I'm Not Mama Boy

Title : I'm Not Mama Boy

Writer : MrsDoubleV

Rated : T

Genre : Family, Drama, Friendship

Cast : DaeBaekTae (Hyun Family) and others (Lihat sendiri di dlm FF)

Semua Cast disini milik Tuhan, kedua orang tua dan diri mereka masing-masing. Bernaung di bawah entertainment mereka. Dipakai hanya untuk mengisi Cast di FF ini.

Warning : GS for all Uke(s), OOC, Typo(s), bahasa non baku, rated dapat berubah sewaktu-waktu

Ide dan alur cerita berasal dari ide saya sendiri. No plagiat plagiat! Really Hate Plagiator! Don't like? Don't read! Jangan lupa meninggalkan jejak sehabis membaca. Let's enjoy my FanFict~

.

.

MrsDoubleV

.

.

Pipp

Seorang yeoja cantik mematikan alarm jam beker yang ada di atas meja nakas itu. Ia mematikannya tepat 5 menit sebelum jam itu mengeluarkan suara berisik dan membuat siapapun pasti akan langsung terbangun saat mendengar bunyinya. Setelah mematikan jam beker, yeoja itu segera berjalan menuju ke arah jendela. Ia membuka tirai berwarna biru itu lebar-lebar agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kamar itu.

"Engg..." Igau seseorang dari balik selimut. Yeoja tadi hanya tersenyum melihat suatu pergerakan dari dalam selimut itu.

"Chagiya, bangun... Sudah pagi..." Ujar yeoja itu dan mendudukkan dirinya di tempat tidur.

"Ahhh aku masih ngantuk..." balas orang di dalam selimut itu.

"Tapi nanti kau bisa terlambat, sayang..." Ujar yeoja itu lagi dan masih terus berusaha membangunkan seorang namja yang masih bergumul di balik selimutnya.

"Ne, ne, ne aku bangun..." ujar namja itu akhirnya. Terlihat namja itu menguap beberapa kali. Matanya pun masih terlihat setengah terpejam sepertinya namja itu masih enggan untuk bangun.

"Cepat mandi. Sudah ada air panas di bathtub. Lalu turun dan kita sarapan bersama." Ujar yeoja tadi sambil menciup kening namja tadi dan keluar dari kamar itu.

Yeoja cantik itu kemudian berjalan turun ke lantai bawah tepatnya ke dapur untuk segera menyiapkan sarapan. Ia bangun sedikit lebih siang pagi ini membuatnya jadi harus segera memasak karena sudah ada seseorang yang menunggunya di meja makan.

"Yeobo... Bagaimana Taetae? Apa Taetae sudah bangun?" Tanya namja berkacamata sambil menyesap kopi hangatnya di meja makan. Ia sudah terlihag rapi dengan sebuah kemeja biru dan celana hitam kain membalut tubuh altetisnya.

"Ne. Ia baru saja bangun." Balas yeoja cantik itu.

"Hahhhh tidak terasa ya Taetae sudah besar. Rumah ini jadi sepi deh." Ujar namja berkacamata itu sambil berjalan mengikuti sang yeoja ke dalam dapur.

"Maksudmu apa, yeobo?" Tanya yeoja cantik itu sambil menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya.

"Ne. Sejak Taetae sudah beranjak besar, rumah ini jadi sepi dari suara tangisan anak kecil. Uhh aku jadi ingin..."

"Maksudmu?" Yeoja cantik itu segera menatap namja berkacamata itu dengan tatapan tajam.

"Ayo kita berikan adik untuk Tae- akhhh appoyo.." keluh namja berkacamata itu sambil mengelus kepalanya yang baru saja mendapat pukulan sendok.

"Jangan asal bicara, Jung Daehyun! Ishhh pagi-pagi pikiranmu sudah pervert saja, ck!" Keluh yeoja cantik itu.

"Loh kok pervert sih? Aku kan hanya ingin memiliki anak lagi. Apa itu salah, hmm?" Daehyun segera merengkuh tubuh yeoja cantik itu ke dalam dekapannya.

"Ishh hentikan! Aku ingin memasak! Jangan ganggu aku dulu!" Keluh yeoja cantik itu di dalam pelukan suaminya.

"Jung Baekhyun, biarkanlah seperti ini sebentar saja... Ahh aku benar-benar merindukan tubuhmu in- auuuuu" lagi-lagi Daehyung kembali mengeluh sakit namun kali ini bukan kepalanya melainkan pinggangnya yang mendapat cubitan keras dari sang istri, Baekhyun.

"Cepat kembali ke meja makan sampai makannya selesai! Atau aku akan memberikan hukuman!" Ujar Baekhyun tegas membuat Daehyun mengalah dan memilih pergi menuju ke meja makan.

Daehyu sudah sangat tahu akan ancaman yang setia di berikan oleh Baekhyun, istrinya itu. Memberi hukuman berarti selama seminggu ia tidak boleh menyentuh sedikitpun Baekhyun yang berarti tidak boleh memeluknya, menciumnya, mema- ahh pokoknya Daehyun sangat tidak menyukai hukuman semacam itu.

"Pagi, appa..." Sapa Taehyung yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian seragam lengkap.

"Pagi, Taetae. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Ujar Daehyun berbasa-basi.

"Ne, begitulah." Balas Taehyung singkat.

"Apa kau merasa gugup di hari pertamamu masuk SMA, hmm?" Tanya Daehyun dan diangguki oleh Taehyung.

"Ohh benarkah? Kenapa harus gugup? Ingat, SMA itu adalah masa yang paling menyenangkan. Appa yakin kau pasti akan mendapat banyak teman baru dan juga yeojachingu yang cantik dan juga seksi." Ujar Daehyun dengan seringaian diwajahnya.

