggendong tubuh Baekhyun dan keluar dari pintu tangga darurat. Menunggu didepan lift untuk menuju keruangan pribadi miliknya di hotel tersebut.
Beberapa orang yang berpapasan dengannya, dibuat terkejut dengan kehadiran Chanyeol yang menggendong seorang wanita yang tidak sadarkan diri. Beberapa dari mereka berbisik pelan menanyakan wanita yang berada dalam gendongannya.
Dan, karena tidak ingin disangka seorang lelaki yang hendak memperkosa seorang bocah- Chanyeol harus bersandiwara.
"Sayang, maafkan aku! Seharusnya aku tidak memaksamu hadir ke pesta, disaat tubuhmu sedang sakit." ucapnya seraya mencium dahi Baekhyun.
Beberapa orang yang mengenal dan mengidolakan Chanyeol, memasang wajah sedih. Mereka tak lagi bebisik-bisik dan membicarakan Chanyeol yang aneh-aneh. Mereka kini mulai berbicara tentang siapa wanita itu. Chanyeol kerap digosipkan memiliki hubungan spesial dengan wanita dari kalangan selebritis, namun kali ini mereka tidak mengenali wanita dalam gendongan Chanyeol. Terlebih, Chanyeol sengaja sedikit menutupi wajah Baekhyun.
Setelah sampai dilantai yang ia tuju, Chanyeol segera masuk kedalam salah satu ruangan pribadi miliknya. Menidurkan tubuh mungil Baekhyun diatas tempat tidur besar yang ada didalam ruangannya. Lalu, ia sendiri melepas setelan jas-nya dan melonggarkan dasinya yang terasa sesak.
"Kenapa aku seperti seorang penjahat membawa gadis itu kemari!"
Chanyeol mengambil ponsel miliknya. Menelpon sekretarisnya untuk mencari tahu siapa itu Byun Hankyung, dan juga menyuruh mereka untuk membawa Luhan kesana. Luhan, sahabat sekaligus kakak angkatnya. Luhan merupakan orang yang paling dekat dengan Chanyeol. Wanita itu dikenal sebagai seorang designer yang cukup terkenal.
Setelah menunggu beberapa lama, sambil menyuruput kopi di meja-nya. Chanyeol mendapat telepon dari sekretarisnya.
"Tuan Byun Hankyung adalah suami kedua dari Nyonya Jung Yoo Mi. Mereka berdua hari ini menikah digedung yang sama tempat Nyonya Sun Young menikah."
"Yung Yoo Mi? Bukankah wanita itu yang memaksaku untuk dekat dengan anaknya?"
"Ya Tuan, anda benar." Chanyeol mengangguk-ngangguk seraya tersenyum misterius.
"Lanjutkan!"
"Byun Hankyung merupakan seorang duda dan tidak memiliki anak dari istri terdahulunya. Begitulah yang saya dapatkan dari media. Namun, setelah saya selidiki lebih lanjut, beliau ternyata memiliki seorang anak perempuan. Anak Byun Hankyung masih sekolah, gadis itu akan lulus bulan depan dari Senior High Schoool. Namanya..."
"Byun Baekhyun!" gumam Chanyeol seraya memperhatikan Baekhyun yang masih terlelap "Jadi, ayahmu tidak mengakuimu?"
"HUAHHHHH PARK CHANYEOL!"
Chanyeol nyaris terjatuh dari tempat duduknya kala mendengar teriakan Baekhyun. Lelaki itu bahkan sampai menjatuhkan ponselnya dan mengelus-ngelus dadanya. Sementara Baekhyun masih terbaring ditempat tidur seraya memandangi langit-langit kamar hotel. Chanyeol memperhatikan gadis itu yang tengah meraba permukaan kasur, lalu menghirup udara dengan diselingi nada kecewa.
"Ternyata hanya mimpi!" desah Baekhyun kecewa. Ia menyangka jika dirinya sekarang tengah tertidur dikamar hotel yang ia dan ibunya tempati.
"Padahal aku akan meminta dia bercinta denganku jika itu nyata!" Gumam Baekhyun lagi, kali ini gadis itu mengucapkan hal yang begitu frontal.
Tapi, itu memang selalu ia ucapkan ketika berbicara dengan sahabatnya di Busan. Dia bilang, ia akan rela menyerahkan keperawanan-nya untuk lelaki bernama Park Chanyeol itu. Itu juga jika suatu hari ia bertemu dengan Park Chanyeol.
Chanyeol yang mendengar gumaman pelan Baekhyun, melepaskan kemeja yang ia kenakan sampai membuatnya hanya bertelanjang dada. Perlahan ia menaiki tempat tidur dimana ada Baekhyun disana.
Merasakan ada sesuatu yang bergerak naik keatas kasur yang ia tiduri, Baekhyun mengeryitkan dahinya. Ia lantas melihat ke bawah dimana ternyata Chanyeol tengah merangkak diatas tubuhnya.
"Jadi..." Chanyeol mendekatkan wajahnya "Kau ingin bercinta denganku?"
Baekhyun cegukan sekali. Ia lantas menelan salivanya dengan susah payah.
"Woah! Apa aku sedang bermimpi?" gumamnya lagi.
Chanyeol terkekeh mendengar ucapan gadis remaja itu. Lantas, ia menghadiahi gadis itu sebuah kecupan manis dibibir.
"Kau tidak bermimpi!"
Baekhyun membulatkan kedua matanya.
"WUUAAAA EOMMAAAAA!" teriaknya histeris sampai membuat kuping Chanyeol terasa sakit.
Karena tidak ingin mendengar Baekhyun kembali berteriak, lelaki itu memutuskan untuk membungkam bibir tipis itu dengan bibirnya. Chanyeol dapat melihat jika Baekhyun sangat kaget dengan aksinya. Namun, semua ini ia lakukan untuk mencegah telinganya rusak kala gadis itu berteriak heboh.
Setelah membuat gadis itu terengah-engah karena kekurangan udara, Chanyeol melepas ciumannya yang menggairahkan. Masih berada diatas tubuh Baekhyun, ia meminta agar Baekhyun diam dan tidak berteriak seheboh sebelumnya.
"Bangunlah. Kita harus pergi ke suatu tempat!" Chanyeol ingin tertawa melihat wajah memerah gadis itu setelah ia cium "Apa itu ciuman pertamamu?" tebaknya. Semakin membuat Baekhyun memerah malu.
Gadis itu mengangguk-ngangguk pelan. Lantas memegangi wajahnya dengan kedua tangannya karena malu.
Terdengar ketukan dipintu.
Chanyeol mempersilahkan Luhan masuk setelah wanita itu datang seraya mengomel karena waktu santai-nya diganggu oleh Chanyeol. Namun, Chanyeol tidak perduli. Ia sekarang meminta Luhan untuk merias Baekhyun dan memberikan gaun koleksi Luhan.
