Another fiction from me, well enjoy.. Please READ IF YOU LIKE! DON'T LIKE DON'T READ!
Naruto © Masashi Kishimoto
Rumah Hantu © Min-Sunye
Rating: K+/T
Genres: General/Humor/Horror next chap
No Pair for now
Warning: AU, OOC, OC, time skip(bingung), GJ-ness, Garing-ness, even Chrunchy-ness etc.
-
Summary: Naruto diajak Sasuke ke Rumah Hantu, kira-kira apa yang akan terjadi?
Chapter One
-
Pada suatu hari, di siang yang bolong. Matahari yang dengan santainya memancarkan cahaya dan panasnya padahal orang-orang di sekitarnya sudah tepar semua beserta ikan-ikan. Angin yang terus berhembus membawa hawa gerah membuat keringat bercucuran di mana-mana. Burung-burung udah kaya ayam goreng aja soalnya kepanasan. Daun-daun berguguran karena kebanyakan penguapan(biologi mode:on). Naruto tergeletak di atas tanah yang dilapisi oleh semen dan lantai. Orang-orang yang heran melihat tingkah lakunya juga ikut-ikutan(?).
"ARRGGH!" Erangnya, "PANAS!" Naruto bangkit dari tidurnya lalu duduk malas.
"Maaf, anda kenapa tidur-tiduran di sini?" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang menghampirinya.
"Panas~" jawabnya sambil mengibas-ngibaskan tangan ke mukanya, padahal angin sama sekali tidak terasa.
"Loh? Kok tiduran di lantai sih?" Tanya orang itu lagi.
"Dingin soalnya," jawab Naruto polos sambil lirik kiri kanan, mencari abang-abang es doger.
"Oo, kalau anda menginginkan sesuatu yang dingin silahkan masuk ke tempat kami!" Tawar orang itu. Naruto hanya menatap heran.
"Memangnya kenapa di tempat mu?"
"Di sini kami menyediakan alat yang bisa mengeluarkan angin dengan otomatis!"
"Oh iya? Apa namanya?" Naruto mulai tertarik dengan tawaran itu.
"Namanya AC, singkatan dari Air Conditioner." Jelas orang itu lagi.
"A-apa? A-air kon-di-sye-ner?" Kata Naruto sambil mengeja. Maklumlah, Naruto wong deso. Gak bisa bahasa inggris(dalam cerita).
"Iya, AC! Jadi, AC bisa digunakan sebagai penyejuk ruangan. Oh iya, harganya juga murah hanya RP 20.000.000,- saja, dan—"
"Ah, bilang aja mau promosi." Naruto beranjak meninggalkan tempat itu.
Orang yang ada di depan 'toko' itu hanya menatap kepergian Naruto dan seolah-olah ingin berkata-loh?-kok-tau-sih?
Jadi, di mana letak Naruto sekarang? Tepatnya ia sedang berada di mall. -Author ditendang- Jadi sedari tadi Naruto tidur-tiduran di atas lantai, malu-maluin bapak dan ibu saja dirimu -dihajar-. Kebetulan, Konoha The City membuka tempat bernama Konoha Department Store, tempat ini baru saja dibuka makanya banyak toko-toko yang ngasih diskon 50% setiap membeli barang. Oh iya, Konoha Department Store adalah mall yang terbuka.
Naruto sedang berjalan-jalan di mall yang letaknya di Bogor, Jungle -Author ditendang pembaca-, maksudnya Naruto sedang berjalan-jalan di mall menemani ibunya yang hilang tiba-tiba. Karena itu Naruto merasa bosan sekali.
"Cih, mama ngapain sih ngajak ke sini?" Keluh Naruto sambil celingak-celinguk nyari abang-abang es doger(?) saking hausnya. Naruto berjalan tanpa arah dan tujuan. Namun tiba-tiba langkah Naruto terhenti di depan pintu keluar, lalu melihat spanduk di atasnya.
"Konoha Mol de-apar-temen-stor?" Naruto mengeja-eja kalimat yang ada di spanduk itu.
"Konoha Mall department store, dobe!" Tiba-tiba seseorang muncul di sebelah Naruto bagaikan hantu yang datang tak dijemput, pulang tak diantar sambil tersenyum dingin ke Naruto "Lu bisa baca gak sih?"
