'Uchiha Sasuke''
Laki laki yang baru saja menuliskan namanya di papan tulis ini berperawakan tampan, dengan iris onyx setajam elang dan rambut raven yg menghiasi wajahnya.
"Nama saya Uchiha Sasuke, untuk sementara ini saya magang menggantikan Anko-sensei, yang sedang cuti menjadi wali kelas kalian, mohon pengertiannya". Jelas laki laki yg menyebutkan namanya Uchiha Sasuke ini.
Suara baritonenya pun terdengar sangat tegas, berbeda dengan kebanyakan guru magang yg biasanya masih gugup dalam berbicara. Para siswi yg sedari tadi kasak kusuk pun, mulai diam memperhatikan paras rupawan si guru magang.
"Baik, saya kira itu saja mari kita mulai, buka buku ekonomi kalian halaman 112 baca dan kerjakan latihan soalnya, jika ada yg tidak bisa dipahami bisa ditanyakan pada saya" lanjutnya lagi.
Siswa-siswi kelas itu pun langsung mengerjakan hal yg diperintahkan guru tersebut, dan pelajaran pun dimulai.
.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi, murid murid bergegas meninggalkan kelas untuk melanjutkan aktivitas lain yg mereka punya. Terlihat 4 orang gadis bergerombol disebuah meja dikelas 3-A.
'' Jadi? Hari ini kita mau kumpul dimana?" tanya seorang gadis berambut blonde
"Ditempat kemarin juga bagus, Ino-chan" jawab seorang gadis beriris amethyst
" Kalau disitu terus aku bosan Hinata-chan, iya kan forehead? Forehead jangan melamun baka" lanjut Ino cepat, sembari menggoyang menggoyangkan tangannya didepan paras ayu seorang gadis manis bersurai pink dengan manik emerald.
" Gomen Pig, aku mau pulang " jawab gadis itu cepat.
" Sakura-chan, nanti kumpul ditempat kemarin, ya " seru Hinata.
Dan mereka hanya bisa menatap hingga gadis yang identik dengan bunga kebanggaan Jepang itu menghilang dari tatapan mereka sembari memikirkan apa yg terjadi dengannya, hingga gadis yg biasanya ceria itu lebih banyak diam hari ini.
" Apa mungkin Sakura menyukai Uchiha-sensei? habis gerak gerik Sakura mulai aneh sejak Uchiha-sensei datang " tanya seorang gadis dengan rambut coklat yg dicepol 2 tiba-tiba.
" Itu tidak mungkin, Tenten, seperti kau tidak tahu terbuat dari apa hati Sakura itu " Jawab Ino tidak percaya.
.
.
.
Terlihat seorang gadis dengan surai merah muda bersandar pada pinggiran ranjang, sementara tangannya memekuk lutut dan wajahnya disembunyikan dibalik lututnya . Matanya mulai basah karena air mata, sementara bibir kecil nya masih terus mengisak menyebutkan nama kaa-san dan tou-san nya seperti lantunan lagu suci. Sembari mulai mengingat hal yang terjadi kemarin siang, kejadian yang merubah seluruh hidupnya.
Saat bel pulang sekolah berbunyi, Sakura langsung berlari menuju rumahnya, bahkan melupakan kalau dia bisa saja naik kereta atau bus untuk sampai kerumah lebih cepat. Setelah mendengar kabar bahwa orang tuanya meninggal saat kecelakaan diluar negeri, ia langsung melesat pergi kerumahnya. Sesampainya dirumah ia menemukan seseorang yg mengaku bernama Yamato datang kerumahnya untuk menjemputnya kembali kekediaman Senju, kediaman ibu kandungnya. Awalnya Sakura tidak percaya, sehingga Yamato terpaksa menariknya untuk pergi.
Sesampainya dikediaman Senju, ia langsung disambut Tsunade Senju, yang mengaku sebagai ibu kandungnya. Tsunade Senju membawanya keruang kerjanya dan menceritakan kejadian yg sudah terjadi sebelumnya.
"Namaku Tsunade Senju. Kau sudah tahu, kan?" tanyanya.
