The way of love

Cast:

Lee Donghae

Kim Eunhyuk

Cho Kyuhyun

Lee Sungmin

Synopsis:

Semua berawal dari jalan takdir yang mempertemukan cinta mereka. Tentang penyesalan, cinta bertepuk sebelah tangan, dan semangat hidup. "saya guru kesenian baru yang akan mengajar kalian, selama saya disini mohon bantuanya" || "Hyukkie, kau baik-baik saja" || "maaf tapi saya mohon, jangan mencampuri urusan saya" || "saat dia menari mengingatkanku padamu, chagi" || "bolehkah aku merasakan cinta? Setelah dosa besar yang aku lakukan?" || "aku tidak akan membiarkanmu mendekati penjahat itu, apapun yang terjadi" HAEHYUK STORY

.

.

Rate T sedikit M (?) di chapter 1, romantic, angst

Warning: AU, GJ, amburadul, aneh, BL/yaoi, OOC, EYD berterbaran

Yang ndak suka aku cuma mau bilang "aku rapopo" salah deng, yang ndak suka jangan dibaca!

Chapter 1

#warning area

#ini sedikit rate m, mian? Kalau tidak suka lebih baik dilewati hehe (tenang Cuma bagian ini kok) *saya kesurupan jin yadong soalnya

Tidak ada cahaya di dalam kamar luas itu. Hanya suara erangan dan jeritan pilu yang terdengar dari mulut seorang namja bersurai hitam sebahu. Namja yang saat ini tampak sangat kesakitan dengan luka cambuk, dan sayatan di kulit serta getaran hebat di lubang belakangnya. Pintu kamar itu terbuka, menampakkan seorang namja dengan balutan kemeja serta jas hitam. Dia langsung menyeringai melihat si namja cantik yang menggeliatkan tubuh polosnya. Membuat tangan dan kaki itu semakin memar akibat gesekan dari tali tambang yang setia mengikatnya.

"kau memang nakal, honey" kata si namja sambil melonggarkan dasi birunya. "masih kurang dengan hukuman ini, hem?" si namja tampan melepas jas, membuka dua kancing teratas kemeja hitamnya sambil menyeringai jahat. Dia berjalan pelan menuju ranjang king size itu, membuat namja yang terikat di sisi ranjang menggeleng dengan peluh bercucuran.

"ja-ahn… jangan, jeb-ugh bal" kata si namja cantik sedikit kesusahan. Mengingat pikiranya bercampur antara rasa sakit, tidak nyaman, dan gairah tinggi.

"wow, sudah berapa lama si sekymu ini organism kering? Padahal hukuman yang aku berikan termasuk ringan" kata si namja sambil mengelus bagian privat si namja manis yang terlihat sudah sangat bengkak dengan cook ring menghiasi ujungnya.

"je ahg..jebal, ah ugh fas-ter" kata namja manis dengan wajah merona. Desahannya terus mengalun membuat namja bertubuh kekar itu semakin menyeringai.

"honey~ kau lupa dengan hukuman ini? Jangan memaksaku memberikan hukuman yang lebih berat, kau mau hem?" tanya namja itu sambil menggesek luka sayatan di paha si namja cantik dengan jari telunjukknya.

"argh… appo ah jebal jangan siksa aku, appo!"

"ini semua salahmu! Kau mengatakan akan setia menjadi pacarku, tapi mana? Dengan mudahnya kau menduakanku!" teriak si namja kekar. "cih, apalagi dengan namja cupu itu! Dasar pelacur"

"a..aniyo kau salah paham… dia temanku"

"teman? Sudah berapa kali kau mengatakan hal yang sama? Ingin membohongiku lagi?"

"a-ani… dia argh dia benar-benar temanku"

"aku ingatkan padamu, kalau kau sudah berjanji dan ingin menjadi pacarku berarti kau harus siap untuk setia! Aku tidak suka pembohong dan tukang selingkuh! Mengerti?!" kata namja kekar sambil memegang remote yang menghubungkan dengan alat di dalam lubang sang kekasih.

"i-iya a~ah aku AAAARGHH!" mata namja cantik itu terbelalak, merasakan getaran di lubangnya yang semakin hebat. Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi selain jeritan pilu yang terus memenuhi kamar gelap itu.

