yak! Mikasa kembali dengan fic. baru :D

dan oke, langsung aja


Desclaimer: Vocaloid bukan punya Mikasa, kecuali Mikasa berani beli perusahaannya

Warning: Typo, gaje, Shounen-ai, OOC, OOT, dan lain lainnya

.

.

.

.

.

Enjoy and Happy Reading!


Normal POV

Flashback

Pada tahun 1928, di Vocal High School. terdapat 3 orang laki-laki, mereka selalu bersama namun...

"d-doushite!? Kenapa!? Apa aku melakukan suatu kesalahan?!". Bentak laki-laki berambut pirang, air matanya mulai berjatuhan

"kita tak bisa seperti ini Len, cinta sesama jenis itu dilarang". jelas pria berambut ungu

"kalau kalian menghilang dari sisiku…lebih baik aku mati saja". tangisan laki-laki pirang itu semakin menjadi-jadi

"Le-Len…kumohon jangan lakukan ini…". Cegah pria berambut biru ocean

"Aku sudah lama menyukai kalian! Tapi Inikah hasil yang kudapat!? Sakit yang berkali-kali lipat!? Jadi kalian senang jika hatiku sakit begitu!?". Teriak Len sambil mengambil pisau di sakunya

"Len…kumohon jangan nekat…". Cegah pria berambut biru tersebut

"jika kalian ingin aku mati…katakan saja! Jangan menyiksa batinku!". Dan pipi pria itu menjadi semakin basah

"Len…"

"CUKUP! Aku bersumpah! Aku akan menggangu kehidupan kalian nanti! Aku pastikan hidup kalian tak akan tenang! Dan aku akan menggangu semua murid yang ada di sekolah ini! SAMPAI KAPANPUN!". Itu lah kata terakhir Len, semacam sumpah sebelum mati.

CRASH…

Len pun memutus urat nadi-nya, darah-nya mengucur seperti air keran. Len merintih sesaat, lalu dia memotong tangannya hingga putus, Len pun membentuk sebuah seringaian.

"hahaha…ini kan yang kalian mau? Kalian puas sekarang?…uhuk…tapi lihat saja, hidup kalian tak akan tenang! HIAHAHAHA!". Seketika Len pun ambruk di tanah setelah mengeluarkan ketawa ala psikopat-nya

"LEN!".

Flashback off


"hiyaaaa! Mi-Miku! I-itu benar kisah nyata!?". Ucap gadis berambut pirang ketakutan dan berkaca-kaca

"tentu saja, untuk apa aku menceritakan kisah palsu". Ucap gadis berambut hijau tosca yang panjangnya menyapu lantai yang dipanggil Miku

"i-itu tragis dan agak menyeramkan!". Dan air matanya mulai berjatuhan

"astaga Rin…kan kau sendiri yang minta diceritakan kisah tragis di sekolah ini". kata Miku sweatdropp

"ta-tapi…i-itu menyedihkan! Huwaaaaaa!". Dan…Rin menangis sekarang

"dasar bodoh, kan kau sendiri yang minta kisah itu, emang apa sedihnya dari kisah itu, tapi…WHAT!? Shounen-ai!? Aku tadi cerita…hiyaaaaa!". teriak Miku histeris

"aku…jadi kasihan…sama pria pirang yang bernama Len itu…hiks…". ucap Rin sambil menghapus air matanya

"katanya sih…arwahnya bergentayangan menghantui sekolah ini…dan katanya juga …mayatnya dikuburkan di sekolah ini…". ucap Miku pelan

Rin POV

Huwaaaaa! Kisah yang tragis…aku jadi kasihan…ternyata ada juga kisah Shounen-ai yang nyata dan tragis…dan baru kali ini aku menangis karena hal sepele.

"Rin…berhentilah menangis…sensei daritadi memperhatikanmu…". ucap Piko

"a-aku gak bisa…aku teringat kisah Miku tadi…hiks…". ucapku

Aku pun melihat jendela, memang kelasku terletak paling belakang, jadi aku bisa melihat halaman belakang lewat jendela. Dan…aku melihat pria berambut pirang sedang duduk di bangku taman belakang itu, matanya sembab, kulitnya pucat seperti mayat. Kemudian di melihatku…dan melambaikan tangannya…setelah kuamati…pergelangan tangan kiri-nya…putus!? aku bisa melihat tangan kiri-nya yang mengeluarkan darah…dan tangan kanannya memegang pergelangan tangan kiri-nya yang putus itu.

"HIYAAAA!"

"Kagamisaku! Ada apa?". Tanya sensei

"a-aku…melihat…hantu…disana…". ucapku pelan dan ketakutan sambil menunjuk bangku taman itu

Sensei pun melihat melihat apa yang ku tunjuk, dan sensei pun…terlihat…sedih…lalu sensei melihatku dan tersenyum.

