Never Same Like Before
Disclaimer: Code Geass©Sunrise
Pairing: Suzalulu laaah~ (Celtic mencak-mencak kesenengan)
Warning: Drama belibet, humor garing, Lelouch yang jahat sama Suzaku, SLASH/BL/SHOUNEN-AI/YAOI
"Have a nice read!"
" Dahulu aku kira kami dapat selalu bersama-sama. Aku sangat senang sekali dapat bermain dengannya. Hingga ia harus pergi kembali ke negara asalnya. Entah mengapa dadaku terasa sakit saat melihatnya pergi. Entah perasaan apa ini, aku tidak mengerti. Tetapi satu hal yang kutahu, aku ingin selalu berada disisinya untuk selamanya."
Jepang abad dua puluh satu kali ini sudah sangat maju dan juga berubah. Peradaban dari kalangan barat sudah mulai masuk ke Jepang. Tetapi walaupun sudah banyak budaya luar yang masuk, Jepang tetap mempertahankan budaya asli mereka. Di bukit gunung Kekai, terdapat sebuah kuil yang terawat dan diurus secara turun-temurun oleh keluarga Kururugi yang sekarang hanya tersisa sepasang kakak beradik.
"Kakak! Kak Suzaku!" panggil seorang anak perempuan kecil yang berlari-lari dari turunan bukit untuk menghampiri kakaknya yang ada di kuil di atas bukit.
"Ada apa Kaguya? Kenapa kau berlari-lari seperti itu?" Tanya sang kakak kepada adiknya yang terlihat sangat tergeesa-gesa. Setelah sampai di depan sang kakak alias Suzaku, Kaguya segera memperlihatkan koran yang ia bawa serta tadi.
"Kak cepat baca koran ini! Ayo cepat baca!"
Suzaku memutar bola matanya, "Iya-iya sini aku baca"
Saat membaca koran itu, ia membelakakan matanya. Koran itu berisi tentang kedatangan keluarga Kerajaan Britania. Mungkin itu adalah hal yang biasa untuk zaman sekarang, tetapi yang membuatnya terkejut adalah saat ia melihat foto orang yang sangat dirindukannya; foto seorang putra mahkota, yang tidak lain adalah Lelouch Vi Britania bersama adiknya Nunally Vi Britania dan mereka berdua dahulu merupakan sahabat dari Kururugi bersaudara tersebut.
"Lulu dan Nunally datang ke Jepang lagi?" Tanya Suzaku tak percaya.
"Benar... benar, bagaimana kalau kita menemui mereka?" saran Kaguya antusias.
Saat mendengar saran adiknya itu, tiba-tiba saja Suzaku teringat akan sesuatu, "Aku juga ingin seperti itu, tapi hari ini aku harus menemui Tuan Jeremiah."
"Ooh, ternyata kakak sudah mulai bekerja besok, ya? Berarti mulai besok aku akan sendiri," sungut Kaguya sedikit kesal dan sedih mengingat dia hanya sendiri mengurus kuil.
"Yah jadi kau harus menjaga sendiri ya? Kerja dengan benar ya adik kecil." goda Suzaku.
"Iya-iya kakak tenang saja. Lebih baik sekarang kakak bersiap-siap, kakak akan menemui Tuan Jeremiah sore ini kan?" saran Kaguya seraya mendorong-dorong kakaknya masuk ke dalam untuk bersiap-siap.
Kota Tokyo sudah semakin padat dan ramai saja dari masyarakat yang melakukan aktivitas sehari-hari mereka, kota yang tidak pernah tidur mungkin julukan yang cocok untuk kehidupan kota Tokyo. Namun walaupun begitu, dipinggiran kota Tokyo masih terdapat kawasan asri yang sangat tenang. Di daerah tersebut terdapat sebuah mansion mewah ala Eropa yang sangat indah dan elegan tetapi tetap tidak menghilangkan suasana asri disekitarnya. JUstru dengan keberadaan mansion mewah tersebut membuat pemandangan disana semakin terlihat sempurna. Mansion yang biasanya kosong itu, sekarang telah ditempati oleh rombongan keluarga Kerajaan Britania yang baru saja datang pagi itu.