…haehyuk…

.

.

#yee ini uda area aman hehe

#area aman

Suara kicau burung dan hangatnya cahaya matahari pagi mengantarkan seorang namja tampan ke rutiritas hariannya. Ditemani oleh secangkir kopi hangat, dia duduk di depan jendela sambil merasakan angin lembut membelai wajah bak pangerannya itu. Dia menghembuskan napas lalu melirik jam tangan di pergelangannya.

"semoga pekerjaan ini dapat menjadi awal yang baik" katanya sambil mengenakan jaket hitamnya lalu berjalan meninggalkan rumah.

Di tempat lain, tepatnya sebuah rumah besar bergaya minimalis. Tampak seorang namja manis berjalan menuruni tangga sambil membenahi letak buku-bukunya. dia terhenti saat melihat ayah dan ibunya duduk menikmati sarapan di meja makan.

"Hyukkie, ayo makan dulu? Eomma sudah membuatkan japchae kesukaanmu" kata sang eomma sambil tersenyum kearah namja manis yang dipanggil Hyukkie alias Kim Eunhyuk itu. Eunhyuk menghembuskan napas lalu ikut tersenyum.

"semalam apa yang kau lakukan?" tanya sang ayah tanpa menatap Eunhyuk yang tengah duduk di samping eommanya. Namja manis ini langsung menundukkan kepala. "jawab pertanyaan appa!"

"se-semalam Eunhyuk tertidur" kata si namja manis pelan. Sang appa melipat korannya lalu menggebrak meja keras. Sang istri terdiam, tidak bisa menghentikan emosi suaminya yang sulit terkontrol.

"siapa yang menyuruhmu tidur! Kau harus belajar dulu baru boleh tidur! Bagaimana kau mau menjadi murid yang pintar kalau kelakuan bodohmu itu tetap kau pertahankan!" bentak sang appa membuat si anak semakin menunduk.

"mianhamnida appa"

"appa tidak mau tahu! Mulai sekarang kau tidak boleh tidur sebelum belajar, dan tidak boleh makan sebelum semua tugasmu selesai, mengerti!" kata sang appa, yang mendapat anggukan takut dari Eunhyuk. "cepat berangkat sekolah! Karena kau tertidur tidak ada uang jajan untukmu hari ini!"

Eunhyuk berjalan meninggalkan rumah masih menunduk. Eomma hanya bisa menghela napas sedih. Tanpa sepengetahuan sang suami yang sibuk di kamar, si eomma menyusul Eunhyuk yang tengah membuka gerbang rumah.

"Hyukkie" panggil sang eomma, Eunhyuk menoleh sambil tersenyum. "ini eomma sudah menyiapkan bekal untukmu, dan ini uang sisa belanja pergunakan untuk naik bus"

"eomma, tidak usah bukanya appa…"

"sudahlah, ini urusan eomma! Cepat berangkat, keburu busnya pergi"

"nde eomma gomawo, annyeong" Eunhyuk mengecup kedua pipi eommanya dan berjalan menuju halte di depan gang rumahnya. Sang eomma terus melihat Eunhyuk sampai menghilang dibelokkan jalan. Setelah itu dia menghapus air mata yang sengaja ditahanya dari tadi.

"tuhan… sampai kapan ini semua berlanjut"

…haehyuk…

SMA blue world. Sekolah terkenal dan bergengsi di kawasan elit Seoul. Hanya murid terpilih yang bisa masuk di sekolah ini. Murid dengan kepintaran di atas rata-rata serta kaya raya. Parkiran tampak sudah dipenuhi mobil dan sepeda mahal milik para siswa. Eunhyuk berjalan memasuki sekolah dengan berjalan kaki. Dia menoleh saat merasa namanya dipanggil.

"Hyukkie tunggu aku!" seru seorang namja imut yang baru keluar dari mobil mewahnya. Setelah berterimakasih pada sang supir namja imut ini berlari menyusul teman dekatnya. Eunhyuk. "pagi Hyukkie" katanya bersemangat. Yang dibalas gumaman singkat Eunhyuk. "yaaa pagi ini sangat cerah, jangan menampakkan kemurunganmu itu! Ayo bersemangat" seru si namja imut sambil mengepalkan tangan di udara, yang tidak digubris sama sekali oleh Eunhyuk. Si namja imut mengerucutkan bibirnya lalu berjalan beriringan dengan teman pendiamnya ini. Saat memasuki kelas yang mulai ramai itu Eunhyuk dan si namja imut yang akrab disapa Minie atau Sungmin ini langsung duduk di bangku masing-masing.