"Yeobo! Berhenti berbicara yang aneh-aneh pada Taetae!" Ujar Baekhyun yang baru saja keluar dari dapur dengan membawa 2 piring nasi goreng yang baru saja di buatnya.

"Loh berbicara yang aneh-aneh bagaimana? Aku kan hanya membicarakan fakta. Masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Bisa mendapat banyak teman dan juga yeojachingu yang cantik-cantik dan..."

"Ishh Taetae hanya boleh belajar! Ingat! Be-la-jar! Tidak ada pacar-pacaran!" Balas Baekhyun dengan tegas dan kembali berjalan masuk ke dalam dapur.

"Jangan dengarkan kata eommamu itu. Appa akan mendukungmu jika kau ingin memiliki yeojachingu." Ujar Daehyun pada Taehyung dengan suara pelan agar Baekhyun tidak bisa mendengar perkataannya.

"Ehem aku bisa mendengarnya. Tae, pokoknya ingat tujuanmu. Kau kesekolah itu untuk be-la-jar. Ingat? Jangan ikuti apa kata appamu yang cari yeojachingu bla bla bla." Ujar Baekhyun setengah berteriak dari dalam dapur.

"Tapi akan lebih seru masa SMA diisi dengan pencarian cinta juga. Hahh aku jadi ingat masa-masa SMAku." Daehyun mulai sibuk dengan pikirannya membayangkan jaman SMA nya dulu.

"Ohh begitu? Jadi kau ingin bertemu dengan mantan-mantan pacarmu saat SMA begitu? Siapa dia? Yongjae Yongjae itu, hahh?" Ujar Baekhyun marah sambil menjewer telinga kiri Daehyun.

"Akhhh appoyo sakit... Lepaskan! Ani aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu akhhh telingaku..." keluh Daehyun saat Baekhyun terus menjewer telinganya.

"Sudahlah eomma, appa. Berhenti bertengkar! Aku jadi tidak selera untuk makan." Ujar Taehyung memelas dan mengacuhkan nasi goreng di hadapannya.

"Taetae jangan begitu... Makanlah. Eomma tidak ingin kau kenapa-kenapa di sekolah nanti karena tidak sarapan." Ujar Baekhyun dengan lembut berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Ne, ne, ne... Aku akan makan..."

Baekhyun merapikan dasi yang dikenakan Taehyung dan jas seragamnya. Ia bangga melihat putranya yang kini terlihat sangat tampan. Tak lupa Baekhyun juga memberikan kotak bekal pada Taehyung seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya. Taehyung hanya menatap malas kotak bekal itu.

"Eomma, aku kan bukan anak SD lagi! Kenapa masih di berikan bekal seperti ini sih? Aku ingin minta uang jajan saja!" Keluh Taehyung tidak suka.

"Aigoo... Makanan di kantin itu belum tentu sehat. Jadi lebih baik kan membawa bekal buatan eomma." Balas Baekhyun tidak memperdulikan penolakan dari putranya.

"Tapi kan..."

"Cepatlah berangkat dengan appamu. Nanti kau bisa terlambat. Hati-hati di jalan ya..." Baekhyun menjinjitkan kakinya dan mengecup pipi Taehyung sekilas sebelum Taehyung pergi.

Taehyung menghempaskan tubuhnya untuk duduk di samping kursi kemudi tepatnya di samping sang ayah, Daehyun. Daehyun melirik ke arah Taehyung yang terlihat muram. Daehyun sangat hapal apa yang terjadi pada putranya itu.

"Kesal karena di bawakan bekal oleh eomma, hmm?" Tanya Daehyun dan dibalas helaan nafas pasrah dari Taehyung.

"Appa malah iri denganmu. Eomma itu terlihat lebih perhatian padamu daripada pada appa." Ujar Daehyun dan tidak mendapat respon dari Taehyung.

"Aku sebal appa! Aku kan sudah SMA tapi kenapa eomma selalu menganggapku seperti anak-anak sih? Aku kan sudah besar! Tepat seminggu yang lalu usiaku sudah 18 tahun appa, 18 tahun!" Ujar Taehyung menyuarakan isi hatinya selama ini.

"Harusnya kau berbicara seperti itu pada eommamu. Jangan pada appa."

"Mana berani aku bicara seperti ini pada eomma. Yang ada aku malah akan mendapat ceramah berjam-jam dari eomma, hahhh..." Ujar Taehyung pasrah. Sementara Daehyun hanya tersenyum mendengar penuturan putranya.

Mobil sedan warna silver itu kini berhenti di depan sebuah gedung sekolah. Taehyung melepaskan seatbelt nya dan hendak untuk segera turun namun Daehyun mencegahnya. Daehyun merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompetnya.

"Ini ambillah. Pakai uang ini jika kau ingin membeli sesuatu. Tapi jangan bilang-bilang eomma ya. Kau tahu kan eommamu itu seperti apa jika ia marah pada appa." Ujar Daehyun dan memberikan beberapa lembar won pada Taehyung.

"Appa serius memberikan ini padaku?" Tanya Taehyung tidak percaya karena appanya tiba-tiba saja memberikannya beberapa lembar uang 10.000 won padanya.

"Ne. Apa kurang? Mau apa tambah lagi?" Daehyun kembali merogoh dompetnya bersiap untuk mengambil beberapa won lagi untuk ia berikan pada Taehyung.

"Ani, appa. Ini sudah cukup kok. Gomawo... Appa memang yang terbaik!" Ujar Taehyung dan mengambil uang yang diberikan oleh Daehyun.

