Yahuuu~ Diriku datang dengan karya yang baru setelah sekian lama menghilang karena sedang proses pembuatan fic ini. Salam kenal bagi yang belum mengenalku, dan bertemu lagi bagi yang sudah mengenalku. Ini adalah fic SasuSaku ketigaku setelah fic SasuSaku yang berjudul 'Save My World' dan 'Raven and Onyx'. Mungkin fic yang itu masih kurang memuaskan, oleh karena itu setelah terpikirkan dan hasil merombak ide cerita lamaku, jadilah fic ini.
Ide ini sudah muncul sudah sangat lama, mungkin sekitar saat diriku SMP. Tapi ceritanya baru dibikinnya tanggal 27 September 2013 dan dipublish hari ini (Pakai dicatat segala). Mungkin judulnya juga sedikit panjang, soalnya diriku agak susah menentukan judul. Oke! Sekian kata penyambutan dan asal usul fic ini dariku. Mudah-mudahan di chapter pertama ini, kalian menyukainya.
Ada satu lagi~ Di chapter pertama, full Sakura P.O.V. Walaupun ada yang tidak termaksud P.O.V. Sakura.
Sekian~ Bertemu lagi dibawah.
::
::
::
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto-sensei
The Power of Six Sense: My Love Story © Hikaru-Ryuu Hitachiin
Pairing: Sasuke Uchiha & Sakura Haruno
Genre: Supernatural & Romance
Warning: OOC, Typo(s), Gaje, Abal, Judul dan genre tidak nyambung dengan cerita, Alur kecepatan, dan lain lain.
Rated: Teen
::
~ Happy Reading ~
::
::
::
Tidak perlu melangkah terlalu jauh, karena didekat kita pasti ada orang yang tepat. Daripada bersembunyi dari kenyataan, lebih baik kita menerimanya. Daripada kita terus mencari, lebih baik kita ambil yang sudah ada di depan mata. Tidak perlu mengambil pilihan yang susah, karena jawabannya berada dekat dengan kita.
Sebuah kecelakaan kecil, membuatku jadi teringat akan kenangan manis diwaktu kecil~
"Sakura-chan~" seorang anak laki-laki dengan umur berkisar enam sampai tujuh tahun ini memanggil gadis berusia tidak jauh berbeda dengannya. Kira-kira perbedaan umur mereka hanyalah satu tahun lebih beberapa bulan.
Pertemuan mereka tidak terlalu lama, mungkin bisa dibilang hanya sebentar saja. Berkenalan karena suatu alasan dan bermain hanya selama dua jam, tidak lebih dan bisa dikatakan kurang. Tapi kalau dilihat-lihat, mereka berdua sudah sangat akrab. Seperti sahabat yang sudah lama kenal. Persahabatan seorang anak kecil, tidak memandang usia, kan?
"Ya?" Gadis yang sudah diketahui bernama Sakura ini menatap wajah laki-laki kecil itu. Ia tidak tahu apa alasan lelaki kecil itu memanggilnya. Bahkan ia tidak tahu, bahwa perpisahan akan datang pada mereka.
"Terima kasih sudah mau menemaniku selama beberapa jam ini," awalnya Sakura bengong menanggapi perkataan lelaki kecil itu, ia menatap wajah lelaki kecil itu dengan wajah heran-heran. Tapi setelah ia merasa mengerti, ia tersenyum dan kembali melanjutkan menggambar sesuatu dengan menggunakan ranting diatas pasir.
"Iya, sama-sama." katanya dan menghapus bagian-bagian yang sedikit salah dari bagian gambarnya itu.
"Sekarang aku harus pergi," walaupun ini adalah sebuah perpisahan, tapi lelaki kecil ini berusaha untuk bersikap dewasa.
Tersenyum disaat-saat perpisahan mereka~
Sakura berhenti menggambar di pasir itu, ia kaget karena mengetahui kalau teman barunya akan berpisah dengan dirinya secepat itu. Padahal, ia sangat senang bertemu dengannya. Tapi, kenapa? Kenapa harus berpisah? Apakah tidak bisa bersama lebih lama? Sampai masa remaja tiba? Atau sampai mereka dewasa nanti?
"Kenapa?" perlahan demi perlahan, tetes demi tetes air mata Sakura mengalir dari kelopak matanya. Ia pun menjatuhkan ranting yang tadi dipegangnya dengan erat.