Sakura bisa hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kau anakku Sakura, ayah kandungmu bernama Orochimaru dan dia meninggal sebagai buronan. Agar tidak merusak nama baik keluarga, kau kami titipkan pada pasangan suami istri Haruno. Aku meminta mereka menjagamu dan merahasiakan keberadaanku sebagai ibu kandungmu. Tapi saat ini aku berada di puncak tertinggi keluarga Senju, dan lagi kedua orang tua angkatmu meninggal, sudah menjadi kewajibanku untuk mengasuhmu kembali. Karena itu, mulai sekarang panggil aku kaa-san, dan rumah ini milikmu mulai sekarang kau tinggal disini" Jelas Tsunade.
Dan begitulah, disinilah ia, dirumah mewah kediaman Senju, dimana pemilik kediaman ini mengaku sebagai ibu kandungnya. Rumah mewah seperti ini pun tidak bisa menyembunyikan kesedihannya atas kematian kedua 'orangtuanya', serta rasa kecewanya dibohongi selama belasan tahun.
Perlakuan istimewa Tsunade pun tidak membawa pengaruh banyak, ia merasa orang yg mengaku ibu kandungnya itu tidak betul-betul menyayanginya, semua itu hanya sarat agar ia tidak pergi meninggalkan rumah.
Rasanya sekolah dan bermain bersama sahabat sahabatnya pun tidak pernah membuatnya merasa lebih baik. Bahkan dirinya yg biasanya mendapat nilai sempurna di pelajaran biologi pun, kali ini mendapat nilai dibawah standar.
Sakura adalah gadis yg periang, banyak bicara, memiliki banyak sahabat, diluar semua itu dia adalah seorang gadis yg pintar, benar benar seperti secercah sinar yg indah. Namun belakangan ini ia agak pemurung, lebih sering menyendiri, dan mulai merasakan kesulitan belajar.
Ia ingat, jika tadi hinata bilang kumpul di tempat kemarin, mungkin berkumpul lagi bersama sahabat sahabatnya baiknya itu bisa membuatnya melupakan banyak hal sejenak, ya, hanya sejenak. Tidak ada yg bisa membuatnya melupakan masalah ini kecuali dirinya sendiri, ia tahu itu, tapi lebih memilih lari dari seluruh masalah yg menimpanya.
.
.
.
"Hi Sakura-chan" sapa Hinata saat Sakura datang.
"Hi, kalian semua" sapa Sakura balik.
Mereka membicarakan banyak hal tidak penting, seperti fashion, anak band, bahkan guru magang yg baru masuk dikelas, Uchiha Sasuke. Tanpa sadar wajah Sakura memanas saat teman teman wanitanya membicarakan guru itu, oh ayolah sakura kau masih kelas 3 SMA, sementara guru itu menurut teman temannya sudah masuk semester 8 di K.U alias Konoha University, berarti kau tahu kan berapa banyak perbedaan umur kalian, Sakura?
Menurut teman temannya, Sasuke Uchiha itu merupakan anak bungsu keluarga Uchiha, keluarga konglomerat yg sudah terkenal diseluruh pelosok Jepang. Selain itu, wajah Sasuke Uchiha yg tampan melebihi model itu pula menjadikannya idola sejak sekolah dasar, dan yg paling penting Sasuke Uchiha itu terkenal sebagai The Most Wanted Man. Menurut kabar yg beredar, Sasuke Uchiha jugalah yg mengatur seluruh sistem kerja Uchiha corporation dari balik layar.
'Sakura Haruno, kenapa kau seperti tertarik dengannya, sih, sampai sampai kau mencerna semua identitas Sasuke Uchiha di otak jeniusmu itu' pikir Sakura dalam hati
"Wah wah. wajah Sakura-chan memerah, apa sahabat jenius kita satu ini mulai jatuh cinta, hm?" tanya Ino menggoda.
"Ja-jangan bercanda, kita ini sudah kelas 3 tahu, bukan watunya memikirkan itu, sebentar lagi kita ujian"kilah Sakura seperti biasa
"hai, hai urus saja ujianmu itu. Aku tiak terima kalau nanti kau megeluh karena tidak pernah punya pacar" goda Ino lagi.