"Jadi, siapa dia?" tanya Luhan seraya menunjuk Baekhyun yang sedari tadi berdiri disamping tempat tidur. Memperhatikan kedua sahabat yang kerap digosipkan berkencan, hanya karena kedekatan mereka yang nyaris seperti saudara, sebenarnya.
"Kau tidak perlu tahu kan?" jawab Chanyeol acuh seraya memakai kembali kemeja putihnya.
Dan Baekhyun baru sadar jika sejak tadi, Chanyeol bertelanjang dada. Wajahnya kembali memerah merona.
"Kau selalu menyimpan banyak rahasia dariku." Luhan menghampiri Baekhyun setelah menendang kaki Chanyeol "Jadi...biar kulihat...oh kau cantik juga!" Luhan langsung saja menarik Baekhyun kedepan meja rias dikamar tersebut "Kau keluarlah, aku akan meriasnya!" titah Luhan pada Chanyeol.
Lelaki itu berjalan keluar membawa kopi-nya. Duduk di kursi dan menunggu Luhan menyelesaikan tugasnya. Merias dan mempercantik Baekhyun untuk kemudian dia ajak ke pesta pernikahan ayah gadis itu. Chanyeol ingin memberikan hadiah untuk ayah dari gadis itu. Dan juga, ia ingin sedikit memberi kejutan pada wanita yang dikenal sangat ingin menjadikan Chanyeol sebagai menantunya.
Chanyeol berganti pakaian. Ia mengenakan pakaian baru yang terlihat sama mahal dan mewahnya dengan pakaian ia sebelumnya. Setengah jam kemudian, Baekhyun akhirnya selesai di rias oleh Luhan.
Gadis itu mengenakan gaun yang...mmmmmm terlihat begitu sexy dibanding gaun yang sebelumnya gadis itu kenakan.
"Apa...ini tidak terlalu terbuka?" Baekhyun terlihat sedikit tidak nyaman dengan gaun yang ia kenakan.
Pungung mulusnya terlihat, belum lagi belahan dadanya yang terlihat. Baekhyun cukup terkejut melihat penampilannya didepan cermin.
"Apa ini aku?" tunjuknya pada diri sendiri lalu menatap Luhan yang memutas bola matanya malas.
"Kau akan pergi bersama Chanyeol. Jika kau berpenampilan biasa saja, Chanyeol yang akan malu nantinya!" Luhan merapikan sebentar penampilan Baekhyun"Sekarang kita temui dia!" mereka keluar kamar dan menemui Chanyeol yang menunggu seraya membaca buku.
Chanyeol menutup bukunya. Ia sedikit terperanjat melihat penampilan Baekhyun yang lebih dewasa dibanding sebelumnya. Lantas, ia bangkit dan memberikan sebuah blackcard pada Luhan.
"Gunakan sesukamu. Hanya, kembalikan padaku besok pagi!" ucapnya seraya meneliti penampilan Baekhyun "Luhan, pulanglah! Jangan menginap dikamar ini, karena aku mau menggunakannya!"
Luhan memutar bola matanya "Aku tahu. Karena itulah aku menyuruh dia memakai gaun itu!" Luhan menyeringai seraya berlalu bersama asisten-nya.
Chanyeol beralih menatap Baekhyun yang tersenyum canggung padanya. Lelaki itu memberikan tas kecil yang terlihat begitu mewah. Didalamnya, sudah ada ponsel milik gadis itu.
"Ponselmu ada didalam tas. Sekarang, sebaiknya kita harus segera pergi sebelum pesta pernikahan ayahmu berakhir!" Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, dan menarik Baekhyun keluar dari ruangan pribadinya.
Baekhyun yang masih terkejut tampak melamun seraya tubuhnya ditarik oleh Chanyeol.
"Aku akan di usir lagi jika datang kesana!" ucap Baekhyun seraya berusaha melepaskan tangan Chanyeol. Wajah gadis itu berubah sayu. Senyum manis dari wajah Baekhyun menghilang.
"Kau bilang, kau adalah penggemarku!" Baekhyun mengangguk kala Chanyeol bertanya "Lalu kau pasti tahu kan, reputasiku seperti apa?" Chanyeol mendekat, mengangkat wajah Baekhyun yang menunduk "Aku akan membantumu membalas rasa sakit hatimu karena perbuatan ayahmu. Dan aku, juga ingin memberikan kejutan pada nenek sihir yang sekarang berstatus sebagai ibu tirimu."
Baekhyun mengerjap pelan. Ia mengangguk saja dan menuruti Chanyeol yang kembali memegang tangannya dan masuk kedalam lift untuk menuju lantai 15. Tepat dimana ayahnya masih mengadakan pesta pernikahan. Perasaan senang dan sedih kembali berkecamuk dalam diri Baekhyun. Senang karena merasa diperlakukan spesial oleh Chanyeol, dan sedih karena ia takut kembali di usir seperti sebelumnya.
Ketakutannya terpatahkan kala mereka berhasil masuk kedalam tanpa dicegah oleh siapapun. Wanita yang sebelumnya mengusir Baekhyun-pun hanya menunduk ketika ia dan Chanyeol melewatinya. Benar. Ia tengah bersama dengan Park Chanyeol. Lelaki idaman sejuta umat wanita di dunia.
'Baekhyun, kau nyaris bertindak bodoh karena rasa takutmu.' gerutu Baekhyun dalam hati.
Chanyeol menyeringai kala melihat seorang wanita yang sebelumnya ia panggil nenek sihir. Wanita itu tengah bercengkrama dengan tamu dipesta pernikahan keduanya dengan ayah Baekhyun.
Baekhyun. benar, gadis itu kini tengah menatap sedih ayahnya.
Hankyung. Sosok seorang ayah yang sudah sejak lama ia rindukan. Lama tidak berjumpa, ia nyaris lupa jika ayahnya sekarang sudah tak memiliki kumis. Tentunya, Hankyung terlihat lebih muda ketimbang dulu ketika lelaki itu tinggal di Busan.
"Santai saja! Kau datang bersamaku sebagai kekasihku. Jadi, angkat kepalamu dan bersikap angkuh dan sombonglah untuk saat ini. Buat ayahmu menyesal karena tidak menganggapmu sebagai anaknya." Chanyeol berbisik pelan ditelinga Baekhyun.
Baekyun menatap ke arah Chanyeol, lantas tersenyum misterius. Dan Chanyeol sadar, jika Baekyun akan memulai sandiwaranya. Menjadi wanita angkuh karena ia berstatus sebagai kekasih Chanyeol, walau nyatanya mereka hanya pura-pura.
