後悔する (Regret)

.

.

.

[Chapter 1]

.

.

Taeyong POV

Aku masih terpaku menatapi berkas-berkas ditanganku. Pikiranku terus berputar-putar tak jelas memikirkan apa, yang pasti saat ini aku sedang bingung, dan malas.

"Kenapa diam? Tidak mau lihat isinya?"

Aku mendongak menatap Irene noona yang duduk dihadapanku, dengan enggan aku membuka berkas ditanganku. Tepat saat membuka berkas itu mataku langsung menangkap sebuah foto lima orang laki-laki yang tertempel diberkas itu.

Entah mengapa aku merasa familiar dengan wajah salah satu diantara lima laki-laki ini. Ya, meski memang mereka itu artis terkenal dan aku sering melihat wajah mereka di TV, tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda pada wajah salah satu diantara kelima orang ini. Aku merasakan sesuatu yang mengganjal dihatiku, dan tiba-tiba saja aku merasa kesal dan dendam.

"Jadi bagaimana? Kau mau kan?"

Aku kembali menatap Irene noona, lalu tertawa sinis, "Kalau aku menolak?"

"Kau tidak bisa menolak Taeyong." Ucap Irene seraya tertawa pelan.

"Sudah kuduga, jadi tidak perlu kau tanyakan lagi." Ucapku datar.

"Bagus, ini jadwal mereka untuk besok." Ucap Irene noona sambil menyodorkan sebuah map padaku.

Aku hanya menatap map itu enggan. Sejujurnya aku sangat malas menerima pekerjaan ini tapi apa boleh buat, aku tak bisa menolak permintaan Irene si tukang memaksa ini.

"Aku keluar dulu, kau tunggu disini." Ucap Irene seraya bangkit dari tempatnya.

Aku tak berkomentar. Aku menyalakan laptopku lalu mem-browsing berita mengenai Mark Lee.

Mark adalah adik kandungku, dia seorang penyanyi solo yang baru debut tak lama ini. Sedikit keterlaluan memang, sebelumnya aku menolak untuk menjadi menejer Mark yang jelas-jelas adikku sendiri. Dan sekarang aku malah menerima tawaran Irene untuk menjadi menejer sebuah Boyband yang satu management dengan Mark. Tapi sekali lagi kutegaskan, aku terpaksa menerima pekerjaan ini. Kalau saja bukan Irene noona yang menawariku, tanpa basa basi aku akan langsung menolak.

Beberapa menit berlalu, aku masih terdiam ditempat dudukku dan Irene noona belum juga kembali. Kebiasaan. Dia selalu menyuruhku untuk menemuinya dan dia meninggalkanku seenaknya.

Aku memasukan laptopku kedalam ranselku dan bangkit hendak pergi. Tapi baru saja akan melangkah..

"Annyeonghaseo.."

Aku sedikit tersentak saat mendengar suara dari arah pintu, aku menoleh dan mendapati seorang laki-laki tengah berdiri didepan pintu.

"Anda siapa?" Tanya laki-laki itu.

Aku terdiam sejenak menatap wajah laki-laki yang kini berdiri dihadapanku, wajahnya sama persis dengan wajah yang ada difoto tadi. Sepertinya dia salah satu member dari grup yang akan ku urus nantinya.

"Hei, Doyoung. Ternyata kau sudah disini." Aku mengalihkan pandanganku menatap Irene noona yang datang bersama empat laki-laki yang kini aku yakini adalah teman satu grup dari lelaki yang dipanggil Doyoung itu.

"Ayo semua masuk." Ucap Irene noona menyuruh masuk.

Aku kembali menghempaskan tubuhku ke sofa.

"Semua kenalkan, dia Lee Taeyong sahabatku, umurnya 21 tahun." Ucap Irene saat semua sudah duduk.

"Annyeonghaseo.." Ucapku seraya berdiri dan membungkuk lalu duduk kembali. Ya sejujurnya aku malas melakukan ini tapi mau bagaimana lagi, kesopanan adalah nomor satu.

"Taeyong yang akan menggantikan menejer kalian untuk sementara waktu." Ucap Irene noona to the point.

"Apa?!"

Aku menoleh menatap kelima laki-laki dihadapanku yang terlihat sangat kaget, tapi tatapanku langsung tertuju pada salah satu di antara mereka yang terlihat paling kaget. Aku bisa melihat ekspresi tidak suka dari wajahnya.

Baguslah, dengan begini mereka mungkin akan menolakku dan aku tak perlu repot-repot menjadi menejer mereka.

.

.

"Kau bercanda noona?! Dia akan menjadi menejer kami?"

"Aku tidak bercanda Yuta, ini serius." Ucap Irene santai.

