Siblings-Complex
Fandom : Naruto
Story by : Yuuri Uchiha-Namikaze
Rate : T
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Summary:
AU "Apaan tuh, aniki?""Pewarna yang gak bisa ilang! Dengan kata lain permanent! Belum ada penawarnya!! Dan yang ini cairan yang bisa menghentikan pertumbuhan bulu!!!" jawab Ryo bangga."Loh? Emang apa bedanya dengan spidol permanent??""Ya beda dong!! Spidol permanent kan masih bisa diilangin!! Kalau yang ini mah kagak bisa!!" Sasori manggut-manggut.
Warning:
OOCness tingkat tinggi (khususnya untuk Gaara), GAJEness, GARINGness, SHOUNEN-AI!! Bagi yang tidak suka warning tersebut, TINGGALKAN PAGE INI DENGAN MENEKAN 'BACK'!!
have a nice read and hope you enjoy it!^.^
0o0o0o0o[Chap. 1 Introducing Family and Gaara's Worst Past]0o0o0o0
Gaara POV
Hai. Nama gue Gaara Namikaze. Anak dari Minato dan Kushina Namikaze. Umur gue 16 tahun. Sekarang gue kelas 2 IPA di SMA Konoha Gakuen. Kata orang, gue itu anaknya pendiem, pinter dan kurang suka bergaul. Emang bener sih. Ciri-ciri fisik gue? Ntar gue kasih tau. Gue punya 4 saudara. 1 kakak perempuan, 2 kakak laki-laki dan 1 adik laki-laki. Seperti yang elo ketahui, gue ini anak ke-4 dari 5 bersaudara. Gue sekarang tinggal dengan 1 kakak dan 1 adik laki-laki gue. Yang lainnya pada kuliah di luar negeri. Kalau orang tua gue juga pada ke luar negeri buat ngurusin bisnis di sana.
Oke deh. Gue bakal ngenalin ke elo saudara-saudara gue. Mulai dari yang paling tua.
Deidara Namikaze. Umur 22 tahun. Cewek. Sekarang lagi kuliah di Jerman dan ngelanjutin S3 di sana. Jurusan kimia. Kakak yang paling gue sayangin. Karena cuma dia yang gak pernah iseng ke gue. Dan waktu dia bilang mau kuliah di Jerman, gue rada sedih, soalnya gak bisa jagain dia dari sini. Plus, yang bikin gue sebel nih, si cowok-Uchiha-keriput itu juga sekolah di sana dengan aneki. Apa gak dongkol tuh! Awas aja kalau sampai aneki kenapa-napa, dia bakal gue mutilasi!! Aneki juga suka banget ber-experimen. Makanya cocok banget masuk jurusan kimia. Dia juga sering bawa jarum bius kemana-mana. So, gue lumayan lega aneki bisa jaga diri. Tapi kayaknya dia punya perasaan khusus sama si cowok keriputan itu. Sial!!! Ciri-ciri fisiknya, dia cantik banget, matanya biru indah, kulit kuning langsat, rambutnya pirang diikat ekor kuda dan poninya menutupi mata kirinya, pantas aja banyak yang suka. Rada mirip sama tousan. Pinter, baek, perhatian, dan masih banyak lagi sifat-sifat baiknya. Tapi kalau udah marah, jarum bius udah ada di tangan. Tinggal dilempar aja. Dan kalau udah kena tuh jarum, bakalan ketiduran dan bangunnya paling cepat 10 jam kemudian. Gak bisa dibangunin dengan cara biasa. Harus pake penawarnya dulu baru bisa bangun cepet.