Sungmin langsung berbaur dengan yang lain, berbeda jauh dengan sahabatnya yang lebih memilih memasang handset sambil sibuk membaca buku. beberapa murid dengan style tinggi memasuki kelas. Dan dimulailah rutiritas harian mereka yaitu menyiksa Eunhyuk yang hanya bisa diam dengan wajah datarnya. Sungmin yang tidak terima Eunhyuk terus diperlakukan seperti itu memilih turun tangan.

"kalian itu tidak bosan apa mengganggu Eunhyuk! Bukanya Eunhyuk tidak pernah membuat masalah pada kalian?" tanya Sungmin dengan berkacak pinggang. Gerombolan yang berjumlah 5 orang itu tertawa bersama.

"Sungmin, Sungmin… apa kau juga tidak bosan selalu membela namja dingin ini! Dia tidak pernah berterimakasih padamu kan?"

"sudahlah jangan ganggu kesenangan kami"

"untungnya kau itu anak pemilik sekolah ini! Kalau tidak, kami mungkin tidak segan-segan berbuat hal yang sama padamu" kata si ketua kelompok lalu mengajak teman-temanya pergi meninggalkan kelas. Sungmin mendengus kesal lalu duduk disamping Eunhyuk yang tengah menghapus jejak darah di sudut bibirnya.

"ugh benar-benar keterlaluan! Hyukkie kenapa sih diam aja, orang seperti itu harus di beri pelajaran! Kau tidak capek apa ditindas seperti itu" kata Sungmin kesal. Dia menatap sahabatnya yang kembali sibuk dengan bukunya. "Hyukkie! Kau mendengarkanku tidak?" tanya Sungmin sambil menggoyang lengan si namja manis. Eunhyuk menutup mata lalu beralih menatap Sungmin.

"Minie bisakah kau meninggalkanku, aku butuh ketenangan untuk belajar" kata Eunhyuk lalu kembali membaca bukunya. Sungmin berdecak kesal melihat kelakuan sahabatnya yang tidak bisa dipikirkan oleh akal ini. Dia langsung kembali ke bangkunya. Setelah itu tampak buku tebal yang sebenarnya hanya dipergunakan sebagai kedok oleh Eunhyuk sedikit basah oleh tetesan air dari mata indah itu.

Bel masuk berbunyi mengintrupsi para siswa untuk siap di kelas. Seorang namja tinggi memasuki kelas itu. Dia berdiri di depan kelas sambil menatap semua siswa yang duduk rapi di tempatnya.

"Selamat pagi" sapanya dengan senyum menawan.

"pagi songsaenim" kata para siswa serempak.

"pagi ini kalian kedatangan guru baru menggantikan Shin songsaenim yang telah pensiun, baik masuklah Lee songsaenim" semua murid berdecak kagum menatap seorang namja tampan dengan balutan kemeja biru dan celana kain hitam yang tampak pas di badan bak model itu berjalan memasuki kelas. Beberapa siswa bahkan menahan napas saking terpesonanya oleh ketampanan si songsaenim.

"perkenalkan dia songsaenim baru kalian, baiklah songsaenim silahkan memperkenalkan diri" kata guru tinggi itu. Si namja tampan tersenyum, menambah kadar ketampanannya berkali-kali lipat.

"annyeonghaseo, naneun Lee Donghae imnida" kata si namja tampan menjeda ucapanya. "saya guru kesenian baru yang akan mengajar kalian, selama saya disini mohon bantuanya" kata sang guru bernama Donghae itu sambil membungkukkan badan. Semua murid hanya bisa berdecak kagum tetap menatap sang guru kecuali namja manis yang dari tadi sibuk dengan buku tebalnya.

Setelah guru yang mengantar Donghae pergi, namja tampan itu duduk di mejanya.