Ia tidak dapat menerimanya, ia tidak dapat mengendalikan perasaannya saat itu. Ia masih kecil, belum tahu apa yang dimaksud dengan mengendalikan perasaan. Ia sedih, maka ia menangis. Tapi kalau ia tertawa, sudah pasti ia sedang merasakan yang namanya bahagia.
Kembali lelaki kecil itu tersenyum, menghapus butiran air mata yang mengalir dari kelopak mata Sakura. "Walaupun mengenalmu hanya sehari, tidak! Dua jam, tapi aku senang bertemu denganmu." ucap lelaki kecil itu.
Sakura menatapnya dengan sendu, "Takdir telah mempertemukan kita berdua, oleh karena itu, tersenyumlah." kata-kata yang seakan membuat Sakura tenang kembali.
"Disaat perpisahan ini, aku ingin melihat senyumanmu. Jangan tinggalkan air mata, sebagai tanda perpisahan." kata-kata yang seakan membuat arah gravitasi berubah.
"Sama, aku juga senang bertemu denganmu." air mata yang tadinya mengalir kini berhenti juga. Sebuah tangisan yang tergantikan oleh senyuman.
"Berjanjilah, kamu tidak akan melupakanku." seduah janji yang telah dibuat olehnya. Apakah akan selalu teringat?
"Iya,"
"Oh ya Sakura-chan," kembali lelaki kecil ini memanggil Sakura.
"Ya?" Sakura menengok, ia kembali melihat lelaki kecil itu. Mungkin ia sudah sedikit menerima kalau sebentar lagi mereka akan berpisah. Makanya, ia tidak menanis lagi.
"Saat kita bertemu kembali, aku mau melihat dirimu yang bersinar lebih terang melebihi aku." lelaki kecil itu berdiri dari duduknya, dan berlari meninggalkan Sakura.
"Bersinarlah lebih terang melebihi aku saat ini!" teriakan pemuda kecil itu, membuat Sakura tidak mengerti. Ia hanya melihat lelaki kecil itu yang hanya berlari menjauhinya, entah kemana.
Sakura memang tidak mengerti, tapi ia tersenyum seperti biasanya. Ia tidak mengerti, tapi ia dapat merasakan apa yang dimaksud olehnya. Melihat kepergian teman barunya,
"Suatu saat kita pasti akan bertemu lagi, kan?!" teriakkan Sakura membuat lelaki kecil itu berhenti, ia melihat Sakura dan tersenyum.
"Iya~ Kita pasti akan bertemu lagi, suatu hari nanti." balasnya.
Setelah beberapa detik kepergiannya, ia pun berwajah datar dan sendu. Kembali ia menunduk, dan menangis dalam kesendirian. Walaupun didepan lelaki kecil tadi ia tersenyum, tapi sebenarnya Sakura merasa sedih.
"Kata mama, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Jadi, kalau pada akhirnya akan berpisah, untuk apa ada pertemuan ini?"
Aku terpaku melihatnya, seorang pemuda dengan poros yang menawan. Mata yang memikat dan tataan rambut yang begitu cocok dengan dirinya. Karena pemuda itu, aku jadi semakin tertarik untuk bersekolah di sekolah yang ku-favoritkan selama ini. Dihari ujian masuk sekolah seperti ini, akan kukeluarkan semua kerja kerasku selama ini!
Tidak akan kusia-siakan usaha kerasku selama ini, pasti usaha keras tidak akan mengkhianati diriku. Rasanya, aku ingin sekali masuk ke sekolah yang dimana ada seorang pemuda yang wajahnya hampir mirip dengan dirinya. Hai, kamu entah yang berada dimana. Aku sangat ingin bertemu denganmu~ Kapan ya kita bisa bertemu lagi? Waktu sudah cepat berlalu rupanya. Tapi aku sempat melupakannya, aku telah melanggar janji itu. Payahnya aku~
Apa gara-gara ucapanku yang waktu itu? Aku jadi tidak mengingatnya, malah melupakannya. Benar-benar melupakannya~
Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Jadi, kalau pada akhirnya akan berpisah, untuk apa ada pertemuan ini?
Pasti itu yang membuatku melupakannya. Lebih baik melupakan, daripada mengingatnya. Mungkin saat itu, itulah pemikiranku.