Mereka melangkah ketempat pengantin berada. Keduanya langsung menjadi sorotan. Lebih tepatnya mereka kaget karena melihat Chanyeol menggandeng seorang wanita yang sama sekali tidak mereka kenali. Apalagi penampilan Baekhyun yang memukai, membuat siapapun cukup takjub.
Chanyeol cukup berbangga hati karena penampilan Baekhyun begitu menawan dan mempesona. Ia bahkan nyaris ingin memenjarakan wanita itu dibawah kungkungannya. Tapi, ia sadar jika gadis itu adalah seorang gadis baik-baik yang hanya otak dan muulutnya saja yang sering berkata frontal.
Byun Hankyung tampak terkejut ketika melihat Baekhyun dengan balutan gaun sexy datang bersama dengan Chanyeol. Lelaki yang sudah menginjak umur 38 tahun itu kembali terkejut kala Baekhyun memanggilnya paman.
Yeah. Dia sendiri yang tidak mengakui anaknya. Jadi, seharusnya ia tidak terkejut kala Baekhyun memanggilnya dengan sebutan paman.
"Hai paman!" nafas Baekhyun seraya tercekat karena panggilan yang baru saja keluar dari bibir tipisnya "Selamat atas pernikahanmu!" tambah Baekhyun.
Tangannya terasa semakin mengerat di lengan Chanyeol. Dan Chanyeol sadar jika gadis itu tengah menahan tangisnya agar tidak tumpah.
"Selamat nyonya Yung Yoo Mi atas pernikahan keduamu. Semoga kalian menjadi keluarga yang berbahagia." Chanyeol melepaskan pegangan tangan Baekhyun, beralih memegang pinggang ramping gadis itu "Perkenalkan, kekasihku Byun Baekhyun. Ah! Mungkin sebentar lagi akan menjadi Park Baekhyun?" Chanyeol menatap wajah Baekhyun seraya tersenyum tampan.
Dalam hati Baekhyun, jika saat ini ia tidak sedang berpura-pura bersikap anggun- sebenarnya ia ingin melompat-lompat kegirangan.
Untung saja ia tidak kembali pingsan seperti sebelumnya.
"Tentu saja! Kau akan menikahiku sayang, jadi namaku akan berubah marga menjadi marga keluargamu." Baekhyun tertawa canggung seraya menatap ayahnya.
"Tidak bisa!" Protes seseorang kala mendengar penuturan Baekhyun "Chanyeol akan menikah denganku, bukan denganmu!" ucap wanita itu dengan nada tinggi, membuat para tamu undangan menatap ke arahnya.
"Sayang, jangan membuat Mommy malu!" Yung Yoo Mi memperingatkan anak perempuannya yang memang ingin sekali menjadi istri Chanyeol.
"Mom..Park Chanyeol akan menikah denganku, tentu saja aku tidak terima wanita ini mengklaim calon suamku." wanita itu terlihat marah.
Baekhyun yang awalnya diam kini ikut terpancing. Jiwa penggemarnya mendaddak terasa dibangkitkan. Ia yang kerap menggali informasi tentang Chanyeol dan siapa saja yang dekat dengan Chanyeol, merasa emosi ketika wanita yang sedikit ia tahu- sangat berharap jika keluarga Chanyeol menjodohkan dirinya dengan Chanyeol. Well... tentu saja karena mereka keluarga dari kalangan atas.
"Kau..." Baekhyun berucap, Chanyeol menoleh untuk mendengarkan kelanjutan apa yang akan diucapkan Baekhyun "Bukankah kau wanita yang kerap mengganggu calon suamiku? Oh ya ampun!" Baekhyun tertawa renyah "Tolong sadarlah Ahjumma, kau bahkan tidak lebih cantik dariku!" ucapannya sontak membuat Chanyeol tertawa dan wanita itu semakin kesal.
"Tentu sayang. Calon istriku yang tercantik." Chanyeol meraih rahang Baekhyun, menciumnya singkat "Maaf aku selalu kelepasan jika sudah bersamanya." Chanyeol meraih tubuh Baekhyun yang ia yakini jika gadis itu merasa lemas karena ciumannya "Kami tidak bisa berlama-lama, jadi sekali lagi aku hanya bisa mengucapkan selamat atas pernikahan kalian. Dan juga, tolong jangan buat dirimu sendiri malu, Nancy!"
Mereka berlalu dari pesta setelah membuat Nancy kesal dan sedikit membuat kegaduhan dengan memecahkan sebuah vas bunga yang menjadi dekorasi pernikahan ibunya.
Begitu sampai didalam lift. Baekhyun menahan tubuhnya sendiri dengan berpengangan pada tembok lift.
"Astaga! Aku akan mati jika wanita itu tahu siapa aku!" nafasnya terlihat memburu. Chanyeol memperhatikan dengan seksama seraya membuka jas-nya. Memakaikannya pada Baekhyun, dan di hadiahi tatapan terkejut dari gadis itu.
Chanyeol mengabaikan-nya. Ia kini lebih sibuk dengan ponselnya, menyuruh sekretarisnya membelikannya sesuatu dan mengantarnya ke hotel dimana dia sekarang berada.
Setelah mereka masuk kembali kedalam ruangan pribadi Chanyeol yang berada dilantai 12, Chanyeol membuka pakaiannya dan kembali membiarkannya bertelanjang dada.
Baekhyun yang malu melihat tubuh Chanyeol, berjalan pelan kedalam kamar untuk mencari gaun miliknya dan kemudian pamit pergi. Karena, bukankah seharusnya begitu? Ia harus segera pergi bukan?
Langkahnya terhenti kala Baekhyun baru sadar jika pemandangan indah kota Seoul menyapa indera penglihatannya. Kamar itu memiliki jendela besar yang memiliki balkon. Baekhyun membuka pintu kaca itu, berjalan keluar dan semakin tersenyum lebar kala angin berhembus menerpa tubuh mungilnya yang terbalut gaun sexy.
Ia merentangkan tangannya dan memejamkan kedua matanya. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.
Namun, ketika sebuah tangan memeluk tubuhnya dari belakang- Baekhyun nyaris kelihangan jantungnya.
"Diluar dingin! Bukankah sebaiknya kita masuk." Chanyeol, pemilik tangan itu adalah Chanyeol.
Lelaki itu tempak mengecupi telinga Baekhyun, turun ke leher mulus Baekhyun dan sampai pada bahu mulus yang terexpose itu. Chanyeol menciuminya, menggigit pelan bahu itu dan memberikan cumbuan panas pada leher Baekhyun.
"A..pa yang sedang..."
"Tentu saja aku akan mengabulkan harapanmu." Chanyeol menarik tali dibahu Baekhyun sampai terjuntai dikedua sisi tangan Baekhyun "Bukankah..kau ingin bercinta denganku?"
Baekhyun membulatkan kedua matanya.