"Ne. Cepat masuklah. Kau bisa terlambat nanti. Appa juga harus segera pergi ke kantor." Ujar Daehyun saat menatap jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Ne, appa. Aku pergi ya. Annyeong..." pamit Taehyung dan segera keluar dari mobil itu.

Sesaat setelah Taehyung turun dari mobil, Daehyun langsung melesatkan mobilnya untuk menuju ke kantornya sesegera mungkin. Taehyung merapikan kembali jas dan dasi sekolahnya. Ia sedikit merasa gugup sekarang mungkin karena ini hari pertamanya sekolah dan di sekolah baru pula. Taehyung dapat melihat banyak murid lainnya yang berlalu lalang berjalan di halaman sekolah dengan seragam yang sama sepertinya. Taehyung sedikit minder saat ia berpapasan dengan kerumanan namja yang ia yakini adalah sunbaenya. Karena mereka terlihat sudah sangat akrab satu sama lain. Mereka mengobrol, tertawa dan bercanda bersama membuat Taehyung sedikit iri.

Taehyung kini sudah berada di dalam gedung sekolah. Gedung itu sangatlah besar dan luas membuat Taehyung bingung karena ia belum juga menemukan dimana letak kelasnya. Taehyung terus menyusuri jalan mengikuti arah koridor lantai 2 yang membawanya melewati beberapa ruangan.

Dukk

Karena tidak memperhatikan jalan, Taehyung menabrak tubuh seseorang. Taehyung segera membantu yeoja yang ditabraknya untuk segera berdiri. Taehyung jadi merasa bersalah karena dirinya tidak hati-hati, ia jadi menabrak yeoja itu dan membuatnya terjatuh.

"Mianhae sunbaenim... Aku jalan tidak lihat-lihat. Mianhae..." Ujar yeoja itu sambil menatap Taehyung sekilas dan berjalan dengan tergesa-gesa.

"Aneh... Dan apa? Sunbaenim? Aku?" Ujar Taehyung entah pada siapa. Ia mengendikkan bahunya dan kembali berjalan menyusuri koridor untuk mencari dimana letak kelasnya.

Taehyung terlihat sangat lelah. Ia sudah berkeliling mencari dimana letak ruang kelasnya namun ia masih belum bisa menemukannya. Taehyung melihat kesekitarnya beruntung ia melihat ada 2 orang satu yeoja dan satu namja yang sedang mengobrol. Taehyung memberanikan dirinya untuk bertanya kepada 2 orang itu.

"Mian sun-sunbaenim... Aku ingin tanya dimana ya letak kelas 10-A?" Ujar Taehyung sedikit gugup karena ia merasa dua orang yang ditanyanya ini adalah sunbaenimnya.

"Sunbae? Hahaha kami juga murid baru disini. Dan kebetulan sekali 10-A itu kelas kami. Kenalkan aku Jung Hoseok tapi aku biasa di panggil J-Hope." Ujar namja berambut hitam cepak di hadapan Taehyung.

"Dan namaku Park Jimin. Tapi kau bisa memanggilku Jimin." Ujar yeoja di samping J-Hope dengan senyum khasnya.

"Kalau begitu kajja kita langsung ke kelas kita saja. Ini koridor kelas 11. Bell sebentar lagi berbunyi sebaiknya kita cepat." Ajak J-Hope dan di angguki oleh Jimin serta Taehyung.

Taehyung sedikit heran melihat kedua teman barunya itu. Mereka berdua tampak sangat akrab bahkan melebihi kata akrab. Mereka terlihat sangat err mesra? Mungkin mereka adalah sepasang kekasih yang masuk ke sekolah yang sama. Taehyung melihat mereka berdua berjalan dengan cara saling bergandengan dan sesekali saling berbisik dan tertawa bersama membuat Taehyung merasa seperti hantu karena terus dicueki.

"Nah ini kelas kita. Masuklah, Tae." Ujar Hoseok dan berjalan masuk ke dalam kelas sambil merangkul pinggang Jimin mesra.

Taehyung melihat keadaan kelasnya. Bisa dibilang kelas itu kelas ajaib. Bagaimana tidak? Kelas itu sangat ramai dan berisik. Taehyung melihat beberapa di antara mereka ada yang asik mengobrol dan tertawa-tawa bahkan suara tawa mereka bisa terdengar sampai keluar. Beberapa yeoja juga terlihat asik memoles wajah mereka dengan bedak dan alat make up mereka bahkan ada yang asik mengambil foto dirinya sendiri dengan gaya yang err aneh. Diantara mereka juga ada yang asik tertidur sambil mendengarkan musik di earphone mereka. Bahkan ada pula yang asik bernyanyi-nyanyi sambil bermain gitar dengan suara false mereka atau asik bermesraan dan bercumbu seperti J-Hope dan juga Jimin membuat Taehyung bergidik ngeri dengan keadaan kelas barunya itu. Ia tidak pernah membayangkan akan masuk ke dalam kelas ajaib seperti itu. Jujur selama sekolah, Taehyung biasa selalu mendapat kelas normal. Maksudnya tidak ramai, berisik dan liar seperti kelas barunya ini. Ia jadi sedikit ragu apakah kelas itu memang benar kelasnya.

"Loh? Sunbaemin? Sedang apa disini?" Ujar seorang yeoja membuat Taehyung menolehkan kepalanya karena merasa ada seseorang yang berbicara padanya.

"Oh kau yang tadi aku tabrak itu? Mian saat itu aku tidak sengaja dan err aku bukan sunbaemu. Aku anak kelas ini." Ujar Taehyung sambil menunjuk kelas 10-A dengan telunjuknya.