"Sampai kapan mau menimpaku terus? Minggir sana!"
Ah~ Aku sampai lupa, tadi aku habis jatuh dan tidak sengaja menimpa dirinya yang mencoba menolongku! Oh Kami-sama~ Untungnya Engkau memberikan penolong untukku. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi padaku. Mungkin aku sudah luka-luka?
"Maaf!" Aku langsung menghindar darinya, dan kulihat dia yang kemudian berdiri dan membersihkan pakaiannya.
"Lain kali berhati-hatilah," walaupun tadi kata-katanya kasar, aku tidak mungkin membalasnya dengan kemarahan.
Karena bagaimana pun juga, ia sudah menolongku. Bisa saja aku bilang, 'Bicara yang sopan sedikit napa!' tapi tidak kulakukan.
"Selamat berjuang," sebenarnya agak kaget juga mendengar dia yang memberikanku semangat. Mungkin dia tahu kalau aku adalah orang yang mau mengikuti tes masuk sekolah ini. Jadinya dia memberiku semangat walau hanya pakai bentuk ucapan.
Tapi kalau dilihat lagi, dia punya sisi yang lembut juga. Kulihat kepergiannya, walaupun wajahnya terlihat dingin dan kasar juga jutek, tapi sepertinya dia baik.
Punggungnya sama seperti dia~ Punggung yang berlari meninggalkanku saat itu. Sudahlah, lupakan saja.
Ah! Mungkin saja dia kakak kelas, soalnya kulihat ia mengenakan seragam sekolah ini. Aku saja belum mempunyai seragamnya~
Apa dia termaksud salah satu OSIS? Karena dihari-hari seperti ini, murid biasa tidak akan masuk ke sekolah. Karena masih hari-hari liburan kenaikan kelas. Tapi kenapa aku malah jadi pikirin itu ya? Sebaiknya aku cepat-cepat menuju ruang pengetesan, karena sebentar lagi waktu pengetesan akan dimulai.
Tapi gara-gara kejadian ini, aku jadi mengingatnya. Lelaki kecil saat itu, siapa namanya ya? Sudah bertahun-tahun terlewatkan, pantaslah aku melupakan namanya. Tapi, warna mata dan rambutnya begitu mirip dengan pemuda tadi. Bentuk rambutnya juga, tidak terlalu berbeda.
Haa~ Kenapa di masa-masa anak remaja merasakan yang dinamakan suka, aku mengingatnya kembali? Tapi karena kejadian itu, aku jadi mengingatnya. Bahwa yang selama ini aku anggap tidak memiliki cinta pertama dan merasakan yang dinamakan suka, ternyata telah mempunyai cinta pertama.
Dialah cinta pertamaku~
:
::
:::
The Power of Six Sense: My Love Story
Chapter 1
:::
::
:
'Gadis itu, Sakura-chan ya? Gara-gara menolongnya, aku jadi tidak sempat mengunci kekuatanku. Aku jadi sedikit membaca masa lalunya. Sial!' setelah kejadian tadi, pemuda yang ditabrak oleh Sakura ini berhenti. Ia menghantupkan tangannya pada tembok yang ada disebelahnya.
'Kenapa disaat seperti ini aku malah bertemu dengannya lagi?' entah apa yang dipikirkan oleh pemuda itu. Pertemuan yang sekarang, akankah merubah segalanya?
Sakura tidak pernah menyangka, bahwa pemuda yang ditabraknya tadi adalah orang yang ingin ditemuinya saat ini.
Sebulan berlalu sudah sejak kejadian waktu itu, akhirnya aku berhasil masuk ke sekolah yang kuidamankan sejak dulu. Hari ini adalah hari pertama masuk ke sekolah bagiku, aku sangat menantinya. Kalau aku gagal masuk ke sekolah ini, pasti jalan ceritaku akan berubah drastis. Untunglah~
Aku baru saja terbangun dari tidurku, istirahat yang lumayan panjang menambah banyak tenagaku. Bunyi alarm mengawali pagiku hari ini, mematikan alarm lah kegiatan pertamaku. Entah kenapa, aku jadi mau bertemu dengan dia lagi.
