Vampire Academy

.

.

.


Casts : Jongin, Sehun

Pairing : KaiHun (Kai x Sehun)

Genre : fantasy, adventure, romance

Rated : T Length : chaptered

Warning : boys love, don't like don't read, don't plagiarism please


Chapter 1


Petir menyambar-nyambar disertai dengan angin kencang di malam pertama bulan Februari 1437 itu. Siluet pohon-pohon yang bergoyang tertiup angin terlihat begitu mengerikan karena cuaca malam itu benar-benar gelap. Kilatan cahaya sesekali menghiasi gumpalan awan gelap di tengah langit kelabu. Sayup-sayup terdengar suara lolongan serigala dari kejauhan. Ini seperti sebuah malam yang sempurna untuk melakukan hal-hal yang paling mengerikan yang dapat kau pikirkan.

Dan di sinilah Sehun, seorang pria tinggi berambut kelabu yang mengenakan sebuah mantel hitam bertudung untuk melindunginya dari hujan. Sudut kota Wolverhampton memang tampak berbeda di malam hari seperti apa yang selalu orang-orang katakan kepadanya. Dingin dan sunyi.

Sehun mengeratkan mantelnya dan terus berjalan tanpa memerdulikan suasana mencekam di sekelilingnya.

Slash

Lampu jalan yang berbentuk bundar tiba-tiba mati begitu saja, suara bisikan-bisikan misterius tiba-tiba terdengar. Tidak ada sosok sama sekali. Sehun tidak peduli, dia tau bahwa dia sudah dekat dengan tempat tujuannya.

Jangan mendekat...

Berhenti...

Sehun tetap melangkah, tidak mengidahkan suara-suara bisikan yang memeringatinya agar tidak mendekati 'tempat itu'. Tekadnya sudah sangat bulat. Ya, dia sudah merencanakan hal ini sejak lama. Semenjak ibunya –Marriane meninggal karena serangan seorang vampire berambut perak yang menyerang kediaman mereka yang hangat di St. Albans, Sehun sudah memutuskan agar dia dapat menjadi vampire yang hebat agar bisa membalaskan dendam pada vampire berambut perak itu.

Ingatannya kembali ke masa lalu. Sehun sangat menyesal karena tidak dapat melindungi ibunya ketika vampire perak itu menghisap darah ibunya –manusia dengan begitu ganas. Dia datang dengan begitu tiba-tiba tepat setelah matahari terbenam. Ia dan ibunya begitu takut, dan Sehun kecil di suruh ibunya untuk bersembunyi di dalam almari untuk keselamatan dirinya.

Sehun benar-benar tidak menyangka jika malam itu adalah malam terakhir ia melihat ibunya. Kediaman mereka yang semula tenang berubah menjadi begitu kacau ketika vampire perak yang kelaparan itu tiba-tiba muncul di dalam rumah. Ia meraung begitu keras dan matanya lalu tertuju pada ibunya yang berdiri membeku di sudut ruangan melihat sosoknya yang begitu mengerikan dengan taring dan mata merah yang terlihat kejam. Ibunya tidak membawa senjata apapun saat itu, Sehun mengingatnya dengan jelas. Tidak ada bawang putih, salib, pedang kayu, atau benda-benda lain di tangannya. Dia benar-benar bertangan kosong. Sehun tahu, ibunya tidak menyimpan benda-benda seperti itu karena Sehun tidak menyukainya. Kekuatan sihirnyapun sudah terlalu lemah untuk digunakan.

Sehun benar-benar menyesal karena ibunya sekarang bahkan tidak bisa mempertahankan dirinya, ia mengintip dengan tubuh gemetar hebat ketika vampire itu menyerang ibunya dengan begitu cepat. Merobek kulitnya dengan taringnya yang tajam, menjambak rambutnya yang indah dengan begitu kasar. Dan Sehun tidak dapat melupakan jeritan memilukan ibunya ketika vampire itu menusukkan sebuah pisau perak ke perutnya, membuatnya terdiam untuk selamanya.