Apa? Bercinta? Serius Chanyeol akan melakukannya? Dengan dia?
Otak mesumnya mulai beraksi.
Namun, ketika mengingat jika bercinta itu adalah memasukan alat kelamin Chanyeol kedalam kewanitaannya- Baekhyun menggeleng.
"Aku tidak mau hamil tuan. Aku menarik kembali kata-kataku." Ucap Baekhyun seraya berusaha berbalik untuk mendorong tubuh Chanyeol.
Chanyeol mundur sebentar namun tidak menjaga jarak yang pasti. Bahkan Baekhyun tidak bisa untuk sekedar berbalik.
"Minum ini, dan ku pastikan kau tidak akan hamil!" Chanyeol memberikan Baekyun sebuah pil dan satu botol air mineral.
"Ini..."
"Pil pencegah kehamilan. Jika kau memang ingin bercinta denganku, maka minum obat itu. Namun, jika kau memang tidak ingin melakukannya- maka buang obat itu!"
Baekhyun tampak diam. Memperhatikan tangannya yang kini sudah ada pil pencegah kehamilan disana. Ia kemudian kembali berpikir, tentang kemungkinan ibunya akan kecewa jika ia berani melepas keperawanannya pada Park Chanyeol.
"Jika aku bertemu dengan Chanyeol, aku akan bercinta dengannya!" ucapan itu kembali terngiang. Ia mengucapkan kalimat itu, ketika ia kesal terhadap sahabatnya yang sering meledeknya karena terlalu mengangumi sosok seorang Park Chanyeol.
Baekhyun menelan pil itu, lalu meminum air dalam botol mineral itu.
Setelahnya, ia membulatkan kedua matanya.
"Aku baru saja meminumnya!" gumamnya yang mendapat kekehan dari Chanyeol.
"Itu artinya kau setuju untuk bercinta denganku!" Chanyeol membalik tubuh Baekhyun, menggendongnya ala koala.
Baekhyun menjatuhkan botol mineral itu sembarangan. Untung tidak jatuh kebawah, akan terasa sakit jika menimpa orang yang ada dibawah gedung.
Ia kembali dibuat merona sekaligus terperangah kala menyadari jika Chanyeol hanya memakai handuk kedil dipinggangnya.
Chanyeol menciumnya. Mulanya hanya sebuah ciuman ringan penuh perasaan. Namun, berlanjut menjadi ciuman yang menuntut. Desahan merdu Baekhyun menjadi lagu merdu pengiring lumatan-lumatan itu terus berlanjut. Chanyeol candu, ia ingin merasakan lebih dari apa yang tengah ia lakukan. Ia ingin meng-explore seluruh tubuh gadis mungil itu. Mencicipinya dan tidak melewatkan satu titik pun. .
Baekhyun bersedia bercinta dengannya. Tidak ada salahnya kan ia menikmati tubuh mulus gadis itu? Ia memang salah karena memanfaatkan kepolosan gadis dari Busan itu. tapi, Chanyeol tidak bisa lagi menahan gairahnya ketika Baekhyun memakai gaun kekurangan bahan itu. Apalagi, kini Baekhyun sudah tidak memakai sehelai kain pun.
Kapan Chanyeol menelenjanginya?
Tangannya mungkin patut disalahkan. Disaat bibirnya memberi lumatan pada kulit leher Baekhyun, tangannya dengan ahli menelanjangi tubuh Baekhyun.
Baekhyun tidak boleh bertelanjang sendirian. Tidak adil jika ia tidak ikut bertelanjang. Tidak butuh waktu lama agar ia bisa bertelanjang seperti Baekhyun. Ia hanya memakai handuk kecil, jadi melepasnya sekali hentak saja ia sudah bertelanjang.
Baekhyun tidak tahu jika apa yang tengah Chanyeol kakukan padanya akan terasa senikmat...ini! Bersyukurlah dia tadi menyetujui untuk bercinta dengan lelaki itu. Lagipula, Baekhyun kan yang memang menginginkan ini. Ibunya tidak akan tahu jika ia nanti sudah tidak perawan. Ia hanya harus menyembunyikan ini semua dari siapapun.
Tubuh Baekhyun seolah terkomando mengikuti apa yang tengah Chanyeol berikan padanya. Mendesah merdu, menggeliat ketika chanyeol menyentuh titik sensitifnya, atau sesekali dia membusungkan dadanya kala Chanyeol menyentuh pusat kewanitaannya.
Benda tidak bertulang itu tengah memanjakan dirinya.
"Tuan~~~" Baekhyun merasa gila. Ia gila karena sentuhan Chanyeol
Baekhyun tidak tahu rasanya akan...semenakjubkan ini.
"Chanyeol...panggil namaku!"
Chanyeol kembali melesakkan lidahnya lebih dalam, mencicipi rasa manis dari Baekhyun. Tidak merasa jijik ketika pelepasan Baekhyun sampai karena ulah lidahnya. Chanyeol menjilatnya, mengangkat tubuhnya untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah sayu gadis itu.
"Manis...sepertimu!" Ucapnya seraya menjilati bibirnya.
Baekhyun merona. Pipinya terasa panas. Chanyeol membuatnya malu sekaligus senang. Ia merasa menjadi seorang penggemar gila dan sekaligus beruntung karena bisa seintim ini dengan Chanyeol, idola-nya.
Perlahan, ia mencoba untuk membalas sentuhan Chanyeol. Tangan Baekhyun terangkat, mengusap dada kekar Chanyeol yang mengantarkan Chanyeol pada geraman pelan yang mengundang nafsu. Tangan mungil itu membangkit singa buas dalam diri Chanyeol.
Tangan lentik itu menyentuh pusat kelelakiannya, mengurutnya pelan. Mengusap ujung kepala kejantanan milik Chanyeol. Mengusap benda itu dengan jarinya dengan gerakan memutar.
Ok. Chanyeol sama mulai gila nya sekarang.
Masih berada diatas tubuh Baekhyun, ia mulai merasa seakan bisa ambruk kapan saja karena permainan tangan mungil itu. Dan darimana gadis itu belajar melakukan itu?
Salahkan kekasih dari sahabatnya yang kerap mencekokinya dengan video dewasa. Katanya, agar dia bisa melakukannya pada kekasihnya kelak. Dan hasutan setan itu sekarang Baekhyun peragakan pada Chanyeol. Bagaimana tangan lentik itu mengurung kejantanan Chanyeol. Memanjakannya sampai kejantanan Chanyeol menjadi semakin keras dan akan segera sampai pada pelepasannya.
Tapi, baekhyun menghentikannya begitu saja. Chanyeol menatapnya dengan penuh tanya. Apa baekhyun tengah mempermainkannya?
"Jangan keluar sekarang. Bukankah sebaiknya, kau mengeluarkannya didalam?"