Melihat kehadiran sosok di depannya Naruto langsung 'ngeh, "TEME! AKHIRNYA AKU TAK SENDIRI!" Naruto memeluk-meluk Sasuke, orang yang dipanggil Teme itu. Rasanya sudah gak bertemu sepuluh tahun. "AYO! Kita cari es doger!" Lanjut Naruto semangat yang sedari tadi ngidam sama es doger lalu menarik-narik tangan Sasuke.
"Cih? Lepaskan!" Sasuke melepaskan genggamannya.
"Bay de way, Konoha apartemen, ehh? Department Store itu artinya apa ya?" Tanya Naruto dengan ekspresi-gak-tau.
"Kau ini sekolah untuk apa?" Protes Sasuke.
"Maklum lah, urang deso aku ini," bela Naruto dengan logat jawanya.
"Halah, ngomong Jawa saja salah. Department Store itu tempat untuk berbelanja, hmm.." Jawab Sasuke sambil melirik kanan dan kiri, melihat aktifitas-aktifitas orang di sekitarnya.
"Oo, pantes mama tiba-tiba aja menghilang di antara kerumunan cewek-cewek yang sedang mengincar barang-barang itu." Kata Naruto sambil menunjuk toko baju plus tas plus sepatu di sebrang sana.
"Yep, di sini isinya Cuma toko baju, sepatu, tas! Gak ada tempat bermain, bahkan warteg pun gak ada!" Keluh kesah Sasuke.
"Ngomong-ngomong kamu ngapain ke sini, teme?"
"Ya, sama halnya dengan lu, menemani okaa-san belanja. Huh," dengus Sasuke kesal sambil berjalan tanpa tujuan. Sasuke dan Naruto mulai berjalan, mencari tempat yang enak untuk disanggahi.
Di mall yang terbuka ini (bisa ngebayangin kan?-, gak pake atap) tiba-tiba angin berhembus dengan kencangnya yang berhasil membuat mata Sasuke kelilipan dan sebuah kertas, entah kertas apa nemplok -pas- di muka Naruto.
"HUWEEEE! TEME! AKU GAK BISA NGELIHAT! AKU BUTA! AKU BUTA!" Jerit Naruto berlebihan. Sasuke sibuk mengucek-ucek matanya.
Orang-orang yang berjalan di sekitar tempat itu hanya menatap mereka bingung-ngapain-sih-tuh-orang?
"Dasar bodoh!" Sasuke mengambil selembaran yang nemplok di muka Naruto itu, lalu melihat isinya. 'Oo, ini hanya sebuah brosur.'
-
Haii temmadh, qmu mmauu ggag nyobbaiin tanntangan bbaru nan celem?
Kkallo iiya, ssilahhkan bbaca, kkalo enggag, qmu bbolleh mmakan nni kerttass.
---
RUMAH HANTU (-HANTUAN)
HADIR DI BASEMENT (tempat parkir di bawah)
ADA HANTUNYA LOH! -beh, namanya juga rumah hantu-
MURAH KOK! TIKET CUMA RP 100.000,-
SEREM LOH! PADAHAL HANTUNYA BOHONGAN!
KALO TAKUT KEBANGETAN DEH LOE!
---
KAKUZU The Menejer
-
"Wah! Udah alay, mahal, jujur banget(?), nantangin pula," protes Sasuke.
"Emangnya itu apaan, teme?" Tanya Naruto yang baru sadar bahwa matanya itu gak kenapa-napa.
"Tau, promosi-promosi gak jelas gitu. Ah, gue makan aja nih kertas!" Sasuke mengeroyok kertas itu sampai hancur, lebur, dan berkeping-keping lalu membuangnya ke sumur(?).
Naruto dan Sasuke melanjutkan perjalanannya mencari es doger.
Tiba-tiba saja angin berhembus lagi, kali ini diikuti dengan hujan plus petirnya(?) dan berhasil membuat mata Sasuke kelilipan lagi, kertas gak jelas itu berhasil nemplok di muka Naruto(lagi). Seperti pertanda saja.
"TEME! TEME! TEME! HELEP! HELEP! HELEM! BLUP! BLUP!"
Sasuke mengucek-ucek lagi matanya.
"Woy, lu pikir lagi berenang di sawah?" Keluh Sasuke, lalu Sasuke mengambil kertas itu lagi.
"TERIMA KASIH, TEME!" Naruto memeluk Sasuke lagi lalu menciumi pipinya.