"Sepuluh tahun berlalu, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Rasa rindu menjalar ke seluruh tubuhku. Kenapa bisa ya? Haa~ Nama pun tidak ingat,"
Baru saja bangun, aku malah mempermasalahkan masalah kenangan masa laluku dengan seseorang. Karena bertemu dengan pemuda itu saat hari tes masuk sekolah, aku jadi terus-terusan bermimpi tentang kenangan itu. Tapi itu kenangan kecil yang manis sih, pasti aku sedang senyum-senyum sendiri sekarang.
"Cinta pertama ya? Ternyata aku sebenarnya sudah pernah merasakan namanya suka. Aku baru sadar,"
Ya, selama ini aku selalu beranggapan bahwa aku tidak pernah merasakan yang namanya suka. Apalagi memiliki cinta pertama. Yang aku herankan, saat-saat SD dan SMP aku tidak merasakannya lagi. Apa aku memiliki perasaan yang kuat padanya, sehingga aku tidak pernah merasakan suka pada orang lain? Tapi kalau emang iya, kenapa aku malah melupakannya?
Tapi setelah semua kenangan itu muncul kembali, akhirnya aku sudah tahu sekarang. Cinta pertamaku adalah dia, orang yang pertama kali merebut hatiku. Kalau dipikir-pikir, masih kecil sudah merasakan hal seperti itu. Apa tidak terlalu kecepatan ya? Haha~
Tapi, pasti tidak akan tersampaikan ya? Sebaiknya aku mencari cinta yang baru, karena tidak mungkin aku akan bertemu dengannya lagi. Soalnya, sepuluh tahun terlewatkan sudah. Dia pasti sudah memiliki orang yang disayanginya.
"Ada sms~"
Aku langsung mengambil ponselku saat mendengar itu. Mungkin ini sms dari teman misteriusku. Walaupun tidak pernah bertatap muka, tapi kami sering smsan. Dia baik, tapi tidak pernah mau memberitahukan nama aslinya. Aku panggil dia Inu-chan. Katanya panggil saja dia itu, mungkin karena dia suka anjing makanya boleh dipanggil seperti itu.
Selamat pagi! Awali pagi hari dengan senyuman~ Pagi ini sama-sama masuk sekolah baru nih? Cari teman dan jalani kehidupan SMA yang menyenangkan. Sekalian, carilah cintamu Haru-chan~
Aku dipanggil Haru-chan olehnya, karena aku juga sedikit merahasiakan nama asliku. Tapi yang kutahu, dia berada di kota yang sama denganku. Tapi Inu-chan bilang, aku disuruh mencari cintaku ya? Tapi sudah tidak mungkin~
Dari sini, aku menganggap cinta pertamaku lenyap seketika.
Aku pun membalas sms dari Inu-chan~
Iya, Inu-chan juga ya.
Aku menutup ponselku, dan meletakkannya kembali ponselku pada tempatnya. Menghela napas dan memikirkan kembali kejadian-kejadian sebelumnya.
"SAKURA! HARI INI HARI PERTAMA KAMU MASUK SEKOLAH! JANGAN SAMPAI TELAT~!" teriakkan yang begitu menggelegar keluar dari mulut sang nyonya Haruno, dia adalah ibuku. Namanya Haruno Mebuki, beliau memang seperti itu.
Tapi karena teriakkan darinya, aku jadi sadar seutuhnya. Ibuku memang orang yang berisik, selalu saja berteriak kalau ada hal yang tidak beres. Tapi memangnya apa yang tidak beres? Aku bangun jam berapa sih?
Dengan gerakan yang terpatah-patah, aku melihat jam dinding yang ada di kamarku. Sekitar setengah jam lagi akan dimulai acara penyambutan murid baru! Aku yang benar-benar kaget saat itu langsung saja melempar selimut ke sembarang arah. Selimut yang tidak bersalah itu menjadi sasaran ketidaktepatan waktuku.
Setelah itu aku melompat dari ranjang dan berlari mengambil seragam baru yang digantung disebelah lemari. Aku mendapatkan seragam itu bertepatan dengan hari aku di terima masuk ke sekolah. Seragam itu sudah kusiapkan sejak kemarin malam, malam itu aku benar-benar tidak sabar. Aku menatap seragam itu dengan perasaan senang, akhirnya tiba juga waktunya.