"Ohh annyeong berarti kita satu kelas ya? Hai namaku Jungkook. Tapi aku biasa dipanggil Kook atau Kookie hehe" ujar yeoja itu ramah dan mengulurkan tangannya mengajak Taehyung untuk berkenalan.

"Annyeong namaku Jung Taehyung. Tapi kau bisa memanggilku Taehyung atau Taetae jika kau mau." Ujar Taehyung dan menerima uluran tangan Jungkook.

"Ehem kenapa masih disini? Cepat masuk ke kelas. Kalian tidak mendengar bell masuk sudah berbunyi?" Ujar seorang guru yang datang menginterupsi ajang perkenalan antara Taehyung dan Jungkook.

"Ne, songsaenim..." balas Taehyung dan Jungkook bersamaan dan segera masuk ke dalam kelas yang tiba-tiba sudah menjadi hening itu.

Kini Taehyung dan Jungkook serta pasangan J-Hope dan Jimin sudah berada di kantin. Mereka duduk di kursi paling ujung di dekat pintu masuk kantin. Kantin itu terlihat cukup ramai mungkin karena banyak murid yang sudah merasa lapar dan ingin cepat-cepat mengisi perut mereka yang kosong dengan berbagai makanan yang dijual di dalam kantin itu.

"Kau membawa bekal, Tae?" Tanya J-Hope sedikit bingung saat melihat Taehyung menenteng sebuah kotak bekal.

"Ne. Eomma yang menyiapkannya untukku." Balas Taehyung sedikit canggung. Ia yakin pasti J-Hope ataupun temannya yang lain akan meledeknya karena ia membawa bekal dari rumah.

"Aigoo... Mama Boy, ehh?" Tanya J-Hope diselingi tawa kecil dari Jimin dan juga Jungkook.

"Aniyo... Aku bukan Mama Boy." Elak Taehyung dan kembali menyuapkan bekalnya ke dalam mulutnya.

"Hahaha ne, ne, ne... Terserahmulah, Tae. Oh ya pulang nanti kami ingin pergi ke karaoke. Apa kalian mau ikut?" Ajak Jimin dan diangguki oleh J-Hope. Taehyung dan Jungkook nampak sedang berpikir.

"Tenang saja, aku membawa mobil kok dan kami yang akan traktir itung-itung perkenalan terhadap teman baru kami." Ujar J-Hope lalu menyuapkan sesendok mie yang dipesannya.

"Hmm mian pulang sekolah, aku harus segera pulang jadi aku tidak bisa ikut dengan kalian." Balas Taehyung merasa tidak enak.

"Ahh Mama Boy ini pasti tidak akan boleh pergi kemana-mana setelah pulang sekolah yang ada nanti eommamu mencarimu, ya kan? Hmm lalu bagaimana dengamu, Kook? Bisa ikut?" Tanya Jimin lalu menyeruput jus jeruk pesanannya.

"Mian, aku juga tidak bisa ikut. Aku ada kursus sepulang sekolah nanti." Balas Jungkook sambil memainkan sedotan di segelas es tehnya.

"Astaga ada apa dengan teman kita ini, Minie? Yang satu Mama Boy dan yang satu lagi Course Girl ckckck baiklah tidak apa jika kalian tidak bisa. Tapi lain kali jika kami mengajak lagi, kalian harus ikut ya. Tidak ada alasan unthk menolak ajakan kami, oke?" Ujar J-Hope dan diangguki oleh Taehyung dan Jungkook.

Taehyung akhirnya bisa melewati hari pertama sekolahnya dengan lancar walaupun di awal ia mengira akan sulit mendapat teman baru. Tapi biarpun begitu Taehyung sedikit merasa kesal juga karena J-Hope dan Jimin terus mengatai dirinya 'Mama Boy' tapi ia cukup senang mendapat teman baru seperti mereka berdua yang humoris dan juga Jungkook yang manis. Setelah bell pulang sekolah berbunyi, mereka berempat pun berpisah. J-Hope dan Jimin pulang bersama sementara Taehyung sendiri harus berjalan ke halte dan pulang dengan bis. Ya itu sudah seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya. Tapi ia juga kadang suka mengeluh karena sering merasa lelah harus naik bis dan berjalan dari halte pemberhentian ke rumahnya. Sedangkan Jungkook? Entahlah ia sudah melesat pergi keluar kelas sesaat setelah bell pulang berbunyi tanpa berpamitan kepada mereka.

Taehyung kini duduk sendirian di halte di dekat sekolahnya. Ia menunggu bis yang menuju ke halte di dekat rumahnya. Sudah hampir 15 menit Taehyung menunggu namun bis yang di tunggunya tidak juga datang membuat Taehyung kesal karena harus menunggu semakin lama. Padahal hari sudah semakin sore.

"Loh, Tae?" Ujar seseorang membuat Taehyung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Dan senyum Taehyung langsung terkembang saat melihat siapa yang menyapanya.

"Kookie? Naik bis juga?" Tanya Taehyung dan mendapat balasan sebuah anggukkan dari Jungkook.

"Oh itu bisku!" Ujar Jungkook saat melihat sebuah bis yang berjalan menuju ke arah halte tempatnya duduk.

"Berarti kita searah? Itu juga bisku. Kajja kita bareng saja." Ujar Taehyung dan di balas anggukan oleh Jungkook.

Bis yang dinaiki oleh Taehyung dan Jungkook cukup penuh dan hanya menyisakan satu kursi kosong di paling belakang bis. Taehyung tentu saja mengalah dan membiarkan Jungkook untuk duduk sementara dirinya harus berdiri sampai orang lain keluar di halte pemberhentian berikutnya.

"Tae gantian saja. Kau duduk dan biar aku yang berdiri." Ujar Jungkook.