"Tak kusangka perjalanan dari Britania ke Jepang membutuhkan waktu yang sangat lama," seru seorang pemuda bermata ungu violet yang tidak lain adalah sang putra mahkota, Lelouch Vi Britania.
"He hee, menurutku tidak seperti itu, mungkin itu karena kakak sudah terlalu lelah sehabis sekolah dan langsung menuju ke Jepang," jawab seorang anak perempuan yang berada di atas kursi roda.
"Hmm, ya tidak apa-apa. Lebih baik kau beristirahat sekarang Nunally bersama Sayoko. Kau pasti sudah lelah," saran Lelouch kepada Nunally seraya mengusap sayang kepala adiknya itu.
"Iya, aku tinggal dahulu ya, Kak. Kakak juga harus segera beristirahat," jawab Nunally seraya meninggalkan Lelouch bersama Sayoko menuju kamar barunya selama berada di Jepang beberapa waktu kedepan.
Setelah Nunally pergi, ia segera melangkahkan kakinya ke ruangan pribadinya. Ia harus segera mempersiapkan kebutuhannya selama di Jepang untuk beberapa waktu kedepan. Dan yang paling penting hari ini ia akan bertemu asisten pribadinya yang sudah direkomendasikan orang kepercayaannya. Ya, setidaknya ia harus bersiap-siap untuk menemuinya nanti.
Sementara itu Suzaku sedang berada dalam mobil Jeremiah menuju tempat bekerjanya yang baru, dan ia sangat tidak sabar untuk ke tempat kerjanya itu dan bertemu tuan barunya.
-Flashback-
Suzaku sedang menunggu kedatangan Jeremiah di kafe dekat stasiun kereta. Setelah beberapa menit menunggu, dari luar terlihat sebuah mobil sedan hitam terpakir di depan jendela di hadapan Suzaku, dan itu cukup membuatnya terkejut. Tetapi tak lama mobil itu terpakir, sang pemilik mobil yang tidak lain orang yang ditunggunya keluar dan langsung masuk ke dalam kafe. Jeremiah masuk kedalam kafe dan melihat Suzaku sedang melambaikan tangannya ke arahnnya. Jeremiah segera menghampiri Suzaku dan duduk di hadapannya.
"Maaf membuat lama Tuan Suzaku" ucap Jeremiah saat berada di hadapan Suzaku.
" Ah tidak apa-apa kok Tuan Jeremiah,dan tolong jangan memanggilku dengan terasa aneh." Jawab Suzaku sambil tersenyum canggung dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Jeremiah hanya terssenyum saja menaggapi calon rekan kerjanya yang tergolong masih muda itu.
"Sesuai penawaranku waktu itu, sekarang aku akan menemui tuanku. Jika ia setuju menjadikanmu asisten pribadinya, maka hari ini jug kau akan mulai bekerja dan tinggal di tempatnya. Semua kebutuhan yang kau perlukan sudah dipersiapkan."
"Ya, baiklah, saya menyetujuinya."
"Baguslah kalau begitu, kita akan baerangkat menemui Pangeran Lelouch"
"Pangeran Lelouch? Maksud anda saya akan menjadi asisten pribadinya selama berada disini?" Tanya Suzaku tak percaya.
Jeremiah mengerutkan dahinya, "Benar. Apa kau keberatan menjadi asisten pribadi Pangeran Lelouch?"
"Tidak! Tidak apa-apa. Justru saya senang bias menjadi asisten pribadi Pangeran Lelouch." Sanggah Suzaku cepat. Tentu saja ia sangat senang, karena ia akan dapat bertemu dengan sahabat masa kecilnya.
"Ayo kita segera berangkat menemuinya," ajak Jeremiah, dan segera beranjak dari tempatnya menuju ke mansion tempat tinggal Lelouch.