Aku langsung melepas piyama yang kupakai dan mengenakan seragam baru yang bermodel sailor itu. Berikutnya aku mengambil tas yang menggantung di kursi meja belajar, isinya sudah lengkap dengan alat-alat yang kemungkinan akan digunakan nantinya. Aku pun turun ke bawah setelah dirasa tidak ada yang ketinggalan. Tidak lupa berlari agar tidak kehabisan waktu, saat itu aku sudah benar-benar telat. Aku melewati begitu saja orang tuaku, tidak kepikiran untuk sarapan sama sekali.
"Aku pergi~!" teriakku saat itu juga. Saat aku sudah memakai sepatu dan membuka pintu rumah, ibuku malah berteriak kembali. Seakan menahanku untuk pergi, pasti ada sesuatu yang tidak beres lagi-pikirku.
"Hei, sarapannya!" teriak ibu, ibuku memang disiplin tentang sarapan. Telat tidak telat, tetap harus menghabiskan sarapan yang telah disiapkan.
Oleh karena itu, aku kembali lagi ke tempat dimana kedua orang tuaku berada. Tidak melepas sepatu, karena akan memperlama. Mengambil roti yang sudah diolesi oleh selai strawberry yang berada diatas piringku, dan langsung kukunyah roti itu. Aku memegang roti yang sebelumnya kugigit dengan tangan, dan sekarang aku meminum susu dengan kecepatan penuh.
Setelah selesai, itu pun hanya setengah gelas yang kuminum. Aku kembali berlari, "Aku berangkat~!" pamitku untuk yang kedua kali.
Aku tidak mau telat dihari pertama masuk sekolah gitu lho! Tapi pasti aku bakalan pas-pasan sampainya. Karena dari rumahku sampai ke sekolah memerlukan waktu setengah jam kalau naik bus. Kalau naik kereta mungkin lebih cepat, jadi aku memutuskan untuk naik kereta saat ini.
Sakura sudah menghilang dari rumahnya, ibunya Sakura yang sudah kita ketahui bernama Mebuki memandang suaminya sesaat dan melanjutkan mengoleskan selai diatas roti tawar untuk bagian Kizashi.
"Anak itu," kata Mebuki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kizashi menurunkan koran yang sedari tadi dibacanya, dan melihat Mebuki yang sudah duduk didepannya.
"Sudahlah, namanya juga anak muda."
::
::
::
"Kamu lagi? Bisa sedikit lebih hati-hati, kan? Matanya kemana sih!?"
Aku tidak menyangka! Aku bertemu dengannya lagi. Tanpa memikirkan kejadian yang sedang terjadi, aku malah bergulat dengan pikiranku. Haa~ Senangnya hati ini. Apa ini yang disebut-sebut jodoh? Atau takdir? Tapi tunggu dulu, kenapa aku malah jadi senang seperti ini ya? Aku kan belum kenal dia, aku bukan siapa-siapa dia, aku juga orang asing bagi dia! Tapi, kenapa aku bisa sesenang ini? Lalu, sudah sebulan berlalu. Tapi dia masih mengingat wajahku! Wah~
"Selamat karena sudah berhasil masuk ke sekolah ini,"
Hembusan angin beserta dengan kicauan burung menyambut kata-katanya. Kata-kata itu seakan memberikan ucapan selamat untukku yang telah berhasil masuk ke sekolah ini. Kata-kata barusan, membuatku lupa akan kata-katanya yang sebelumnya. Wajahnya serta senyuman singkatnya itu, membuatku jadi terpana.
"Kalau begitu, sampai bertemu lagi."
Sampai bertemu lagi? Kata-katanya itu membuat aku beranggapan bahwa dia ingin bertemu lagi denganku. Rasa itu pun tumbuh kembali dalam kehidupanku. Apa perasaanku yang sekarang, tidak akan salah seperti yang dulu? Menyukai seseorang yang tidak akan pernah digapai? Tidak akan pernah, tidak akan bisa.
Kali ini, apakah rasa suka ini tidak akan sia-sia? Tapi jangan mengambil keputusan secepat itu. Aku tidak mudah jatuh cinta ya~
"Konoha Highschool, sekolah dimana banyak mitos yang beredar. Saat malam hari, bintang-bintang akan mengerubuni sekolah seakan-akan bintang itu ingin membuat sebuah mitos baru. Setiap malam, satu bintang. Bintang itu akan turun ke bumi dan mengunci dirinya di sebuah tempat yang berada disekolah ini. Setelah terkunci, mitos baru pun terbuat. Dengan ketepanan yang akurat namun tidak pasti.