"Ani. Aku namja, kau yeoja. Yeoja yang harusnya duduk bukan berdiri. Biar saja. Sebentar lagi pasti ada yang akan turun kok di halte berikutnya." Balas Taehyung diiringi sebuah senyuman.

Tidak lama bis pun kembali berhenti di sebuah halte. Terlihat beberapa orang mulai keluar dari dalam bis dan digantikan penumpang lainnya yang masuk. Yeoja yang tadi duduk di samping Jungkook pun turun di halte itu.

"Duduklah sebelum di tempati orang lain lagi." Ujar Jungkook dan menepuk bangku kosong di sampingnya.

"Ne, gomawo." Balas Taehyung.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara Taehyung ataupun Jungkook. Mereka sama-sama diam. Jungkook sibuk melihat kendaraan berlalu lalang dari jendela bis sementara Taehyung terlihat seperti sedang melamunkan sesuatu.

Taehyung sedikit terkejut saat melihat Jungkook yang tiba-tiba merogoh saku roknya. Ia mengambil ponselnya dan terlihat tersenyum melihat sesuatu di layar ponselnya itu. Taehyung yang melihatnya pun hanya heran dan tidak mau terlalu ikut campur.

"Oh ya, Tae. Berapa nomor ponselmu? Aku lupa meminta nomor ponselmu, Jimin dan juga J-Hope." Ujar Jungkook sambil memencet-mencet keypad ponselnya.

"Mian, aku tidak punya ponsel." Jawab Taehyung sambil menggaruk tengguknya yang tidak terasa gatal. Eommamya memang melarangnya memiliki ponsel karena menurut Baekhyun, Taehyung harus fokus belajar. Jika Taehyung memiliki ponsel, Taehyung akan cenderung lebih sering menghabiskan waktu dengan ponselnya daripada belajar.

"Oh begitu. Lalu apa kau punya email atau sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menghubungimu jika aku membutuhkan bantuanmu?" Tanya Jungkook lagi dan dibalas Taehyung dengan sebuah anggukkan.

Taehyung membuka tas ransel miliknya. Ia mengambil secarik kertas dan sebuah pena dari dalam tasnya. Taehyung menuliskan sesuatu di atas kertas itu dan memberikannya kepada Jungkook.

"Itu alamat emailku dan nomor telepon rumahku." Ujar Taehyung saat menyerahkan kertas itu pada Jungkook.

"Ohh baiklah aku akan menyimpannya. Ahh aku harus turun disini, Tae. Aku duluan ya. Bye sampai ketemu besok..." Pamit Jungkook dan segera turun dari bis meninggalkan Taehyung sendiri.

Taehyung kini sudah sampai di rumahnya. Hari sudah semakin gelap mengingat ia juga pulang saat sore hari menjelang senja. Ia merebahkan tubuhnya sebentar di sofa. Ia lelah karena harus berjalan dari halte tempatnya berhenti ke rumahnya yang cukup jauh. Saat Taehyung sedang merebahkan dirinya, Baekhyun datang dari arah dapur dengan sebuah celemek di tubuhnya dan membawa segelas air untuk Taehyung.

"Aigoo Taetae sudah pulang? Kau lelah ya? Bagaimana sekolahmu hari ini?" Tanya Baekhyun dan memberikan segelas air itu pada Taehyung.

"Berjalan lancar seperti biasanya, eomma." Jawab Taehyung setelah meneguk habis air di dalam gelas.

"Kau sudah mendapat teman baru dong? Sekali-kali kau bisa mengenalkan mereka pada eomma." Ujar Baekhyun sambil mengelus rambut hitam Taehyung dengan lembut dan penuh sayang.

"Sekarang masuklah ke kamarmu. Mandi dan setelah itu kita makan malam bersama. Appa juga sebentar lagi akan pulang." Ujar Baekhyun dan segera di angguki oleh Taehyung.

Taehyung meletakkan ranselnya di rak kayu tempat ia meletakkan buku-bukunya. Tak lupa ia juga melepaskan jas dan dasi seragamnya dan menggantungnya di tempat yang sudah tersedia. Setelahnya ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri karena ia sudah sangat merasa gerah.

10 menit kemudian ia sudah keluar dari kamar mandi dengan sebuah kaus berwarna merah polos dan celana pendek selutut berwarna hitam serta sebuah handuk yang bertengger di bahunya. Rambut hitamnya juga masih terlihat basah dan Taehyung mencoba terus mengeringkannya dengan handuk.

Cklek

"Tae? Makan malam sudah siap. Kajja sebaiknya kau cepat turun dan kita makan malam bersama." Ujar Baekhyun dari ambang pintu.

Taehyung memang tidak pernah mengunci pintu kamarnya atau lebih tepatnya Baekhyun eommanya melarangnya untuk memberikan kunci untuk kamarnya dengan alasan agar ia bisa lebih mudah masuk ke dalam kamar Taehyung. Taehyung hanya bisa pasrah dengan semua peraturan yang dibuat oleh eommanya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa apalagi sampai menentang eommanya itu. Bahkan appanya sendiri angkat tangan karena tidak mau berurusan lebih lanjut dengan Baekhyun yang terkenal sangat egois itu.

"Ne, eomma. Sebentar lagi Tae akan turun." Balas Taehyung dan Baekhyun pun segera menutup kembali pintu kamar Taehyung dan turun kelantai bawah lebih tepatnya ke ruang makan.

Taehyung menyisir rambutnya yang masih setengah basah sebentar lalu berjalan keluar kamar untuk menuju ke ruang makan tempat dimana appa dan eommanya pasti sudah menunggunya. Taehyung berjalan pelan ia merasa tubuhnya sangat lelah. Mungkin karena jarak tempuh dari halte pemberhentian menuju ke rumahnya lebih jauh di banding dulu. Taehyung mendudukkan dirinya di samping kiri Daehyun yang masih berselimut kemeja. Sepertinya appanya itu baru saja pulang dan langsung ingin makan malam.

