rurouni kenshin (c) nobuhiro watsuki

.


Aku terbangun.

Aku sampai di titik aku menghargai diriku sendiri. Belajar bahwa memaafkan tak sekedar mengucapkan namun setulusnya melupakan kesalahan orang lain. Dan tidak diungkit, lagi.

Udara menggesek kasar kulitku. Aku menarik napas pelan supaya tidak membuatnya terganggu. Kekasihku, suamiku. Kami tidur di futon berdua di dalam rumah mungil yang sanga membahagiakan. Rambut merahnya terlihat cantik di mataku tanpa alasan pasti.

Dan aku jatuh cinta pada orang ini.

Wajahnya yang damai terlelap menyambut pagi hariku. Aku menggapai pipinya, lalu mengelusnya, turun menuju dagu lancipnya dan jatuh cinta lagi padanya.

Aku melakukan kesalahan sehingga kelopak matanya terbuka, dan dia menembus rongga dadaku dengan tatapan lembut lalu senyumnya dan aku jatuh cinta lagi.

Bulu matanya panjang, berkebalikan dengan pedang yang selalu terikat dengan jiwa maupun raganya. Dia terlihat seperti anak-anak, bukan battousai yang pernah membunuh tunanganku. Aku jatuh cinta lagi.

Musim dingin belum pergi, selimut ini tak cukup untuk menghangatkan kami, dia bangun, menyapa aku, tersenyum lagi dan berjanji akan melindungi dan aku jatuh cinta lagi.

Andaikan aku bisa membekukan waktu, aku ingin selamanya seperti ini, bersama dia dan jatuh cinta padanya berkali-kali.