Aku sedikit tidak mengerti dengan kata-kata itu. Akurat tapi tidak pasti, jadi yang benar yang mana? Tapi itu tidak aku pikirkan sama sekali, aku hanya penasaran saja. Antara akurat dan tidak pasti, yang pastinya sekolah ini memiliki hal yang menarik perhatianku. Suatu saat aku akan mengungkapkannya, mitos di sekolah ini pasti atau tidak.
Yah~ Sekolah yang banyak misteri, dan buku yang berisi mitos-mitos yang ada di sekolah ini pun ada. Itulah yang menarik perhatianku bersekolah disini," gadis ini baru saja selesai membaca kata pengantar dari buku yang hanya dikhususkan sekolah ini. Ia menutup bukunya dan kembali menatapku,
"Bagaimana? Apakah menarik? Sakura-chan? Bolehkan aku memanggilmu itu?" tanyanya secara beruntun.
Aku hanya mengangguk, sebenarnya aku tidak pernah menyangka bahwa sekolah yang sekarang aku tempati ini ada banyak sekali mitos. Tapi yang kurenankan, ada anak yang masuk ke sekolah ini karena alasan tertarik dengan mitosnya. Tapi kalau di buku tertulis seperti itu, jadi benar-benar tepat atau tidak?
"Memangnya itu benar-benaran ada?" tanyaku, aku menatap gadis berambut kuncir kuda yang sudah kupastikan akan menjadi teman baruku.
Yamanaka Ino-chan adalah teman pertama yang aku temui di sekolah ini. Sifatnya hampir sama sepertiku-mungkin- namun ada yang sedikit berbeda. Pertemuan kami bisa dibilang karena ketidaksengajaan, karena kesemangatan Ino-chan lah yang mempertemukan kami. Tabrakan Ino-chan itu, sungguh mantap. Ino-chan itu sangat menyukai hal-hal yang misterius, misalnya seperti sebuah mitos.
"Kalau tidak ada, kenapa di bukukan segala?" Aku langsung berpikir setelah mendapatkan pertanyaan itu, kemudian menganggukkan kepalaku lagi setelahnya. Benar juga yang diucapkannya. Kalau ada, pasti dibukukan. Mana mungkin buku seperti itu menceritakan sebuah kebohongan.
"Lain kali kita baca apa saja mitos-mitos yang ada disini ya! Nanti kita buktikan berdua," sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan hal ini, tapi itu membuatku menjadi penasaran.
"Iya, setiap jam kosong kita akan membuktikan kebenarannya." Yah~ Lumayan lah untuk mengisi jam kosong kalau tidak ada gurunya.
Berteman dengan Ino-chan mungkin akan ada kehidupan yang lebih menarik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Pasti kehidupanku yang sekarang akan berubah empat puluh lima persen.
"Gyaaa Sakura-chan~! Dirimu memang temanku yang terbaik~!" serunya, aku senang bertemu orang seperti Ino-chan. Anak yang banyak bicara dan ribut, walaupun sifatku hampir seperti itu juga disaat-saat tertentu. Yah~ Serasi. Emangnya kami pasangan apa ya? Aku sampai bilang serasi segala? Kalau gitu kami ini memang akrab.
"Lama banget~"
"Panas nih, kemana sih ketua OSIS?"
"Membuat orang menunggu. Keterlaluan!"
Bisa dilihat dari komentar-komentar murid-murid yang berada tidak jauh denganku. Kami sebenarnya sedang menunggu acara penyambutan murid baru, sekarang banyak murid-murid kelas satu di dalam ruangan itu. Tapi ada juga kakak kelas yang bertugas, mungkin mereka anggota OSIS. Tadi sebenarnya sudah ada pengarahan dari kepala sekolah, kepala sekolah benar-benar cantik. Warna rambutnya hampir sama seperti Ino-chan, kepala sekolah rambutnya dikuncir dua tapi dibagian bawah.
Ada kakak kelas yang bilang, sebenarnya umur kepala sekolah bisa dibilang sudah tua. Tapi hanya wajahnya saja yang terlihat seperti orang muda. Kok bisa ya? Kakak kelas tadi tidak mengada-ngada, kan?
Sekarang kami disini sisa menunggu kata sambutan dari ketua OSIS. Tapi sampai sekarang ketua OSIS-nya belum datang juga. Apa terjadi sesuatu padanya ya?