"Tae kenapa wajahmu di tekuk begitu?" Tanya Daehyun penasaran melihat raut Taehyung yang terlihat sangat tidak bersemangat.

"Aku hanya lelah saja appa." Balas Taehyung singkat dan segera memakan makan malamnya.

"Aigoo Baek, apa aku harus membelikan kendaraan untuk Taetae? Kasihan dia kelihatan lelah begitu." Tanya Daehyun pada Baekhyun.

"Andwae! Andwae! Mungkin ia lelah karena ini hari pertamanya sekolah kembali. Sudahlah bukannya aku melarang Taetae membawa kendaraan sendiri hanya saja ini belum waktunya." Tolak Baekhyun membuat Daehyun dan Taehyung menghela nafasnya.

"Waeyo, eomma? Usiaku sekarang kan sudah 18 tahun dan aku su-"

"Hahh eomma hanya khawatir dengan pergaulanmu nantinya, Tae. Apalagi masa SMA itu sangat rawan dengan pergaulan negatif. Eomma tidak ingin kau terjerumus. Andwae! Andwae!" Tolak Baekhyun.

"Baek, ini hanya sebuah kendaraan. Tidak ada hubungannya dengan pergaulan-pergaulan yang kau pikirkan itu. Apa kau tidak kasihan dengan Taetae?" Ujar Daehyun mencoba membujuk Baekhyun.

"Tetap saja aku tidak setuju! Mulai besok biar aku saja yang menjemput Taetae di sekolah. Bagaimana, Tae?" Usul Baekhyun dan di balas helaan nafas dari Taehyung.

"Terserah eomma saja." Balas Taehyung pasrah. Ia sudah tidak mau berdebat dengan eommanya lagi. Karena bagaimana pun ia membujuk dan merayu, eommanya pasti akan tetap pada pendiriannya. Taehyung melirik ke arah appanya, Daehyun yang hanya mengendikkan bahu tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Tapi Taehyung tetap berterima kasih pada appanya itu. Bagaimana pun juga appanya sudah mau membantunya membujuk eommanya, Baekhyun meski hasilnya tetap sama, nihil.

"Hmm eomma..." panggil Taehyung ragu.

"Ne, chagi?" Jawab Baekhyun.

"Eomma... Hmm aku ingin minta sesuatu pada eomma..." Taehyung terlihat kebingungan. Ia bahkan menghentikan acara makannya sebentar agar ia bisa menemukan kata-kata untuk berbicara pada eommanya itu.

"Kau ingin minta apa, sayang?" Tanya Baekhyun penasaran dan menatap Taehyung.

"Hmm ini masalah bekal..."

"Bekal? Untuk besok pagi? Ohh kau ingin eomma memasakan apa? Nasi goreng kimchi? Kimbab? Atau..."

"Tae minta, eomma jangan membawakan aku bekal lagi." Putus Taehyung membuat Baekhyun membulatkan matanya.

"Wae?"

"Hahhh eomma, ingat usiaku sekarang sudah 18 tahun, eomma. Dan aku namja! Hahh eomma aku malu jika aku harus membawa kotak bekal ke sekolah terus! Aku malu di ledek terus oleh teman-temanku karena melihatku selalu membawa kotak bekal ke sekolah." Ujar Taehyung dengan penuh keberanian.

"Siapa yang berani meledekmu? Sini temui eomma! Lalu kenapa jika usiamu sudah 18 tahun dan kau namja? Lagipula sudah berapa kali eomma katakan. Makanan di kantin itu belum tentu sehat jad-"

"Eomma tidak pernah mengerti aku! Eomma, aku bukan anak kecil lagi! Dan aku bukan boneka eomma yang selalu eomma perlakukan sesuka eomma! Aku sudah besar eomma! Dan aku sudah bisa membandingkan mana yang baik dan mana yang benar untukku! Ahh aku kenyang! Aku ingin tidur saja!" Ujar Taehyung dengan kesal lalu berlari kembali menuju ke kamarnya di lantai atas. Taehyung merasa lega karena ia bisa meluapkan segala isi hatinya selama ini kepada eommanya.

Taehyung menutup pintunya dengan cukup keras, cukup membuat Daehyun dan Baekhyun terkejut. Baekhyun menatap Daehyun dengan tatapan terkejut sementara Daehyun hanya bersikap santai dan melanjutkan makan malamnya. Bukannya Daehyun tidak peduli dengan keadaan Taehyung, anaknya. Hanya saja ia berpikir sikap Taehyung itu adalah wajar. Ia tahu Taehyung sudah sangat lama menyimpan semua keluhan dihatinya dan mungkin dengan cara tadi membuat Taehyung menjadi lebih lega.

"Yeobo, ada apa dengan Taetae? Kenapa Taetae marah padaku? Memang apa salahku?" Tanya Baekhyun pada Daehyun yang di balas helaan nafas oleh Daehyun. Ia sangat mengerti sifat Baekhyun yang seperti ini. Ia sama sekali tidak pernah merasa ia bersalah dan Daehyun hanya bisa diam tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Baekhyun lagi membuat Baekhyun kesal.

Taehyung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur king size nya. Ia memejamkan matanya sebentar sebelum beralih menatap langit-langit kamarnya yang penuh dengan berbagai macam rumus yang pernah di tempelnya. Itu adalah salah satu caranya dalam belajar. Taehyung melirikkan matanya ke arah meja belajarnya ada laptop miliknya. Taehyung segera bangkit dan berjalan kemeja belajar untuk mengambil laptopnya dan kembali lagi ke tempat tidurnya.

