Author : crazyseesaw
Length : 1/?
Cast : 2min, slight!onjjongkey, and others
Foreword : Club 6to6 mempunyai sebuah peraturan bodoh, "Tidak boleh menjalin hubungan khusus dengan sesama pekerja". Siapakah yang akan bertahan atau justru mematahkan peraturan bodoh itu?
Enjoy reading :)
"KAU BENAR-BENAR TIDAK TAHU SIAPA AKU?!"
"MEMANGNYA KAU SIAPA? DASAR LAKI-LAKI MESUM!"
Siang itu merupakan siang paling sial di hidupku. Aku, Lee Taemin, laki-laki paling tampan nan imut di penjuru kota, harus termakan oleh omong kosong seorang Kim Jonghyun. Dia bilang dia akan memberiku pekerjaan. Sebenarnya itu merupakan hal bagus, namun aku ragu jika yang mengatakan hal itu dia. Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Seperti waktu itu, dia bilang ada sebuah agency ternama yang sedang membutuhkan pemain untuk sebuah music video, namun ketika aku datang ke sana posisi yang tersedia adalah menjadi seorang waria. Jonghyun sialan.
"Tempatku bekerja sedang membuka lowongan pekerjaan, ya gajinya lumayan besar karena 6to6 club adalah club terbesar di Gangnam. Apa kau mau? Tapi-"
"Tapi apa? Jangan berbelit-belit, aku sangat membutuhkan pekerjaan itu!" erangku pada Jonghyun yang terlalu banyak bicara. Aku menyeruput kopiku pelan. Ku perhatikan lagi dia, nampaknya ia sedang berpikir keras.
"Tapi aku pikir kau tidak akan menerima penawaranku, pekerjaan ini sangat tidak cocok untukmu, dan aku tidak ingin dimaki-maki olehmu lagi" Ucapnya ragu. "Kau kan tahu aku sedang butuh uang, semua pekerjaan akan ku lakukan demi membayar biaya rumah sakit hyung-ku!" kataku kesal. Dia masih diam sambil mengelus-elus dagunya.
"Jadiiiii?"
Dia mengambil sebuah kantung kertas dari bawah mejanya, "Tapi, kau harus memakai ini nanti. Datanglah jam 5 sore, aku akan menemuimu saat kau sampai" aku meneliti isi kantung itu.
Oh shit..
Terulang lagi..
Bodoh, kau mau saja ditipu laki-laki berwajah mesum itu! Jonghyun sialan! Apa harus aku mendaftar dengan menggunakan wig dan pakaian perempuan seperti ini? Yang benar saja!
"Argh.. sepatu bodoh!" aku tidak berhenti mengumpat ketika tubuhku hampir tersungkur kehilangan keseimbangan karena hak sepatu yang ku pakai sangat tinggi dan terlalu lancip.
Dengan kesal aku mengambil ponselku dan menghubungi Jonghyun. "JJONG KAU DIMANA?! Aku sudah sampai di depan club yang kau beri tahukan! Keluarlah!" aku berteriak kesal karena dia selalu lambat dalam hal apapun. Mataku menangkap sesosok laki-laki kekar berambut spike keluar dari pintu belakang club.
"Kesini! Lewat sini! Pintu baru akan dibuka jam 6!" ia menarikku hingga terseok-seok dan membawaku menuju club super mewah yang ia bicarakan.
"Manager, aku membawa perempuan yang aku bicarakan tadi pagi" ia menyenggol siku-ku dan memberi kode padaku untuk memperkenalkan diri.
"A.. annyeonghaseyo, L-lee Taemin imnida, 18 tahun. Mohon bimbingannya"
Aku berbicara selembut-lembutnya dengan menyerupai suara perempuan dan tersenyum semanis-manisnya. Erh.. ini sangat menjijikan! Rasanya aku ingin melemparkan high-heelsku ke kepala Jonghyun yang bodoh karena menyuruhku memakai segala 'atribut' perempuan ini. Rok denim di atas lutut, tank top putih, bando putih, dan yang lebih menyiksa adalah high heels ini!
Aku melihat laki-laki yang dipanggil Jonghyun dengan sebutan 'manager' ini meneliti tubuhku dari ujung kaki ke ujung kepala. Membuatku merasa risih karena di matanya tersirat tatapan mesum. Hey aku ini laki-laki!
"Kau bisa bekerja mulai hari ini, dan gaji pertamamu akan ku berikan hari ini. Dan seragammu ada di loker, ini kuncinya" ia menyerahkan sebuah kunci padaku dan mohon diri sambil mengerlingkan sebelah matanya padaku. Yaksss… menjijikan!
"Apa semua pegawai di club ini mempunyai jiwa mesum sepertimu?!" tanyaku kesal pada Jonghyun yang tertawa melihat ulah atasannya itu.
Plak
"Yah Taemin! Kau itu perempuan, jangan kasar seperti itu!"