Ryo Namikaze. Umur 20 tahun. Cowok. Sekarang juga lagi kuliah di Inggris dan ngelanjutin S2 di sana. Jurusan kimia, ngikutin aneki tuh. Rasanya dia gak pernah gue anggap sebagai saudara. Dia lebih gue anggap musuh yang paling berbahaya. Isengnya bukan main. Dengan gampangnya dia bisa mempengaruhi orang menjadi pengikutnya. Dan dengan tawa setannya dia ngerjain banyak orang. Oh, bahkan sedikit lebih 'kejam'. Untung sekarang dia pergi. Tapi gue kasian sama orang-orang di London. Malang nian kalau sampai mengenal si Ryo ini. Ciri-ciri fisiknya, kata orang sih dia keren, tampan, cool, rambutnya warna kuning kemerah-merahan, model rambutnya mirip ayah gue cuma rada panjang di belakang plus lebih berantakan, matanya biru laut, kulit kecoklatan, mayan tinggi. Pinter, suka ngejahilin orang, orangnya berantakan, easy going, rada cuek dan tawa setannya itu bikin orang ngeri. Tapi dia lumayan baik. Pernah waktu pagi-pagi pas kita bersaudara lagi jogging, ada cewek-cewek dikejar anjing liar, terus dengan sengaja dia ngelempar tuh anjing—bukan dengan batu, tapi dengan burble 15 kg yang dibawanya!! Dia bawa dua burble tuh! Ostosmastis tuh anjing langsung pingsan sampai berdarah-darah, gak tau mati atau gak, pokoknya kita berlima langsung cabut dari situ.
Sasori Namikaze. Umur 18 tahun. Cowok. Sekarang kuliah di Universitas Konoha ngincer S1 jurusan teknik. Dan sekarang dia tinggal bareng gue serta adik gue. Dia lebih gue anggap saudara daripada si Ryo. Ciri-ciri fisiknya, kata orang lagi nih, dia tampan, cool, keren, rambutnya warna merah bata, warna iris sama dengan rambutnya dan gue juga gak tau itu nurun dari mana, kulit rada coklat dikit, tingginya sekitar 5cm lebih pendek dari Ryo. Pinter, easy going, lumayan rapi, perhatian dan kalau udah sama Ryo… isengnya gak ketulungan! Campuran antara kimia dan mesin aneh memang klop banget! Sudah banyak mesin-mesin aneh yang dia buat. Contohnya alat anti gravitasi buatannya sendiri. Tebelnya cuma setebel karpet. Pernah dia pake itu buat ngerjain orang bareng Ryo. Alat itu ditaruh di gang yang banyak premannya trus merekanya sembunyi. Waktu ada preman nginjek tuh alat, dianya langsung melayang-layang gitu!! Walhasil Ryo langsung keluar dari persembunyiannya dan menyemprotkan tinta temuannya yang gak bisa hilang dengan cara apapun!! Kasihan preman itu. Tapi gak apa-apa sih. Biar tau rasa tuh preman gang!!
Terakhir, Naruto Namikaze. Umur 14 tahun. Cowok, tapi banyak yang salah sangka dia itu cewek, soalnya wajahnya manis banget! Sekarang kelas 3 SMP di Konoha Gakuen, satu sekolah bareng gue, tapi bangunannya beda. Ciri-ciri fisik, wajah cute banget, rambut pirang cerah dengan model rambut mirip duren, mata biru langit yang hampir mirip dengan aneki, kulit kecoklatan, punya tanda lahir tiga garis halus di setiap pipinya. Pinter, baik, polos, periang, pemaaf dan lain-lain. Pokoknya dia itu sudah kayak kembarannya aneki dan tousan. Otouto yang paling gue sayangin. Gak cuma gue sih, semuanya juga sayang banget sama Naru-chan satu ini. Ryo aja gak pernah sampai hati buat ngerjain dia, soalnya wajahnya yang cute banget itu bikin gak tega! Dia punya banyak teman. Gue lihat semua temannya itu anak baik-baik, cuma rada berisik aja. TAPI!! Gue gak suka Naruto deket-deket sama si cowok-Uchiha-pantat-ayam itu!! Gue bisa liat deh, tatapannya itu bukan tatapan sahabat maupun rival. Tapi tatapan… Gaaahhh!!! Apapun itu, gue tetep gak suka!! Uchiha sialaaaaaaaannn!!! Udah ngembat aneki gue, otouto gue juga diembat!! Kurang ajaaaarrr!! Heran! Kenapa Uchiha itu suka kecantol sama mata biru indah dan rambut pirang saudara-saudara kesayangan gue?!
Dan sesuai dengan apa yang gue janjiin sebelumnya, gue bakal ngasih tau ciri-ciri fisik gue beserta peristiwa yang paling gak bisa gue lupain seumur hidup gue! Yuu aja yang nyeritain!!