Mati.

Dan apa yang Sehun lakukan saat itu? Dia hanya terdiam sambil menahan tangis. Bersembunyi di dalam almari tua di dekat perapian seperti yang ibunya katakan padanya. Mengintip dari celah-celah almari, dan menyaksikan pembunuhan mengerikan itu.

Sampai vampire perak itu meninggalkan kediaman mereka begitu saja...

Sehun bodoh!

Lemah!

Dia berkali-kali memukuli dirinya sendiri karena kecewa dengan dirinya sendiri di masa itu.

Pengecut!

Tidak berani keluar dari tempat persembunyiannya untuk menolong ibunya dan hanya berdiam diri di sana samai vampire perak itu pergi. Mengutuk dirinya sendiri karena ia tidak pernah mempelajari buku bersampul biru tua peninggalan mendiang ayahnya yang berisi banyak hal untuk mempertahankan diri dan justru menghabiskan seluruh waktunya untuk bersenang-senang dan bermain. Selalu mengira bahwa semuanya baik-baik saja.

Tapi Sehun salah.

Semuanya tidak baik-baik saja, banyak bahaya mengintai mereka. Dia memang perlahan-lahan menyadarinya, tapi tidak berusaha melakukan apapun untuk mencegahnya.

Sehun menyadari, entah bagaimana ibunya yang dulu cantik kini semakin bertambah tua. Kerutan-kerutan mulai menghiasi wajah putihnya. Jalannya mulai terbungkuk-bungkuk. Sering sakit. Dia tidak sekuat dulu lagi. Sehun tahu itu.

Tapi Sehun berbeda...

Dia tidak pernah merasa sakit, tanda-tanda penuaan juga tidak pernah nampak padanya. Sehun tidak memiliki bayangan, dia tidak dapat melihat wajahnya di cermin seperti yang bisa kau lakukan seumur hidupnya. Selain itu, luka yang di dapatnya selalu dapat sembuh dengan cepat, bahkan menguap dalam hitungan detik. Sehun selalu merasa haus, tetapi bukan air yang menjadi obatnya. Entah mengapa itu tidak cukup, dia menginginkan sesuatu yang lebih dari itu.

Sehun minum darah. Dia menyadarinya suatu hari ketika tanpa sengaja dia melihat ibunya mengiris lengannya sendiri dan menampung darahnya di cangkir yang selalu ia gunakan untuk meminum jus –itu yang selalu ibunya katakan kepadanya. Sehun bahkan tidak menyadarinya selama bertahun-tahun. Yang Sehun tahu, jus itu benar-benar enak dan menyegarkan berwarna merah cerah dan agak kental, ia sangat menyukainya. Dan ketika berumur 17 tahun, Sehun tahu bahwa dia adalah vampire.

Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya.

Ibunya memberi tahu bahwa ayahnya adalah seorang vampire juga, itu menjelaskan bagaimana semua peristiwa aneh itu terjadi. Sehun adalah vampire berdarah campuran.

Ibunya telah melakukan segalanya untuknya, melindunginya dengan beberapa mantra di sekeliling rumah mereka. Merelakan darahnya untuk menjadi minumannya setiap hari. Sedang apa yang Sehun lakukan untuknya? Sehun hanya bisa menyusahkan ibunya saja. Hanya bermanja-manja padanya dan bermain-main saja.

Sampai suatu hari kekuatan ibunya mencapai batasnya, ia sudah terlalu tua. Mantra yang melindungi rumah mereka perlahan memudar lalu menghilang. Membuat vampire-vampire kelaparan di luar sana dengan mudah dapat menyusup masuk. Dan berakhir dengan kematian ibunya yang mengerikan di malam itu.