"Aku tidak peduli!"
Kemudian aku berjalan menuju ruang ganti di pojok lorong. Membuka loker milikku dan mengeluarkan isinya.
Oh my god.
Hot pants hitam yang sangat mini –ku pikir itu lebih mirip celana dalam- dan tank top putih ketat. Oh hell… Jonghyun benar-benar ingin ku bunuh!
"Hey, kau pegawai baru?" seseorang menepuk pundakku dari belakang. Ketika aku berbalik, mataku di kejutkan dengan pemandangan yang luar biasa. Seorang perempuan yang memakai seragam seperti yang ku pegang dengan kedua buah dada yang sangat besar dan tercetak di balik tank top ketatnya. Lekuk tubuhnya terlihat jelas seperti gitar spanyol. Benar-benar idaman para pria yang kurang kasih sayang!
Jika semua 'waiters' berpenampilan seperti itu aku pasti kalah telak. Aku tidak mempunyai lekuk tubuh, aku tidak mempunyai kulit yang mulus, dan yang paling penting, AKU TIDAK PUNYA BUAH DADA!
Tuhan, maafkan aku.
"Ah? Haha i-iya, Lee Taemin imnida" kataku kikuk sambil membungkuk. Dia tertawa renyah hingga tubuhnya bergetar sampai kedua buah dadanya berayun-ayun saking besarnya. Aku juga laki-laki, hey! Aku punya hormone testosterone yang akan aktif jika melihat pemandangan seperti itu.
"Ahahaha tidak perlu se-formal itu! Kita disini layaknya keluarga, tidak usah sungkan! Namaku Ji-Hye, aku sudah bekerja selama 2 tahun disini" dia mengulurkan tangannya mengajakku bersalaman. Kaki lemas saat menyentuh kulit mulusnya.
"Ah sudah hampir jam 6, aku harus ke dapur untuk mengambil minuman. Kau juga harus berganti pakaian kan? Toiletnya ada di luar, santai saja, anggap aku kakakmu sendiri! annyeong!"
Setelah perempuan berdada besar itu pergi, aku bergegas menuju toilet untuk berganti baju. Sungguh jika hyungku melihat penampilanku sekarang, mungkin ia akan menerkamku detik itu juga. Oke, tenang Lee Taemin! Yang harus kau lakukan dari sekarang adalah menyiapkan mental! Kau juga harus ramah pada semua pegawai yang ada disini. Ingat! Tebarkan senyum terbaikmu, Tae!
20.00 pm
Musik berdentum kencang memekakkan telinga. Aku meringis menutup kedua telingaku saat memasuki bar tempatku harus bertaruh nyawa. Seminggu saja aku bekerja disini, pasti aku akan tuli permanen.
"Antarkan ini ke meja 12!" tiba-tiba Jonghyun menepuk bahuku dengan kencang. Jonghyun memang bekerja sebagai bartender disini. "ARASSEO!" jawabku kesal. Aku menyipitkan mataku mencari-cari meja nomor 12. Di tengah kerumunan orang yang gila musik dan penerangan yang minim, aku mencoba menerobos dan menyelip di antara mereka.
"Pesananmu tuan. Satu advoka dan tiga mocktail" kataku sambil tersenyum pada laki-laki tambun berambut putih yang duduk dengan dikelilingi 3 perempuan berpakaian minim. Perasaanku mulai tidak enak ketika ia mengalihkan perhatiannya dan menatap kaki mulusku. Ugh, ku pikir itu tatapan termesum yang pernah ku lihat.
"Kau anak baru ya? Aku pelanggan tetap disini dan aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Mau bermain bersamaku?" katanya memberikanku tatapan seduktif. Aku yang masih polos ini pun hanya tersenyum kecut.
'Ingat, tugasmu hanya menemani mereka minum, bukan melayani hasrat seksual mereka! Jangan turuti kemauan mereka walaupun mereka memberikan uang lebih padamu. Jangan seperti sunbae-sunbaemu disini yang sudah memberikan virginitas mereka demi selembar uang.'
Teringat pesan dari Jonghyun padaku tadi sore. Ya, aku harus menolaknya! "Ugh maaf, aku hanya bertugas menemanimu minum malam ini" tolakku halus. Pria mesum itu pun melancarkan aksinya dengan menjalarkan tangannya di atas paha bagian dalamku yang terbuka. Semakin lama semakin merambat naik ke atas.
"M-maaf tuan, bisa tolong singkirkan tanganmu?" kataku panik melupakan semua perkataan sopan-santun yang diajarkan Ji-Hye noona tadi. Lalu tangannya yang bebas mulau menelusup ke arah pinggangku dan merapatkan tubuhku ke tubuhnya. Ugh.. bau alkohol! Menjijikan!