Oh, itu undangan.
Undangan untuk ia segera bercinta dengan gadis itu. Astaga, chanyeol ingin mencubit pipi gadis itu. Baekhyun menggemaskan bukan?
Baekhyun sudah meminum pil pencegah kehamilan kan? Jadi, ia tidak akan hamil jika Chanyeol mengeluarkannnya didalam kan?
Chanyeol mencobanya pelan-pelan. Masuk perlahan seraya memastikan Baekhyun menikmati penyatuannnya.
Ketika Chanyeol merasa ada yang janggal setelah kejantanannya masuk, lelaki itu menatap Baekhyun dengan penuh kekagetan.
"Kau seorang...perawan?" tanya Chanyeol kala melihat Baekhyun yang tengah menahan sakit "Oh Shit!" Chanyeol hendak mengeluarkan kejantanannya.
Namun, Baekyun mencegahnya.
"Jangan dikeluarkan! Ini sudah terlanjur. Lagipula aku tidak kan menyesalinya." Ucap Baekhyun disela-sela ringisan karena rasa sakit yang mendera dibagian area bawahnya.
Ini pertama bagi Baekhyun. Ia seorang perawan yang menyerahkan mahkotanya untuk Chanyeol. Baekhyun memang benar-benar gila.
"Kau seharusnya mengatakannya sejak awal, jika kau belum pernah melakukannya." Chanyeol setengah frustasi. Ia sudah sangat tegang dan kejantanannya siap keluar masuk dalam kewanitaan sempit milik Baekhyun.
Tapi, mendengar jika gadis itu baru melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya- membuat ia sedikit merasa bersalah.
"Kau tidak bertanya padaku!" Baekhyun menatap wajah Chanyeol yang berada diatasnya.
"Setidaknya..."
"Aku memang menginginkannya, jadi lakukan saja Park Chanyeol!" Baekhyun mengigit bibirnya.
Chanyeol yang mulai gila menyambar bibir tipis itu dan melesakkan kejantanan-nya sekali hentak. Lalu bergerak untuk keluar masuk didalam kewanitaan sempit yang sudah ia rusak keperawanannya itu.
"Ahhhh ahhh..."
Chanyeol suka suara itu. Ia yang tengah memaju mundurkan tubuhnya. Melesakkan kejantanannya yang bersarang sempurna dikewanitaan Baekhyun. Menusuk dalam pada titik nikmat bagi baekhyun. Nyaris semua kenjantanannya tenggelam didalam kewanitaan Baekhyun.
"Baekhyun...ini...ahhhh" chanyeol tak bisa menyelesaikan kata katanya. Lelaki itu memanggil nama Baekhyun, membuat Baekhyun terseyum senang.
Chanyeol kembali sibuk mengejar tempo, demi mencapai puncak kenikmatan yang mereka akan jemput.
"Lebih dalam...aahhhh kumohon..." Baekhyun tidak sadar ketika mengucapkannya.
Mungkin jika ia sadar nanti, ia akan merasa malu atas ucapannya sendiri. Tapi, bagi chanyeol itu adalah sebuah perintah yang memang ia harus patuhi. Karena ia sendiri menikmatinya. Menusuk lebih dalam, dan cepat. Peluh keringat mulai mentes dari keduanya. Desahan demi desahan itu semakin terdengar lebih keras dan sering.
Chanyeol semakin gila. Berhubungan badan dengan seorang perawan memang terasa berbeda. Dan terlebih ia sekarang bukan melakukan seks, tapi ia tengah bercinta dengan Baekhyun. Gadis ini adalah penggemarnya. Gadis ini menginginkan-nya untuk bisa bercinta dengannya.
Chanyeol meremas kedua payudara yang tak pernah terjamah itu dengan kedua tangan besarnya. Mengigit sebelahnya ketika sebelahnya ia beri remasan.
Desahan Baekhyun semakin terdengar menggila. Gadis itu, sepertinya baru tahu jika melakukan seks akan terasa senikmat ini.
"Jangan lupakan hari ini!" Chanyeol berbisik ditelinga Baekhyun "Kau bukan melakukan seks denganku, tapi kita tengah bercinta." Baekhyun mengangguk disela-sela desahannnya. Chanyeol kembali menciumnya dengan penuh gairah.
Di beberapa tusukan terakhirnya, chanyeol melesakkan lebih dalam kejantanannya. Menumpahkan semua benihnya didalam rahim baekhyun. Lalu tumbang diatas tubuh mungil itu.
Memeluk baekhyun yang terengah seperti dirinya. Chanyeol membisikan kata-kata yang mampu membuat Baekhyun kembali merona malu.
"Tadi itu..." Chanyeol berguling kesamping "Menakjubkan!" Pujinya pada baekhyun yang juga kini tengah menatapnya.
Ciuman di dahi baekhyun ia berikan, kala keduanya sudah mulai tenang. Chanyeol mengelus wajah Baekhyun dengan sayang. Menikmati detik demi detik berlalu setelah percintaan panas mereka. Baekhyun sendiri setengah terpejam dan setengah terbuka menatap Chanyeol.
Baekhyun tersenyum "Aku menyukaimu Park Chanyeol. Terima kasih karena sudah mengabulkan imajinasi gila-ku."
Chanyeol memeluknya, menarik tubuh baekhyun semakin erat. Mengelus punggung mulus gadis mungil itu. Hari sudah menunjukan sore hari. Dan Chanyeol merasa tidak tega untuk kembali membuat gadis itu mendesah. Mengingat gadis itu baru saja kehilangan keperawanannya, dan ia tidak ingin membuat gadis itu kelelahan di seks pertama dalam hidupnya.
Chanyeol menjelma menjadi lelaki penuh perhatian. Dia menyelimuti tubuh polos Baekhyun dan membiarkan gadis itu tidur, sementara dirinya akan pergi mandi dan menemui seseorang.
-o0o-
Chanyeol baru saja kembali kedalam kamar hotel pribadinya setelah dua jam lelaki itu pergi menemui orang tuanya.
Saat lelaki itu masuk kedalam kamar dimana sebelumnya Baekhyun tertidur, ia harus dibuat terkejut kala tak mendapati gadis itu ada disana.
Baekhyun sudah pergi. Meninggalkan sepucuk surat kecil diatas nakas samping tempat tidur besar itu.
Untuk Park Chanyeol, suami khayalanku.
Terima kasih karena sudah mewujudkan impian gila-ku untuk bisa bercinta denganmu. Aku harus pulang, karena Eomma akan marah jika tahu aku berkeliaran dengan seorang lelaki.
Dan tuan tidak perlu hawatir, aku akan menutup mulutku. Aku tidak akan membocorkan-nya pada media. Aku bersumpah akan menjaga rahasia ini.