Normal POV
10 tahun yang lalu merupakan pengalaman pahit yang harus diterima Gaara. Pengalaman apakah itu?
Hari minggu di siang hari yang damai. Tidak begitu panas, tidak begitu dingin. Cuaca yang tepat untuk beristirahat. Gaara yang masih bocah itu pun juga ingin menikmati hari dengan beristirahat. Sudah cukup hari ini dia dikejar-kejar cewek-cewek gila (baca: fansgirl) mulai yang seumuran sampai daun tua. Memang, wajahnya yang cakep dengan rambut merah darah dan bola mata hijau emerald warisan sang ibu sudah sangat cukup untuk membuat para cewek menjadi gila. Wajahnya sangat sempurna. Kulit putih susu yang sangat bersih dan penampilannya yang selalu terlihat cool (padahal menurut Gaara biasa-biasa saja).
Gaara berbaring di atas kasurnya yang empuk. Padahal tadi siang dia ingin bermain bola bersama teman-temannya. Batal sudah taktik-taktik yang ia rencanakan untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan. Tidak perlu ditanyakan mengapa. Angin sepoi-sepoi yang masuk lewat jendela kamarnya yang terbuka seolah membiusnya. Tak lama kemudian dia telah tertidur pulas.
"Aaahhh!! Bosen nih!!" kata Sasori sambil meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sambil menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu yang berwarna biru cerah.
"Kenapa kamu gak buat experiment aja Sas?" Tanya Ryo yang tiba-tiba nongol entah dari mana.
"Malas ah!! Lagi gak ada ide nih mau bikin apa!!" jawab Sasori sekenanya. Memang, anak-anak keluarga Namikaze bisa dibilang jenius semua. Jadi jangan heran kalau Sasori udah bisa bikin experiment sederhana.
"Ya udah. Kita ngerjain orang aja!! Nih aku ada temuan baru!!" kata Ryo sambil nunjukin tabung kecil yang berisi cairan berwarna hitam pekat agak kental dan satu tabung lagi yang berisi cairan bening. Sasori mengernyitkan matanya.
"Apaan tuh, aniki?"
"Pewarna yang gak bisa ilang! Dengan kata lain permanent! Belum ada penawarnya!! Dan yang ini cairan yang bisa menghentikan pertumbuhan bulu!!!" jawab Ryo bangga.
"Loh? Emang apa bedanya dengan spidol permanent??"
"Ya beda dong!! Spidol permanent kan masih bisa diilangin!! Kalau yang ini mah kagak bisa!!" Sasori manggut-manggut.
"Trus kita ngerjain sapa dong? Males nih keluar! Panas!!"
"Hmm… Aha!!!" seru Ryo senang. Bisa dilihat ada sebuah bohlam menyala di atas kepalanya. "Gimana kalau kita ngerjain Gaara aja? Mumpung tousan ama kaasan lagi gak ada di rumah!? Kalau mereka ada kan bisa-bisa kita dihukum gak boleh berexperimen lagi!!" tanyanya.
"Tapi kan cepet atau lambat ketahuan juga!!" seru Sasori.
"Iiihh!!! Kamu gak tau banget sih!! Kalau ortu kita lambat taunya, biasanya mereka ngehukum kita gak berat-berat amat!!" jelas Ryo. Menurut orangtua mereka, kalau masalah udah terlalu lama alias basi, mendingan gak usah diungkit-ungkit lagi deh!! Orangtua yang terlalu santai menurut Yuu.
"Mantep!! Ya udah! Tunggu apa lagi?!" seru Sasori sambil berlari kecil menaiki tangga. Disusul Ryo dengan tawa setannya.
"Khekhekhekhekhe..!!!"
T.T.T.T.T
Naruto melihat Ryo dan Sasori masuk ke kamar Gaara dengan eerr… berjinjit? Seperti maling di sinetron yang sering ditonton Deidara—Naruto hanya melihat sekilas sinetron tersebut. Kemudian si bocah pirang imut-imut ini langsung menghampiri anekinya yang sedang memasak di dapur.
