Rauto n Noir: Halo minna san, senang bertemu dengan minna-san lagi. Ini sekuel dari fanfic A HOPE, dimana rincian hari-hari Tsubasa dan Yuu jauh lebih lengkap. Hehehe, bagi yang tidak mengerti, baca dulu dan review fanfic itu, ya. Hehehe, daripada berlama-lama, ini dia:

Tittle: A Hope Star

Chara(s): Tsubasa Ootori, Yuu Tendou and many chara.

Mode: Oneshot/Drabble (Sekuel)

Disclaimer: Takafumi Adachi (this story is mine)

WARNING(s): MISSTYPO, HINT SHOI-AI, OOC, Abal-abal, sarap, gila, dll ._.

.

.

.

.

A HOPE STAR

.

.

By Rauto n Noir

.

.

.

Tsubasa, sang top star, tidak pernah menyangka sebelumnya kalau dirinya yang begitu dingin terhadap siapa saja kecuali teman personil bandnya, sekarang mau berbaik hati menerima seorang anak kecil yang misterius ke dalam rumahnya. Yuu adalah nama dari anak berperawakan manis itu. Keberadaannya pun masih menjadi tanda tanya bagi Tsubasa, kemunculannya yang mendadak selalu membuat Tsubasa terheran-heran. Tapi biarlah …

Lagipula hanya sementara, begitu yang selalu dipikirkan Tsubasa. Sifat Yuu yang begitu polos dan ceria bisa mengimbangi sifat Tsubasa yang dingin dan sedikit arogant. Mulai sejak hari pertama mereka, dimana akhirnya Tsubasa menjadi simpati melihat ketulusan yang terpancar dari Yuu walau Tsubasa sudah kasar padanya, semuanya tidak ditanggapi Yuu sama sekali. Bahkan Yuu berkata bahwa Tsubasa adalah orang yang baik hati dan penting bagi dirinya, sejak itu Tsubasa pun membiarkan Yuu tinggal di rumahnya.

Sekarang hari kedua Yuu tinggal di rumah Tsubasa, dan bagaikan petir menyambar, teman-teman personil Tsubasa yakni Ginga, Masamune, dan Kyoya yang datang untuk berlatih ke rumah Tsubasa pun serasa menjadi reporter dadakan pada saat itu juga. Mereka langsung bertanya-tanya tentang Yuu, belum lagi ketiganya sangat tahu Tsubasa itu antipats pada keluarganya dan memutus hubungan mereka.

Walau berat, Tsubasa pun mencoba menjawab pertanyaan ketiga sahabatnya itu satu-persatu, walau perkenalan mereka dengan Yuu berujung na'as pada Kyoya yang diberi panggilan 'Kyokyo' oleh Yuu tanpa rasa berdosa sama sekali. Tsubasa yang sejak lama susah sekali tertawa pun tidak bisa melepas tawanya pada aksi konyol ketiga temannya yang kewalahan menghadapi Yuu. Sampai-sampai Kyoya bilang bahwa Yuu adalah orang yang akan membukakan hatinya. Sedikitnya, walau tidak percaya, tapi Tsubasa tahu hal itu memang tengah terjadi.

"Wah, ini drum baru! Hebat, Tsubasa! Aku jadi semangat berlatih!" seru Masamune girang begitu mereka masuk ke ruang latihan khusus yang ada di rumah Tsubasa. Anak berambut jabrik hitam yang memegang posisi drummer itu pun segera mencoba drum baru itu.

"Baguslah kalau begitu" sahut Tsubasa datar seperti biasa. Lagipula Tsubasa tidak memakai drum itu karena itu bukan profesinya dalam band. Ginga segera melihat-lihat koleksi keyboard milik Tsubasa yang jumlahnya cukup banyak. "Aku akan coba yang ini!" sambung Ginga langsung duduk menghadap keyboard.

"Ya, silahkan" ijin Tsubasa dengan santai, Ia memang sengaja menyiapkan keyboard baru itu untuk Ginga sang keyboard players. "Kau beli gitar listrik model baru lagi?" tanya Kyoya begitu terpanah dengan sebuah gitar listrik yang modelnya lumayan dibandingkan gitar listrik lainnya. "Tidak, itu dibelikan produser, padahal sudah jelas aku bukan guitarist" jawab Tsubasa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

Terakhir, Tsubasa pun menyiapkan not lagu yang sudah dibuatnya dan mengajarkan komposisi perpaduan musiknya nanti dengan baik. "Nanti B minor disini lalu …" sembari Tsubasa menjelaskannya pada ketiga teman personilnya, Yuu pun menganggur sendiri. "Tsubasa-nii, aku harus bagaimana?" putus Yuu dengan nada lugu miliknya.