Sekali lagi, terima kasih. Suami khayalanku.
Aku mencintaimu.
Gadis aneh dari busan- Byun Baekhyun.
Chanyeol melempar kertas kecil itu dan segera menghubungi sekretarisnya.
"Temukan Byun Baekhyun secepatnya!" titah Chanyeol.
Lelaki itu meremas rambut dikepalanya. Lalu melihat keatas kasur besar itu. Dimana ada noda bercak merah yang sepertinya itu adalah darah keperawanan Baekhyun yang telah ia rusak.
Chanyeol memerintahkan anak buahnya untuk mecari Baekhyun, bukan untuk memarahi gadis itu karena telah pergi se-enaknya. Atau bahkan melakukan tindak kejahatan karena tidak percaya pada Baekhyun.
Tidak. Chanyeol percaya pada gadis itu. Ia percaya jika gadis itu tidak akan membocorkan kegiatan mereka hari ini. Hanya saja, ia...sebenarnya ingin lebih dekat dengan gadis itu.
Satu minggu kemudian...
Chanyeol sudah menemukan alamat gadis itu. Alamat tempat tinggal Baekhyun di Busan.
Tapi, sepertinya Chanyeol harus bersabar untuk bisa bertemu kembali dengan gadis itu. Ia harus pergi ke Eropa untuk mengurus bisnis-nya. Dan ia akan berada disana selama dua minggu.
Chanyeol teramat marah pada dirinya sendiri. Ia yang sudah ingin bertemu gadis itu harus mengalah karena bisnis-nya memang sama pentingnya.
"Tunggu aku, Byun Baekhyun!" ucap Chanyeol sebelum pesawat pribadinya lepas landas menuju Eropa.
Tas kecil milik Baekhyun masih ada pada dirinya. Chanyeol selalu membawanya kemanapun dia pergi. Benda itu, adalah satu-satu nya benda yang bisa membuatnya bisa menguatkan dirinya. Membuatnya mampu bertahan untuk menunggu, agar bisa menemui Baekhyun di Busan.
Februari, 2019
Baekhyun tengah berbaring diatas tempat tidur kamarnya. Ia tampak tengah melamun seraya menatap langit-langit kamarnya. Besok, adalah hari perayaan kelulusannnya.
Sudah satu bulan berlalu sejak ia pulang dari Seoul. Dan sudah sebulan juga ia lebih terlihat murung dibanding sebelumnya.
Heechul sempat merasa bersalah karena memaksa Baekhyun menghadiri pernikahan ayahnya. Ya! Heechul berpikir jika murungnya Baekhyun adalah karena pernikahan kedua ayahnya.
Namun, yang tidak wanita itu tahu adalah... Baekhyun lebih terlihat murung karena memikirkan Chanyeol.
Gadis itu merasa benar-benar memang hanya seorang penggemar beruntung.
Tapi, ia cukup sedih mendapati jika Chanyeol tidak mencarinya. Itu berarti, lelaki itu memang memperlakukannya selayaknya penggemar pada umumnya. Hanya saja, ia cukup beruntung karena bisa melakukan seks dengan lelaki itu.
'Tidak. Kata Chanyeol itu bercinta.' Ucapnya dalam hati. Ia tersenyum kemudian berusaha terlelap tidur karena waktu sudah menunjukan untuknya agar segera pergi tidur.
Pagi-nya, acara kelulusan itu berlangsung sampai menjelang siang. Baekhyun dan Heechul berada dilapangan sekolah Baekhyun. Mereka sudah berdiri dan siap di foto oleh Kyungsoo, sahabat Baekhyun dan Jongin, kekasih Kyungsoo.
Belum sempat mereka berfoto, pekikan beberapa orang membuat mereka merasa heran. Belum lagi gerombolan teman-temannya semakin menggila kala orang yang mereka teriaki semakin mendekat ke arah Baekhyun.
Baekhyun semakin bingung kala gerombolan itu bisa saja melindas tubuhnya dan tubuh Heechul serta Kyungsoo dan Jongin.
Mereka sempat ingin berpindah, namun panggilan seseorang yang memanggil nama Baekhyun- membuat Baekhyun berbalik dan menoleh ke arah suara itu.
"Baekhyun!"
Suara itu, Baekhyun jelas kenal suara itu. Ia membulatkan kedua matanya, mulutnya setengah menganga. Chanyeol berhambur datang ke arahnya seraya melempar senyum yang begitu tampan. Chanyeol menoleh ke arah Heechul setelah memberikan sebuah kecupan kerinduan di dahi Baekhyun.
"Selamat siang. Saya Park Chanyeol, kekasih Byun Baekhyun- putri anda."
Heechul dan Baekhyun terpaku ditempatnya. Bunga yang Baekhyun pegang sampai jatuh ke tanah tempat mereka berpijak. Belum lagi, pekikan dari teman-teman Baekhyun yang mendengar penuturan Chanyeol, lelaki tampan penuh pesona itu.
Mereka yang hendak ber-foto sudah lebih dulu dikejutkan dengan kehadiran lelaki itu. Park Chanyeol, lelaki idaman sejuta umat wanita di dunia.
"K-kau apa?" Heechul merasa bodoh kala dirinya berbicara dengan setengah tergagap.
"Saya Park Chanyeol, kekasih Baekhyun!"
"YACKKKK!" itu Jongin yang berteriak "Jadi- gadis yang kau ceritakan tempo hari itu Baekhyun?" tanya Jongin.
"Benar!"
Baekhyun menatap Jongin dan Chanyeol tidak mengerti.
"Kau pasti bingung!" Chanyeol menatap Baekhyun "Jongin sepupu-ku."
Baekhyun menatap ke arah Jongin "Kau merahasiakan rahasia besar itu dariku?"
"Kau sepupu Park Chanyeol? Kau menyembunyikan nya dari kami semua?" Kyungsoo ikut memarahi kekasihnya itu.
"Hehe. Maaf!" Jongin mendapat dua tatapan tajam. Satu dari kekasihnya dan satu lagi dari Baekhyun.
Baekhyun menatap ke arah Chanyeol.
"T-..." Baekhyun ingin bertanya, namun Chanyeol sudah lebih dulu memotongnya.
"Bisakah kita bicara dirumahmu?" ucapnya pada Baekhyun lalu beralih pada Heechul "Bolehkah aku berkunjung kerumah calon mertuaku?"
Heechul yang masih ingin bertanya kenapa bisa lelaki itu mengenal Baekhyun, menyimpannya dulu. Ia akan menanyakannnya ketika mereka dirumah nanti.
Baekhyun menunduk malu kala Chanyeol menggenggam tangannya, dan membawanya kedalam mobil mewah milik lelaki itu bersama dengan ibunya.
