Ini bukan yang terakhir tapi era baru

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Manga : Naruto

Warning : Canon, AU, Typo, Gaje, Angst (maybe), Divergence

Dont Like Dont Read

Happy reading

Sasuke tengah menyerap cakra dari tubuh Naruto tepat saat mereka jatuh terduduk ditepian air terjun itu, sama seperti beberapa tahun lalu saat mereka hendak menginjak remaja.

Rinengan Sasuke memang tak terduga sedetik kemudian pria itu hendak mengarahkannya pada Naruto, orang yang ia anggap sebagai satu-satunya 'Teman terbaik'.

"sampai jumpa teman terbaikku". Kalimat itulah yang muncul dari bibirnya. Naruto masih tetap terduduk, sulit baginya untuk berkutik, karena perlu waktu bagi kyubi untuk memulihkan bantuan cakranya.

Sakura baru saja bangun dari genjutsu, dengan wajah penuh bimbang dia menanyakan keberadaan kedua temannya pada sang guru Kakashi. Pria itu nampak sedikit frustasi untuk menjawab pertanyaan muridnya yang tiba-tiba.

" Mereka sedang bertarung ".

Rasa sesak memenuhi seluruh bagian dadanya, pandangannya nanar, meninggalkan sebutir cairan bening disudut bingkai emeraldnya yang cerah.

"A..ah aku harus menghentikan mereka Sensei."

"Sakura jangan bertindak gegabah, jangan sampai sebuah perasaan atau nafsu menguasaimu". Selintas bayangan masa lalu Kakashi bersama Minato, Obito dan Rin melintas dibenaknya.

" bukankah Sensei bilang jika kita tidak boleh meninggalkan teman". Sakura berbicara parau, dia beranjak dari posisi dudukya, hendak meninggalkan Kakashi.

' pertapa Rikudo benar, Cinta memang tak bisa diduga', batin Kakasi sejalan dengan Sakura, langkah kaki menggiringya untuk bangkit dan mengejar muridnya.

..

..

..

Sasuke masih menegang hendak mengarahkan tinjunya pada Naruto, sepintas ingatan masa lalu itu kembali muncul melemahkan kekuatannya saat ini.

Sementara itu Naruto masih berusaha bangkit dengan seluruh kekuatan yang ia miliki dengan rasa sayangnya pada Sasuke sebagai teman, sungguh ia tak ingin kembali menguak sejarah permusuhan layaknya Indra dan Ashura, atau Madara dan Hokage pertama yang patung batunya telah musnah akibat pertarungannya dengan Sasuke.

" Sasuke aku tidak akan kalah, aku akan membawamu pulang ".

Seperti tersengat listrik dari chidorinya Sasuke tersadar dari lamunan, pandangannya kini tajam berkilat memandang Naruto yang telah bersiap dengan rasenggan miliknya.

..

..

" Sasuke-kun, Naruto tolong hentikan aku mohon hentikan"

Manik safir dan onyx kedua pemuda langsung berputar mengarah ke sumber suara.

Kakashi menatap ketiga muridnya bergantian, hal yang sama kembali terulang layaknya kejadian di atap rumah sakit Konoha beberapa tahun silam, saat Sakura berteriak ketakutan melihat kedua kawanya, dan saat itu pula Kakashi berusaha memisahkan dua remaja tanggung itu, tapi saat ini lain kedua muridnya sudah lebih kuat, sudah menemukan jalan masing-masing dan sudah beranjak dewasa.

" tenanglah Sakura aku akan menepati janjiku untuk membawa Sasuke pulang." Dengan cengiran khasnya Naruto kembali membuka keheningan.

" tak akan kubiarkan kau menanggung semuanya sendiri, dan ingatlah kau yang bilang menjadi Hokage adalah pekerjaan bodoh, sekali lagi tak akan ku biarkan dirimu mejadi Hokage! SASUKE".

" Cih, kau masih tetap bodoh dan banyak bicara, dobe."

Naruto berlari kearah Sasuke yang masih tetap santai berdiri untuk membalas serangannya, tapi disaat yang bersamaan sepasang kaki mungil berlari kearah yang sama.

" Greb..."

Sepasang tangan mungil mendekap tubuh Sasuke dari belakang, tak ada respon apa pun darinya, tetap mematung dan diam.