"Kau duduk dulu disana" perintah Tsubasa kemudian. Ginga, Masamune, dan Kyoya melihat jelas bahwa Yuu dengan manisnya menuruti perintah Tsubasa dan duduk manis di sebuah kursi piano yang menganggur. "Dia menurut sekali padamu" bisik Ginga merasa heran. Tsubasa mengangkat kedua bahunya "Namanya juga anak kecil, masih polos, bukan?" Tsubasa malah bertanya balik.

"Ih, biasanya anak seumuran dia itu pembangkang, lho" sahut Masamune mengacung-acung telunjuknya. "Benar, tapi dia menurut sekali padamu, jangan-jangan dia simpananmu, ya? Hayo ngaku!" seru Ginga membuat Tsubasa dan Kyoya sweatdrop seketika.

"Mana ada simpanan anak kecil, bodoh!" tegur Kyoya secara halus. Kemudian mereka meneruskan latihan mereka, merasa sudah memahami betul perpaduannya nanti, mereka pun memulai latihannya. Yuu melihat mereka dengan serius, sepertinya Ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan keempat pria tampan itu. Dimulai dari Masamune mengetuk salah satu piring drum dan dibalas petikan gitar dari Kyoya.

TEK

JRENG JRENG

Terus seperti itu sampai ronde ketiga, Ginga pun menyusul dengan memperpadukan alunan lembut dari keyboardnya. Yuu memandangi mereka dengan pandangan berbinar, sepertinya Ia cocok dengan alunan musik yang diperpadukan mereka, begitu indah dan merdu, seakan panas dalam dada ikut menari mengikuti perpaduan musiknya yang begitu berkelas.

"SAYONARA o motto kimi ni hayaku ieta nara konna ni..." dan terakhir Tsubasa pun mencocokan suaranya dengan perpaduan mereka, lahirnya Destino dengan lagu baru. Suara Tsubasa yang serak-serak basah pun bisa bermain di tengah-tengah iringan lagu ini dengan baik. Ketiga teman personilnya tersenyum bangga dan terus melanjutkannya. Yuu dengan senang menggerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan mengikuti iringan musiknya.

.

.

.

"Fuah! Aku puas, lagu ini bagus sekali Tsubasa! Tapi sepertinya ada nada datar di reffnya tadi" ujar Ginga menyudahi latihan mereka. Hampir dua jam mereka berlatih, waktu yang cukup lama. Akhirnya mereka beristirahat "Eh, benarkah? Sepertinya aku harus melatih nada mi rendah nanti" balas Tsubasa menerima kritikan halus Ginga.

"Daripada itu, kita ke restorant Ramen dekat sini, yuk! Aku lapar sekali, nih!" keluh Masamune dengan wajah memelas. "Makan saja yang ada di pikiranmu" sahut Kyoya menggeleng pelan melihat kelakuan Masamune. "Boleh saja, kutraktir" Tsubasa tersenyum dan mengangguk setuju.

"Ramen? Apa itu?" tanya Yuu memiringkan kepalanya tidak mengerti. Semua pandangan akhirnya tertuju kembali pada Yuu yang masih duduk manis di kursi dekat piano. "Itu makanan paling hot sedunia! Kalau kamu mau jadi yang nomor satu, cobalah! Ramen Super Jumpo Big Specia –" belum selesai Masamune memamerkan gayanya di depan Yuu, Ia langsung dijambak Kyoya sampai jatuh guling-guling. "OUCHH!"

"Jangan dengarkan dia, ya! Hahaha, dia hanya mengigau, memang sudah kebiasaannya mengigau di siang hari, hahaha" canda Ginga sembari mengacak-acak rambut Masamune sampai …botak. "Sial! Enak saja! Aku tidak pernah mengigau tahu!" bantah Masamune tidak terima.

"Yuu, kau tidak pernah mencoba ramen sama sekali?" tanya Tsubasa sembari menunduk untuk mensejajarkan tinggi mereka. Yuu menggeleng kecil dengan polosnya "Tidak, memangnya ramen itu apa? Sayur?" Yuu malah bertanya balik membuat lainnya kebingungan. Tsubasa baru ingat kalau Yuu selalu berganti zaman, pantas saja ia tidak mengerti makanan zaman sekarang. Percaya tidak percaya.