"laki-laki itu…masih menjalankan sumpahnya…". Gumam sensei

"sumpah?". Tanyaku bingung

"a-ah…sudah-sudah…kita lanjutkan saja pelajarannya…". Ucap sensei lalu kembali menghadap papan tulis dan menulis

Sumpah? Sumpah apa? Apa jangan-jangan…pria yang kulihat itu adalah pria pirang yang diceritakan Miku? kalau benar…tidak Rin, jangan berpikir yang aneh-aneh…sekarang…fokus ke pelajaran Gumi-sensei…fokus…


SKIP TIME

Pulang sekolah

Luka POV

Hari ini aku piket sekolah…benar-benar melelahkan…Miku, Rin, dan Piko berniat ingin membantuku…tapi aku merasa tak enak, jadi aku menyuruh mereka pulang duluan saja.

"sial…aku harus mengambil sapu yang ada di gudang belakang…mana hari semakin gelap lagi…". umpatku kesal

Jujur saja, aku takut jika berlama-lama di sekolah ini. Apalagi setelah mendengar cerita Miku, dasar…seharusnya aku tak mendengar cerita Miku…ahh…sudahlah Luka, berhentilah menyesali sesuatu…dan pergi ke gudang halaman belakang.

Aku berjalan menyusuri koridor yang sekarang mulai gelap, karena di koridor tak ada lampu. Jadi jika malam akan menjadi sangat gelap dan menakutkan. Aku berjalan dengan langkah perlahan, sesekali melihat sekeliling, Dalam benakku sebenarnya dikuasai oleh ketakutan. Namun, aku harus menyelesaikan piketku, agar cepat pulang ke rumah. Karena jika tidak piket, aku akan dihukum oleh guru konseling.

"onegai…tolong…aku…tolong…aku…". aku mendengar suara...

"si-siapa i-itu…?". aku gelagapan, aku menjadi semakin ketakutan

"tolong aku…Megurine Luka…". di-dia menyebut namaku

"kamu…si-si-siapa?". Tanyaku dengan nada gemetar

"masuk lah ke lab IPA, maka kamu akan tahu siapa aku…". apa maksudnya?

"ba-baiklah…". karena penasaran, aku memasuki lab IPA yang berada di samping koridor

KRIEETT…

Aku pun memasuki lab IPA, jika aku benar, isi dari lab IPA itu adalah botol –botol cairan kimia, tengkorak palsu, mikroskop, dan gelas-gelas untuk mencampurkan bahan-bahan kimia entahlah apa namanya aku lupa. Aku melihat sekeliling, lalu aku melihat pria berambut pirang sedang terduduk…dan…menangis…

"hiks…hiks…onegai…tolong aku…". ucap pria pirang itu

Aku pun mendekatinya, dan menepuk pundaknya. Aku berusaha menenangkannya, tapi dia malah semakin menangis.

"t-tolong aku…". ucap pria pirang itu sambil menangis

"kau ingin apa? Mungkin aku bisa bantu?". Ucapku pelan

"aku ingin…membunuhmu…".

"a-apa?". Me-membunuhku?

Dia pun menoleh ke arahku, aku bisa melihat wajahnya yang hancur dan bola mata yang hanya dicanggah oleh satu urat syaraf mata, kulit-nya putih dan pucat seperti mayat, pergelangan tangan kirinya putus, dan tangan kanannya memegang sebuah pisau yang berkarat , benar-benar mengerikan. Sontak aku pun kaget, ketakutan…dan berteriak

"KYAAAAA!"

Dengan kecepatan yang aku mampu, aku pun berhasil meninggalkan ruang lab IPA, dan menuju gudang halaman belakang, Aku pun membuka pintu gudang itu.

KRRIIEETT…

Pintunya menyeramkan, bisa-bisanya aku bertemu dengan hantu pria yang di ceritakan oleh Miku. aku pun mengambil sapu dan berlari secepat mungkin menuju kelas. Karena aku takut, aku mengambil jalan memutar, aku tidak mau melewati koridor itu.

Matahari mulai tenggelam…dan kini sosok bulanlah yang akan tampak, aku berjalan menuju kelas dengan perasaan takut yang teramat sangat, aku memegang sapu yang aku bawa dengan erat. Aku tidak mau tahu…aku takut...hanya satu yang aku mau…pulang.