Tanpa terasa mata Sehun memanas, ingatan itu terlalu menyedihkan. Sehun tidak ingin mengingatnya lagi. Tidak ingin mengingat bagaimana pengecutnya ia saat itu.

Tanpa terasa langkahnya terhenti. Di depannya berdiri kokoh sebuah kastil yang begitu besar dan indah tapi terkesan misterius. Kilat yang menyambar membuat Sehun bisa melihat bentuk kastil itu dengan lebih jelas.

Kastil itu berwarna coklat kayu tua dan memunyai tujuh menara dengan satu menara paling tinggi yang terletak di tengah-tengahnya. Ada sebuah bendera berwarna merah yang dikibarkan di atas menara tersebut yang entah apa tulisannya, ia tidak dapat melihatnya dengan jelas.

Kastil itu di kelilingi oleh benteng yang tinggi dan kokoh. Dia atasnya terdapat semacam tombak runcing berwarna emas yang disusun berjejer mengikuti benteng. Sebuah gerbang tinggi menjulang menghalangi langkah Sehun untuk memasuki kastil tersebut. Gerbang berwarna cokelat yang indah. Terdapat ukiran-ukiran rumit di dua tembok beton yang ada di kanan kiri gerbang tersebut. Sulur-sulur hijau meliliti tiap bilah besi yang membentuk gerbang tersebut.

Melalui cahaya dari kilat yang menyambar, Sehun bisa melihat bahwa di atas gerbang tersebut tertulis nama tempat itu.

VAMPIRE ACADEMY

Dengan lambang mawar merah berduri yang dikelilingi dua belas lambang lain yang aneh yang disertai dua buah pedang kembar membentuk tanda silang di depan lambang tersebut.

Ya, Sehun telah menemukannya. Sebuah tempat yang akan menjadikannya cukup kuat untuk membalas dendam pada vampire berambut perak.

'siapa itu'

Suara samar yang terasa cukup dekat membuat Sehun menajamkan telinganya.

"Aku Sehun, ingin masuk ke sekolah ini. Biarkan aku masuk," ucapnya lantang.

Plop

Seorang pria misterius tiba-tiba muncul begitu saja di depannya. Membuat Sehun kaget.

"Hihihi, anak anjing yang manis," pria itu menyeringai, cukup seram untuk membuat bulu kuduk Sehun –yang memang penakut itu berdiri.

"Jj-jangan mendekat!" Sehun berteriak keras ketika pria itu perlahan mendekat padanya. Benar-benar mengerikan, Sehun bahkan tidak bisa melihat wajahnya karena terhalang oleh topi bundarnya yang aneh. Terlihat benar-benar tidak cocok dengan jubah hitam panjang dengan beberapa rantai emas di beberapa bagian yang membuat baju itu terlihat begitu fashionable. Topi bundarnya justru membuat gaya berpakaiannya yang seharusnya keren menjadi tampak ganjil –menurut Sehun.

"Jangan takut anak manis, aku tidak akan memakanmu. Setidaknya belum—" dalam beberapa detik wajah pria itu hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Terlihat seringai jahil di wajahnya.

Sehun mendorong wajah pria itu cepat dan beringsut mundur. Astaga, dia benar-benar pria gila!

Pria itu tertawa lagi. Bukan tawa melengking seperti setan seperti yang Sehun bayangkan, tapi ternyata sebuah tawa biasa yang justru terdengar hangat.

Tawanya berhenti. "Kenapa aku harus mengizinkanmu masuk?" ujarnya tiba-tiba.

"Aa-ku vampire," suara Sehun bergetar, tapi dia berusaha keras menutupinya agar tidak terlalu terlihat.

"Umm, menarik," pria itu terkekeh geli. "Kemarilah, aku akan mengujimu sebentar," pria itu mengulurkan tangannya agar Sehun mendekat.

Sehun mendekat takut-takut dan mengulurkan tangannya. Pria itu tiba-tiba memeluknya.