Taehyung asik membuka internet dan mencari-cari film animasi favoritnya. Hanya ini satu-satunya cara menghilangkan rasa bosannya yaitu dengan cara menonton film animasi. Namun ia juga harus diam-diam melakukannya karena eommanya melarang dirinya untuk menonton film seperti itu. Mengingat eommanya, Taehyung jadi merasa kesal lagi. Ia berniat mematikan laptopnya namun sebuah notification di laptopnya membuatnya mengurungkan niatnya itu. Ia melihat ada 1 email yang masuk. Taehyung memang selalu mengaktifkan emailnya setiap hari mengingat ia tidak memiliki ponsel. Dan itu semua karena eommanya. Bahkan dulu eommanya juga melarang Taehyung memiliki laptop dengan alasa takut mengganggu waktu belajar Taehyung. Namun dengan beralasan laptop dapat membantunya belajar dari adanya internet dan diperlukan untuk tugas-tugas sekolah, akhirnya eommanya pun mau tidak mau mengijinkannya. Taehyung cukup senang saat itu.

From : (Jungkook01)

01

To : (Taehyung Jung)

Subject : -

Hai, Tae ^^ Sedang apa? Apa aku mengganggu?

Taehyung terkejut karena mendapat email dari Jungkook. Namun sedetik berikutnya Taehyung langsung membalas email itu.

From : (Taehyung Jung)

To : (Jungkook01)

01

Subject : -

Hi, Kook :) Sedang santai saja. Dan kau tidak mengganggu kok. Ada apa?

Email itu pun terkirim. Entah di sadari atau tidak, seulas senyum terukir di wajah Taehyung. Notification kembali berbunyi tanda jika ada email yang masuk lagi. Taehyung pun kembali membuak email yang di dapatnya dan sesegera mungkin membalasnya.

Setelah mendapat balasan-balasan email dari Jungkook, Taehyung jadi bisa melupakan masalahnya dengan eommanya tadi. Hingga akhirnya ia pun tertidur karena mengantuk dan kelelahan.

CKLEK

Baekhyun membuka sedikit pintu kamar Taehyung yang memang tidak pernah terkunci itu. Baekhyun membelalakan matanya saat mendapati Taehyung tidur tengkurap dengan kepala masih menghadap laptopnya yang masih menyala.

"Ck apa yang dilakukan anak itu sih? Aigoo..." Ujar Baekhyun dan langsung mematikan laptop Taehyung.

"Tae? Tae? Bangun... Jangan tidur seperti ini... Nanti badanmu sakit semua..." Ujar Baekhyun mencoba membangunkan Taehyung agar bisa pindah posisi.

"Engg..." Balas Taehyung akhirnya. Dengan mata terpejam Taehyung mengganti posisi tidurnya ke posisi tidur normal. Setelahnya Baekhyun menyelimutinya dan mengecup kening Taehyung singkat sebelum ia mematikan lampu kamar Taehyung dan keluar menuju ke kamarnya dengan Daehyun, suaminya.

Hari sudah menjelang pagi. Terlihat matahari juga sudah mulai menampakkan sinarnya. Seorang namja mengerjap-ngerjapkan matanya tanda jika ia sudah terbangun dari tidur lelapnya. Namja itu bangkit dengan mata yang masih setengah terpejam berjalan menuju ke dalam kamar mandinya.

Setelah 15 menit namja itu pun keluar hanya dengan sebuah bathrobe membungkus tubuh atletisnya. Namja itu segera berjalan menuju ke lemarinya untuk mengambil pakaian yang akan ia gunakam hari ini.

Ia melirik ke arah tempat tidurnya dan melihat seorang yeoja masih bergelut di dalam selimut. Namja itu pun tersenyum dan kembali mengambil beberapa potong pakaian. Namja itu, Daehyun kini berjalan keluar dari kamarnya meninggalkan Baekhyun sang istri tertidur sendirian.

Daehyun berjalan ke arah kamar Taehyung putranya memastikan jika putranya itu sudah bangun dan bersiap untuk kesekolah. Dan benar saja. Saat Daehyun membuka pintu kamar Taehyung, namja itu sudah berpakaian seragam lengkap dan sepertinya sudah siap untuk segera berangkat.

"Tae kau bisa pakai mobil appa jika kau mau." Ujar Daehyun santai dari ambang pintu.

"Appa serius? Bagaimana dengan appa sendiri? Bukankah apa harus pergi ke kantor juga?" Tanya Taehyung penasaran karena tidak biasanya appanya itu mengijinkannya menggunakan mobil sedan milik Daehyun.

"Hari ini apa tidak bekerja. Jadi kau bisa pakai mobil appa." Balas Daehyun santai.

"Tapi bagaimana dengan eomma? Eomma pasti tid-"

"Tenang saja. Eommamu masih tidur. Cepatlah kau bisa pergi sekarang dengan mobil appa. Dan masalah eommamu, biar appa yang urus." Balas Daehyun masih dengan nada santainya.

"Dan ini uang jajanmu hari ini. Stt seperti biasa jangan bilang pada eommamu jika appa memberikan uang jajan padamu yah. Kau tahu kan..."

"Ne, appa. Gomawo. Appa memang jjang! Geurae kalau begitu aku berangkat dulu ya appa. Annyeong!" Pamit Taehyung dan berjalan keluar dari kamarnya untuk langsung pergi ke sekolahnya.

Setelah menatap kepergian putranya, Daehyun segera berjalan kembali ke dalam kamarnya untuk melihat sang istri yang masih tertidur. Namun saat ia membuka pintu, ternyata yeoja itu sudah terbangun dari tidur lelapnya.

