Hello, minna-san!
Yui is back!
Sebelumnya, Yui mau ngucapin makasih buat senpai-senpainya Yui yang udah ngereview cerita Yui sebelumnya
Yui akan berusaha merubahnya melalui fict ini
Kali ini dengan fict yang lain dari biasanya
Karena biasanya Yui bikin fict yang gaje
Tapi kali ini ga
Ya udah, pokoknya baca aja
Kalo mau ngasih komentar, kritik, ato saran, silahkan Review, occeeehh!
Dozzo, yoroshiku ne!
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Apa kau pernah berpikir?
Bahwa tempat seperti gudang dapat membangkitkan semua kenangan?
Chie Deutz Yui-chan's
.
.
.
.
.
Presents
.
.
.
.
.
Gudang Penuh Kenangan
.
.
.
.
.
Chapter I : Good Bye My Love…
.
.
.
.
.
Sedikit demi sedikit cahaya masuk ke dalam ruangan itu saat seorang Hyuuga Neji membuka pintunya. Ruangan yang gelap itu kini tersinari cahaya –atau mungkin tidak sepenuhnya-. Kini, terlihat jelas bagaimana kondisi ruangan itu. Kotor, berantakan, lusuh, berdebu, atau mungkin yang semacam itu. Itulah kondisi ruangan yang sedang dimasukki Neji. Ya, ruangan yang bernama gudang. Gudang itu memang sudah lama tidak dikunjungi pemiliknya, jadi, jangan heran kalau kondisinya agak memprihatinkan
Neji mulai melangkahkan kakinya masuk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu. Sampai akhirnya, ada suatu barang yang menarik perhatiannya. Sebuah kotak musik berbentuk hati berwarna coklat yang tidak terlalu tua warnanya. Neji sempat menatapnya beberapa saat sampai akhirnya, ia mengambilnya.
Neji membuka kotak musik itu perlahan, dan terdengarlah lagu klasik kotak musik itu beserta sebuah boneka yang menari-nari di dalamnya. Ia tidak menyangka, kotak musik yang umurnya sudah kurang lebih 5 tahun itu masih bisa berbunyi walaupun suaranya tidak sebagus saat pertama kali ia mendapatkannya. Dan hal itu membuat pikirannya melayang ke masa lalu. Saat dimana ia mendapatkan kotak musik tersebut, dan saat orang yang memberikan kotak musik itu pergi dari sisinya…
5 years ago
.
.
.
Sore itu, di taman, Neji sedang duduk-duduk ditemani suasana yang dingin namun cukup tenang. Itu karena suasana saat itu sedang mendung. Terlihat awan sedang bersedih, ingin sekali menangis. Namun entah kenapa, ia tidak mau menjatuhkan tetesan air matanya. Ya, suasana saat itu hanya mendung, bukan gerimis ataupun hujan. Dari jauh, Neji melihat ada seorang gadis yang menghampirinya. Dan terlihat, gadis itu memegang sesuatu di balik punggungnya
'Tenten? Apa yang dia lakukan disini?' batin Neji dalam hati tentunya
"Ne… Neji.." suara Tenten yang terbata-bata itu membuat Neji menoleh padanya. Neji bisa melihat wajah gugup yang ditunjukkan gadis tersebut.
"Ya… Tenten… Ada apa?" Neji menjawab panggilan gadis tersebut dengan ekspresi datar. Seperti biasanya
"A…Aku…Aku Cuma mau bilang, kalau hari ini kan ulang tahunmu, ja…Ja…Jadi…"
"Ya?"
"Jadi aku ingin memberikan ini padamu, aku harap kau mau menerimanya…!" Tenten dengan terburu-buru segera memberikan benda yang dipegangnya tadi kepada Neji. Sebuah kado bersampul lavender dengan bunga yang terbuat dari pita berwarna biru muda, yang membuat kado itu terlihat cantik walaupun sederhana. Neji sempat menatap kado itu sesaat. Memperhatikan kado itu lebih teliti, atau mungkin memikirkan apa isinya. Seulas senyum terbentuk di wajahnya, dan kemudian berkata…
"Arigatou, Tenten-chan! Aku degan senang hati menerimanya…"
Semburat merah terlihat di wajah Tenten sekarang, karena ia tak menyangka, Neji akan menerimanya…
"I…Iya…Sama-sama…" jawab Tenten dengan gelagapan dan kemudian pergi dengan kikuk. Hal itu otomatis membuat Neji bingung. Tapi ia tidak memperdulikannya. Ia hanya menatap Tenten yang berjalan pergi itu dengan tatapan 'I-don't-care'
Seulas senyum terukir di wajahnya yang tampan. 'Tenten… Sudah lama sekali aku tidak melihatnya… Aku… Merindukannya… Dimana dia sekarang? Apa dia masih di Italia bersama keluarganya?'