-End of flashback-
Selama di perjalanan Suzaku hanya memperhatikan jalanan menuju mansion tempat Lelouch tinggal. Tiba-tiba saja mobil berhenti tepat di depan gerbang tinggi kokoh berwarna hitam. Dari depan pos penjaga yang berada di samping gerbang, terlihat para penjaga gerbang keluar dan membukakan pintu gerbang. Setelah terbuka, mereka langsung melaju tanpa hambatan menuju mansion utama keluarga Vi Britania. Dari kejauhan, Suzaku sudah dapat melihat kemegahan dari bangunan mansion tersebut.
Akhirnya mereka sampai di depan mansion, di sana terlihat Sayoko –kepala pelayan- sedang menunggu mereka.
"Selamat datang Jeremiah-sama," sapa Sayoko sopan.
"Iya, terimakasih Sayoko," jawab Jeremiah, "Hari ini aku membawa calon asisten pribadi untuk pangeran Lelouch, namanya Suzaku Kururugi."
"Selamat datang Suzaku-san. Kalian berdua telah di tunggu Lelouch-sama di ruangan pribadinya."
"Ayo, Suzaku kita pergi menemui Tuan Lelouch," ajak jeremiah yang langsung masuk ke dalam diikuti oleh Suzaku.
"Kami permisi dulu Sayoko-san," pamit Suzaku
Tok tok tok
"Masuk," seru suara di dalam ruangan.
Karena sudah merasa diizinkan masuk, maka Jeremiah bersama Suzaku pun masuk ke dalam ruangan pribadi Lelouch. Dari dalam terlihat seorang pemuda yang membelakangi mereka berdua menghadap jendela yang menghadap halaman belakang mansion.
"Selamat siang Tuan Lelouch, hari ini saya datang bersama asisten baru anda," jelas Jeremiah
"Hmm, baiklah," jawab Lelouch dan langsung membalikkan badannya untuk melihat Jeremiah dan asisten barunya. Betapa terkejutnya Lelouch saat melihat asisten barunya.
"Salam kenal Tuan Lelouch. Perkenalkan nama saya Kururugi suzaku. Mohon bantuannya kedepan," sapa Suzaku seraya membungkukkan badannya hormat.
Suzaku. Ya Suzaku yang akan menjadi asisten pribadinya selama kedepan. Orang yang tak disangkanya akan bertemu kembali dengannya. Merasa ia bertingkah bodoh dengan berdiam diri, akhirnya Lelouch mulai membuka suaranya kembali.
"Ya, selamat datang. Aku harap kau dapat melaksanakan tugasmu dengan baik," seru Lelouch dengan suara yang terdengar dingin, dan saat mendengar suaranya tersebut Suzaku mengernyitkan dahinya tak mengerti.
Lelouch berjalan ke arah Suzaku. Jujur saja, Suzaku sangat terkejut dengan penampilan Lelouch yang ada di depannya sekarang ini. Walaupun tak banyak berubah, tetap dengan rambut hitam yang serasi dengan kulit pucatnya, serta bola mata berwarna violet yang memancarkan cahaya kelembutan yang tersembunyi, benar-benar seperti dulu. Tetapi terdapat sesuatu yang berbeda darinya. Ya… entah mengapa Suzaku merasa sekarang ini Lelouch lebih memancarkan aura yang kuat yang menandakan keanggunan serta kebijaksanaan seorang pangeran. Suzaku terus berkutat dengan pemikirannya sendiri, sehingga ia tidak menyadari Lelouch sudah tepat berada di depannya dan mendekatkan mulutnya ke arah kuping Suzaku. Suzaku sedikit bergidik saaat merasakan hembusan nafas lembut berada di kupingnya, ternyata Lelouch sedang berbisik di telinganya.
"Lama tak bertemu ya Suzaku, semoga kau dapat bertahan di sini," bisik Lelouch di telinga Suzaku. Sedangkan Suzaku, entah mengapa merinding dengan hembusan nafas Lelouch yang berada di telinganya.
Setelah membisikan hal itu, Lelouch berjalan menuju pintunya dan akan keluar dari ruangannya jika saja ia tak di hentikan Jeremiah.