"Akh! Apa yang kau—" Sehun memegang lehernya yang berlumuran darah akibat pria itu tiba-tiba menggigit lehernya dan menghisap darahnya secepat kilat lalu melepasnya. Menancapkan taringnya yang sangat tajam ke kulitnya. Rasanya jiwa Sehun bahkan ikut terhisap(?). Sehun jatuh terduduk, bekas gigitannya terasa benar-benar panas seperti membakar dan menyakitkan, seketika di lehernya telah terbentuk dua buah luka kecil yang terus mengeluarkan darah. Sehun merintih. Rasanya sangat sakit.

"Hmm lezat, kau tidak berbohong. Masuklah. Selamat datang di akademi vampir"pria itu terkekeh geli sambil menjilati sisa darah Sehun yang tertinggal di mulutnya, tidak memerdulikan Sehun yang benar-benar kesakitan di sana.

"Ukh," Sehun berusaha bangkit tapi tidak punya cukup tenaga, seluruh tubuhnya terasa sakit, seperti terbakar. Dia terjatuh lagi. Ini gara-gara pria-vampire sialan itu. Sehun mengumpat pelan.

"Butuh bantuan?" pria itu menyeringai.

Sehun membuang mukanya ke arah lain. Pria itu benar-benar menyebalkan. Sudah membuatnya kesakitan seperti ini, lalu berpura-pura akan membantunya? Cih, yang benar saja?!

"Tidak , terima kasih!"ucap Sehun ketus. Dia memaksakan dirinya untuk bangkit dan mengabaikan rasa sakit yang menjalar.

"Uwoo, kejam sekali. Luka itu tidak akan sembuh selama 2 minggu loh," pria itu terkikik. Dalam kegelapan, samar-samar Sehun bisa melihat wajahnya. Cukup tampan untuk seorang pria menyebalkan sepertinya.

"Huh! Kau menyakitiku tau!" Sehun mendengus malas, lehernya kini justru terasa semakin nyeri. Apa sih yang pria ini lakukan padanya?!

"Haha, maafkan aku. Begitulah cara kami menguji apakah kau benar-benar vampire atau bukan" pria itu berkata. Suaranya tiba-tiba terdengar begitu tenang dan berwibawa. What the?! Apa dia aktor?

Sehun malas menanggapi, dia lalu berjalan mendahului pria itu untuk menuju gerbang di depannya yang kini telah terbuka sepenuhnya sambil menenteng tasnya di tangan kiri.

"Tunggu! Biarkan aku membantumu," pria itu menarik lengan Sehun dan memaksanya membalik badannya.

"Tidak us—", perkataan sehun terputus karena tiba-tiba pria itu memiringkan wajahnya dan mencium bibirnya dengan begitu lembut. Membuat Sehun membatu.

"Issh, apa yang kau lakukan?! Dasar gila!" Sehun mendorong pria itu menjauh dengan cepat lalu mengusap bibirnya kasar. Benar-benar pria yang kurang ajar.

"Bukankah sudah kubilang aku akan membantumu?" pria itu tersenyum simpul. Terlihat samasekali tidak tersinggung dengan bentakan kasar Sehun.

"Membantu apanya bodoh?!"Sehun berteriak kesal. Amarahnya sudah benar-benar berada di puncak.

"Lihatlah, bukankah lukamu sudah sembuh?"

Sehun terdiam.

Luka?

Dia menengok lehernya. Tidak ada luka itu lagi. Lehernya telah pulih kembali, rasa sakitnya juga telah menghilang. Pria itu tidak berbohong.

"Kau—" Sehun memandangnya tidak percaya. Bagaimana bisa?

"Itu rahasia. Selamat datang di "Vampire Academy"


Ini repostan perdana gue. Setelah Momo pikir-pikir aku udah dapat ide lanjutannya, jadi berani ngepost lagi :v

Ada perbaikan typo. Momo mau kasih tau itu aja.

Love

Momo