"Aneki~, ngapain Lyo-niichan dan Caco-niichan macuk ke kamal Gaala-niichan??" Tanya Naruto dengan ucapannya yang belum sempurna. Maklum, masih balita. Deidara yang sedang memotong lobak tersenyum gemas melihatnya—tiap kali juga gitu kok.
"Mungkin lagi ngajak main kali." Jawab Deidara sekenanya sambil tetap tersenyum.
"Nayu boyeh ikutan main gak?"
"Mendingan Naru gak usah ikutan deh. Paling mereka lagi main monopoli. Naru kan gak terlalu ngerti." Jawab Deidara sambil terus memotong lobaknya.
"Ya udah. Nayu bantuin aneki aja ya~??" Tanya Naru sambil memasang puppy eyes. Deidara mana mungkin bisa nolak.
"Iya deh… Naru tolong ambilin bumbu kare ya. Aneki mau masak kare nih!"
"Waaay~!! Acyiiiik!! Kale buatan aneki pachti enyak banget!!" seru Naruto kegirangan sambil lari-lari kecil menuju lemari tempat menyimpan bumbu-bumbu masak. Deidara tertawa kecil melihat adik bungsunya itu.
***
Malam harinya.
"Ryo!! Sasori!! Gaara!! Ayo turun!! Makan malam udah siap!!" teriak Deidara memanggil saudara-saudaranya yang lain. Ryo dan Sasori keluar dari kamar mereka sambil tertawa kecil aka cekikikan sendiri. Deidara udah merasakan firasat gak enak. Untung aja jarum bius masih ada di kantong celananya. Kemudian Gaara turun dengan muka sedikit acak-acakan dan—ganjil?
"Gaara, ada apa dengan wajahmu?" Tanya Deidara sedikit bingung. Wajah Gaara sekarang sedikit mirip dengan tokoh pahlawan kartun yang sering ditonton adik-adiknya—Robin.
"Memangnya wajahku kenapa, aneki?" Tanya Gaara balik. Ryo dan Sasori masih cekakak-cekikik, membuat Deidara makin curiga.
"Coba kamu liat wajahmu di cermin." Gaara langsung melaksanakan perintah Deidara.
"HAAAAAAHH!!!! KENAPA WAJAHKUUUU????" teriak Gaara dengan OOCnya. Wajahnya sudah berubah sekarang—walaupun tetap cakep sih.
Ryo, Sasori dan Naruto hanya bisa terdiam. Naruto sih memang benar-benar tidak tau harus berkata apa, kalau Ryo dan Sasori ini yang diam karena tidak mau segera dicurigai.
"SIAPA YANG BIKIN MUKAKU JADI GINI, HAAAAAAAAAAHH???!!! JAWAB!!" seru Gaara yang OOC. Gaara yang biasanya cool, keren, pendiem, tenang bin datar itu sekarang teriak-teriak kayak orang kesurupan gini. Gimana gak OOC coba?
Saudara-saudaranya yang lain—kecuali Deidara yang berusaha menghilangkan hitam-hitam di sekitar mata Gaara—pada diam. Usaha Deidara tidak membawa hasil. Sang aneki tertua itu langsung curiga terhadap dua bocil—bocah cilik yang sekarang diam seribu bahasa. Siapa lagi kalau bukan Ryo dan Sasori.
"Ryo, Sasori, kalian tau siapa yang membuat Gaara jadi kayak gini??" Tanya Deidara dengan nada yang—bisa dibilang mengerikan dan senyum yang terlihat dipaksakan.
"Yaa… mana kita tau, aneki~" jawab Ryo dengan nada memelas. Sasori ngangguk-ngangguk.
"Alaah!! Jangan bohong deh!! Kalian pasti ngerjain aku pas aku lagi tidur siang kan?!" kata Gaara geram. Sasori sedikit bergidik. Kalau Ryo mah nyantai-nyantai aja.
"Eeh? Gaala-niichan tadi tidul ciang ya? Bukannya tadi ciang Gaala-niichan lagi main cama Lyo-niichan dan Caco-niichan di kamal?" Tanya Naruto dengan muka innocent. Gaara sedikit bingung dengan perkataan adiknya. Kemudian langsung menoleh ke Ryo dan Sasori.