"Selama…. Aku…
Masih bisa bernapas...
Masih sanggup berjalan…
Ku 'kan 'slalu memujamu…
Meski ku tak tahu lagi…
Engkau ada di… mana….
Dengarkan... Aku…
Ku merindukanmu…"
Merindukanmu
By : D'masiv
Ia merindukan Tenten. Bagaimana tidak? Dia sudah berpisah dengan gadis itu kurang lebih 5 tahun. Dan hal itu terjadi karena Tenten harus mengikuti keluarganya pindah ke Italia…
Menyakitkan?
Apa tadi aku bilang menyakitkan?
Tentu saja…
Coba saja kau bayangkan jika kau harus berpisah dengan sahabatmu
Pasti menyakitkan, bukan?
Dan hal itulah yang masih dirasakan Neji sampai sekarang…
.
.
.
Kehilangan Tenten…
Gadis yang dulu sering menemaninya
Gadis yang selalu hador di saat ia sedih maupun senang
Gadis yang ia harap dapat menjadi…
Menjadi…
Menjadi…
.
.
.
.
.
Ah, sudahlah, kalian pasti tahu apa yang diharapkan cowo Hyuuga kita yang satu ini
.
.
.
.
.
Sesampainya di rumah, Neji membuka hadiah pemberian Tenten tadi. Sebuah kotak musik berbentuk hati berwarna coklat yang tidak terlalu tua warnanya –atau seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya-. Ia membukanya, dan terdengarlah alunan musik yang indah beserta sebuah boneka yang menari-nari mengikuti irama musik tersebut
.
.
.
.
.
Ia kembali mengingat momen yang damai itu. Tapi senyumannya tidak bertahan lama saat mengingat kejadian selanjutnya…
.
.
.
.
.
Saat ia akan meraih kotaknya, ia melihat secarik kertas jatuh dari dalam kotak tadi. Dan kertas itu berisi :
Dear Neji,
Hadiah ini kuberikan karena 2 hal, yaitu :
Hari ini adalah hari ulang tahunmu, 3 July
Hadiah ini sebagai kenang-kenangan terakhir dariku…
Kuharap kau bisa mengerti maksud dari poin nomor 2…
Love,
Tenten
'Apa yang dia maksud dengan kenang-kenangan terakhir?' Neji sukses dibuat bingung oleh surat tersebut. Tak lama kemudian, ia mendengar HP-nya berbunyi
"Ada pesan…" Neji segera meraih HP-nya
To : Hyuuga Neji
Hari ini aku pindah ke Italia mengikuti orangtuaku. Itulah yang dimaksud poin kedua suratku. Aku akan berangkat puku 4 sore
Inilah saatnya kita harus berpisah…
Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini, tapi aku terpaksa
Aku harap kau mau mengerti…
From : Tenten, your bestfriend….
Neji terdiam membaca pesan dari sahabatnya itu. Ia tidak percaya Tenten akan meninggalkannya tanpa memberitahunya jauh hari. Apa ini sebuah kejutan ulang tahunnya? Jika ditebak, ini memang kejutan. Dilihat dari ekspresi Neji yang shock setengah mati mendengar berita itu. Tetapi, jika kau dapat mencerna kalimat itu dengan baik, kau pasti akan tahu, apa itu kejutan atau bukan
Apa semuanya harus berakhir?
Apa ini berarti kata perpisahan sudah didepan matanya?
Apa ini berarti ia harus berpisah dengan gadis itu?
Mungkin tidak ada harapan untuk meminta gadis itu tinggal bersamanya
"Aku harus menyusulnya! Apapun yang terjadi, dia tidak boleh pergi!" katanya entah pada siapa. Pada langit? Pada tumbuhan? Atau pada rumput yang bergoyang? Tidak pastinya
Ia segera menyimpan kotak musik tadi kedalam kotaknya, dan ia meletakkannya di atas meja bulat hijau di dekatjendela. Neji pun melirik jam
"Ya ampun…. Sudah jam 4 sore, aku harus segera ke rumahnya… semoga dia belum pergi" Neji segera berlari menuju mobilnya
Sesampainya di rumah Tenten, ia mendapati rumah besar itu sudah terlihat kosong. Tapi, ia bertemu dengan Shurei, pembantu Tenten yang masih tinggal disana
"Shurei, apa Tenten dan keluarganya sudah pergi?" Tanya Neji dengan penuh harap
"Mereka sudah pergi, Neji-kun, baru saja pergi. Maaf" jawab Shurei dengan perasaan yang tidak enak sambil memandangi Neji dengan tatapan sedih.