"Aku baru akan memikirkan itu saat aku sudah menjadi dokter yg hebat, kau tahu itu, Pig" kilah Sakura lagi.
"Dan disaat itu kau sudah nenek nenek, Saku-chan" Tenten mulai tertarik.
"Terserah kalian saja, toh aku tidak perduli itu asalkan aku bisa menjadi dokter, aku bisa tetap hidup walaupun tidak punya pasangan" kata Sakura akhirnya
"Hai, hai terserah kaulah Forehead kami sudah memberitahumu, lho, jadi jangan menyesal nanti jika saat kau mencari cinta kau sudah menjadi nenek-nenek" kata Ino lagi.
"hah, terserah" seru Sakura akhirnya.
.
.
.
.
Kalian tahu kalau manusia itu serakah? Ya, hampir semua orang mengetahui itu, tapi mereka tidak mengerti apa artinya manusia serakah itu. Tak terkecuali gadis remaja yg identik dengan bunga kebanggaan Jepang ini, tapi ia akan segera mengetahuinya.
Sakura masuk kekamarnya berniat menyelesaikan tugas yg biologi yg diberikan kurenai-sensei untuk memperbaiki nilainya. Dilihatnya Tsunade sedang bercakap-cakap dengan seseorang ditelfon. Tidak mau ambil pusing, Sakura segera masuk kekamarnya, sudah terlalu banyak masalahnya, kalau mencuri dengar pembicaraan Tsunade, ia takut akan menambah masalahnya.
Sakura berusaha sebisa mungin mendapat nilai sempurna ditugasnya kali ini, bagaimana mungkin dia bisa menjadi dokter hebat seperti impiannya selama ini jika nilai biologinya saja rendah. Biologi itu kan pelajaran yg paling mendekati materi kedokteran, apalagi kurenai-ensei tadi memarahinya habis-habisan.
Tugas yg diberikan Uchiha-sensei juga tidak mendapat nilai sempurna seperti biasa, dia mendapat nilai pas-pasan dengan nilai terendah. Sakura, ekonomi itu pelajaran yg mudah, bagaimana mungkin kau mendapat nilai pas-pasan? Apa otak jeniusmu itu sedang mengalami kemunduran?
"Haruno-san, kau dipanggil Uchiha-sensei diruangannya" kata Chouji.
'oh, baiklah apalagi sekarang? Apa kau tidak tahu kalau aku sedang dalam masalah besar Uchiha-sensei?' pikir Sakura dalam hati.
Cepat-cepat ia berlari keruangan Uchiha-sensei, berniat segera menyelesaikannya kalau memang ini akan menjadi masalah untuknya, ia tidak mau menambah masalah lagi.
"Permisi Uchiha-sensei, ini saya Sakura Haruno" kata Sakura sambil mengetuk pintu.
"Hn. masuklah" jawabnya singkat.
Sakura masuk keruangan Uchiha-sensei. Diliriknya seluruh ruangan itu masih benar benar ruangan yg polos, tidak seperti kebanyakan guru lain yg menaruh banyak foto diruangan mereka.
'polos sekali ruangan ini, tapi malah menjadikan kesan seram'pikirnya.
"Duduklah" perintahnya.
"Kau tahu mengapa kupanggil diruangan ini?" tanyanya.
Sakira hanya bisa menggeleng, ia benar benar tidak tahu, memangnya kesalahan apa yg dilakukannya sampai dipanggil guru.
"Nilaimu menurun Haruno, dan penurunan ini benar benar drastis. Dari data nilai yg kulihat kau hampir selalu mendapat nilai sempurna dalam tugas maupun ujian. Apa yg terjadi padamu?" jelasnya dengan pertanyaan diakhir kalimatnya.
"Tidak ada apa-apa, Uchiha-sensei"kilahnya
"Tidak mungkin tidak terjadi apa-apa, tidak ada sesuatu yg terjadi begitu saja, bahkan terjadinya badai sekalipun" bantah Sasuke.
"Hanya sebuah masalah kecil, sensei tidak penting" kilah Sakura.