"Maaf, anda mau kemana, Tuan?" tanya Jeremiah. Lelouch pun membalikan lagi badannya ke hadapan Jeremiah dan Suzaku yang mematung.
"Aku ingin menemui Nunally. Sebaiknya kau beristirahat saja, dan untukmu Suzaku, kusarankan kau menghapal semua bagian tempat di mansion ini jika tak ingin tersesat," setelah mengatakan hal itu, Leloch benar-benar pergi meninggalkan Jeremiah dan Suzaku di ruangan itu berdua.
"Ah, dasar… terkadang Tuan Lelouch itu suka seenaknya sendiri saja," keluh Jeremiah tehadap tuan mudanya itu.
"Dari dahulu, Lelouch memang orang yang suka seenaknya saja," batin Suzaku.
Daripada bingung harus melakukan apa, akhirnya Suzaku memutuskan untuk mengikuti saran Lelouch untuk menelurusuri ruangan-ruangan di Mansion tempatnya bekerja sekarang ini. Lagipula ia ingin bertemu Nunally, entah mengapa sejak ia masuk ke mansion itu sampai sekarang ia belum bertemu dengan Nunally. Ia ingin mendengar cerita kehidupan mereka selama di Britania, karena ia tahu jika bertanya dengan Lelouch bukan jawaban yang ia dapat melainkan seringaian licik dan dingin yang berkata "itu bukan urusanmu". Saat melewati sebuah jendela besar yang menghadap ke halaman belakang, ia melihat seorang gadis berambut coklat bergelombang yang duduk di kursi roda yang mengarah ke kolam yang ada dihadapannya. Dengan sekali melihat pun Suzaku langsung mengetahui bahwa gadis itu adalah Nunally. Suzaku pun memutuskan untuk menghampiri dan menyapa gadis kecil seumuran Kaguya yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri.
Sesampainya di sana Suzaku melihat ternyata Nunally tidak sendiri, dia sedang bersama Sayoko yang berada di belakangnya dan ternyata di sana juga ada Lelouch yang sedang membaca buku di pinggir kolam. Tanpa menuggu lama, Suzaku pun menghampiri ketiga orang yang sudah berada di taman bunga tersebut. Taman bunga, ya… taman bunga. Halaman belakang mansion itu sangat indah dengan ditumbuhi berbagai macam bunga dan pohon-pohon rindang di sekelilingnya. Nunally yang melihat dan mengenali Suzaku pun segera memanggilnya.
"Hey Kak Suzaku! Ayo kemari!" seru Nunally dari tempatnya. Lelouch yang sedang sibuk dengan bacaannya pun mendongakan kepalanya dan melihat ke arah Suzaku yang berjalan menghampiri mereka. Melihat kedatangan Suzaku, Lelouch berdiri ingin meninggalkan tempat. Nunally melihat kakaknya yang ingin pergi.
"Eh? Kakak mau kemana?"
Lelouch menoleh ke arah adiknya dan tersenyum sambil mengusap kepala adiknya itu, "Kakak teringat ada urusan yang belum kakak selesaikan. Bersantailah selama disini, Nunally," jelas Lelouch dan pergi berlalu.
Saat berpapasan dengan Lelouch, Suzaku memberinya senyuman hangat, tetapi Lelouch hanya berlalu dan tak menghiraukan senyuman Suzaku. Suzaku lalu tersenyum masam dengan kelakuan Lelouch sekarang yang tak mudah ditebak. Tidak ingin pusing memikirkan sikap Lelouch yang membingungkan, Suzaku pun melanjutkan perjalanannya menuju Nunally dan Sayoko.
"Wah, selamat siang Kak Suzaku," sapa Nunally saat Suzaku sudah berada di hadapan mereka berdua.
"Selamat siang Nunally, Sayoko-san. Sudah lama ya kita tak bertemu, Nunally," sapa balik Suzaku seraya memberikan senyuman hangatnya.