Ia tahu Neji sangat menyayangi anak majikannya itu, karena itulah ia tidak rela mengatakannya.
"Aku yakin kau bisa menyusulnya, Neji-kun, dia di bandara, dan pesawatnya berangkat pukul 4:15 sore. Itu menurut berita yang kudengar" lanjut Shurei berusaha menangkan Neji. Dan ia dapat melihat Neji tersenyum padanya
"Iya…kau benar, Shurei…aku masih bisa menyusulnya… benar… terima kasih, Shurei!" Neji segera memasuki mobilnya. Gadis berambut biru tua itu hanya tersenyum lembut sambil memegang sapu yang ia gunakan untuk menyapu halaman rumah yang kini tidak berpenghuni lagi. Oh, bukan…kini Shureilah yang menempati rumah itu. Keluarga Tenten adalah keluarga yang kaya raya. Tapi mereka tidak pernah sombong. Malahan, mereka selalu berpenampilan sederhana. Dan hal itulah yang disukai Shurei terhadap keluarga Tenten. Keluarga Tenten memberikan rumah itu kepada Shurei karena Shurei tidak pernah membantah dan selalu bersikap layaknya pembantu kepada mereka. Dan keluarga Tenten pun selalu bersikap manis kepada Shurei walaupun Shurei hanyalah pembantu mereka, dan Shurei merasa beruntung memiliki majikan seperti itu.
'Ada gunanya jika kau selalu berbuat baik pada orang lain' itulah prinsip yang selalu digunakan Shurei. Ia adalah gadis yang cantik, baik, perhatian, suka menolong, dan…. Oh… mungkin semua sikap positif masuk dalam dirinya
.
.
.
Tunggu dulu!
Kenapa kita bercerita tentang Shurei?
.
.
.
Oke, kita lanjut
.
.
.
Neji dengan kecepatan penuh memacu mobilnya menuju bandara. Ia hanya berharap pesawat Tenten belum berangkat
In airport…
Tenten duduk termenung dengan wajah sedih. Ia mengingat saat-saat ia masih bersama teman-temannya, sahabatnya, dan Neji. Bercanda bersama, berlatih bersama, bersenang-senang bersama, dan sebagainya adalah hal yang tidak bisa tergantikan oleh apapun, dan ia tahu akan hal itu. Dan hal itu pasti tidak akan dijumpainya di rumah barunya nanti di Italia.
"Pesawat jurusan Italia akan berangkat 10 menit lagi. Harap semua penumpang menunggu di pesawatnya. Terima kasih" terdengar pengumuman keberangkatan pesawat. Dan pesawat Tenten akan berangkat 10 menit lagi.
"Tenten, kita akan segera berangkat, ayo kita ke pesawat, nanti kita ketinggalan" ibu Tenten membuyarkan lamunan Tenten
"I…iya bu…" Tenten dengan lemas menjawab panggilan ibunya.
Ia sangat sedih karena harus berpisah dengan teman-temannya, Shurei, terutama Neji. Ia tak tega melakukannya, bahkan tanpa kata perpisahan. Tapi ia harus melakukannya, karena ini memang benar-benar mendadak
Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba…
"Tunggu dulu!"
Tenten merasa tangannya dipegang seseorang, dan pemilik tangan itu adalah Neji
"Neji? Kenapa kau disini? Bukannya kau…"
"Aku kesini untuk bicara denganmu!" terdengar Neji berbicara tegas
"A…apa yang mau kau bicarakan denganku?"
"Apa maksudmu dengan semua ini? Pergi meninggalkanku tanpa memberitahuku jauh hari. Kau bilang kau ini sahabtku, tapi kenapa kau meninggalkanku? Kau tahu? Aku kecewa padamu, aku akan merasa kesepian jika tanpamu" akhirnya Neji mengatakan kekesalannya.