"Ini gila." Ucap Yuta seraya bangkit dari tempat duduknya.

Aku hanya diam tak berkomentar, lagi pula bagiku bagus kalau Yuta terus protes.

"Dia seumuran dengan kami. Apa kau yakin dia bisa menjadi manajer kami? Jangan-jangan dia malah bisa menghancurkan grup kami."

"Apa?!" Pekik ku tiba-tiba, "Kau bilang apa tadi?" tanyaku, kini perasaan setuju dan senang ku dengan semua protes Yuta hilang seketika.

Aku menatap Yuta sinis, dan Yuta pun balik menatapku sambil tertawa sinis.

"Kenapa tertawa? Kau merasa hebat?" Sinis ku seraya melangkah mendekati Yuta, aku benar-benar merasa direndahkan oleh kata-kata Yuta tadi.

"Aku sadar aku terlalu mudah untuk menjadi seorang manajer. Lalu apa? Jangan sekali-kali kau meremehkan ku!" Ketus ku. "Dan kalian," aku mengalihkan pandangannya menatap keempat member yang lain, "Jangan sekali-kali kalian meremehkanku seperti dia!" Ucap ku seraya menunjuk Yuta lantang. "Karena bagaimanapun, aku akan menjadi menejer kalian!" kataku ketus.

Aku pun sedikit terkaget mendengar kata-kata ku sendiri, sepertinya emosi sudah membuat penyakit ceplas-ceplos ku kambuh lagi.

"Aku pastikan kau tak akan kuat menjadi menejer kami." Ucap Yuta datar seraya melangkah pergi.

"Hyung tunggu!" Ucap Doyoung dan Jaehyun bersama lalu segera menyusul Yuta.

"Maaf aku duluan." Ucap Hansol ikut pergi.

"Maafkan sikap mereka, terutama Yuta. Sebenarnya dia bukan orang yang seperti itu." Ucap Johnny.

Aku menatap Johnny datar, "Hmm, tidak penting bagiku." Ucapku.

"Sekali lagi maaf." Ucap Johnny lalu melangkah pergi.

"Tunggu.." Taeyong memanggil, dan Johnny menghentikan langkahnya, "Kau Leader bukan?"

Johnny mengangguk.

"Besok, semua kumpul disini." Ucapku.

Johnny mengangguk lalu melanjutkan langkahnya.

Bruk!

Aku menjatuhkan tubuhku disofa, 'Kau bodoh Lee Taeyong.' Gerutu ku dalam hati. Aku mengacak-ngacak rambutku, 'Kenapa kau bilang kau akan menjadi menejer mereka? Bodoh!'

"Keren."

"Keren?!" Aku menatap Irene noona kesal.

"Kau tau, kau hebat bisa membuat Yuta tak berkutik lagi, dan kau lihat tadi? Kau sangat tegas Taeyong." Ucap Irene semangat "Itu yang ku suka!"

"Diamlah."

.

.

Author POV

Yuta melangkah menuju mobilnya dan segera masuk kedalam mobil. Pikirannya terus berputar-putar memikirkan kenyataan kalau sekarang, mulai saat ini, grupnya akan diurus oleh seorang laki-laki menyebalkan yang seumuran dengannya. Ditambah lagi perasaan aneh Yuta saat melihat wajah Taeyong.

Saat melihat wajah laki-laki itu Yuta langsung merasa tak nyaman dan begitu mendengar Taeyong akan menjadi menejer grupnya, entah mengapa Yuta benar-benar tidak terima dan langsung menolak. Padahal Johnny yang merupakan leader saja tidak protes sama sekali.

"Hyung…" Ucap Doyoung yang datang bersama Jaehyun, membuyarkan lamunan Yuta. Kedua laki-laki itu segera masuk kedalam mobil.

"Hyung kau tidak apa-apa?" Tanya Doyoung.

Yuta hanya mengangguk lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Hyung kenapa menolak Taeyong hyung menjadi manajer kita? Kan bagus kalau kita punya menejer yang seumuran. Dia lumayan tampan, judes, dan seksi gimana gitu."

Pletak!

Sebuah jitakkan langsung mendarat di kepala Jaehyun.

"Dasar cabe." Ucap Doyoung.

"Tapi hyung, dipikir-pikir benar juga, kenapa hyung menolak? Kalau dilihat Taeyong hyung terlihat serius kok." Ucap Doyoung. "Aura pemimpinnya juga kelihatan dari muka jutek sama galaknya."

Yuta menoleh menatap Jaehyun dan Doyoung tanpa ekspresi. Sebenarnya yang dikatakan Doyoung ada benarnya. Setelah mendengar perkataan Taeyong, Yuta sendiri sadar kalau Taeyong tak sepenuhnya seperti apa yang dikatakannya tadi. 'Seorang laki-laki seumurannya yang akan menghancurkan grupnya'.