"Kalian ngapain ke kamarku, huh?" Tanya Gaara dengan wajah seram. Ryo dan Sasori hanya menelan ludah.
"Eerr… itu…"
"Kaliaan… mentang-mentang tousan dan kaasan lagi pergi—dan bakal pulang 1 bulan lagi… jadinya berani ya… ngerjain Gaara…HUH!!??" seru Deidara geram. Ups! Tangan Deidara udah stand by di kantong celananya! Ryo dan Sasori langsung turun dari kursi masing-masing dan…
"1000 LANGKAH NO JUTSU!! KABUUUUUURR!!!!" Ryo dan Sasori langsung lari tunggang langgang. Deidara mengejar mereka dengan empat jarum di tangan kanannya.
"JANGAN LARI KALIAAAAAAAAANNN!!!" teriak Deidara sambil melempari jarum-jarumnya ke arah duo bocil itu. RyoSaso dengan gesit menghindari 'tanda kasih sayang seorang kakak' sambil berlari cepat. Deidara gak mau kalah. Kecepatan larinya langsung ditambah menjadi MAKSIMUM. Dengan cepat Deidara hampir menyusul kedua adik 'tercintanya'.
"GYAAAA!!! AMPUUUUUUNN!!!" RyoSaso menambah kecepatannya juga. Kali ini lemparan Deidara tepat mengenai Sasori di bagian leher dan ostosmastis bocah itu langsung ketiduran. Deidara menyeringai puas. Ryo langsung menelan ludah secara paksa.
"Nah sekarang giliranmu, Ryo-chan~" seru Deidara 'lembut'.
"TIDAAAAAAAAKK!!!"
Naruto dan Gaara asyik menonton di kursi masing-masing sambil sesekali menyantap nasi kare mereka. Gaara tersenyum puas ketika melihat Ryo juga ketiduran setelah tertusuk jarum bius. Naruto juga tertawa riang sambil tepuk tangan—padahal dia gak terlalu ngerti dengan kejadiannya.
XxXxXxXxX
2 tahun kemudian.
"Aneki! Aneki! Tadi Naru diajarin nulis kanji loh!!" seru Naruto semangat. Dia baru saja pulang dari sekolah—TKnya dan dijemput oleh Deidara dengan motor warna biru kesayangannya. Tapi dia belum punya SIM, so diem-diem aja ya!
"Oh ya? Nanti dirumah coba tulis ya! Aneki mau liat sebagus apa tulisan Naru-chan~!"
"Oke deh!! Kita harus cepat-cepat sampai rumah!!" seru Naruto riang. Deidara langsung menambah laju motornya.
***
"Nih Aneki!! Naru suka huruf kanji 'Ai'! Soalnya keren banget!" Naruto menunjukkan hasil tulisannya kepada Deidara yang disambut dengan senyum ramahnya.
"Waah!! Bagus sekali!! Naru-chan memang pintar!"
"Aneki, 'Ai' itu artinya apa sih?"
"Itu artinya 'cinta', Naru-chan" jawab Deidara sambil mengacak lembut(?) rambut Naruto dan tersenyum gemas.
"Hee? 'Cinta' itu apa?" Tanya Naruto dengan wajah polos. Deidara tertawa geli.
"Cinta itu hampir mirip dengan sayang."
"Hampir? Berarti ada bedanya dong, aneki? Apa bedanya?"
"Eerr… nanti kalau udah besar Naru-chan pasti tau kok." Jawab Deidara. Sebenarnya dia sendiri bingung mau jawab apa.
"Ooohh… hampir mirip kan? Berarti Naru cinta aneki dong? Terus cinta Ryo-niichan, Saso-niichan dan Gaara-niichan juga!! Sama touchan dan kaachan juga! Naru cinta semuanya!!"
"Iya sayang. Semuanya juga cinta sama Naru kok!"
"Ehehe…" Naruto cengengesan mendengar kalimat kakaknya. Kemudian Naruto berdiri dan segera naik ke lantai atas.
"Naru-chan? Mau ngapain?"
"Naru mau ke kamar aniki. Mau bilang kalau Naru cinta sama semua aniki Naru!!" seru Naruto sambil terus menaiki tangga.
"Dasar. Ada-ada aja."
