Chapter 1
.
Casts : All member EXO
Pairing : All EXO Official pairing
Rate : selalu K+
.
Disclaimer :
EXO punya SM, ortu masing-masing, dan Tuhan YME.
story inspired by [Watarirouka Hashiritai – Gyuu] PV
.
WARNING..!
YAOI, BOYSLOVE, SCHOOL!AU, OFFICIAL PAIRING, JUDUL SAMA ISI GK NYAMBUNG, GAJE, TYPO, DEESBE
DON'T LIKE DON'T READ PLEASE ;3
PLEASE JANGAN BASH GUE :" HATI INI TELALU RAPUH :"
.
.
.
HAVE A NICE READ, THEN, EVERYONE~~~ :******
.
HUNHANstory
Note : italic means flashback
Masih menggunakan seragam sekolahnya, Xi Luhan pergi menemui seseorang-nya. Jalannya tidak santai, Ia sedikit terburu-buru. Bising angin dan lalu lintas kereta dibelakangnya menemani pemuda rusa itu menyebrangi jembatan.
"Luhan-hyung, pulang sekolah nanti aku tunggu di belakang GOR tempatmu dan Minseok-hyung biasa bermain futsal. O.S.H"
Langkahnya terhenti, Luhan tertunduk. Jujur Ia sangat tidak siap bertemu dengannya, tapi juga tidak sabar. Detak jantungnya berpacu lebih cepat, entah efek deg-degan atau karena sudah hampir setengah kilometer Luhan berjalan cepat.
"Luhan-hyung, jangan~~"
"aku serius, Luhan-hyung manis sekali …"
Si manis Beijing berlari. Lari. Yang ada dipikirannya sekarang hanya 'ingin segera bertemu dengan seseorangnya'. Dia tidak peduli jika saat itu musim panas dan dia mengenakan sweater lengan panjang. Rambut kemerahannya berantakan ditiup angin musim panas. Terlintas kenangan saat pertama kali bertemu dengannya.
.
.
.
"Minum?" seorang pemudaberekspresi datar datang menawarkan minuman untuk Minseok dan Luhan di sela-sela istirahat mereka.
"ah, terima kasih, Sehun-ah. Kau bolos lagi?" tanya Minseok setelah menerima botol air mineral pemberian Sehun.
"tidak, aku tadi izin ke toilet, sebenarnya" jelas Sehun.
"Sehun-ah, kenalkan, ini anak baru yang kemarin malam aku ceritakan." celetuk Minseok seraya membawa tangan Luhan bertemu dengan tangan Sehun.
"Oh Sehun, salam kenal" Oh Sehun, hoobae berekspresi datar, namun tampan…
"oh, iya, salam kenal juga." Luhan gugup, bahasa Koreanya belum terlalu lancar. "aku Xi Luhan"
"oh, aku harus segera kembali ke kelas sebelum ada yang mencariku" Sehun berdiri dari duduknya
"sampai jumpa istirahat nanti, Luhan-hyung, Minseok-hyung, aku duluan."
.
.
.
Luhan masih berlari, entah sudah berapa lama. Pipinya bersemu merah. Entah karena berlari, kepanasan, atau mengingat saat Sehun pertama kali menyebut namanya.
"ish, kenapa aku semelankolis ini? seperti drama saja" batinnya.
"Luhan-hyung tahu? Hyung manis sekali, aku suka"
Ia sudah sampai, di belakang GOR tempatnya dan Minseok biasa latihan futsal. Matanya menyapu seluruh panorama yang mampu direkam retinanya, tampak siluet pemuda tinggi kurus dengan kulit putih tengah duduk diatas rerumputan dan headphone black glossy yang sangat dikenali Luhan. Hadiah ulangtahun darinya untuk Sehun.
Yang sedang asyik dengan headphone-nya menoleh, ekspresi masih datar seperti biasa.
"ah, Luhan-hyung sudah datang.." Sehun berdiri dari tempatnya semula duduk. Ia berjalan kearah Luhan sambil mengibaskan rumput di celananya.
"Sehun-ah, ada apa memintaku kemari?" Luhan masih menstabilkan nafasnya, sering bermain futsal membuat pernafasannya terlatih.
Sehun melepas headphone "Aku, suka Luhan-hyung" tanpa basa-basi
"saat kau baru pindah ke SOPA, semua orang di sekolah membicarakanmu. Aku penasaran dan seseorang di kafetaria sekolah menunjuk-nunjukmu terus, saat itu aku berusaha mendekati Hyung. Tapi aku tidak menyangka kalau latihan karate-ku satu gedung dengan tempat latihan futsal-mu dan aku bersyukur tidak menemukan kendala berarti saat mendekatimu"
Ini pertama kalinya Luhan mendengar Sehun bicara panjang lebar, karena biasanya Sehun irit bicara. Yah, walaupun Sehun lebih muda darinya, Luhan akui Sehun terlihat jauh lebih dewasa darinya. Nafasnya masih tersengal, Luhan tidak tau harus bicara dan bereaksi bagaimana.
"aku tahu ini terlalu mendadak…." Sehun maju perlahan "jika Hyung mau menerimaku, peluk aku. Tapi jika Hyung menolakku, hyung boleh pergi tanpa membalas ucapanku. Dan mulai besok kita bisa bersikap seperti biasa atau tidak saling kenal sama sekali." Tatapannya masih datar, tapi suaranya mulai terdengar sedikit bergetar. Gugup, takut, mungkin?
Luhan masih tak bergeming, menatap Sehun dengan tatapan tidak percaya. Yang ditatap hanya membalas tatapannya tepat dimata. Luhan menyadari, dibalik ekspresi datar itu terdapat kegugupan dan keraguan. Ragu akan apa balasan yang mungkin diterima, berharap semuanya akan baik-baik saja.
"Hun-ah…" ucapnya lirih.
Luhan berlari, menabrak Sehun yang masih setengah terkejut dengan perlakuannya. Pasalnya jarak mereka tak lebih dari tiga meter, tapi Luhan menubruknya seperti ketika sedang mengejar bola dengan Minseok. Luhan memeluk Sehun erat, seperti sepasang kekasih yang lama tak bertemu.
"aku juga.. aku juga menyukaimu, Hun-ah.." sebenarnya Luhan tak ingin menangis, tapi entah kenapa rasanya begitu bahagia sekali ketika Sehun membalas pelukannya. Merengkuhnya dengan nyaman.
"jadi Luhan-hyung menerima perasaanku?" masih dengan posisi saling berpelukan, Luhan menganggukan kepalanya dalam rengkuhan Sehun. Pria yang satunya lagi mengelus lembut rambut si rusa Beijing.
"ayo kita pulang sama-sama, aku akan mengantar Luhannie-hyung-ku sampai rumah" Sehun mengakhiri acara berpelukannya, menggandeng Luhan keluar GOR dan seperti ucapannya tadi, Sehun akan mengantar Luhan'nya' pulang sampai kerumah.
Luhan terlalu bahagia, ia sangat suka jika Sehun sedang agak posesif padanya. Luhan tidak protes, mereka terus berjalan dalan diam. Saling bertautan tangan, dengan Luhan yang terus memeluk lengan kanan Sehun dengan ekpresi 'sangat bahagia'.
"Hunnie~"
"ya, Hyung?"
"besok aku buatkan omurice, mau?"
"aku tidak akan menolak masakan Luhannie-ku"
Lupakan masalah Luhan sebagai sunbae, pokoknya saat ini Luhan sedang sangat bahagia. Titik.