Selama siang itu, Suzaku terus mengobrol dengan santai dan seru menceritakan pengalaman mereka di masing-masing negara. Suzaku selalu merasa nyaman jika berbicara dengan Nunally, mungkinkah ini salah satu alasan mengapa Lelouch sangat sayang terhadap adiknya itu, dan selama yang diketahui Suzaku, mungkin hanya jika bersama Nunally sajalah Lelouch dapat lebih santai dan bersikap apa adanya. Mengingat Lelouch, ia ingin bertanya tentang alasan Lelouch berubah menjadi sedikit lebih dingin.
"Ne, Nunally, apakah kau tahu kenapa Lelouch menjadi lebih dingin sekarang ini?" tanya Suzaku serius dan penasaran.
"Ah, ternyata kak Suzaku menyadari perubahan sikap kakak yang dingin dan suka berubah-ubah itu ya?" tanya Nunally, dan entah mengapa suaranya terdengar sedih. Suzaku pun tak berkata apa-apa dan hanya menganggukkan kepalanya tanda ingin tahu.
"Yah selama di sana, banyak sekali hal yang terjadi dan itu sangat berat untuk dilalui oleh kami berdua terutama kakak yang ikut menanggung bebanku sebagai pangeran dan putri yang terbuang," Nunally berhenti sebentar, "Sebenarnya kakak dapat menjalankan dan melewatinya dengan lancar, tetapi hingga hari dimana peristiwa itu terjadi. Semenjak saat itu, kakak menjadi dingin dan jarang tersenyum seperti dahulu. Sekalipun tersenyum, ia hanya menyeringai licik ataupun tersenyum dingin dan hampa. Aku sudah jarang sekali melihat kakak tersenyum tulus kepada orang lain kecuali kepadaku, Sayoko-san dan Tuan Jeremiah. Ya, iya hanya tersenyum terhadap orang dekatnya saja, tidak seperti dahulu yang selalu murah senyum." Jelas Nunally panjang lebar. Sedangkan Suzaku hanya diam mematung mendengar penjelasan Nunally. Ia tidak dapat membayangkan kehidupan Lelouch yang keras sebagai pangeran yang terbuang dan menjaga dan melindungi Nunally sekaligus.
Nunally menggenggam tangan Suzaku, dan membuat Suzaku terkejut. "Aku mohon Kak Suzaku, bantulah kakak agar menjadi seperti dahulu lagi," pinta Nunally dengan wajah yang menyiratkan kesedihan, kepedulian serta harapan terhadap kakaknya satu-satunya itu.
Suzaku pun terdiam lalu menganggukkan kepalanya seraya tersenyum hangat. Melihat itu, Nunally sangat senang dan langsung memeluk Suzaku, sosok kakak kedua baginya itu.
"Terima kasih, terima kasih banyak Kak Suzaku"
Suzaku tersenyum dan membalas pelukan Nunally dan mengusap-usap kepalanya dengan sayang. Bagaimanapun, ia sudah menganggap Nunally sebagai adiknya sama seperti Kaguya. Teringat akan Kaguya, ia memutuskan untuk menelpon Kaguya nanti.
-Suzaku's POV-
Setelah selesai makan malam, aku langsung pergi ke ruangan depan. Kata Sayoko-san disana teradapat telepon yang dapat digunakan oleh para pelayan. Aku ingin menelpon Kaguya dan bilang kalau aku sekarang bekerja dengan Lelouch dan Nunally. Ha ha ha, jika memikirkannya pasti ia langsung merengut dan mengataiku curang karena aku bertemu dengan mereka berdua sedangkan ia tidak dan harus menjaga kuil. Aku melihat-lihat lorong-lorong yang kulewati sekarang, entah mengapa aku tidak melihat satupun foto dari keluarga Lamperouge, ah bukan-bukan, tapi keluarga Vi Britania. Dan aku merasa lorong ini sangat sepi dan suram, padahal setahuku banyak pelayan yang bekerja di sini, Kemana perginya mereka semua ya? Ah dari pada memikirkan yang tidak berguna lebih baik aku segera keluar dari lorong ini, seram juga rasanya sendirian di lorong panjang yang gelap dan banyak belokan-belokan yang entah ke ruangan mana. Dari pada aku tersesat, lebih baik langsung pergi saja.