Tak lama aku pun sampai di kelas, dan mulai menyapu. Menyapu dengan tergesa-gesa, suara itu datang lagi…

"aku akan membunuh mu...". su-suara itu datang lagi

"ku-kumohon…apa salahku? Kenapa kau sangat ingin membunuhku…? Aku…tidak melakukan sesuatu yang membuatmu menjadi arwah penasaran seperti ini kan?". Aku merusaha melawan hantu itu

"HAHAHA! Bodoh…walau kau tak melakukan apapun…aku tetap akan membunuhmu…aku akan menggangu semua kehidupan murid yang bersekolah disini! Bersiaplah Megurine Luka!". Ga-gawat…

Seharusnya kau mengikuti kata-kata Luki-otou san, aku tak seharusnya bersekolah disini. Aku menyesal…sebenarnya siapa yang membuatnya menjadi arwah penasaran dan haus darah seperti ini? Aku masih bingung…

"AHAHAHA! Siap-siap tubuhmu yang indah itu akan banyak mengeluarkan darah!". Dia muncul…

Sosok itu muncul lagi, pria berambut pirang dengan wajah hancur, kulit yang putih pucat seperti mayat, pergelangan tangan kiri yang putus dan tangan kananya memegang pisau yang berkarat, memakai pakaian seragam Voca High School pria. Dia menyeringai padaku, aku pun menggenggam erat sapu yang ku ambil dari gudang halaman belakang ini.

"ku-kumohon…". karena aku ketakutan aku pun menangis

"memohonlah…maka aku akan semakin niat membunuhmu!". Dia mendekatiku

CROT CROT

Pisau berkaratnya menusuk perutku dengan elitnya, aku hanya bisa merintih kesakitan sambil memegangi perutku yang mengeluarkan banyak darah itu...

"uhuk…uhuk…". mulutku mengeluarkan darah

"hum…bagaimana? sakit? Aku juga sakit…hatiku sakit...". ucapnya sambil menangis

Dia menggores perutku hingga terlihat organ dalamku, aku hanya terbatuk dan mengeluarkan darah, dia pun mengeluarkan satu persatu organ yang ada di dalam perutku, kesadaranku mulai hilang. Aku tak bisa berpikir panjang…mungkin kah ini akhir hidupku?

TES TES

Aku menangis, hidupku masih panjang…kenapa aku harus mati secepat ini? Tapi...setelah di pikir-pikir…dia memang menyedihkan…aku bisa memakluminya.

"jika itu kemauanmu…bunuh saja aku…kuharap kau cepat tenang di alam sana...uhuk…uhuk...". ucapku sambil terbatuk dan mulutku mengeluarkan darah.

Dia hanya terdiam, wajahnya tampak sedih. Namun dia mendekatiku...dan...

CROT CROT CROT

Dan kini…aku mati…dengan kondisi yang sangat mengerikan. Tubuhku yang terpisah-pisah, orang dalamku yang sudah hancur lebur menjadi darah, mulai dari otak sampai ususku hancur semua…darah bercipratan kemana-mana.. Arwahku yang masih ada di sini, dia melihatku, dan kini aku bisa melihat wajah aslinya, dia memang cantik…walau dia seorang pria…terlalu cantik untuk seorang pria…namun…raut wajahnya sangat menampakkan kesedihan yang teramat dalam, Dan dia menulis sesuatu dengan darahku…tulisan kanji dan hiragana.

'AISHITERU….GAKUPO…KAITO…'

Itulah yang dia tulis, dia menatapku dan tersenyum. Dia hanya mengatakan satu kata untukku sebelum aku pergi ke alam yang lebih tenang.

"gomen…". Ucapnya lembut, suaranya sungguh lembut

"daijoubu…". Balasku sambil tersenyum

Perlahan…arwahku mulai menghilang dalam cahaya…dan aku hanya melambaikan tangan padanya, dan dia hanya tersenyum tulus…


Esok harinya

Normal POV

"KYAAAAA!". Pekik Yuzuki Yukari

Satu persatu murid-murid melihat ruang kelas 10-10 itu, dan beberapa guru melihat ruang kelas itu. Bukan keindahan kelas nya yang mereka dapatkan…namun…darah bercipratan, tubuh murid yang mati (Luka) itu terpisah-pisah, dan tulisan kanji dan hiragana yang ditulis dengan darah murid itu.

'AISHITERU….GAKUPO…KAITO…'

Dua orang sensei itu melihatnya dengan penuh rasa bersalah, beberapa sensei melihat kearah dua sensei itu.

"Kamui-san…Shion-san…kalian harus turun tangan kali ini…". Ucap sensei berambut pirang panjang

"lebih baik tunggu dulu Lily-san….jika sudah banyak murid disini mati karena 'dia'…maka kita akan turun tangan…". Ucap sensei berambut ungu panjang

"Len…". gumam sensei berambut biru ocean

.

.

.

.

.

bersambung


DA HELL! GAJENES BANGET!

oke, ini benar-benar gaje banget, dan...jika ada yang ingin Mikasa menghapus fic ini, akan Mikasa hapus langsung.

kalo ada yang ingin Mikasa melanjutkan, mungkin bakal lama. soalnya besok Mikasa UAS...

mau Review, silahkan, ASAL JANGAN FLAME

mau enggak, silahkan...

baiklah sampai jumpa!