"Ayolah sayang, kau masih polos ya hmm?" dia mulai meraba perutku dan…
Plak
Aku memukulnya dengan nampan besi yang ku bawa. Biar saja, biar dia gegar otak lalu amnesia sehingga pikiran mesumnya lenyap.
"KURANG AJAR KAU!" amuknya padaku. Badanku gemetaran melihat pria itu. Mungkin aku akan dipecat setelah ini. "Maaf tuan, dia memang pegawai baru. Mohon maaf sekali lagi dia memang belum terbiasa. Biar aku yang temani kau minum, tuan" tiba-tiba Ji-Hye noona, eh ani, Ji-Hye eonni datang menjauhkan tubuhku dari pria tadi. Ia membungkukkan badannya berkali-kali meminta maaf pada pria itu. Tapi sekali lagi, perhatianku malah terfokus pada buah dadanya.
"Katakan pada temanmu itu, kalau dia tidak bisa melayaniku, tidak usah bekerja disini! Sialan!" ucapnya mengerang sambil memegangi kepalanya. Ji-Hye eonni memberikanku kode untuk segera pergi dari tempat kejadian.
"Hey ada apa? Mukamu lusuh seperti itu!"
"Apa sih? Aku sedang tidak mood melihat wajahmu, Jjong!"
"Berapa kali ku ingatkan, kau itu perempuan! Bicaranya halus sedikit, nanti semua pelanggan kabur mendengar suaramu!" ucapnya sambil berbisik. Tangannya masih terfokus mengocok-ngocok botol berisi 'ramuan' supernya. Ku pikir dia bartender tertampan disini.
"Aku muak bekerja di tempat yang dipenuhi manusia mesum seperti disini" kataku sambil menenggelamkan wajahku di atas meja. Jonghyun menepuk kepalaku pelan. "Bukankah kau butuh uang sekarang? Aku yakin kau pasti bisa melewatinya! Aku yakin banyak pelanggan normal yang akan terpikat wajah cantikmu"
"Ya, aku kan perempuan super! Harus bisa! Fighting, Taemin!"
"Ehm, Taemin. Seharusnya kau tidak boleh bersikap seperti itu pada pelanggan" ucap Ji-Hye eonni saat kami berada di ruang ganti. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Artinya aku sudah boleh pulang.
"Maaf eonni, aku masih kaget dan belum terbiasa" aku membungkuk serendah-rendahnya di hadapan semua sunbaeku. Rasa bersalah melandaku saat ini. Beberapa sunbae di hadapanku tertawa melihat tingkah polosku. "Tenang saja Taemin, dulu aku juga seperti itu ketika pertama kali masuk. Ah perkenalkan, aku Kibum" kata salah satu perempuan bermata kucing di depanku.
"Terima kasih atas bantuan kalian. Kalau begitu, aku permisi eonnideul. Annyeong"
Aku mengemasi seragamku dan berganti baju yang sebelumnya ku pakai. Lalu aku bergegas menelepon Jonghyun untuk pulang bersama.
"Bagaimana harimu disana, Tae?" Tanya nya saat kami sedang menyebrangi jalan. Sudah jam 2 pagi, dan tidak ada lagi bus yang ingin mengangkut orang-orang seperti kami.
"Aku sedikit lelah, tapi semua sunbae disana baik padaku. Meskipun katamu mereka semua sudah tidak virgin lagi-"
"Ada satu yang tidak!" ucapnya sedikit berteriak. Aku menghentikan kakiku dan menatapnya heran. "Kibum"
Kibum eonni?
"Kenapa dengan Kibum eonni?" dia hanya tertawa kikuk. "Hanya perempuan itu yang masih virgin setahuku. Yah dia itu.. hmm.. baik dan cantik"
Ah aku tahu sekarang! "Kau menyukainya, eoh?" kataku sambil menunjuk-nunjuk mukanya dengan girang. Dan dia tersipu malu. Perlu ku tekankan pipinya merona saat ia menyebut nama Kibum eonni. Menjijikan, aku pikir dia hanya bisa berpikiran mesum dan buta tentang cinta.
"Ah.. hanya kagum, ya dia cantik dan aku suka mata kucingnya"
Kibum eonni memang berbeda dibanding Ji-Hye eonni. Dia tidak memiliki tubuh dan buah dada seperti Ji-Hye eonni, postur tubuhnya hampir mirip denganku. Kurus, agak tinggi, dan ramping. Tapi saat melihat wajahnya aku merasa nyaman. Hey aku tidak menyukainya ya! Aku hanya kagum, dia itu milik Jonghyun.
"Tae, kau belum bertemu dengan pemilik club ya?" aku berhenti lagi dan menatapnya. "Maksudmu pria mesum waktu itu?"
"Bukan! Dia hanya manager disana. Setiap ada pegawai yang baru masuk, harus bertemu dengan pemilik club. Dia hanya ingin berbincang-bincang dengan kita. Ku pikir dia sangat loyal dan ramah" kata Jonghyun sambil tersenyum.