Saat hampir sampai di tempat telepon, aku melihat ruangan yang terbuka tak terkunci begitu saja. Penasaran aku pun masuk ke ruangan itu, yang ternyata adalah sebuah ruangan musik. Aku melihat keadaan di ruangan itu. Jika dilihat, di ruangan ini terdapat sebuah piano tunggal di tengah ruangan dan banyak foto Lelouch dan Nunally terpajang di dinding, dan juga sebuah foto besar keluarga bahagia. Di foto itu ada Nunally, Lelouch dan, siapa? Siapa wanita yang ada di foto itu? Mungkinkah ibu mereka berdua?
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sehingga tidak sadar jika ada orang lain yang masuk ke ruangan ini.
"Apa yang sedang kau lakukan disini, Suzaku?" tanya orang itu menyadarkanku dari lamunanku.
Aku tersentak dengan pertanyaan yang tiba-tiba dari belakangku, segera saja aku berbalik dan menemukan sosok Lelouch sedang berdiri di depan pintu seraya membawa lembaran kertas—partitur lagu? Sejak kapan Lelouch bisa bermain musik?
"Aku tanya apa yang kau lakukan di sini, Suzaku? Bukankah kau mau menelpon adikmu?" tanya Lelouch lagi dan membuatku mengernyitkan dahi.
Bagaimana Lelouch tahu aku mau menelpon Kaguya? "Ah iya, aku sedang melihat-lihat ruangan ini saja, karena tadi kulihat pintunya terbuka dan tak terkunci," jawabku sambil tersenyum salah tingkah dan menggaruk belakang kepalaku yan tak gatal. Bagaimana jika Lelouch marah karena aku masuk sembarangan saja?
"Oh," jawab Lelouch singkat dan berjalan ke arahku dan berdiri disampingku. Ia memperhatikanku yang berdiri tepat di depan foto keluarganya.
"Wanita itu adalah ibuku, Marianne Vi Britania, seorang istri permaisuri yang terbuang karena telah melahirkan anak laki-laki yang dapat mengancam kedudukan-'nya'," jelas Lelouch menjawab kebingunganku dengan nada tenang tetapi menyiratkan kesedihan didalamnya, dan pandangan mata yang menerawang menatap foto yang ada dihadapannya.
Mendengar dan menatap Lelouch sekarang, entah mengapa aku merasa perih. Aku tidak menyukai sosok Lelouch yang sekarang, aku lebih suka sosok Lelouch yang dulu. Sekarang aku mengerti kanapa Nunally sangat sedih dengan keadaan Lelouch sekarang dan memintaku untuk mengembalikan Lelouch yang dulu. Ternyata Lelouch yang sekarang terasa lebih tersiksa dan rapuh, dengan topeng dingin dan kelicikannya itu. Mendengar penjelasannya tadi aku mengira jika hal yang membuat Lelouch berubah seperti yang diberitahukan Nunally adalah sebuah kenyataan pahit tentang ibunya, dia, dan Nunally yang dibuang karena kelahirannya yang mengancam kedudukan-'nya' serta kelahiran Nunally yang lumpuh dan hanya mempermalukan keluarga kerajaan. Mengancam kedudukan-'nya'? Kedudukan siapa? Siapa yang tega melakukan itu sampai Lelouch berpikir kelahirannya adalah sesuatu yang buruk?
"Kenapa kau berpikir kalau kelahiranmu itu adalah hal yang buruk?" ah, tanpa sadar aku mengucapkan pertanyaan itu.
Lelouch menoleh padaku dengan wajah datar, yang dapat kulihat kekosongan dengan kepedihan didalam mata violetnya yang kini menjadi redup, "Kau tidak mengerti yang sebenarnya terjadi Suzaku. Kenapa kau berpikir kalau kelahiranku buruk? Padahal menurut-'nya' itu adalah hal yang sangat menguntungkan."
"Tetapi bukankah tadi kau bilang jika ibumu, kau dan Nunally terbuang karena kelahiranmu yang dapat menggeserkan posisi-'nya'?" tanyaku tetap tidak mengerti dengan isi pikiran Lelouch.
