Pria bergoogle itu memainkan gamesnya dengan gelisah. Meski pandangannya tertuju pada PSP kesayangannya itu, namun pikirannya entah kemana. Tampaknya dia menunggu seseorang, sesekali bergumam,"Haruskah aku menunggu lagi?"


10 MENIT

Disclam : Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata


1 menit pertama...

Matt kini hanya menunggu penghack-kan password di komputer server. Tangan kirinya sibuk mengetik beberapa kode, dan tangan kanannya memainkan games di laptopnya. Dia menunggu panggilan dari Mello. Melirik jam, Seharusnya kini Mello pulang. Akankah dia meneleponnya? Haruskah dia menunggu nya sebentar?

2 menit berikutnya...

Matt kini hanya membobol beberapa proteksi jaringan. Entah kenapa dia teringat Mello lagi, teringat akan kenangannya di Wammy House. Dimana dia, Mello dan tentunya Near, saingan Mello tinggal dulu.

3 menit berikutnya...

Matt hanya duduk gelisah, dia terus memandangi jam. Kenapa dia belum pulang juga? Bahkan tidak memberi kabar. Kini, dia benar-benar mengingat hal yang paling dia kesalkan. Ketika Mello hanya memikirkan Near, Near dan Near lagi. Meskipun begitu, dia tetap sabar mendengar curhatan Mello.

4 menit berikutnya...

Dia pun teringat akan kematian L. Hal itulah yang menjadi puncaknya. Mello meninggalkan dirinya dan Wammy House, untuk ambisinya mengalahkan Near dan menjadi penerus L. Matt tak habis pikir, apa menariknya bersaing dengan anak albino satu itu? Game bahkan 1000% lebih menarik.

5 menit berikutnya...

Dia sudah selesai sekarang. Karena Mello tak kunjung menghubunginya, Matt pun berinisiatif menelepon Mello untuk memberitahukan hasil hacknya dan jadwal dari Takada. Dia merasa kadang alibi itu cukup meyakinkan ketimbang dia harus beralasan, "Mells, aku meneleponmu karena kurang kerjaan." atau " Aku meneleponmu karena kangen.". Dan esok pun Matt akan masuk Rumah Sakit karena KDRT.

6 menit lagi...

Matt pun menelepon Mello. Dan Mello pun mengangkat telepon Matt. Mello berharap, Matt tidak meneleponnya untuk hal-hal aneh.

"Ada apa? Matty, kalau kau tidak punya kerjaan, sebaiknya kau periksa keadaan Takada. Atau aku akan menghukummu."

"Aku hanya memberitahukan kalau aku sudah selesai menghack stasiun televisi itu. Dan dari sana aku mengetahui jadwal."

"Begitukah? Bisa kirimkan melalui e-mail detailnya?"

"Kenapa tidak melalui telepon?"

"KAU MAU RENCANA KITA KETAHUAN?"

Mello berteriak-teriak ditelepon. Sudah Matt duga, si blonde itu cepat sekali naik darah. Mematikan, telepon, Matt pun mengirim jadwal Takada.

7 menit ...

Mello mengirim beberapa e-mail ke Matt. Matt kini hanya tersenyum, tampaknya tugasnya sebentar lagi akan jika hasil rencana ini bagus, dia dan Mello bisa menikmati hidup dengan lebih baik.

8 menit kemudian...

Matt pun menaiki mobil merahnya, dengan sigap dia pun menuju lokasi yang dia rencanakan dengan Mello. Memblokade penggemar dari Takada dan menodongkan pistol di NTV.

Tersisa 9 menit...

Matt terus melaju kencang, diabaikannya teriakan dari pengawal Takada itu. Dia yakin, Mello juga pasti berhasil menculik Takada. Apalagi, dengan Lidner yang bersamanya. Pasti akan berjalan lancar.

Dan di 10 menit terakhir...

Terkepung, Matt berhasil ditembak. Namun, dia tidak menyesal, karena yang penting baginyam dia sudah menyelesaikan tugas dari Mello. Bertemu dan mendengar suara Mello walau hanya sekali saja, sudah merupakan anugrah baginya.


"Kurasa 10 menit menunggunya tidaklah buruk..." gumam Matt. Untuk terakhir, untaian zamrud itupun menutup.