Sambil menunggu kedatangan ketua OSIS sebagai penyambutnya, aku hanya duduk melihat wajah-wajah orang asing. Di sekolah ini tidak ada satu pun murid yang sekolahnya sama seperti aku saat SMP. Padahal ini kan sekolah yang diidamankan oleh semua murid di kota kami, cukup aneh bagiku.
"Lama ya, mana sih ketua OSIS-nya? Masa ketua OSIS telat?" gerutu Ino-chan, sebenarnya aku juga kesal sih menunggu selama ini. Kalau gitu mah lebih baik tadi aku tidak usah peduli sama yang namanya telat apa tidak.
Aku yang tidak tahu kejadian apa yang akan terjadi dimasa depan ini hanya terdiam sambil menunggu ketua OSIS yang tidak pasti.
"Daripada menunggu hal yang tidak pasti, lebih baik lanjutin baca ah~" kata-kata Ino-chan membuatku hampir terjelungkang ke belakang. Untung saja bangku yang kududuki ini dapat menopang berat badanku. Tapi,
'Cek~'
Baru saja Ino-chan mau mulai membaca, aku menoel-noelnya. Aku mau memperingatkan Ino-chan, sebentar lagi akan dimulai. Karena aku mendengar suara pengetesan mike tadi, walaupun suaranya kecil. Tapi telingaku sampai kok disana~
"Ada apa?" tanya Ino-chan dengan nada yang sedikit kesal, mungkin karena acara membacanya kuganggu. Tapi aku bermaksud memberitahukan hal yang baik, kan? Jadi tidak apa.
"Ketua OSIS-nya sudah mau datang loh," kataku, dan aku pun langsung menghadap ke depan setelah memberitahukannya.
"Mana?"
"Maaf menunggu~" suara yang mengalun dari belakang panggung membuat semua murid kelas satu terdiam. Mungkin mereka pada penasaran asal suara itu dari mana. Ada yang berbisik-bisik, ada yang menoleh-nolehkan kepalanya, ada juga yang menatap lurus saja ke depan. Ada juga yang tidak peduli sama sekali, ia hanya memperhatikan game yang dibawanya. Ada yang berdandan, ada yang baca komik, ada yang mendengarkan musik. Aku jadi bingung sendiri, kenapa sekolah ini menerima murid seperti itu? Sepertinya mereka-mereka memiliki kemampuan khusus, jadinya diterima deh. Otak mereka baik-baik saja mungkin~
Tapi aku tidak peduli sama sekali dengan kegiatan yang mereka lakukan. Aku hanya mau menjalani kehidupan yang damai di SMA ini. Walau aku sedikit merasakan, bahwa kehidupan SMA akan lebih merepotkan dari sebelumnya.
Dari suaranya tadi sudah ketahuan, bahwa ketua OSIS jenis kelaminnya adalah laki-laki. Dia telat pasti karena bangunnya kesiangan atau tadi ada tugas mendadak yang didapatkan olehnya. Kudengar-dengar lagi, menjadi ketua OSIS sangat melelahkan. Jarang sekali ada orang yang mau menjadi ketua OSIS, yang menjadi ketua OSIS lah orang yang terpilih dan dapat dipercaya.
Kalau didengar dan diingat-ingat kembali, suaranya keren juga. Suaranya saja sudah sekeren itu. Bagaimana dengan tampangnya ya? Suara seperti itu, rasanya aku pernah mendengarnya. Tapi dimana?
"KYAAA~!" sebuah teriakan luar biasa dari para murid perempuan menggelegar di telingaku.
Aku sampai menutup telingaku, padahal aku kan belum sempat melihat wajah ketua OSIS yang diteriaki oleh murid perempuan. Anak zaman sekarang terlalu berlebihan deh~ Bahkan Ino-chan pun sampai menjerit-jerit histeris melebihi murid yang lainnya. Aku pun menggeleng-gelengkan kepalaku, mungkin bagi murid perempuan yang merasa kesal karena menunggu lama sudah hilang.
"Sakura-chan~! Sakura-chan~! Lihat deh~ Keren banget loh~!" serunya norak sambil menepuk-nepuk pundakku.