"Ryo-niichan!!" Naruto mendekati Ryo yang sedang mencampur-adukkan cairan-cairan kimia. Begitu Naruto sudah sangat dekat, Ryo meletakkan tabung-tabung cairannya agar tidak tercampur sembarangan lalu tersenyum.
"Ada apa Naru-chan?" Tanya Ryo sambil sedikit membungkuk. Maklumlah, Naruto kan masih kurang tinggi untuk ukuran Ryo.
"Naru cinta sama Ryo-niichan!!" kata Naruto tanpa basa-basi.
"Iya iya. Niichan juga cinta kok sama Naru-chan." Balas Ryo sambil tersenyum gemas.
"Ehehe…" Naruto berkeliling sebentar di ruangan Ryo itu. Banyak cairan warna-warni di sana. Tapi si bocah imut-imut ini malah tertarik dengan cairan kental berwarna hitam pekat dihadapannya. Tanpa pikir panjang Naruto langsung meraih benda tersebut lalu pergi—setelah pamit dengan Ryo tentunya.
Kemudian Naruto langsung 'mengunjungi' kamar Gaara dulu? Karena kamar Sasori terletak disebelah kamar Gaara—atau lebih tepatnya, kamar Gaara 'dihimpit' oleh kamar kedua saudaranya yang isengnya luar biasa itu.
"Gaara-niichan!!" Naruto menghampiri ranjang Gaara tempat si empunya sedang berbaring. Sesampainya disana, Naruto melihat Gaara sedang tertidur pulas. Entah ketularan kakak-kakaknya yang lain atau bagaimana, Naruto berniat mencoba 'menulis' huruf kanji favoritenya di jidat sang objek—Gaara. Naruto mencari-cari kuas sebentar. Setelah mendapatkannya, dia mencelupkan kuas malang tersebut ke dalam tabung yang ia bawa dari ruangan Ryo. Dan ternyata, cairan di dalamnya tersebut adalah… jeng-jeng-jeng!!! Cairan pewarna yang gak bisa hilang, saudara-saudara!!! Sayangnya Naruto tidak mengetahui hal itu—yang dia tau itu hanya cairan pewarna biasa. Malang nian nasibmu, Gaara!
"Naah… kan Naru cinta sama Gaara-niichan, jadi Naru kasih tandanya aja ya..! Naru gak mau bangunin niichan." Gumam Naruto sambil melanjutkan kegiatan nistanya.
"Yaay~! Sudah jadi! Bagus kan!" Naruto tersenyum puas. Kemudian dia keluar dari ruangan dengan hati-hati agar tidak membangunkan Gaara. Lalu berjalan menuju kamar Sasori dan mengucapkan hal yang sama ketika di kamar Ryo.
&&&
Nasehat dari Yuu: Jangan terlalu sering tidur siang. Bisa-bisa ketika anda bangun, wajah anda sudah berubah! Beruntung Gaara wajahnya tetap keren.
&&&
"Aneki! Naru udah bilang sama semua aniki kalau naru cinta semuanya!!" seru Naruto kegirangan sambil menghampiri Deidara.
"Udah bilang sama tousan dan kaasan?"
"Oh iya!" Naruto menepuk jidatnya pelan. "Naru telpon touchan ama kaachan dulu ya!"
***
"Aneki, nanti malam makan apa?" Tanya Gaara sambil turun dari tangga—habis bangun tidur tuh.
"Aneki buatkan sop miso. Kamu mau makan?" Tanya Deidara sambil memotong wortel. Pandangannya masih pada wortel itu.
"Iya deh." Kemudian Gaara menghampiri kakaknya sebentar—sekedar melihat-lihat.
Deidara menoleh ke arah Gaara—berniat menyuruh Gaara untuk mengambil sendok sayur, betapa kagetnya ketika ia melihat tulisan 'Ai' di jidat kiri Gaara. Otak pintarnya berkata bahwa yang melakukannya adalah Naruto. Tetapi pikiran itu langsung ditepisnya. 'Masa' sih Naru-chan yang ngelakuin itu? Naru-chan kan gak usil kayak kakak-kakaknya yang lain. Tapi kalau Ryo dan Sasori juga gak mungkin. Mereka udah aku ancam kalau bikin ulah lagi bakal aku buang hasil plus alat-alat experiment gila mereka.'