"DOBE! JANGAN CIUM GUE!" Sasuke mendorong Naruto, trus Naruto terlempar dan masuk ke sumur(?).
Orang-orang melihat mereka dengan tatapan bingung. Kushina yang sudah selesai berbelanja berniat menghampiri Naruto, namun menarik kembali niatnya itu dan beranjak pergi dari tempat itu.
'Itu bukan anak gw, anak gw gak main seme-ukean.' Ujar Kushina dalam hati sambil menjingjing belanjaannya sebanyak satu ton itu, seolah-olah ingin mengatakan-Naruto-kamu-di-mana-nak?-bantuin-mama-bawa-belanjaan-dong!
Back to the story…
Sasuke dengan kerja keras, banting tulang, sekuat tenaga dalam dan luar(?) berhasil menarik Naruto yang tadi kecemplung ke sumur, lalu kembali membaca isi dari kertas aneh itu.
-
WOY!
KENAPA BROSURNYA DIBUANG?
KAN GW UDAH BERSUSAH PAYAH NGEBUAT TUH KERTAS.
KALO BELI MAHAL, MENDING NEBANG POHONNYA SI ZETSU,
TRUS GW IRIS-IRIS BIAR JADI KERTAS.
TAKUT YA LW AMA RUMAH HANTU BUATAN GW?
KECE LU! TAPI MEMBLE(?)
KALO BERANI, DATENGIN GW SEKARANG JUGA.
AJAK TEMEN SEPERJUANGAN LO!
HAHAHAHAHA!
OIA, BASEMENT ADA DI BAWAH. NTAR LU LURUS AJA, BELOK KIRI SATU LANGKAH, BELOK KANAN LIMA LANGKAH, NYERONG KANAN, NYERONG KIRI, KE ARAH TIMUR LAUT, NGELEWATIN LAUTAN INDONESIA, SAMUDRA HINDIA, PASIFIK, TRUS NTAR LU NYEWA KAPAL AJA. OK OK? GW TUNGGU, GE PE EL!!!!
-
Mysterious person (nama asli Kakuzu)
-
"Wah! Ini orang bener-bener nantangin gue ya?! Brosur apaan nih? Bisa ngomong sendiri." Sasuke meremas-remas kertas itu lalu membuangnya ke laut.
"Kenapa sih, Teme?" Tanya Naruto.
"Naruto, kita ke rumah hantu sekarang!" Ajak Sasuke langsung to the point tanpa menjawab pertanyaan Naruto tadi.
Naruto berpikir, 'Rumah hantu, berarti ada kuntilanaknya, kuntilanak itu kan hantu, hantu itu temennya setan.'
"HUWEEE! Gak mau! Aku tatut~" rengek Naruto. Naruto memang takut dengan sesuatu yang berbau horror.
"Tatut, tatut, ti tut aja sekalian. Kece lu Nar, tapi memble." Ejek Sasuke yang tertular virus kece tapi memble-nya brosur tadi. Mendengar perkataan Sasuke tadi, semangat 65 Naruto bangkit dari dalam tubuhnya.
"Oh iya, siapa takut?" Naruto memasang tampak -sok- berani.
"Yakin?" Sasuke memasang tampang nakut-nakutin.
"Yakin dong!" Naruto menjawabnya dengan yakin sepenuh jiwa, harokat, dan es doger.
"Kalo nanti ada setannya gimana?" Mendengar hal itu, Naruto tersadar bahwa rumah hantu itu ada hantunya(yaiyalah).
"Se-se-setan? Ga apa-apa, gw te-tep be-be-ra-ni kok!" Jawab Naruto terbata-bata, dia tidak ingin dibilang penakut sama teme-nya.
"Beh~ namanya juga rumah hantu, pasti ada setannya. Sudah lah, ayo pergi!" Sasuke menarik tangan Naruto. Sebenarnya Naruto enggak mau tuh.
-
-xoxo-
-
"I-i-i-i-i-i-ini te-tem-patnya, Teme?" Tanya Naruto gugup plus merinding. Rumah hantu itu tepat di depan mereka. Jadi, di basement itu tempat khusus untuk rumah hantu itu. Desainnya lumayan seram, pajangan-pajangan semuanya berbetuk hantu, pintunya dicat dengan gambar hantu, loketnya juga dibikin seseram mungkin supaya kesannya seperti rumah hantu beneran. Anehnya di tempat itu tidak ada siapa-siapa.