"Apa dia lebih mesum darimu? Maksudku kalau pegawai-nya saja sudah sangat mesum sepertimu, bagaimana pemiliknya? Pasti ia pria tua tambun yang kerjanya dikelilingi wanita berpakaian minim, ya kan?" tuduhku.
Jonghyun menggeleng imut seperti anak anjing. "Kata siapa dia pria tua? Dia masih muda, sebaya dengan kita!"
Hah?
Oh otakku mulai berjalan. Jadi dia itu semacam Goo Jun-Pyo seperti dalam serial Boys Over Flowers yang masih muda tapi sudah bergelimangan harta. "Dia seperti Goo Jun-Pyo" kata Jonghyun seakan bisa membaca pikiranku. "Tampan, tinggi, berkharisma, bergelimangan harta" lanjutnya.
"Hah kau menyukainya? Apa kau sekarang pindah haluan karena belum mendapatkan Kibum eonni?" godaku.
"ENAK SAJA KAU! AKU INI STRAIGHT!" Kami berlari menuju apartemen kecil kami sambil berteriak-teriak. Mungkin bekerja disana tidak terlalu menyeramkan selama masih ada Jonghyun.
"Hai Tae, kenapa badanmu?"
"Badanku pegal-pegal setelah bekerja disana. Aku harus beristirahat lebih lama lagi"
Aku kembali fokus pada daun bawang yang sedang ku potong. Mungkin hari ini aku akan memasak kimchi daun bawang. Badanku seperi dilindas berpuluh-puluh tronton. Tulangku remuk dan kakiku bengkak karena memakai high-heels.
"Kau masak apa?" tanyanya sambil menggosok-gosokkan handuk di kepalanya. Sepertinya ia akan pergi ke suatu tempat.
"Kimchi"
Aku mengumpulkan potongan daun bawang dan memasukannya ke panci. Sementara Jonghyun meninggalkanku dan kembali ke kamarnya. Biar ku ceritakan pada kalian sejarah singkat kehidupan seorang Lee Taemin sembari aku menunggu kimchi ini matang.
Aku Lee Taemin, dia Kim Jonghyun. Kami bersahabat dari kecil karena kami tinggal di bawah satu atap yang sama. Kami besar dan tumbuh di panti asuhan. Orang tuaku meninggal saat umurku 2 tahun dan bibiku mengirimku bersama hyungku ke panti asuhan. Di sanalah aku bertemu Jonghyun. Humble person, baik, lucu, dan mesum. Lalu kemana hyungku? Nanti saja ku ceritakan karena kimchinya sudah matang.
"Tae, aku lapar! Mana sarapanku?" tiba-tiba Jonghyun keluar berteriak-teriak sambil menepuk-nepuk perutnya. Dia berkata seolah-olah aku pembantunya. Enak saja!
"Aku bukan pembantumu! Lagipula mau pergi kemana kau? Pagi-pagi sudah rapi seperti itu"
"Aku mau pergi dengan Kibum" katanya sambil mengambil segelas susu yang ku buatkan. "Kencan, eoh?" kataku terkikik.
"Ani, hanya membeli beberapa bahan minuman untuk dapur. Dia kepala waiters dan aku kepala bartender, jadi kami lah yang diperintahkan untuk membeli nya. Tapi ku harap dia menganggap seperti itu" katanya dengan semburat merah di pipinya. Aku tidak pernah melihat Jonghyun jatuh cinta. Ini menggelikan sekali, aku seperti menonton drama saat melihat wajah kasmarannya.
"Sana pergilah, jangan lupa pakai parfum yang banyak, kalau perlu minum lah parfum itu agar dia menempel denganmu" godaku.
"T-tapi aku belum sarapan"
"Hah sudahlah, bukankah uangmu banyak? Traktir dia makan di restoran mahal, kau harus mengeluarkan banyak modal jika kencan dengan perempuan" aku mendorongnya keluar pintu dan menutupnya. Hahaha pasti dia kesal dengan ulahku pagi ini.
Drrrtt… drrtt
"Oppa"
Ah… hatiku bagai disiram es mendengar suara merdunya. Ada apa dia pagi-pagi begini meneleponku? Hahaha pasti dia merindukanku.
"Ne, Suzy?" aku terkikik sendiri sambil mengganti channel televise dengan remote di tanganku.
"Apa kau ada waktu nanti sore? Maksudku.. emmm. Bagaimana kalau kita pergi menonton atau ke restoran bersama" aku tersenyum miris sambil memeriksa dompetku. Hanya ada beberapa lembar uang 1000 won. Sementara uang gajianku kemarin telah ku bayarkan untuk biaya rumah sakit hyungku.
"Bagaimana kalau pagi ini saja? Aku tidak ada jam kuliah, kita berjalan-jalan saja di taman sambil membeli es krim. Kau mau kan?" aku mengusulkan ide kencan yang sangat amat murah.