"Gaara, siapa yang nulis kanji 'Ai' di jidatmu itu?" Tanya Deidara pelan, lembut dan tenang.
"Hee?" Gaara langsung berlari ke cermin di ruang tamu dan kaget, terkejut, surprise dan teman-temannya. "Siapa yang nulis ini!!!" seru Gaara hampir berteriak. Kemudian datanglah Ryo turun dari tangga, sedikit panik.
"Gaara, kamu liat cairan 'pewarna yang gak bisa hilang'-ku gak? Kucari-cari di kamarku kok gak ada?" Ryo celingak-celinguk melihat setiap sudut ruangan. "Kali aja nglundung ke bawah."
"Ooohh… jadi kamu ya yang nulis tanda kanji ini di jidatku, HUH??" seru Gaara geram.
"Eeehh!!! Enak aja nuduh! Gimana aku mau ngerjain kamu kalau tintanya gak ada?" sembur Ryo dengan hujan lokalnya. Untung gak kena wajah Gaara.
"Iya iya. Tapi gak pake kuah kaleee!!" balas Gaara. 'Berarti Saso-nii ya? Tapi dia kan gak bakal usil kalau gak bareng Ryo…' pikir Gaara.
"Gaara-niichan!!" panggil Naruto dari lantai atas. "Ada apa? Kok ribut?"
"Naru-chan, kamu tau gak siapa yang nulis huruf kanji ini?" Tanya Gaara lembut.
'Discrimination!! Sama aku kasarnya bukan main! Tapi kalau sama Naru-chan jadi lembut banget! Heran aku!!'
"Ooohh!! Yang nulis itu Naru, Gaara-niichan!!" seru Naruto ceria. Yang lain? Syok berat! Naruto yang manis imut-imut itu melakukan hal yang tidak asusila seperti yang dilakukannya pada Gaara itu apa gak syok berat! Ketiga kakak—Deidara, Ryo dan Gaara—sangat amat terkejut. Gak nyangka geto!! Naruto masih tersenyum riang.
"Kenapa Naru-chan?" Tanya Gaara masih dengan lembut. Dia emang gak bisa marah-marah di depan adik semata wayangnya itu. Deidara menepuk wajahnya sendiri. Dia sudah tau apa maksud kelakuan Naruto.
"Soalnya tadi waktu Naru mau bilang 'Naru cinta Gaara-niichan' Gaara-niichan-nya masih tidur. Ya udah Naru tulisin tandanya aja. Di sekolah Naru baru diajarin tulis kanji jadi Naru tulis deh pake huruf kanji!" Gaara langsung memeluk Naruto erat.
"Iya. Niichan juga cinta sama Naru-chan. Tapi nanti jangan kayak gini lagi ya?"
"Eeeh?! Gaara-niichan gak suka Naru kasih tanda? Sini Naru hapus!" Naru menggosok-gosok tulisan itu tapi tetap saja tidak terhapus. "Lho? Kok gak bisa kehapus?"
"Itu dia masalahnya, Naru-chan. Cairan yang kamu pake buat ngasih 'tanda' itu tinta yang gak bisa hilang. Dihapus gimanapun tetep gak bisa." Jawab Ryo tenang. Entah sejak kapan mata biru Naruto berkaca-kaca, sebentar lagi air matanya akan meleleh. Semuanya langsung siaga.
"Huweeeeeeeeee…!!! Maafin Naru, nii-chan!! Huweeeee…!!! Naru gak tau kalau itu gak bisa hilang… Huweeeeeeeee!!! Gomen niichan!! Hiks… hiks…" Gaara langsung memeluk Naruto erat.
"Sudah, Naru-chan jangan nangis ya. Naru-chan gak salah kok. Niichan juga gak marah sama Naru-chan." Kata Gaara sambil mengelus lembut rambut Naruto. "Yang salah itu Ryo! Ngapain juga dia bikin tinta yang gak bisa hilang itu!" suara Gaara mulai meninggi. Tangisan Naruto juga mulai berhenti. Tetapi, keringat dingin mulai mengalir di wajah Ryo. "Oh ya. Tintanya Naru-chan taro' di mana?" Naruto merogoh kantong celananya dan memberikannya pada Gaara.