"Tidak ada sebuah masalah kecil yg bisa membuat murid teladan sepertimu terancam tidak lulus tahun ini. Ceritakan padaku, sebagai guru mungkin aku bisa membantumu" kata Sasuke lagi.
"Asalkah sensei tidak menceritakannya pada siapapun" balas Sakura.
"Hn" balasnya singkat.
"Orang tuaku meninggal, sensei lalu ada seorang wanita yg mengaku sebagai ibu kandungku. Belakangan ini aku hanya berfikir untuk apa kaa-san dan tou-san benar benar menyayangiku padahal aku anak angkat. Tapi aku juga berfikir, mereka benar benar memanjakanku dan bekerja keras untukku, tapi mengapa mereka tega membohongiku. Aku merasa dunia ini kejam, aku ditinggalakan dua orang yg selama ini selalu ada disisiku, memelukku disaat aku terpuruk, menarikku untuk bangkit, tapi dibalik semua itu mereka menyimpan kebohongan. Belakangan ini aku selalu bertanya-tanya, kenapa mereka meninggalkanku dengan semua kebohongan mereka yg membuatku bingung. Kenapa membuatku bingung disaat aku tidak punya siapapun yg bisa menarikku untuk bangkit" Jelas Sakura panjang lebar, sambil air mata mengalir deras dimanik emeraldnya.
'cih, tukang merajuk. Dasar anak manja' pikir Sasuke
"Haruno, tidak selamanya kita bersama orang lain, karena itu berusahalah untuk mandiri. Jalani hidupmu dengan penuh kebanggaan walaupun hatimu sudah hancur sekalipun. Kedua orang tuamu pasti punya alasan untuk itu, dunia tidak hanya milik dirimu sendiri, Haruno. Aku tahu kau punya cita-cita yg hebat, jangan sampai masalah seperti ini menghancurkan impian besarmu itu". Nasihat Sasuke, ia heran dengan gadis merah muda dihadapannya ini
'kenapa murid teladan yg ramai diperbincangkan guru ini kerjanya merajuk seperti bayi'' pikir Sasuke.
"Arigatou Sensei, aku mengerti sekarang, aku harus berjuang apapun yg terjadi" jawab Sakura sambil menundukkan kepala.
"Pergilah, aku tidak mau melihat nilaimu jelek lagi setelah ini". Jawab Sasuke ketus
Sakura langsung pergi dari ruangan itu, meninggalkan Sasuke yg masih menatapnya tajam, kalau tatapan itu bisa membelah, mungkin ia sudah hancur berkeping keping.
'Haruno, tidak selamanya kita bersama orang lain, karena itu berusahalah untuk mandiri. Jalani hidupmu dengan penuh kebanggaan walaupun hatimu sudah hancur sekalipun. Kedua orang tuamu pasti punya alasan untuk itu, dunia tidak hanya milik dirimu sendiri, Haruno. Aku tahu kau punya cita-cita yg hebat, jangan sampai masalah seperti ini menghancurkan impian besarmu itu' Sakura masih memikirikan kata kata sensei itu dengan wajah memerah sambil mengingat ngigat wajah datarUchiha-sensei
'Sakura kau ini apa apaan, kau itu harus memikirkan ujian, bukannya guru dingin itu' bantah otaknya keras.
"Tapi, kata-kata itu. Kata-kata yang selalu diberikan kaa-san saat aku sedih. Jangan sampai hal seperti ini menghancurkan semuanya"
Disaat aku mulai memikirkanmu
Apa kau akan memikirkanku pula
Disaat aku rela mengorbankan apapun untukmu
Apa kau akan melakukan hal yg sama untukku
Apapun itu
Saat ini kau akan menjadi segalanya untukku
TBC
.
.
.
.
[A\N] mohon maaf kalau fict ini bener bener gk mutu, saya sendiri masih newbie, ini fict pertama saya. Jadi tolong jangan di flame, dan kalau bisa kritik saya, saya tahu fict ini bener bener gk bagus. Tapi saya mohon sebesar besarnya untuk jangan diflame dan menghancurkan semangant menulis saya.