"Ne arasseo, kita bertemu di kedai es krim sebrang taman ya, oppa. Annyeong!"
Piip
-Taman-
"Suzy!"
"Taemin oppa!" dia berlari menghampiriku dengan senyum terplester di wajah cantiknya. Hari ini dia menggunakan simple white dress dengan sebuah jepitan putih di rambutnya. Pacarku ini benar-benar cantik.
"Sudah menungguku lama?" tanyaku sambil menggandeng tangannya. Dia menggeleng imut. "Ani, aku juga baru sampai. Kenapa kita tidak pergi ke bioskop saja, oppa?"
Aku mendesah pelan. "Aku belum gajian, a-aku dipecat dari pekerjaanku" kataku jujur. Jadi sebenarnya sebelum Jonghyun mengusulkan pekerjaan di 6to6 club, aku bekerja sebagai pelayan di kedai soju, tetapi karena aku adalah tipe laki-laki yang sangat ceroboh, aku sering memecahkan botol-botol soju di kedai itu dan pemiliknya memecatku dengan alasan aku hanya membuat kerugian untuknya.
"Oh mianhe oppa, tapi kau tidak perlu mentraktirku setiap kita pergi berkencan. Aku masih punya uang, aku tidak mau membebanimu" katanya. Aku mengacak-acak rambutnya pelan.
"Sebagai laki-laki, sudah kewajiban bagiku untuk membayar semuanya. Aku tidak ingin disebut pacar yang tidak modal hahaha. Lagipula aku sudah mendapat pekerjaan baru, jadi tenang saja. Mau es krim?" aku menarik tangannya menuju sebuah kedai es krim. Kami membeli 2 es krim strawberry, rasa favorit kami.
Selebihnya, kami hanya berjalan-jalan di sekitar taman sembari mengabadikan momen kebersamaan kami. Entah kenapa, firasatku mulai tak enak melihat senyuman Suzy, ada rasa ngilu di hatiku. Aku sedih mengingat kami harus berkencan dengan uang pas-pasan, di saat banyak pria di luar sana yang membelikan pacarnya bunga, boneka, baju yang mahal, aku hanya membelikan Suzy es krim yang tidak sebanding harganya. Aku rasa di dalam hatinya, ia menginginkan sebuah kencan yang 'mahal'.
"Maafkan aku" kataku sambil menunduk. Ia menoleh dan menatapku heran. "Ada apa, oppa? Kenapa kau meminta maaf seperti itu?"
"A-aku hanya bisa mengajakmu kencan seperti ini. Kau tahu kan bagaimana keadaanku? Aku hanya merasa bersalah padamu" jawabku jujur.
"Boleh aku jujur, oppa? Sebenarnya aku juga menginginkan kencan seperti pasangan kebanyakan, tapi aku sadar kalau aku harus menghargaimu, oppa. Aku sudah cukup senang walaupun hanya kau ajak berjalan-jalan di taman. Simpanlah uangmu untuk biaya Taesun oppa, jangan pikirkan aku" dia berkata lalu mengeluarkan senyuman malaikatnya.
"Gomawo, ne? aku berjanji akan membuatkanmu kencan yang supeeeeer mewah"
17.00 pm
"Kenapa mukamu suram begitu, Tae?" kata Jonghyun saat kami sedang berada di dalam bus dalam perjalanan ke tempat kerja. Dan ya, aku harus kembali memakan outfit perempuan. Skinny jeans pink, high heels, tank top putih dan blazer pink, serta wig berwarna senada dengan rambut asliku. Jika kalian bertanya dari mana aku mendapatkan semua pakaian ini, Jonghyun lah yang membelikannya untukku.
"Aku memikirkan Suzy"
"Kenapa dengan perempuan kaya raya itu?" tanyanya penasaran.
"Apa menurutmu aku harus mengakhiri hubunganku sampai disini saja? Aku.. aku tidak enak hati melihat dia harus menderita bersamaku padahal dia adalah putri dari seorang pengusaha kaya." Aku hampir menangis mengeluarkan isi hatiku. Jonghyun hanya memeluk bahuku pelan menguatkanku.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan ini sejak lama, kau tahu? Sejujurnya aku tidak setuju ketika kau menyatakan cinta pada Suzy. Kau tahu bagaimana ibunya kan? Dia bisa membunuhmu jika tahu putrinya berpacaran dengan laki-laki miskin. Tapi aku tidak sanggup menghancurkan perasaanmu, Tae"
"Aku tidak bisa jika harus menghamburkan uangku hanya untuk berkencan dengan perempuan. Aku memikirkan keadaan hyungku. Jika aku mengajak Suzy ke restoran mewah, aku tidak tahu apakah nanti aku bisa membayar biaya Rumah Sakit Taesun hyung. Aku tidak ingin tertawa bahagia dengan pacarku sementara Taesun hyung sedang berjuang melawan maut yang sedang menunggunya"
Aku menangis memikirkan dilemma terberat di dalam hidupku. Aku mencintai Suzy, tapi aku harus mengutamakan Taesun hyung. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku pernah memergoki Suzy pergi dengan Taecyeon, teman kampusku. Aku melihat wajahnya saat itu, dia terlihat senang sekali saat di ajak berkeliling mall dan dibelikan barang-barang mewah oleh Taecyeon. Aku tahu Suzy bertahan denganku hanya karena tidak ingin melukai perasaanku.