"Ini, nii-chan! Maafin Naru ya, niichan. Naru gak tau…"
"Udahlah Naru-chan. Bukan salah Naru-chan kok." Kata Deidara.
"Iya Naru-chan. Yang salah itu…" terlihat awan-awan hitam mulai menyelimuti Gaara. Ryo menelan ludah dengan paksa, pasang kuda-kuda, dan…
"RYOOOOO!!! SINI LOOOOO!!"
"KOK GUE SIH YANG DISALAHIIIIN!!!" Gaara mengejar Ryo dengan kecepatan yang amat-sangat-super-duper tinggi itu. Ryo yang emang anak pelari tetep gak terkejar.
Naruto dan Deidara tertawa terbahak-bahak melihat kedua saudara mereka yang sedang kejar-kejaran dengan kecepatan yang luar biasa. Kalau dengan mata biasa pasti yang keliatan cuma merah dan kuning kemerah-merahan aja deh. Kemudian Sasori keluar dari kamarnya dan turun ke tempat saudara blonde-nya berkumpul. Heran melihat mereka tertawa, langsung aja dia ikutan.
"Ada apa si—Weeitts!!" Sasori langsung menghindar dari 'angin kencang' tadi. Sekarang barulah dia melihat kalau 'angin kencang' itu adalah sosok berwarna merah dan kuning kemerah-merahan yang tak lain dan tak bukan adalah Gaara dan Ryo. Sasori hanya geleng-geleng disko melihat tingkah saudara-saudaranya yang rada gila itu.
'Apa cuma aku aja ya yang normal diantara mereka semua?'
Ya jadi itu dia pengalaman Gaara yang paling buruk menurutnya. Tapi sampai sekarang gak ada tuh yang bilang dia aneh. Malahan makin banyak yang bilang cool, keren, mantep, dan lain-lain sebagainya.
-
TBC
Yuu : Hahahay~ kasian banget Gaara! Tapi kamu tetep keren kok!! Keren banget malah!
Gaara : Makasih
Yuu : Oh ya, di chap ini Sasukempret belum muncul. Di chap depan pasti ada deh!
Sasu : Kenapa elo nulis masa lalunya Gaara dulu heh?! Giliran gue sama Naru-chan kapan??
Yuu : Sori! Soalnya gak kepikiran. Masa lalunya Gaara ini terinspirasi dari fic punya KucingPerak-senpai yang judulnya 'Hero apa Heroin ?' itu. Tapi males pake karakter Kyuubi yang udah lumayan banyak dipake sama author-author yang lain, jadinya terciptalah Ryo! Inspirasinya tetep dari Kyuubi sih…
Sasu : Jadi cuman ganti nama gitu?
Yuu : Gak juga. Rambutnya kuubah dikit (mungkin) plus sifatnya yang kuubah gak selalu menang. Jadi ada saatnya dia kapok. Hehehe…
Naru : Yuu, kamu gak takut disangka plagiat?
Yuu : Sebenarnya sih takut juga. Soalnya belum minta izin sama KucingPerak-senpai tentang ide ke-'unik'-an Gaara ini. Jadi kalau ada yang sebel banget n tangan gatel banget mau nge-flame, silahkan aja. Saya terima dengan ikhlas kok. Ya wong kalo dipikir-pikir lagi emang saya yang salah… Hiks…
Sasu : Terus kenapa elo malah publish nih fic gak jelas?
Yuu : Pingin aja sih. Sekalian di sini diliatin perasaan Gaara yang sayang banget sama Naru dan benci banget sama Ryo. Nanti ada kejadian aneh lagi kok. Tapi kayaknya masih lama…
Ri : *tiba-tiba muncul* Lanjutin dulu tuh fic-mu yang lain!!
Yuu : Lah? Kan yang satu itu tugasmu Ri!
Ri : Males gue!! Adegan selanjutnya pasti penuh romance kan? Gue kan anti banget sama romance! Mending elo aja yang ngelanjutin sana!!
Yuu : Oke deh… Tapi aku gak janji cepet..
ARIGATOU MINNA-SAN!! SEE YA!!