"baiklah hari ini tidak ada pelajaran, bagaimana kalau kita pergunakan untuk lebih mengakrabkan diri! Oke dipersilahkan bagi kalian yang ingin bertanya pada saya" kata Donghae tenang membuat semua siswa bersemangat. Tidak lama setelah itu banyak acungan tangan yang diteriama oleh Donghae. membuatnya tertawa melihat antusias murid-murid barunya.

"songsaenim tinggal dimana?" tanya salah satu siswa bersurai pirang. Donghae tersenyum lalu berdiri dari kursinya.

"kalau malasah alamat saya tidak bisa bilang" jawab Donghae santai membuat semua murid kecewa. "karena saya yakin jika kalian tahu alamat saya, kalian akan sering datang"

"yah… bukanya akan lebih mempermudah kami jika ingin berkonsultasi pada songsaenim" celutuk siswa yang duduk didekat pintu.

"bukanya kalian bisa berkonsultasi saat disekolah, tenang saja pintu kantor saya akan selalu terbuka"

"berapa umur songsenim?" tanya siswa yang duduk di samping namja pirang.

"eum, kalian bisa menebaknya?"

"20 tahun" tebak salah satu murid, yang dihadiahi gelegan kepala oleh si songsenim.

"25 tahun" Donghae tetap menggeleng membuat semua siswa semakin penasaran.

"jawabanya 23 tahun" kata Donghae mantap. Semua tercengang, dan lebih menyukai si songsenim karena masih sangat muda.

"songsenim! apa rahasianya menjadi setampan songsenim?" tanya siswa yang duduk disamping Sungmin membuat Donghae tertawa.

"tidak ada rahasia khusus! Yang harus kalian lakukan hanya selalu tersenyum dan berpikiran positif" jawab Donghae. semua murid mengangguk paham.

"apakah songsaenim sudah punya pacar?" tanya ketua kelompok dari geng yang senang menjahili Eunhyuk. Semuanya menatap penuh harap ke Donghae yang terdiam di tempatnya. Namja tampan itu menatap jendela lalu tersenyum lebar.

"rahasia" katanya singkat membuat semua murid berdecak kesal.

"mungkin masih ada kemungkinan aku mendaftar jadi pacar songsenim" kata namja berkulit sawo matang yang duduk di tengah kelas. Semua siswa menatapnya lalu melemparinya dengan kertas sambil ber'huuuu' ria. Donghae tersenyum melihat kelakuan kekanakan siswa kelas 3 SMA ini. Bunyi bel mengintrupsi Donghae untuk meninggalkan kelas.

"baiklah untuk hari ini perkenalan selesai, mulai besok kita akan masuk ke materi seni yaitu piano. Silahkan dipelajari dan selamat pagi" kata Donghae lalu berjalan meninggalkan kelas.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 3 sore. Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi semua murid meninggalkan kelas, tidak terkecuali Eunhyuk yang tengah mengemasi buku-bukunya.

"Hyukkie aku pulang dulu ya?" kata Sungmin sambil mengenakan tas ransel merah mudanya. Eunhyuk mengangguk pelan, lalu menghembuskan napas berat.

Dilorong kelas yang ramai semua mata tertuju pada sang namja tampan yang berjalan dengan santai bak pragawan terkenal. Sapaan dan kata-kata pujian keluar dari murid yang sengaja berdiri di samping kiri kanan sang guru. Membuatkan jalan khusus bagi guru yang terkenal karena keramahan dan ketampanannya ini. Donghae terdiam saat merasakan ponselnya berbunyi.

"waah Lee Songsenim memang berbeda, bahkan saat membuka ponsel dia terlihat sangat menawan!"

"benar! Postur tubuhnya itu lo! Kenapa tidak jadi artis, model atau personil boyband saja ya? Pasti cepat terkenal"

"bukan cuma postur tubuh, ketampananya itu juga mampu melelehkan mentega!" kata-kata itulah yang terdengar dari mulut para siswa yang berdiri di samping kanan kiri Donghae.

Sang namja tampan selesai dengan urusan handphonenya, dia hendak melangkah tapi terdiam saat melihat salah satu siswa yang berjalan cepat tanpa permisi atau menundukkan kepala padanya. Dia terus melihat siswa bersurai coklat madu itu sampai menghilang di pintu sekolah. Donghae mengangkat alis dan kembali berjalan menuju parkiran mengambil sepeda motor matiknya.