"Sepertinya aku harus mengakhiri hubunganku, Jjong."
"Jika itu jalan yang terbaik, aku hanya bisa mendukungmu. Jangan sampai kau menyesal" kata Jonghyun lagi.
Bus berhenti di depan halte yang kami tuju. Kami turun dengan saling berdiam diri. Kami berpisah di depan club karena Jonghyun ingin membantu teman-temannya menurunkan bahan makanan dan minuman dari truk pengangkut.
"Annyeong, Tae!" tiba-tiba Kibum eonni menepuk bahuku saat aku sedang merapikan barang-barangku di loker.
"Eh? Annyeong eonni! Sudah lama disini?" dia menggeleng membuat beberapa beberapa poni yang ia selipkan di telinganya jatuh. Tidak heran mengapa Jonghyun menyukai perempuan di hadapanku ini. Dia cantik, rambut blonde panjang se-pinggangnya, kulit putih susunya, badannya yang langsing, dan mata kucingnya yang membuat laki-laki manapun tidak akan bisa menolaknya. Begitu juga denganku. Jika ia menjadi member sebuah girl group, aku akan menjadi fanboy nya nomor 1 dan berdiri paling depan untuk meneriakan namanya. Dia pantas untuk dipuja.
"Ani, aku juga baru datang. Emm.. kau dekat dengan Jonghyun?" katanya sambil meremas ujung dressnya. Aku hampir tertawa menyadari apa yang dirasakan Kibum eonni. Dia cemburu, eh?
"Ahahaha ya begitulah eonni, aku sahabatnya dari kecil, apartemen kami bersebelahan, jadi setiap kami berangkat kesini pasti selalu bersama." Jelasku.
Aku mengambil seragam menjijikan yang menjadi pakaianku malam ini. Malam ini aku memakai skinny skirt warna hitam 5 setengah jengkal di atas lutut –kalian harus tahu betapa pendeknya rok itu, stocking jaring-jaring, serta tube putih ketat dan bando berbentuk kuping kelinci. Jika sekarang aku mendaftarkan diri ke Cube Entertainment, mungkin aku akan menggantikan posisi HyunA untuk menjadi pasangan Hyunseung dalam 'Trouble Maker'.
"Eonni.." panggilku pada Kibum eonni yang sedang memainkan ponselnya. "Ya? Ada apa, Tae?"
"Kenapa kau mau bekerja disini? Em.. bukan maksudku.. tapi.. emm"
"Oh itu, aku bekerja disini demi membiayai kuliahku"
"Orang tuamu?" lanjutku. Dia tersenyum. "Orang tuaku ada di Daegu. Aku kabur dari rumah karena aku ingin melanjutkan kuliah di bidang seni dan mereka melarangku. Karena itu aku kabur ke Seoul seorang diri dan terpaksa bekerja disini untuk membiayai kuliahku." Dia berbicara dengan sangaaaaat lembut.
"Kau sendiri?" tanyanya. "Aku harus membiayai pengobatan oppa-ku di Rumah Sakit. Dia koma selama 2 tahun" ucapku.
"Orang tuamu?" lanjutnya. "Sudah tidak ada, mereka menjadi korban tabrak lari saat aku berusia 2 tahun" kataku sambil tersenyum.
"Mianhe" katanya dengan tatapan bersalah. "Kau terlalu cantik untuk bekerja di tempat seperti ini, eonni. Kenapa kau tidak menjadi model saja?" kataku. Dia tertawa sembari menutupi mulutnya dengan telapak tangannya.
"Kalau aku menjadi model dan terkenal, bisa-bisa orang tuaku mengetahui keberadaanku. Lebih aman disini" ia terkekeh dan pamit padaku untuk berganti baju. Ah dia cantik sekali.
20.00 pm
"Tae, antarkan minuman ini ke meja 13, cepat" Jonghyun menyenggol bahuku yang sedang bersandar pada meja bar. "WAWWW!" pekiknya.
"Kenapa kau?"
"Malam ini kau seksi sekali, Tae. Aku jadi ingin-"
Plak
"Simpan pikiran mesummu, Jjong! Kita itu sejenis!" aku memukul kepalanya pelan dan mengambil nampan yang diberikan Jonghyun.
Aku mencari-cari dimana meja bernomor 13 yang Jonghyun maksud. Dan aku kembali kewalahan karena kerumunan orang yang berdansa seperti kerasukan setan menghalangi pandanganku untuk mencari meja tersebut.