"Iye kali, kan kertas tadi bilang di basement. Sekarang kita udah di basement." Sasuke melihat spanduk yang ada di atasnya, 'Rumah Hantu', "Ayo masuk!" Ajak Sasuke.
"Ah~ Enggak! Aku tatut!" Naruto tiba-tiba bersembunyi di belakang Sasuke.
"Ayolah dobe~ Katanya berani?" Sasuke menyeret-nyeret Naruto yang sedari tadi ingin kabur dari tempat itu.
"Enggak! Aku masih pengen hidup! MAMA!" Rengek Naruto ketakutan sambil berusaha untuk kabur.
Disela-sela aktifitas mereka seseorang dengan identitas yang tidak jelas datang menghampiri.
"Apa kalian yakin mau masuk rumah ini?" Tanya seseorang itu. Orang itu sedikit menundukan kepalanya. Kata-katanya tadi seolah-olah ingin mengingatkan sesuatu. Orang itu mengenakan jumlah berwarna hitam, dan juga cadar yang menutupi mulutnya.
"I-iya, me-memangnya ke-ke-kenapa gi-tu?" Wajah Sasuke yang tadinya sudah siap memasuki rumah hantu berubah menjadi pucat seputih Orochimaru yang di serial drama Naruto itu.
Orang itu menatap Sasuke seolah-olah melarang mereka untuk masuk. Melihat ekspresinya yang tertutup cadar itu, Sasuke menjadi takut.
"HUWEEE DOBE! AKU TATUT!" Sasuke menyembunyikan dirinya di belakang Naruto.
"Dasar Teme! Katanya berani, ahh! Emoh! Gak mau!" Protes Naruto.
"Sebelum kalian masuk, kalian harus melakukan satu hal yang sangat penting." Kata orang misterius itu, orang itu seolah-olah ingin mengingatkan sesuatu yang sangat penting.
"A-apa?" Tanya Naruto dan Sasuke serempak merinding.
"BELI TIKET DULU!" Semuanya sweetdrop (minus orang aneh tadi)
"Beh~ bilang dong, gak usah sok serem gitu, tapi emang tampang lu horror ya?" Ejek Sasuke.
"Enak aja, gw menejer di sini." Balasnya.
"Oo, menejer.." Naruto melirik papan nama yang ada di cadarnya, "Kakuzu?"
"Iya, kok tau nama gue?" Tanya Kakuzu bingung.
"La? Kan ada papan namanya tuh." Kata Naruto sambil menunjuk papan nama.
"Oh iya, jadi kalian mau masuk? Beli tiket dulu!"
"Ok, berapaan?" Tanya Sasuke sambil mengeluarkan dompet yang ada di saku celananya.
"Kan kalian berdua, jadi rp 200.000,-" Kata Kakuzu santai.
"Idih? Mahal amet? Ogah, nego ah, nego!" Protes Sasuke lalu memasukan kembali dompetnya.
"Iya, karena kami memberikan anda fasilitas yang memadai, mulai dari kamar mandi, bersih tiada noda, air lancar, panas dingin tinggal pilih. Kamar tidur, two in one, mewah, empuk, dan peralatan tidur yang lengkap. Ruang makan—" tiba-tiba Sasuke memotong kata-kata Kakuzu.
"Woy, ini rumah hantu? Apa hotel?"
"Oo, maaf, yaiyalah mahal! Gue ampe nyewa orang buat jadi hantunya, kan mahal jasa-jasa manusia zaman millennium ini, gara-gara Amerika bangkrut sih! Daripada nyewa boneka buatan Sasori, nanti malah jadi rumah Barbie, nanti yang ke sini malah anak-anak kecil yang gak punya duit sama sekali. Rugi deh gue!" Keluh Kakuzu panjang lebar sampai-sampai mulutnya berbusa. Naruto dan Sasuke hanya meng-oh dan meng-hooh.
"Enggak ah, mahal! Nego maunya!" Protes Sasuke lagi.
"Yasudah, berdua rp 100.000,-" tawar Kakuzu.
"Enggak! Maunya rp 20.000,-!"
"Cepe!" Kakuzu gak mau kalah.
"Dua puluh!" Sasuke juga gak mau kalah.
"Cepe!"
"Dua puluh!"