…haehyuk…

Eunhyuk tampak duduk di meja belajar. Menatap buku yang entah sudah berapakali dipelajarinya. Bahkan dia sampai hapal semua isi halaman di buku tebal itu. Dia mengambil buku lainnya dan kembali membaca, sampai dia merasa sedikit pusing dan tetesan-tetesan darah keluar dari hidungnya. Eunhyuk segera mengambil beberapa lembar tisu untuk mengusap mimisannya itu.

"Hyukkie, eomma masuk ya?" kata sang eomma sambil membuka pintu putih itu. Yeoja berumur 45 tahun ini langsung terkejut melihat darah segar keluar dari hidung anaknya. Dia segera menaruh nampan berisi susu strawberry dan cemilan itu. Dengan telaten dia memijat tengkuk Eunhyuk sambil menyuruh kepala si anak mendongak. "jangan memaksakan diri Hyukkie, lihat kau jadi mimisan lagi kan?" kata sang eomma dengan raut wajah sedih.

"mian, Hyukkie hanya bisa merepotkan eomma" kata Eunhyuk pelan.

"sudah jangan banyak bicara, nanti darahnya keluar lagi" kata sang eomma sambil berusaha menahan air matanya. Tiba-tiba mereka terkejut mendengar pintu terbuka menampilkan seorang namja berumur 50 tahunan itu. Dia mendekati Eunhyuk dan eommanya.

"appa sudah bilang untuk belajar kenapa malah bersantai seperti ini hah?" tanya appa Eunyuk itu sambil melipat tangan di depan dada. Si namja manis hanya menunduk takut.

"yeobo sudahlah biarkan Hyukkie istirahat dulu, dia habis mimisan! Dia kelelahan yeobo?" kata sang eomma mencoba meredakan amarah sang suami.

"kembali belajar anak bodoh!" bentak sang appa. Eunhyuk mengangguk dan kembali membuka bukunya dengan tangan gemetar.

"yeobo jangan siksa Eunhyuk seperti ini! Kasihan dia"

"diam, kau tidak tahu apa-apa" kata sang appa sambil menampar istirnya hingga jatuh kekasur. Eunhyuk berdiri dari kursinya saat melihat sang eomma tersakiti.

"jangan appa, jangan lakukan hal kasar pada eomma" kata Eunhyuk sambil menatap nanar sang eomma.

"diam kau! Kembali belajar" bentak sang appa sambil mendorong Eunhyuk hingga lengan si anak terantuk tepian lemari. Eunhyuk meringis menahan sakit. "cepat belajar, jadilah seperti hyungmu mengerti!" sang appa pergi sambil menutup pintu kasar. Eunhyuk mrnunduk menyembunyikan air matanya, eommanya berjalan mendekat lalu memeluk anak terakhirnya ini.

"maafkan appamu ya sayang? maafkan dia" kata sang eomma sambil terus memeluk Eunhyuk dan mengusap bahu si anak yang bergetar.

Di tempat lain, suara petikan gitar yang indah terdengar dari sebuah rumah kontrakan kecil. Tampak si namja tampan duduk di pinggir jendela sambil memainkan gitarnya membentuk sebuah melody indah. dia membuka mata saat petikan terakhir dari lagunya selesai. Namja tampan aka Donghae itu tersenyum sambil mengusap matanya yang berkaca-kaca.

"apa kau bisa mendengarku, disini aku sangat merindukanmu…"

.

.tbc

.

Huwaaaa #teriak frustasi

Kenapa saia bisa membuat hal senista ini huweee #guling-guling

Hehehe mian untuk semuanya, otak penuh imajinasi #gaya spongebob) Gj bin aneh saia berfantasi lagi, huweee ini semua salah hyukma kenapa makin hari makin manis #apa hubungannya coba

Ini kenapa aku buat fanfic lagi padahal yang lain masih utang belom selesai-selesai muehehehehe #ketawa nista

untuk fanfic lain akan di post secepatnya #bohong plak

Okelah gomawo and see you next chap~~~~