"Tsubasa, kau keterlaluan sekali sampai tidak memberikannya ramen!" omel Masamune tidak tahu persoalan sebenarnya yang terjadi. "Iya, masa kau selalu memberinya makanan yang tidak bergizi, sih?" tambah Ginga membuat Tsubasa tertohok pedang tajam di punggungnya. "Pangeran berhati dingin" sambung Kyoya membuat Tsubasa sukses down di tempat.

"Eh, tunggu! Jangan salahkan Tsubasa-nii! Aku memang tidak tahu ramen itu apa, melihatnya pun belum pernah…" belah Yuu sembari turun dari duduknya dan memeluk Tsubasa dengan erat. Anak berperawakan anggun itu mengangkat alisnya terkejut dengan reaksi Yuu yang memandang marah ketiga teman personilnya "Habisnya kan aku tertidur sejak seratu –"

"Seratu?" belum sempat Yuu menyelesaikan pembelaannya, Tsubasa langsung membungkam mulut kecilnya. "Bukan apa-apa! Itu hanya dongeng jelek yang dilihatnya dari televisi" sahut Tsubasa kemudian setengah panik kalau-kalau Yuu membongkar cerita aneh itu. "Oh, maksudnya dongeng tentang pangeran kadal dan ratu gondrong yang itu?" tanya Masamune membuat semuanya minus Yuu sweatdrop gila.

"Masamune, ternyata kau nonton begituan, ya?" tanya Kyoya menatap Masamune dengan penuh ketidakyakinan. Masamune yang terkejut langsung menutup mulutnya "BUKAN, KOK! BUKAN!" bantah Masamune sembari menutup wajahnya yang panas karena malu. "Selerahmu punya kelainan" tambah Ginga kemudian.

"Ya, pokonya makan ramen, ayo semuanya" ajak Tsubasa sembari menggendong Yuu keluar ruangan latihan dan berangkat ke restorant ramen itu dengan mobil alphard mewah milik Kyoya. Tadinya Yuu kembali bingung dengan apa yang dinaikinya, sebuah mobil. Mungkin zaman sebelumnya tidak ada mobil, jadi Ia bingung dengan mesin mewah yang membawah mereka semua jalan ke restorant Ramen.

"Tsubasa-nii, ini apa?" tanya Yuu yang duduk manis di samping Tsubasa dan menunjuk-nunjuk kaca jendela mobil. Kyoya selaku pemilik pun yang mengambil ahli stir mobil, disampingnya ada Ginga, di jok tengah ada Masamune, Tsubasa dan Yuu. "Ini mobil, Yuu" jawab Tsubasa tersenyum kecil melihat kepolosan Yuu.

"Mobil? Keren, ya. Kayak robot" sahutnya polos lalu bersandar disamping lengan Tsubasa dan tersenyum riang. "Begitu, ya" sahut Tsubasa tenang lalu mengelus kecil rambut oranye miliknya yang acak-acakan. Masamune yang melihat keakraban mereka pun berbisik kecil "Seperti kakak beradik saja"

.

.

.

.

Ramen House.

.

.

.

"Pesan Ramen ukuran paling besar dengan tambahan cabe, bawang putih, bawang merah, kuahnya yang banyak, ya!" pesan Masamune dengan begitu antusias membuat semua genknya sweatdrop minus Yuu yang diam-diam saja dibalik tubuh Tsubasa. Ya, mereka sekarang sudah sampai di restorant Ramen yang dimaksud. Untungnya hari masih cukup untuk mendapatkan tempat kosong di restorant Ramen mewah dan terkenal itu.

Setelah mendapatkan tempat kosong dan muat mereka berlima, semuanya pun duduk manis menunggu sang pegawai datang dan mendaftari pesanan mereka. Dan tidak perlu ditebak, yang pesan duluan pasti …Masamune Kadoya. Sedikitnya, semua perhatian tertuju pada mereka berempat meliputi Tsubasa, Ginga, Masamune dan Kyoya yang merupakan top idol dalam kalangan remaja sekarang. Tapi berhubung ini di tempat mewah, mana mungkin bertingkah norak layaknya fansclub lalu mengerubungi mereka, bukan?

"Aku pesan Ramen ukuran biasa, tanpa bawang" pesan Kyoya tetap pada sifatnya yang selalu stay cool. Bahkan pegawai yang tengah mencatat pesanan mereka itu sampai nosebleed dalam hatinya melihat ketampanan Kyoya. "Aku pesan yang sama seperti Masamune" seru Ginga siap bertarung dengan Masamune dalam lomba makan ramen. "Hehehe, yang kalah harus dihukum, ya!" ancam Masamune penuh keyakinan tinggi.