Ia harus bisa mengakuinya, bahwa ia sedih ditambah kecewa kepada sahabatnya itu. Ia sedih jika harus ditinggalkan Tenten. Alasannya dapat kita ketahui setelah ini
"Kenapa kau merasa kesepian? Kau masih punya teman-teman, apa lagi?" Tenten berusaha meyakinkan sahabtnya itu, tapi percuma saja. Usahanya gagal
"Aku tidak mau hidup tanpamu, kau tahu itu?" Neji berkata lebih halus yang membuat Tenten tambah tak tega untuk meninggalkan Neji
Neji tidak bisa menahan kesedihannya. Air mata terus mendesak keluar dari matanya. Tapi ia berusaha untuk tidak menangis mengingat gadis itu
"Kenapa kau tidak mau hidup tanpaku?" Tanya gadis itu lembut sambil menyentuh wajah Neji
"Kau mau tahu kenapa?"
"Tentu saja..." jawab Tenten dengan penasaran
Neji meraih kedua tangannya dan kemudian menggenggamnya
"Itu karena…aku…" Neji gugup menyatakan perasaannya sendiri
"Karena apa Neji?" Tanya Tenten yang masih penasaran
Sungguh. Neji gugup untuk mengatakannya. Ia takut jika Tenten marah dengan perasaanya. Tapi ia mengumpulkan keberanian untuk mengatakan semuanya
"Karena aku mencintaimu, Tenten!" Neji mengatakannya dengan semua keberanian yang ia miliki. Ia berharap kejadian selanjutnya berjalan sesuai dengan yang diharapkannya
Tenten terdiam seketika. Ia tak menyangka Neji mengatakan itu padanya. Tapi semua yang didengarnya bukanlah mimpi. Itulah kenyataan
"Tak bisa hatiku merapikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata 'tidak'
Matamu 'trus pancarkan sinarnya"
Sahabat Jadi Cinta
By : Zigas
"Aku mencintaimu, Tenten…Dan aku ingin kau pergi, kuharap mengertilah! Tinggallah bersamaku, kita akan hidup bahagia…Aku berjanji akan menjadi yang terbaik untukmu" Neji mulai bicara tegas lagi sambil menatap Tenten dalam. Tanpa ia duga, Tenten berjalan mendekatinya
"Hiks…Neji…Aku…Juga harus katakana bahwa…Hiks…Aku…Aku jugs mencintaimu!" gadis itu menangis dan memeluk Neji erat. Ia juga tidak ingin kehilangan Neji, tapi sekali lagi, ia terpaksa. Ayah dan ibu Tenten hanya menatap mereka dengan tatapan sedih. Kini, mereka tahu bagaimana perasaan anak mereka
"Aku juga tidak ingin meniggalkanmu, tapi aku terpaksa…Aku terpaksa, Neji…" Tenten menangis lebih keras sambil tetap memeluk Neji
"Baiklah, mungkin kau benar…Inilah saatnya kita berpisah, mungkin disana, kau akan mendapatkan penggantiku, ya kan, Tenten?" Tanya Neji sambil membalas memeluk Tenten. Ia merasa hatinya hancur berkeping-keping dengan kepergian gadis itu, tapi mau bagaimana lagi, Tenten pasti lebih memilih keluarganya daripada dirinya
"Tidak! Jangan berkata seperti itu! Hanya kau yang kuinginkan, hanya kau yang kucintai, dan hanya kau yang ada di hatiku! Tapi…Aku harus…"
"Baik, aku mengerti" Neji mulai melepaskan pelukannya "Aku akan merelakanmu pergi, tapi dengan satu syarat"
"Apa itu?" Tanya Tenten tetap dengan rasa penasaran
"Kau harus berjanji tidak akan melupakanku disana" ujar Neji lembut dengan sedikit senyuman kepada gadis itu
Tenten terdiam. Lalu menjawab,
"Baiklah, aku berjanji…" Tenten menganggukkan kepalanya tanda mengerti
"Nah, sekarang aku mau kau memakai ini, sebagai kenang-kenangan dariku" Neji memasangkan sebuah kalung emas liontin yang bertuliskan namanya dan nama gadis itu. Sebuah kalung yang sangat indah. Kalung itu dibuat saat Neji berada di Amerika, saat ia merindukan gadis itu di 'Negeri Paman Sam'
"Ah, kalung ini kan…"
"Iya, aku ingin kau memakainya, dengan begitu kau akan mengingatku, dan ingat, aku akan tetap menelponmu untuk memastikan keadaanmu"
Gadis itu kembali terdiam. Ia hanya menatap kalung itu, tersenyum bahagia, lalu menatap pemuda berambut panjang yang berada didepannya, "Terima kasih, Neji!" ia kembali memeluk pemuda itu, tapi kali ini dengan perasaan yang agak bahagia
"Aku pasti akan merindukanmu disana" bisik Tenten dalam pelukan Neji
"Aku juga…Sangat merindukanmu" Balas Neji
"Pesawat jurusan Italia akan segera berangkat, harap semua penumpang sudah menunggu di pesawat. Terima kasih" kembali terdengar pengumuman keberangkatan pesawat, dan itu artinya, Tenten tidak bisa berlama-lama lagi
"Oh, tidak…Pesawat akan berangkat sebentar lagi, kita harus pergi, Tenten…" datanglah ibu Tenten mengingatkan
"Tapi, ibu…"
"Kita harus segera pergi, kau harus tahu itu…Maafkan ibu, tapi ibu harap, kalian bisa bertemu lagi…"
"Ku 'kan setia
Menjagamu
Bersama… dirimu, dirimu
Ooohh
Sampai nanti, akan 'slalu
Bersama… dirimu….."