"Bukan kelahiranku, melainkan apa yang telah di lakukan-'nya' padaku," jelas Lelouch absurd.
"Sebenarnya… siapa yang kau maksud dengan 'nya' itu?"
"…Sudahlah, sebaiknya kau keluar dari sini. Karena kau akan bekerja pagi-pagi sekali besok, dan banyak pekerjaan yang harus kukerjakan. Besok juga hari yang melelahkan karena si maniak pizza itu akan datang."
"Ta-tapi..." aku ingin menanyakan banyak hal lagi tentang permasalah yang dialami Lelouch. Tetapi saat aku melihat Lelouch dengan raut wajah lelah, aku mengurungkan niatku.
"Baiklah, selamat malam Tuan Lelouch" balasku sambil keluar dari ruangan itu.
Saat aku berjalan ke pintu, kudengar Lelouch bergumam, namun keheningan pun terasa begitu berisik sehingga gumamannya samar.
-End POV-
-Pagi hari-
Dari jauh terlihat sebuah mobil sport berwarna hijau sedang melaju cepat menuju mansion yang berada tepat di akhir perjalan mobil itu sekarang. Benar saja, mobil itu tepat berhenti di depan pintu utama mansion tersebut, dimana sudah ada Nunally bersama Sayoko dan Jeremiah disampingnya. Dari dalam mobil terlihat seseorang yang keluar.
Orang yang keluar itu ternyata seorang gadis tinggi dengan rambut panjang tergerai berwarna hijau dan matanya—yang sekarang terlihat setelah melepaskan kacamata hitam yang dipakainya—berwarna kuning emas menyala tajam, seperti mata kucing yang ingin menangkap mangsanya.
"Selamat datang, Kak C.C," sambut Nunally ramah, gadis berambut hijau yang bernama C.C itu balas tersenyum dan mengusap kepala Nunally dengan sayang.
"Terima kasih Nunally. Rasanya tanpa kau dan kakakmu yang overprotektif itu, terasa sepi."
"He hee," Nunally tertawa kecil menanggapi pernyataan C.C mengenai keberadaanya dan kakaknya yang overprotektif jika tak ada di kediaman Kerajaan Britania, "Kenapa kakak berkata seperti itu? Padahal aku dan 'kakak' kan baru dua hari berada di Jepang."
"Tapi tetap saja terasa sepi," tambah C.C yang kemudian memutar pandangannya kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu, "Dimana Lelouch? Kenapa dia tidak menyambutku?"
"Kakak ada di ruangannya," jawab Nunally
"Sepertinya Tuan Muda masih merasa kesal dengan anda karena memakan pizza-nya yang limited edition itu," komentar Jeremiah
"Salahnya sendiri menaruhnya di tempat yang dapat mudah kutemukan," jawab C.C santai.
"Tapi sepertinya jika sudah menyangkut tentang pizza tidak ada yang dapat menghentikannya,"batin ketiga orang disana sambil sweetdrop dengan kelakuan gadis muda yang maniak pizza itu.
"Lebih baik anda segera masuk. Pasti anda sudah lelah melakukan perjalanan jauh," saran Sayoko yang diikuti semuanya dan masuk kedalam mansion.
Sejak kejadian tadi malam, keadaan Lelouch dan Suzaku terasa canggung. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan pemikiran mereka masing-masing. Suzaku tidak nyaman dengan suasana canggung tersebut, apalagi dia harus mengantarkan beberapa dokumen ke meja sang Tuan Muda. Akhirnya dia memberanikan diri dan mendekati meja Lelouch.
"Lelouch, aku sudah selesai mengerjakan dokumen yang kau berikan," namun saat Suzaku mendekat, ia melihat Lelouch sedang menyembunyikan wajahnya diantara kedua lengannya.
Hening memenuhi ruangan.
"Le-Lelouch? Kau… kenapa?"
-TBC-
Author's note: Bakal lama update soalnya sibuk belajar UN(-lagaknya… kayak bakal belajar aja)
"Don't forget to Review!"