"Siapa takut" balas Ginga bersender si kursi dengan santai. Tsubasa melirik Yuu sebentar, pandangan yang lugu itu pun menatap Tsubasa dengan polosnya. "Ada apa?" Yuu malah bertanya pada Tsubasa, anak berambut perak itu hampir saja sweatdrop "Kau mau pesan apa?" Tsubasa bertanya balik dan membuat Yuu bingung.

"Pesan?" Tsubasa menepuk jidatnya melihat kepolosan Yuu yang tiada batas. Akhirnya Ia angkat bicara pada pegawai yang juga terpesona pada kelembutan wajah Tsubasa "Ramen Original Special 2 porsi" pesan Tsubasa kemudian. Melihat nafsu makan anak itu kemarin, Tsubasa pikir anak ini cocok-cocok dengan makanan apa saja.

Menunggu beberapa menit, hidangan mewah pun tersaji lezat di depan mereka. Ginga dan Masamune saling bertukar tatapan dan mengambil kuda-kuda untuk memulai perlombahan mereka. "Perlombahan makan ramen antara Ginga dan Masamune yang ke 79435, dimulai" ucap Kyoya lalu Ginga dan Masamune langsung memulai perlombahan mereka.

"Ih, Gingi dan Munerin jago…" guman Yuu menatap kagum kedua insan yang tengah bertarung makan untuk keberapa kalinya. "Kau menghitungnya?" tanya Tsubasa pada Kyoya yang baru membuka sumpitnya bersiap untuk menikmati ramennya. "Iya, hebat, kan?" tanya Kyoya balik membuat Tsubasa cengo.

"Ya, sudah, selamat makan" bisik Tsubasa kemudian. Tapi pandangannya tertuju pada Yuu yang masih diam menatap lugu hidangan ramen di depannya. Yuu melihat mangkok berisikan ramen itu dari berbagai sudut, sesekali mata emeraldnya membulat begitu polosnya."Ayo dimakan Yuu, nanti dingin" perintah Tsubasa padanya membuat Yuu tersadar dari alam investigasi ramen di otaknya.

"Eh, tapi aku tidak tahu cara memakannya, alat ini aneh" keluh Yuu meraba-raba dua sumpit yang terletak disamping mangkok makannya. Tsubasa dan Kyoya yang menaggapi baik-baik perkataan Yuu membatu di tempat. Demi banci kaleng, dia begitu polos sampai sebegitunya.

"Tsubasa, ada baiknya kalau kau mengajarinya cara memakai sumpit. Dia seperti anak zaman kuno saja" komentar Kyoya membuat Tsubasa terdiam. Mungkin cerita Yuu yang berasal dari zaman 100 tahun yang lalu ada benarnya. "Baiklah" jawab Tsubasa lalu mengambil sumpit milik Yuu dan memperagakan cara memakainya. Sementara Ginga dan Masamune yang masih lahap-melahap tidak peduli apa yang terjadi.

"Begini cara memakainya" ajar Tsubasa perlahan-lahan, Yuu dengan mata bulatnya pun memerhatikan Tsubasa dengan serius. "Buka mulutmu" perintah Tsubasa mencoba menyuapinya untuk yang pertama kali dengan sumpit. Yuu yang begitu lugu pun membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap suapan pertama dari Tsubasa dengan alat makan asing bagi Yuu itu.

"Orang mana yang melihat kalian pasti berpendapat kalian itu kakak dan adik, dasar" celetuk Kyoya kembali menikmati ramen miliknya. Walau mendengarnya, Tsubasa tetap mengkonsentrasikan pandangannya pada Yuu yang dengan semangatnya mengunyah ramen di dalam mulutnya. "Hump! Enak!" komentar Yuu semangat. Tsubasa legah melihatnya dan tersenyum simpul.

"Kalau enak, ayo habiskan" dengan itu pun Yuu mempraktekan cara Tsubasa memegang sumpit tadi, walau tak jarang Ia melakukan kesalahan, Ia tetap tidak menyerah. Tsubasa juga selalu menuntunnya untuk memperbaiki kesalahannya, dan entah kenapa Tsubasa jadi sedekat itu pada Yuu dalam waktu singkat.

"Tambah satu porsi lagi! Berani, ngak!" tantang Masamune begitu mereka berdua menyelesaikan makan mereka dalam waktu yang sulit untuk dibedahkan. Ginga mengangguk mantap, Masamune pun memanggil pegawainya dan memesan dua porsi lagi. "Ngomong-ngomong, tidak apa-apa kan Tsubasa kalau kami memesan lebih?" tanya Ginga lalu menengok ke tempat Tsubasa duduk, tapi ternyata "Tsubasa?"