Sesampainya dirumah sederhana milik Baekhyun, mereka duduk diruang tengah untuk mengobrol. Kyungsoo dan Jongin tidak ikut kerumah Baekhyun.
"Jadi..." Heechul memulai obrolan.
"Kami bertemu saat anda berlibur Baekhyun ke Seoul. Kami bertemu dipernikahan ayah Baekhyun. Kebetulan saja aku juga menghadiri pesta pernikahan itu." Chanyeol menjelaskan. Sementara Baekhyun yang duduk disampingnya tampak bergerak gelisah.
"Kenapa kau terlihat gelisah Baekhyun?" Heechul jelas melihat kegelisahan dalam diri Baekhyun.
"Aku cukup sedih ketika Baekhyun pergi meninggalkanku tanpa sepatah katapun, setelah kami bersedia menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih." Ucapan yang terlontar dari mulut Chanyeol semakin membuat Baekhyun kaget.
Karena tidak tahan lagi. Ia menyeret Chanyeol masuk kedalam kamarnya.
"Eomma aku perlu bicara dengannya sebentar!"
"Ah Ya!" Heechul cukup terkejut dengan keberanian anak itu. Membawa seorang lelaki masuk kedalam kamarnya.
Setelah masuk kedalam kamarnya, mengunci pintu dan memastikan ibunya tidak menguping- Baekhyun berniat memulai pembicaraan.
Namun, melihat Chanyeol yang tengah mengamati kamarnya yang...dipenuhi foto lelaki itu dengan berbagai gaya- membuat Baekhyun merasa menyesal telah membawa lelaki itu masuk kedalam kamarnya.
"Tuan..." Baekhyun memulai obrolan.
"Chanyeol. Panggil aku Chanyeol, bukan tuan. Karena aku bukan tuanmu." Chanyeol mendekat, memeluk tubuh mungil itu dengan begitu eratnya "Aku merindukanmu. Aku tersiksa selama sebulan ini. Aku ingin menemuimu lebih cepat, tapi bisnisku tidak bisa aku tinggalkan begitu saja!"
"Tu..." Baekhyun hendak kembali memanggil Chanyeol dengan sebutan tuan. Namun bibirnya sudah lebih dulu terbungkam bibir lelaki itu.
"Apa aku harus menciummu agar kau berhenti memanggil ku 'Tuan'?"
Baekhyun menelan salivanya "Kalau begitu, jelaskan padaku apa maksudnya semua ini?"
"Aku sudah mengatakannya bukan? Aku kekasihmu dan mungkin akan menjadi calon suamimu, apa masih kurang jelas? Aku menyukaimu, mungkin aku juga mencintaimu."
"Kau..." Baekhyun menghentikan ucapannya "Jika kau hanya berempati karena sudah merusak keperawananku, aku merasa tersakiti. Aku tidak pernah menyesali hari itu, jadi tidak perlu berpura-pura sampai harus berbohong mencintaiku."
"Hei! Dengarkan aku!" Chanyeol mengajak Baekhyun duduk diatas tempat tidur milik gadis itu "Aku datang kemari bukan untuk berpura-pura atau berbohong pada semua orang. Aku, datang kemari menyusulmu- karena aku MENCINTAIMU!" Chanyeol memperjelasnya.
Baekhyun ingin membantah, namun Chanyeol kembali memotong ucapannya.
"Mungkin ini terlalu cepat. Tapi, setelah kita melakukannya hari itu...aku tidak bisa menghilangkan ingatan tentang dirimu dalam benakku, Baekhyun." Chanyeol memberikan Baekhyun sebuah kotak berisi cincin "Kau bisa memikirkannya. Aku akan berada di Busan selama dua hari. Temui aku di LY Hotel & Resort, aku akan berada disana!"
Obrolan itu berakhir dengan keluarnya Chanyeol dari dalam kamar Baekhyun. Lelaki itu kemudian pamit pergi pada Heechul. Ia mengatakan jika Baekhyun masih terkejut dengan kehadirannya, dan Chanyeol juga mengatakan harus pergi ke hotel miliknya untuk mengecek para pekerjanya disana.
Sepeninggal Chanyeol.
Baekhyun menceritakan semuanya pada Heechul. Dan Heechul cukup terkejut kala mendengar anaknya tidak perawan lagi sejak satu bulan yang lalu. Namun, Heechul mengerti kenapa bisa Chanyeol datang dan menemui Baekhyun.
Mungkin lelaki itu benar-benar telah jatuh pada pesona Baekhyun.
Karena, seorang Park Chanyeol tidak akan melakukan hal seperti ini jika lelaki itu tidak benar-benar mencintai Baekhyun- putrinya.
-o0o-
Baekhyun tengah duduk menatap keluar jendela kamarnya. Satu hari sudah berlalu dan itu tandanya, ia hanya memiliki satu hari tersisa untuk menerima atau menolak lamaran Chanyeol.
Ia memang mengidolakan Chanyeol, tapi ia ingin menikah dengan seseorang yang ia cintai dan juga mencintainya. Ia masih ragu terhadap perasaan Chanyeol.
"Baekhyun kemarilah dan lihat ini!" Heechul berseru dari ruang santai. Ibunya tengah menonton acara televisi yang biasanya ia tonton bersama Baekhyun.
"Ada apa?" Baekhyun duduk disamping Heehcul.
"Suami khayalanmu tengah di wawancarai!" Jawab Heechul membuat Baekhyun memasang wajah cemberutnya.
Yeah, ibunya masih sama. Selalu meledeknya tentang Chanyeol.
"Jadi, anda ke Busan untuk melamar seseorang yang anda cintai?" tanya sang presenter yang tengah mewancarai Chanyeol.
Chanyeol terlihat tertawa pelan "Yeah. Aku melamar seorang gadis manis. Tapi, aku tidak tahu dia akan menerimaku atau tidak. Mengingat hari ini hari terakhir aku ada di Busan, dan dia belum datang juga. Dan jika dia tidak datang, itu tandanya aku ditolak olehnya. Menyedihkan bukan?"
Presenter itu tertawa "Gadis itu sepertinya sangat bodoh jika menolak lamaranmu, Park Chanyeol-ssi.."
Baekhyun yang semula duduk langsung bangkit dan berjalan ke arah kamarnya.
"Sialan! Aku tidak bodoh!" Gerutu Baekhyun sepanjang berjalan ke kamarnya.
Heechul berniat menyusul, namun ia tak jadi menyusul Baekhyun kedalam kamar. Heechul tersenyum melihat anak gadisnya sudah berganti baju menggunakan dress putih diatas lutut, seraya membawa sebuah tas kecil yang sebulan yang lalu dimiliki anak itu. Ia bahkan tidak tahu dari siapa tas mewah itu.
Setelah pertemuan dengan Chanyeol kemarin, ia tahu jika tas itu pastilah dari Chanyeol.