Bersamamu
By : Vierra
"Tidak apa-apa, pergilah…Turuti orangtuamu. Apa yang dikatakan ibumu benar, kita pasti bisa bertemu lagi" Neji tersenyum pada gadis bercepol dua tersebut "tapi, kabari aku jika kau kesini lagi, ya" lanjutnya
"Hmm…Baiklah…" jawab Tenten pasrah
Dan akhirnya pergilah mereka, tinggallah Neji seorang. Ia masih sedih, tapi ia masih bisa melihat gadis itu untuk yang terakhir kalinya sebelum dia pergi ke Italia
.
.
.
Tanpa terasa, air mata mengalir di pipinya mengingat gadis itu. Neji menangis. Ya, ia telah menangis. Jangan katakan ia cengeng, tapi itulah yang dirasakannya
.
.
.
Kesedihan…
Kesedihan yang sangat luar biasa…
Apa yang kau rasakan jika kau harus berpisah dengan orang yang kau sayangi?
Pasti sangan sedih rasanya
Sampai kau tidak bisa membendung kesedihanmu itu
.
.
.
Neji menatap kotak musik itu kembali, dengan tatapan datar dicampur sedih
.
.
.
Ia menghapus air matanya, lalu berjalan kembali di gudang itu sambil membawa kotak musik tadi bersamanya
Baru beberapa langkah ia berjalan, ia dikejutkan oleh sebuah benda lain, sebuah benda yang membuat pikirannya melayang lagi ke masa lalu…
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
Uwaaahhh….
Apa-apaan ini? (=,=)a
Walaupun udah berubah genre, tapi gajenya masih kerasa. Haddduuuhhh…. TT_TT
Hmm… mengenai pembantu Tenten, namanya Yui ambil dari salah satu character Colourcloud Palace, Hong Shurei. So, ini bisa jadi fict crossover, walaupun Shurei-nya sendiri cuma muncul sekilas *digetok Shurei*
Yaah… baru kali ini bikin fict romance, jadi kurang pengalaman. Entahlah, masih banyak kalimat yang kurang dimengerti, karena Yui Cuma ngetik apa yang dipikiran Yui aja. Jadi sembarang ketik dech *digantung Readers*
Hiks… gak tega dech Neji dibeginiin ma Yui., masa cowo hadiah ultahnya kotak musik? Masa Neji-nya nangis? Gak tega juga sech, karena Neji qhan salah satu chara fave-nya Yui TT,TT… tapi ya mau gimana lagi, Cuma itu yang mendukung buat jadinya fict abal ini
Oh, pilihan lagunya udah cocok belum? Yui harap cocok lah ya…. Hhaaa… *dicincang*
Akhir kata, Yui cuma mau yang ngebaca musti nge-Review ini cerita. Kalo gak… bakalan Yui gaplok!
Oh, gak… yang tadi Cuma bercanda kog. Yahh… yang mau ajalah
Oia, buat Amira-chan, gomenn…. Yui bikin fict NejiTen, karena Cuma pairing ini yang cocok ama ceritanya *menurut Yui* tapi, Yui tetap ngedukung grup kita kok! *dilempar ke Amazon*
Buat Debb-chan, jangan senang dulu! Yui bikin ini karena Yui kasihan ama kalian *dilempar panci* lain kali Yui bakalan bikin fict NejiHina! *kalo bisa…. -plakk!-*
.
.
.
Arigatou gozaimasu!
.
.
.
Salam,
Chie Deutz Yui-chan
.
.
.
Mind to RnR?