Seakan tidak mendengar, Tsubasa masih sibuk memerhatikan cara makan Yuu yang berantakan. Kyoya menghelai nafas "Biarkan saja kedua kakak beradik itu, dan kurasa Tsubasa tidak akan jatuh miskin hanya karena ramen" menggantikan Tsubasa, Kyoya pun menjawab sahutan Ginga. Anak berambut merah jabrik itu pun mengangkat kedua bahunya dan berbalik pada Masamune yang sibuk memesan pada pegawai.

Bagus atau tidak, Tsubasa bahkan tidak mendengar ocehan maut Kyoya dan masih sibuk mengurusi Yuu dengan hati-hati. "Yuu, jangan banyak-banyak! Nanti bisa jatuh!" tegur Tsubasa mencegah Yuu mengangkat ramennya dengan sumpit dalam jumlah banyak. "Eh, begini?"

"Kyoya, buruan!" perintah Masamune seenaknya begitu dua porsi ramen besar tersaji di depan Masamune dan Ginga. Kyoya menghelai nafas pasrah "Perlombahan makan ramen antara Ginga dan Masamune yang ke 79436, dimulai"

.

.

.

.

Tsubasa's House.

.

.

.

"Terima kasih sudah ditraktir ya, Tsubasa!" seru Masamune dari dalam mobil Kyoya. Berhubung hari sudah sore, Kyoya pun mulai mengantar mereka pulang dimulai dari Tsubasa dan Yuu. "Iya, tidak masalah" balas Tsubasa tersenyum puas. Entah kenapa hari ini Ia begitu segar dimana Yuu selalu berada di sampingnya.

"Jaa nee!" dengan itu mobil Kyoya melaju kencang meninggalkan Tsubasa dan Yuu saja di depan rumah mewah mereka. "Ayo, Yuu" ajak Tsubasa mengulurkan tangannya pada Yuu tanpa sadar, anak berparas imut itu pun mengangguk dan menerima gandengan tangan Tsubasa. Dua putaran dari kunci ke knop pintu, pintu besar itu terbuka dan membiarkan sang penghuni rumah kembali berpijak pada daerah kekuasaannya.

"Tsubasa-nii! Ayo kita nontoon!" ajak Yuu lalu melentangkan kedua tangannya seperti pesawat terbang dan berlari ke arah sofa hitam yang di depannya sudah tertata televisi layar tipis dan mewah bersiap untuk menonton. Apa itu contoh tindakan seenaknya sendiri di rumah orang? Tsubasa rasa tidak seperti itu, bahkan Yuu menengok ke arah Tsubasa yang masih di depan pintu meletakan kedua alas kakinya.

Yuu melambai-lambaikan tangannya pada Tsubasa, berharap cowok berambut panjang itu datang dan menonton bersamanya. Tsubasa pun menjadi semangat seketika entah kenapa. Mungkin dulu, dia tidak pernah diajak nonton seseorang sampai seantusias itu. Tsubasa tanpa berbicara pun duduk disamping Yuu segera menyalakan televisi itu dan …

-PANGERAN KADAL DAN RATU GONDRONG SEASON 99 EPISODE 999-

-TIDAK LULUS SENSOR TAPI DIPAKSAIN, ET' DAH-

-OST OPENING: POTONG BEBEK ANGSA-

Tsubasa langsung cengo lima meter tanpa berkedip melihat layar televisi, sementara Yuu dengan polosnya loncat-loncat girang dengan apa yang dilihatnya. Sedikitnya Tsubasa menyesal karena apa yang dikatakannya pada Masamune benar-benar kenyataan, mungkin keesokan harinya ia harus minta maaf pada drummer satu itu. "Asyik!" jerit Yuu bersemangat.

Sementara itu di mobil Kyoya yang masih dalam perjalanan mengantarkan Ginga dan Masamune pulang …"BURUAN KYOYA! AKU BISA KETINGGALAN JAM TAYANG PANGERAN KADAL DAN RATU GONDRONG HARI INI!"

"Bedebah …"

.

.

.

.

Day 2 Ended

.

.

Rauto n Noir: Yap, akhirnya sekuel selesai. Hehehe, bagaimana menurut minna san? Apa ini cukup bagus untuk dilanjutkan? Kalau ya, berikan pendapat anda semua lewat review, ya. Kalau sepi review, cerita ini benar-benar tidak akan kami lanjutkan, lho. Soalnya ini hanya sekuel. Tapi kalau reviewnya banyak, dijamin update lagi (plak). Sekian, Ja ne Minna san~