"Ayo! Eomma akan mengantarmu!" Heechul mengambil kunci mobil lalu melajukan mobilnya menuji LY Hotel. Dimana Chanyeol berada dan tengah diwawancarai oleh media.
"Semangat anakku!" Heechul memberi Baekhyun semangat setelah mereka sampai didepan gedung hotel itu.
"DO'A-KAN AKU EOMMA!" Baekhyun berteriak begitu semangat.
Kaki mungilnya ia bawa melangkah menuju taman belakang hotel. Disanalah Chanyeol tengah diwawancarai.
Dan ia melihat lelaki itu. Tengah mendengarkan pertanyaan dari seorang wanita yang berprofesi sebagai presenter itu. Langkahnya semakin ia bawa mendekat pada Chanyeol, namun tidak terlalu dekat karena tidak ingin mengacaukan acara siaran langsung itu.
Ia sempat ingin memanggil Chanyeol, namun ternyata lelaki itu sudah lebih dulu menemukan keberadaannya.
Dengan senyum terukir dibibirnya, Baekhyun mengangkat tangannya. Memperlihatkan jari-nya yang sudah terselip sebuah cincin yang diberikan lelaki itu.
Presenter wanita itu sempat heran kala pandangan Chanyeol tidak pokus. Namun, saat wanita presenter itu mengikuti arah pandang Chanyeol- ia pun mengerti.
"Temui saja dia Park Chanyeol-ssi!. Biarkan dunia tahu jika gadis itu adalah gadis pilihan hatimu. Dan Kami akan merasa sangat tersanjung jika anda membiarkan kami meliput momen bahagia kalian berdua!" Ucap sang presenter.
Chanyeol mengangguk.
Lalu tanpa ragu, lelaki itu melangkah mendekat ke arah Baekhyun yang kini gantian terkejut. Kamera mengikuti Chanyeol yang tengah berjalan menemui seseorang.
Seseorang itu yang sudah sangat jelas adalah Baekhyun.
Baekhyun hendak bersuara agar Chanyeol kembali saja dan melanjutkan wawancaranya. Namun, Chanyeol sudah lebih dulu sampai disana dan memeluknya begitu erat.
"Terima kasih sayang. Aku mencintaimu, Baekhyun. Kumohon! Jangan ragu pada perasaanku terhadapmu!" Chanyeol menciumi puncak kepala Baekhyun berkali-kali.
Lelaki itu merengkuh wajah Baekhyun dan memberikan ciuman penuh cinta pada bibir tipis Baekyun. Kamera merekam bagaimana Chanyeol, milyarder muda itu tengah mencium kekasihnya.
Lebih tepatnya, calon istrinya.
Heechul, yang ikut masuk kedalam menangis haru melihat anak gadisnya diperlakukan semanis itu oleh orang yang sangat di sukai anak gadisnya.
Baekhyun tersenyum disela-sela ciuman mereka. Ia melingkarkan tangannya pada leher Chanyeol. Melupakan keadaan sekitar, yang tengah meliput mereka dan melihat kegiatan ciuman mereka yang terlihat semakin memanas.
"Kalian harus berhenti sebelum kalian lepas kendali!" ujar sang presenter dari jauh dan terdengar oleh Chanyeol.
Chanyeol menghentikan ciumannya. Berbalik dan memohon maaf pada kru yang berada disana. Wawancara itu selesai lebih cepat karena Chanyeol tidak bisa melanjutkan wawancara lagi.
Heechul berlalu pergi setelah memastikan anak gadisnya baik-baik saja. Sementara Chanyeol dan Baekhyun juga berlalu untuk pergi ke kamar tempat Chanyeol menginap di hotel miliknya sendiri.
Mereka berdua benar-benar tidak bisa mengendalikan diri lagi setelah masuk kedalam kamar hotel. Chanyeol sudah melepas satu persatu stelan formalnya ditengah ciumannya pada bibir Baekhyun.
Lelaki itu juga langsung melepaskan dress yang dikenakan Baekhyun.
"Lakukan dengan pelan! Ini sudah sebulan sejak..." bibir tipis itu terbungkam oleh bibir Chanyeol.
"Aku tahu sayang~~" Chanyeol menciumi wajah Baekhyun dengan gemas "Aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu."
Baekhyun tertawa pelan. Lantas tawa itu berubah menjadi desahan kala Chanyeol menghujam miliknya kedalam kewanitaan Baekhyun.
Dan mereka benar-benar bercinta sore itu. Seperti saat pertama kali mereka melakukannya.
Baekhyun merasa ia benar-benar bermimpi.
Berawal dari rasa suka sebagai seseorang yang mengangumi sosok Park Chanyeol. Lalu kedatangannya ke Seoul untuk menghadiri pernikahan ayahnya, sampai membuatnya bisa bertemu dengan Chanyeol.
Mungkin, jika ia tidak menangis di tangga darurat saat itu...ia tidak akan bisa berakhir menjadi seorang yang akan menjadi istri Park Chanyeol.
"Aku mencintaimu..." ucap Baekhyun disela-sela desahannya.
"Aku juga mencintaimu, Park Baekhyun..." Chanyeol membalasnya seraya melesakkan kejantanannya semakin dalam.
Keduanya tersenyum. Senyuman manis Baekhyun selalu terlintas dalam bayangan Chanyeol selama sebulan kala ia tidak bisa cepat-cepat menemui gadis itu.
Tapi sekarang dan seterusnya, ia akan sering melihat senyuman manis itu setiap harinya.
"Kau percaya cinta pada pandangan pertama?" tanya Jongin saat berkunjung kerumah besar Chanyeol.
"Tidak!" Chanyeol menjawabnya dengan nada ketus. Ocehan Jongin, sepupu cerewetnya yang masih bersekolah di SHS benar-benar sangat menganggu.
"Kau akan merasakannya nanti. Dan saat kau jatuh cinta pada pandangan pertama, aku akan menjadi orang pertama yang akan menertawakanmu!"
Chanyeol melempar buku pada Jongin. Dan Jongin meleletkan lidahnya seraya pergi masuk kedalam rumah besar Chanyeol.
"Cinta pada pandangan pertama? Cih aku tidak percaya!"
Chanyeol tersenyum. Rupanya, Chanyeol tengah menjilat ludahnya sendiri karena berkata tidak percaya-nya terhadap cinta pada pandangan pertama.
"Bermimpi memang tidak salah. Tapi, jangan buat mimpimu itu menjadikan dirimu kehilangan akal dan kewarasanmu. Kejar mimpimu sesuai kemampuan dirimu sendiri."
.
.
.
.
.
.
END - 01 -
.
.
.
.
.
.
.
.
Semoga suka, walau masih jauh dari kata bagus.
Thanks you.