"Yeobo, apa Taetae sudah bangun?" Tanya Baekhyun dan mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya tadi.

"Ne. Ia sudah bangun kok." Balas Daehyun dan duduk di samping sang istri yang sedang mencoba menggunakan bathrobenya untuk menutupi tubuh nakednya. Ya kalian taulah apa yang terjadi pada mereka.

"Ohh... Kalau begitu aku harus cepat membuat sarapan dan bekal untuk-"

"Tidak perlu." Ujar Daehyun dan mencoba menarik tangan Baekhyun.

"Wae?" Tanya Baekhyun bingung.

"Karena Taetae sudah berangkat ke sekolahnya. Kau tidak lihat? Sudah jam setengah 8 pagi." Ujar Daehyun sambil menunjuk ke arah jam dinding.

"Mwo? Lalu kenapa kau masih disini? Bukankah kau har- YAK! JANGAN BILANG JIKA KAU MENGIJINKANNYA MEMBAWA MOBIL!" teriak Baekhyun histeris membuat Daehyun harus menutup telinganya.

"JUNG DAEHYUN KAU BENAR-BENAR!" Teriak Baekhyun lagi membuat Daehyun menghela nafasnya.

"Sudahlah, Baek. Biarkan dia membawa mobil. Lagipula ia sudah besar. Ingat usianya sudah 18 tahun Baek dan dia sudah SMA. Biarkan dia menikmati masa-masa SMA de-"

"Aku tahu, aku tahu... Tapi tetap saja Taehyung itu kan anakku. Dan aku tahu apa yang terbaik untuknya. Di-"

"Terbaik untuknya? Dengan mengikuti semua peraturan konyolmu kau bilang itu terbaik untuknya? Tidak boleh memiliki ponsel, pergi sekolah harus di antar, tidak boleh membawa kendaraan, dibawakan bekal setiap hari, tidak pernah mendapat uang jajan, tidak boleh pergi dengan teman-temannya di akhir pekan, setiap malam harus belajar belajar dan belajar? Kau berpikir itu yang terbaik untuknya, Baek? Menjadikan dia seperti seorang anak yang anti sosial?" Ujar Daehyun dengan lantang membuat Baekhyun terperangah.

"Hah semua itu konyol, Baek, konyol. Biarlah Taetae menikmati masa remajanya seperti remaja normal lainnya. Jangan terus-terusan melarangnya. Dia..."

"A-aku hanya tidak ingin Taetae terjerumus ke dalam pergaulan yang ne-"

"Selalu itu alasanmu. Hahhh ingat Baek, Taetae itu sudah besar. Sudah dewasa dan ia juga pasti sudah mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Berilah ia kebebasan sedikit. Apa kau tidak kasihan melihatnya yang terus menerus menjadi seperti boneka mainanmu yang selalu kau atur? Bukan, Baek. Tapi Taetae itu anak kita. Anak Jung Daehyun dan Jung Baekhyun." Jelas Daehyun membuat Baekhyun kembali terdiam.

"Mian, bukan aku bermaksud menyalahkanmu. Aku hanya kasihan padanya, Baek. Pada Taetae, pada Taehyung kita. Ia sudah mengijak remaja. Biarlah ia me-"

"Hahhh diamlah, Dae. Aku eommanya dan aku tahu apa yang terbaik untuk anakku." Balas Baekhyun akhirnya dan segera berjalan menuju ke dalam kamar mandi meninggalkan Daehyun yang menatap kepergiannya dengan tatapan sendu.

-Hahh mian, Tae. Eommamu tetaplah yeoja keras kepala. Appa sudah tidak tahu lagi harus bicara apa pada eommamu itu.- batin Daehyun

.

.

TBC/END/DELETE?

.

.

Hihihi hahaha annyeong aku balik lagi dengan Fanfict baru hehehe sebenarnya ini Fanfict udah lama aku ketik tapi sedikit ragu untuk postnya melihat yahh ceritanya yang sedikit pasaran yah mian ide mandek disini-sini aja hufttt

Bisa di bilang ini Fanfict ketiga yang aku post ya setelah 'Mine is Yours' dan 'Jung Dan Oh Families'. Tapi ini Fanfict kedua aku yang menceritakan tentang Hyun Family hehe aku lagi suka banget sama keluarga(?) ini apalagi sama anaknya Taetae yang tampannya luar biasa jadi pengen ngantongin dia *loh*

Aku cukup seneng waktu dapet respon positif waktu aku post Fanfict oneshoot yg judulnya 'Jung Dan Oh Families'. Aku gak pernah nyangka ada yang suka Fanfict aneh dan pasaran itu hahaha tapi aku benar-benar terima kasih karena readersdul yang menghargai hasil karyaku itu dengan meninggalkan jejak di kolom review ataupun memfavortein dan memfollow. Gomawo ya semua...

Dan aku harap Fanfict ketiga ini juga bisa disukai dan dihargai para readersdul semua :) Fanfict ini bener Fanfict baru jadi bukan lanjutan Fanfict sebelumnya ya... dan aku butuh pendapat kalian nih. Fanfict ini di lanjut? Di endin begini aja? Atau di delete? Pleasee kasih tanggapannya ya... Jangan dikacangin :(

Oke untuk info, Fanfict 'Mine is Yours' akan tetap terus di lanjut kok dan mian lama update nya karena masih banyak perombakan yang harus aku lakukan dulu. Tapi well secepatnya akam cepat di publish kok aku mohon kesabaran dari readersdul sekalian...

Well saatnya pamit dan lanjut ngetik Fanfict hehe bye semua^^ see you again^^ oh ya Selamat Menunaikan Ibadah Puasa ^^