"Aigoo.. maaf… permisi"
Setelah berputar-putar kurang lebih 5 menit, akhirnya aku menemukan meja bernomor 13 terletak di ujung ruangan.
"Pesananmu Tuan, satu botol beer dan satu gelas advoka" aku meletakkan semua pesanan yang ku bawa di atas meja. Ketika aku bangkit untuk berdiri, aku menangkap sepasang mata tajam yang mengawasiku. Aku mengernyitkan alisku bingung, apa penampilanku aneh malam ini?
"Kau pegawai baru disini?" Tanya laki-laki itu. Aku mengangguk ragu karena 'trauma' dengan kejadian kemarin malam. Apa dia ingin menggodaku lagi seperti pria tua yang ku temui kemarin malam?
"Ya, memangnya ada apa jika aku pegawai baru?" aku berani untuk berbicara. Aku tidak mau terlihat polos atau lemah lagi. Aku menatap matanya, menantang.
Oh shit.
Mata itu tajam seperti elang, bibirnya yang tebal mulai bergerak-gerak karena tertawa mendengar perkataanku. Boleh ku bilang laki-laki di depanku ini 'Good Looking'. Dia memakai outfit serba hitam, mulai dari kemeja hingga sepatunya. Rambut cepaknya memberikan kesan tegas pada wajahnya. Ditambah lagi rahang yang kuat dan suara bass nya yang membuat semua wanita akan gemetaran mendengarnya. Ah pikiran macam apa ini?!
"Kau pegawai baru tapi sudah berani padaku?!" ucapnya sambil membelalakkan matanya berdiri menatapku. Sementara temannya yang bergigi kelinci itu hanya tertawa melihat tingkah laki-laki di hadapanku ini. "Memangnya kau siapa?! Pelanggan tetap disini?" tanyaku sambil mendekatkan tubuhku menatapnya garang. Sebenarnya ini hanya antisipasi agar dia tidak menggodaku.
Beberapa detik kemudian, tangannya yang besar itu mulai mengelus pipiku hingga ke bibirku. Aku terkesiap saat tangan kirinya mulai merangkul pinggangku yang terbalut rok yang sangat ketat.
"Kau sudah berani padaku? Kau ingin merasakan permainanku?" ucapnya di telingaku dengan suara beratnya yang sedikit seduktif.
Plak
"Aku bekerja disini bukan untuk memuaskan nafsumu! Silahkan, pintu keluarnya ada di sebelah sana!" aku menghempaskan tangannya dari pinggangku dengan kasar dan mulai berbalik meninggalkannya.
"KAU BENAR-BENAR TIDAK TAHU SIAPA AKU?!" teriaknya padaku. "MWO? MEMANGNYA KAU SIAPA? DASAR LAKI-LAKI MESUM!" pekikku lebih garang.
Tiba-tiba temannya yang bergigi kelinci itu angkat suara. "Mianhamnida agasshi, kau benar-benar tidak tahu siapa dia?" tunjuknya pada laki-laki mesum itu. Aku menggeleng. "Memangnya dia siapa?!"
"IKUT AKU SEKARANG!"
Dia menarikku dan menyeretku seperti layaknya kantung sampah. Apa sih yang dia inginkan dariku? "Lepas! Kita mau kemana?!" aku meronta-ronta melepaskan cengkraman tangannya yang sangat kuat. Mungkin tulangku akan patah sebentar lagi.
"Diam!" pekiknya dan membuatku diam. Dia menarikku menjauhi kerumunan manusia dan membawaku ke bagian dalam club. Memang siapa dia?! Jangan bilang….
Brakkk
"DUDUK!" bentaknya padaku dan mau tidak mau aku harus menurutinya. Aku tercekat saat menyadari dimana kami sekarang. Oh tidak, jangan bilang yang dimaksud Jonghyun itu dia...
Dia duduk di sebuah kursi besar nan empuk layaknya seorang raja dan menopang dagunya dengan tangannya. Dia memandangiku. Mata besarnya itu seolah-olah ingin melompat keluar. Sementara aku hanya bisa menarik-narik rok biadab yang semakin naik jika sedang duduk.
"Kau siapa?! Seenaknya menarikku seperti itu! Tanganku hampir patah! Dasar laki-laki mesum! Seenaknya saja kau memperlakukanku seperti kantung sampah!" cercaku. Dia masih saja memandangiku dengan tatapan yang sulit diartikan. Aku menggoyang-goyangkan telapak tanganku di depan wajahnya.
"Aneh"
"WHAT?!"
"Kau perempuan yang aneh. Kau benar-benar tidak tahu siapa aku?" tanyanya lagi dan aku hanya bisa menggeleng pasrah. Tiba-tiba dia merogoh-rogoh sebuah barang di lacinya dan meletakkan dengan kasar di hadapanku. "Baca baik-baik!"