"Sekeren apa sih memangnya?" aku mengangkat kepalaku, begitu kagetnya aku saat melihat tampangnya. Dia adalah pemuda yang menolongku saat tes masuk sekolah! Dia juga orang yang telah melihatku jatuh untuk yang kedua kalinya! Walau dia tidak menolongku kali ini sih~
Ternyata dia ketua OSIS ya? Pantas saja saat itu dia masuk. Tapi dia kan sudah datang dari tadi, kenapa saat ini dia jadi telat ya? Jangan-jangan memang ada sesuatu yang terjadi padanya lagi.
Tapi dia keren juga sih, pantas saja diteriaki seperti itu. Tidak heran lagi. Tapi sepertinya anak kelas satu yang laki-laki sepertinya tidak suka dengan kehadiran dia ya? Apa mereka iri karena ada pemuda keren yang muncul secara tiba-tiba di panggung utama? Ataukah mereka kesal karena telah dibuat menunggu lama? Atau malah mereka takut kalau semua perempuan yang ada di sekolah ini akan mengejar-ngejar sosok ketua OSIS itu?
Haaa~ Aku benar-benar tidak mengerti pemikiran anak laki-laki zaman sekarang.
"Perkenalkan, nama saya Uchiha Sasuke. Ketua kelas dari kelas 2-A serta ketua OSIS di sekolah ini. Senang berkenalan," selesai berkenalan, semuanya langsung bertepuk tangan dan meneriakkan nama Uchiha Sasuke.
"Sebagai pengawalan..."
Ta-tapi, na-na-nama itu? U-Uchiha Sa-suke? Ha?!
'Namaku Uchiha Sasuke! Diingat selalu ya, Sakura-chan.'
Itu? Benarkah? Benarkah dia? Yang benar saja,? Dia, Sasuke? Sasuke-kun yang itu? Aku tidak salah dengar, kan? Ingatan tentang nama dia juga tidak salah, kan? Ini pasti tidak mungkin.
"Sakura-chan, kau kenapa?" aku berhenti memikirkan itu, apa Ino-chan khawatir melihat tingkahku yang tiba-tiba aneh? Baru saja kenal dengan Ino, tapi ia tahu kalau ada yang aneh sama aku.
"Ah~ Tidak apa-apa kok," tidak mau mengkhawatirkan Ino, aku hanya menjawab seperti itu saja.
Kembali aku melihat ketua OSIS itu, menatapnya dengan tatapan kosong. Entah kenapa aku merasa, ia menatap diriku dengan tatapan kosong juga. Tapi ia tetap bisa bicara, sambil menatap arah dimana aku berada. Apa aku kegeeran?
Tapi apakah semuanya akan berubah? Apakah tidak akan seperti dulu lagi? Dua jam itu, sangat berharga untukku. Bertemu dengannya, benarkah sebuah takdir? Pertemuan ini, akankah menjadi awal atau yang terakhir kalinya? Apakah pertemuanku dengan dirinya yang sekarang dan dulu sama? Apakah ia akan beranggapan kembali bahwa pertemuan kami yang sekarang adalah takdir?
Aku kembali menyukainya~ Aku menyukai dirinya untuk yang kedua kalinya. Perasaan ini, kenapa harus muncul pada orang yang sama?
"Selamat datang di Konoha Highschool. Sekolah dimana banyak mitos yang beredar dengan ketepatan yang akurat namun tidak pasti,"
Perasaan suka yang tumbuh sejak kecil, tidak akan mudah hilang, kan?
:::
::
:
To Be Continue
:
::
:::
Ini dia~ Bagaimana? Apakah aneh? Tentunya~ #plak. Mohon maaf apabila masih ada banyak kesalahan dan kekurangan dari fic ini, tapi di chapter berikutnya aku pasti akan membuatnya dengan lebih baik lagi. Aku agak susah bikin fic yang romance-nya terasa, jadi kalau kurang terasa atau tidak terasa sama sekali maafkanlah daku. Kalau supernatural-nya kurang berasa juga, maklumin ya, soalnya masih chapter pertama. Tapi nanti di chapter berikutnya akan kuusahakan supernatural-nya lebih banyak! Atau malah nanti supernatural-nya tidak berasa sama sekali? Yah~ Mengalir saja.
Yosh~! Berikan pendapat dan penilaian kalian dalam kotak review. Sampai bertemu lagi di chapter yang berikutnya~
Jaa~
V
V
V