"Cepe!"
"Dua puluh!"
"CEPE CEPE CEPE!"
"DUA PULUH KALI 100 KALI! HAYO?"
"Sudah-sudah, 100 ribu ditambah 20 ribu, hasilnya di bagi dua, jadi totalnya--" Naruto menghitung dengan kalkulatornya, "60 puluh ribu. Deal?"
"Deal!" Jawab Kakuzu dan Sasuke saling menatap dengan menampakan death glare masing-masing.
"Yasudah, kami bayar setelah masuk. Kalau serem banget, kami bayar dua kali lipatnya." Sasuke mengusulkan.
"Hmm, baiklah." Kakuzu menyetujui.
"Asik! Jadi kami masuknya gratis?" Tanya Naruto, padahal baru saja tadi menghitung.
"Iye, masuk gratis, keluar bayar!" Kakuzu memasang tampang-awas-lu-kalau-gak-bayar!
"Iye-iye, don't worry be happy!" Sasuke bergaya ala De Ramah.
Kakuzu mulai mengeluarkan kunci-kunci seabrek yang ada di sakunya, lalu mencoba untuk membuka pintu rumah hantunya.
"Duh, kuncinya yang mana ya?" Sambil mencari-cari kunci.
"Gila, kunci lu banyak banget? Kunci apaan aja tuh?" Tanya Sasuke yang takjub melihat kunci di tangan Kakuzu itu. Banyak banget?
"Oo, ini kunci rumah, kunci kamar, kunci kamar mandi, kunci dapur, kunci ruang makan, kunci ruang tv, kunci ruang tengah, kunci kamar belajar, kunci lemari, kunci—" Kakuzu sibuk ngoceh sampai-sampai lupa ngebukain pintu.
"By the way, teme? Kok belum masuk aja, gw udah ngerasain hawa horror ya di sini?" Tanya Naruto, ia tiba-tiba merasakan hawa yang tidak enak mengelilingi mereka. Semakin lama, hawa itu semakin mendekat.
"I-iya juga sih, tiba-tiba dingin. Padahal di sini gak masang AC." Sasuke mengelus-elus lengannya. Bulu kuduknya pada naik semua. Kakuzu sibuk nyari kunci.
Soundtrack horror sudah mulai dimainkan, entah suara dari mana~
Tiba-tiba dari belakang seseorang menepuk pundak Sasuke. Sasuke dan Naruto membalikkan badannya plus kepalanya perlahan-lahan dan…
JENG~ JENG~ JENG~
"HANTUUUUU!!!!" Teriak Sasuke dan Naruto serempak ketika melihat sosok di belakanya itu, mereka langsung menerobos pintu rumah hantu, akhirnya pintunya pun bolong.
"WOY! PINTU GW JANGAN DITEROBOS! MAHAL TAUK!" Kakuzu lari ngejar Sasuke sama Naruto yang jejaknya udah ilang dimakan bumi.
"Hantu? Mana hantu?" Orang yang menepuk pundak Sasuke tadi melirik kanan-kiri, depan-belakang, atas-bawah. Ya, orang itu adalah Kisame, pegawai di rumah hantu juga.
-
The End -dilemparin kulit pisang sama yang lain-
To Be Continued maksudnya!
A/N: Gimana? Garing ya? Gak jelas ya? Gak tau kenapa pengen deh nulis genre humor. Sebenarnya ini terinspirasi dari kisah nyata saya, tapi bukan berarti ini berdasarkan kisah nyata loh. Ini saya karang-karang lagi. Hehe. Another multichap, saya sempet menghapus fic multichap yang dulu dengan alasan udah gak ada ide, hehe, mungkin chap2 di sini bakal pendek-pendek. Oh iya, mohon maaf untuk misstype, tanda baca yg masih salah, dan EYD-nya, ya karena saya posting buru-buru lagi. Haha. Besok mau tes RSBI SMAN, doakan saya ya senpai-senpai dan para reader semua! Btw, tanggal apdetnya gak bisa saya tentukan, hehe. Cerita udah jadi sih, cuman males ngeuploadnya -ditendang-, mending fic-nya dilanjutin. Oh iya, maaf ya kalo gak ada lucu-lucunya, saya demennya ketawa sih, bukan bikin orang ketawa. Ya sudahlah, capek ngoceh mulu. Ja~
-
Review if you like it