Tapi entah mengapa Yuta tetap tidak suka kalau Taeyong menjadi menejer mereka.

"Hyung!" Ucap Doyoung merasa tak dihiraukan oleh Yuta.

"Sudah tidak usah dibahas." Ucap Yuta datar.

"Kita pulang sekarang." Ucap Johnny yang tiba-tiba masuk kedalam mobil bersama Hansol.

Supir mengangguk lalu segera menjalankan mobil.

.

.

Taeyong merasakan tubuhnya kaku, ia benar-benar tidak ingin keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam kantor management yang sekaligus akan membuatnya bertemu dengan lima laki-laki menyebalkan, terutama Yuta.

Taeyong menarik nafas beberapa kali. Setelah merasa siap, ia membuka pintu mobil. Taeyong mengunci mobilnya lalu segera melangkah, tapi baru saja melangkah tiba-tiba..

Bruk..!

"Ouch!" rintih Taeyong pelan.

"Maaf.."

"Tidak apa-apa.." Ucap Taeyong pelan.

"Hyung?!"

Taeyong melhat kearah seseorang yang baru saja menubruknya. Seorang laki-laki berkaca mata hitam berdiri dihadapannya. Laki-laki itu membuka kacamata hitamnya dan memandang Taeyong kaget.

"Mark?" Ucap Taeyong tak kalah kaget. Mark benar-benar sangat berubah setelah menjadi artis, sampai-sampai Taeyong tak mengenalinya.

"Hyung sedang apa disini?" Tanya Mark bingung melihat kakak laki-lakinya ada di kantor management-nya.

Memang semenjak debut Mark dan Taeyong tidak tinggal serumah lagi, dan karena jadwal Mark yang padat membuat ia dan kakak kandungnya ini menjadi sangat jarang bertemu.

"Hmm, a..aku.." Taeyong gelagappan mencari jawaban.

"Aku apa?" Tanya Mark penasaran.

"Aku…aku jadi manajer," ucap Taeyong akhirnya.

"Apa?!" kaget Mark, "Manejer? Hyung kau keterlaluan! Waktu aku memintamu menjadi menejerku kau-"

"Iya..iya aku tau, aku minta maaf." Potong Taeyong cepat.

"Siapa yang kau urus?" tanya Mark semangat.

"Sebuah Boyband, aku lupa namanya." Ucap Taeyong.

"Hyung, kau ini bagaimana? Masa nama grup nya saja tidak ingat." Ucap Mark seraya tertawa.

"Aku hanya ingat nama salah satu membernya, namanya Yuta."

"Apa? Yuta? NCT?" Kaget Mark, senyumnya seketika hilang saat mendengar nama Yuta.

"Nah itu dia." Ucap Taeyong.

"Hyung, apa kau sudah gila?" Ucap Mark kali ini dengan nada sedikit sinis.

"Kau ini kenapa? Memangnya kenapa kalau aku menjadi menejer mereka, huh?" Ucap Taeyong. "Sebenarnya aku juga terpaksa menjadi menejer mereka, kalau saja-"

"Kalau saja hyung tak punya sebuah rencana? Iyakan?" Potong Mark.

"Rencana? Maksudmu?"

"Hyung katakan padaku, apa yang kau rencanakan? Sampai-sampai kau menjadi manajer si Yuta itu." Ucap Mark.

"Mark, kau ini bicara apa? Aku sama sekali tidak mengerti."

Mark menatap Taeyong bingung. Tapi beberapa detik kemudia Mark tersadar akan sebuah kenyataan bahwa kakaknya ini tak tau apa-apa. Taeyong tak pernah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama ini, Taeyong tak pernah mengetahui apa yang selama ini diketahui Mark. Dan yang pasti Taeyong tak tau siapa Yuta sebenarnya.

"Lupakan saja." Ucap Mark lalu membuang pandangannya dari Taeyong.

"Mark jangan buat aku penasaran! Ada apa sebenarnya?" Ucap Taeyong.

"Tidak ada apa-apa."

"Mark!"

"Tidak ada apa-apa hyung! Aku hanya tak suka kau menjadi menejer orang lain." Ucap Mark bohong.

Ya, kali ini berbohong adalah jalan yang tepat bagi Mark.

"Aku duluan hyung, aku ada latihan." Ucap Mark lalu melangkah pergi meninggalkan Taeyong yang masih kebingungan.

.

.

Johnny dan keempat sahabat satu grupnya terdiam di ruangan dimana biasanya mereka latihan. Sudah hampir satu jam mereka menunggu Taeyong tapi laki-laki itu tak kunjung datang.