"Choi-Min-ho?"
"Yes, and I'm your Boss!" ucapnya kesal. Aku membelalakkan mataku tidak terima. Jadi dia? Yang kata Jonghyun baik? Yang kata Jonghyun ramah dan berkharisma? Cih…
Aku tertawa. Menertawakan nasibku lebih tepatnya. Mungkin setelah ini aku akan dipecat dan dilaporkan polisi dengan tuduhan 'Perbuatan tidak menyenangkan'. "Kau Bossku? Tidak mungkin! Orang yang menjadi Bossku itu pasti berkharisma dan tegas, bukan kasar dan mesum sepertimu!" ujarku kesal sambil menyilangkan kedua tanganku di dada.
"Memangnya kenapa kalau aku Bossmu? Apa salah? Kau pegawai baru kan? Aku belum melakukan wawancara denganmu" katanya sambil mengitari meja dan berhenti tepat di depanku dan duduk di atas meja. Aku mencibir, "Ya salah, kau tidak ada pantas-pantasnya menjadi Boss! Lihat saja kelakuanmu sekarang, apa pantas seorang Boss duduk di atas meja di depan pegawainya?!"
"Terserah. This is my club, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Dan satu lagi, bisakah kau sopan sedikit?! I mean, seharusnya kau memanggilku 'Boss', bukan 'laki-laki mesum'!" ujarnya dengan gaya yang sedikit sombong. Aku menarik nafas dengan sabar agar tidak menghujaninya dengan cacian dari lubuk hatiku yang paling dalam.
"Uhm.. oke Boss Choi, apa yang harus aku lakukan kali ini?" aku menyilangkan kakiku dengan tenang. "Kau harus menjawab pertanyaan-pertanyaanku" katanya dan aku mengangguk setuju.
"Boss.. uhmm.. bisakah kau turun dari situ? Aku sedikit tidak nyaman dengan posisimu" kataku risih karena posisi duduknya yang tepat di hadapanku sehingga aku harus mendongak menatapnya, juga dari posisi seperti itu dia bisa melihat dadaku –yang untungnya aku tak mempunyai buah dada.
"Tidak mau, dari atas sini aku bisa memandangimu sepuasnya. Oh ya sebutkan nama, umur, pendidikan, dan alamat. Akan ku data untuk disimpan" katanya sambil mengeluarkan sebuah tablet dari laci mejanya.
"Namaku Lee Taemin, umurku 18 tahun, aku tidak melanjutkan pendidikanku ke jenjang kuliah karena berbagai hal, aku tinggal di apartement yang sama dengan Jonghyun" dia mencatat semua jawabanku di tablet. "Oh kau kenal Jonghyun?" tanyanya tanpa melepaskan pandangannya dari tablet.
"Dia yang merekomendasikanku untuk bekerja disini. Bolehkah aku pergi untuk melanjutkan pekerjaanku?" tanyaku sambil tersenyum. Dia meletakkan tabletnya dan menatapku.
"Masih ada satu lagi yang harus kau ketahui tentang peraturan di club ini" dia menaik turunkan alisnya jahil. "Pe-peraturan? Peraturan apa?"
"Sesama pegawai di club ini tidak boleh menjalin hubungan khusus. Karena itu bisa sangat merugikan. Bisa saja kalian merencanakan untuk merampok club ini" ujarnya sambil melipat tangan di dadanya. "Peraturan macam apa itu? That's non sense! Aku tidak terima!" ujarku kesal. Aku tidak bisa terima dengan peraturan bodoh itu. Bagaimana dengan nasib Jonghyun dan Kibum eonni? Apa mereka tidak boleh memiliki hubungan khusus?
"Kenapa? Kau keberatan? Apa kau ingin memiliki hubungan khusus denganku?" ujarnya jail. Aku menggembungkan pipiku kesal. "Boss, boleh kah aku keluar sekarang? Aku benar-benar ingin melanjutkan pekerjaanku"
"Mau melanjutkan pekerjaan katamu?!" dia bertanya sambil mengerutkan alis tebalnya. Aku mengangguk bingung, kenapa dengan orang ini?
"Me-memangnya ada apa lagi?"
Dia bangkit dan mendekatiku sambil terus menatap dalam mataku. Refleks aku memundurkan badanku. Dia berjalan terus mendekatiku dan aku terus memundurkan badanku hingga menyentuh dinding.
Wajahnya semakin mendekati wajahku, dia juga mengunciku dengan meletakan tangan kiri nya di samping wajahku. "Kau tidak boleh pergi. Kau belum melayaniku, hmmm?" bisiknya dengan seduktif.
PLAK
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU LAKI-LAKI MESUM! Aku tidak sudi mempunyai Boss mesum sepertimu!"
*to be continued
Thanks for reading :) review dan comment apapun sangat diterima.. masukan kalian sangat membantu author!^^ /giggles/