Naruto dan Kakashi menatap lekat penuh arti, rasenggan yang Naruto buat bersama clonenya ia arahkan ke sembarang tempat melihat pemandangan itu.

Suara benturan rasenggan Naruto membuat Sasuke tersadar, kini sang Uchiha mencoba melepaskan dekapan Sakura dan hendak menyerang Naruto.

" Sasuke-kun aku mohon kembalilah bersamaku". Sakura berucap lirih sembari mempererat dekapannya untuk Sasuke.

Usaha Sasuke kembali melemah, ambisinya menudar, punggungnya dapat merasakan hangat tubuh Sakura yang mendekapnya.

Sakura terisak pelan dan nafasnya sesengukan, cairan bening nan hangat keluar dari irisnya, meluncur bebas dan nenembus pada pakaiaan yang Sasuke kenakan.

" Kau gadis bodoh, apa yang kau harapkan dari orang sepertiku hah". Sasuke berbicara dengan wajah dingin.

" aku bahkan tidak pernah menyukaimu, jadi jangan mempersulit ".

" kau bohong, kau yang bodoh."

" hentikanlah semuanya, jika tidak aku akan kirim kalian bertiga ke satu tempat yang sama ' AKHIRAT'."

Seringai tipis muncul di wajah stoic Sasuke.

" sudah kukatakan akan ku hapus masa lalu dan membiarkan mereka membenciku."

" kau bodoh apakah otak jeniusmu telah teracuni." Naruto berteriak dengan penuh amarah.

" Sasuke-kun kembalilah kepadaku, kembalilah bersama kami." Masih mendekap Sasuke gadis itu nampak kehilangan.

" aku tahu perasaanmu, kau tak ingin menjadi hokage itu hanya ambisimu saja setelah mengetahui rahasia Itachi, kau bohong dengan perasaanmu padaku, kau bohong Sasu, itu bohong."

Sasuke terbelalak kaget mendengar penuturan Sakura, batinnya berkata sejalan namun egoismenya ternyata masih lebih kuat.

" aku tahu, kamu mengkhawatirkanku saat terluka, kau ingat saat menjalankan misi kita ke desa hujan? aku tahu kau menanyakan keberadaanku pada Naruto dengan wajah kesal, dan saat memberikan seringai kemenangan ketika aku lebih memilihmu untuk berfoto bersama Kakashi sensei..."

Meski batinnya terus berkata benar Sasuke, masih enggan mengakuinya.

" lupakan saja itu hanya hayalan Sakura." Kali ini Sasuke angkat bicara dengan suara sehalus sutera, mengelus singkat punggung tangan Sakura dan berusaha melepaskanya dari tubuhnya.

" tidak, aku tidak akan melupakannya, mungkin dulu aku tertarik padamu hanya sebatas penampilan dan kehebatanmu saja, tapi ini lain, ini sungguh berbeda bertahun-tahun aku menunggumu, mencarimu bersama teman-temanku, meski semua orang membencimu karena dianggap penghianat, tetap saja hatiku berkata lain, aku terus menantimu dan percaya suatu saat kau akan berubah, hingga rasanya begitu sakit, sungguh menusuk."

" Sakura apa kau lupa aku pernah berusaha membunuhmu?."

" tentu, tapi itu bukan kau Sasu, kau hanya ingin melupakan masa lalu dan kenangan manismu di Konoha bukan, aku tahu kamu memikirkan hal yang sama." Sembari sesengukan kalimat itu berhasil melemahkan Sasuke.

" terimakasih Sakura."

" hanya itukah yang kau katakan, aku tak ingin hal yang sama terjadi seperti malam dimana kau pergi, tidak akan."

" malam itu kau bilang jika kau akan ikut dengan ku apapun resikonya, sekarang pilihlah aku atau Naruto." Dengan lantang Sasuke berteriak membuat Naruto dan Kakashi kaget dengan ucapannya yang tiba-tiba itu .

Sakura masih tetap dalam posisinya mendekap Sasuke penuh cemas, ia dapat merasakan kegelisahan dibalik punggung pria itu, masih tetap ada yang disembunyikan.

TBC

Note: hahahay gaje yah, disini author sangat berharap sasusaku, tapi apakah Sakura akan mengejar Sasuke dengan mengikuti perasaannya atau tetap menunggu Naruto menepati janjinnya.?