"Ah.. kenapa Taeyong hyung tak datang-datang." Rengek Doyoung.

"Kau berisik sekali." Kesal Hansol.

"Aku lapar!" teriak Doyoung.

"Hyung! Kau berisik sekali!" Kesal Jaehyun.

"Diam! Kalian ini ribut terus, aku mau keluar sebentar." Ucap Johnny bangkit dari tempatnya lalu melangkah keluar ruangan.

"Hyung, belikan aku makanan ya." Teriak Doyoung, tapi sepertinya teriakannya sia-sia karena Johnny sudah keburu keluar dan tak mendengar teriakannya.

Johny melangkah menuju lift, tapi langkahnya langsung terhenti saat melewati sebuah ruang latihan dance yang biasa digunakan oleh artis baru.

Johnny menoleh menatap ruangan itu dan matanya langsung menangkap seorang laki-laki yang sedang berdiri ditengah ruangan. Laki-laki itu terlihat sedang berpikir, dan sesekali menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik. Sepertinya laki-laki itu tengah memikirkan sebuah koreografi.

Tapi tunggu, siapa laki-laki itu? Sebelumnya Johnny tak pernah melihatnya. Apa mungkin management-nya mengeluarkan artis baru saat ia dan grupnya sedang di Jepang? Tapi setahu Johnny management-nya baru saja mengeluarkan penyanyi solo, Mark. Jadi tak mungkin mereka mengeluarkan artis lagi dalam jangka waktu yang singkat.

Johnny terus memperhatikan laki-laki itu, entah mengapa postur tubuhnya itu mengingatkannya pada seseorang.

"Hyung!" panggil Doyoung. Johnny tersadar dari lamunannya lalu segera berbalik.

"Sedang apa? Ayo kembali ketempat latihan, Taeyong hyung sudah datang." Ucap Doyoung menarik lengan Johnny.

Johnny mengalihkan pandangannya dari Doyoung dan kembali menatap laki-laki tadi, sebelum akhirnya mengikuti Doyoung kembali keruang latihan.

.

.

Ten memejamkan matanya berusaha untuk konsentrasi dengan lagu yang mengalun diruang latihan. Sesekali ia menggerakkan tubuhnya saat menemukan tarian yang pas dengan lagu.

"Kemana Mark, jam segini belum datang." Ucap Ten seraya menatap jam ditangannya.

Ia kembali memejamkan matanya dan kembali berkonsentrasi mencari tarian yang nanti akan ia ajarkan pada Mark. Tapi baru saja mencoba untuk berkonsentrasi, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ten merasakan seseorang tengah memperhatikannya. Perasaan Ten sedikit tidak nyaman, ia menoleh kebelakang dan menatap kearah pintu dan ternyata..

"Dari tadi pintu terbuka." Ucap Ten yang baru sadar dari tadi ia tak menutup pintu.

Ten melangkah menuju pintu dan menatap keluar, tak ada siapapun. Ia lalu menarik gagang pintu, saat tiba-tiba..

"Ten Hyung!"

"Mark?" Ucap Ten saat melihat Mark tengah berlari menuju kearahnya. "Kau darimana saja?" Ucap Ten menyuruh Mark masuk, lalu ia menutup pintu.

"Maaf hyung, tadi aku tak sengaja bertemu dengan Taeyong hyung." Ucap Mark pada menejer yang juga menjadi koreografernya itu.

"Taeyong kakakmu itu ya? Sedang apa dia disini?" Tanya Ten.

"Itu dia, kau tahu, dia menjadi seorang manajer." Ucap Mark.

"Manejer? Bukankah kau bilang dia tidak berminat menjadi seorang menejer?"

"Maka karena itu aku bingung." Ucap Mark.

"Siapa yang dia urus?" tanya Ten.

"Grupnya Yu..eh maksudku grupnya Johnny sunbaenim, NCT." Ucap Mark yang merasa risih untuk menyebutkan nama 'Yuta'.

Deg!

Ten merasa jantungnya berhenti berdetak saat mendengar nama Johnny.

Ten kembali tersadar kalau ia kini berada sangat dekat dengan Johnny.

Ten kembali merasakan sakit dihatinya, sakit yang masih sama seperti dulu.

-To Be Continue-

.

.

.

.

.

Hai hai! Ff debut nih hehe~

Berhubung aku lagi suka banget Taeyong Yuta jadi kubuat ff mereka. Dan juga jangan heran kalu Ten Johnny sering muncul di ff buatanku karena mereka adalah salah satu couple favorit ku juga heheh~

Jangan lupa tinggalin jejak kalian yaa di ff ini^^

makasih^^