Jademerald06 present

.

a Harry Potter fanfic: Different

.

Disclaimer : Harry Potter always own to J.K. Rowling, saya cuman pinjem karakternya doang ToT

.

Warning: Sakit mata, perut mual dan segala yang jelek-jelek ada di sini _
Oiya satu lagi: Don't like just don't read ya kawan!

Timeline: Tahun ke 7, Voldemort masih berkuasa. Hi...takut -dilempar-

.

'Jangan terlalu membenci seseorang jika pada akhirnya takdir akan membawamu jatuh semakin dalam akan sosoknya'

.

Enjoy!

Pagi telah tiba, ditandai dengan ramainya kicauan burung di luar sana disertai dengan semakin meningginya sang surya di ufuk timur.

Sang gadis yang mulai menyadari hal itu secara refleks menggerakkan badannya, menggeliat sebentar bersiap untuk bangun, meski matanya mengingkarinya. Sesudah dapat berdiri dengan sempurna, gadis itu bergegas melesat ke kamar mandi, teringat olehnya kebiasaan buruk yang selalu terjadi setiap pagi; berebut kamar mandi dengan sang partner, Ketua Murid Putra.

Well, pagi ini mungkin sama dengan pagi-pagi sebelumnya.

Sang gadis mendengus dan memutar bola matanya bosan, mengingat hal-hal yang mungkin terjadi beberapa menit lagi dengan sang 'partner tersayang'-nya. Ia pun segera mempercepat langkahnya menuju ke kamar mandi, sembari berdoa dalam hati semoga sang partner tidak mendahuluinya kali ini.

Dengan napas yang terengah-engah dan penampilan yang cukup berantakan akhirnya sampai juga ia di depan pintu kamar mandi.

Namun pemandangan yang ada di hadapannya bukanlah seperti yang sang gadis harapkan.

Yang ia harapkan adalah situasi dimana pintu kamar mandi yang terbuka lebar tanpa ada satu makhluk pun di dalamnya. Tapi yang ia lihat sekarang ini; pintu kamar mandi yang tertutup rapat disertai dengan suara guyuran shower di baliknya, menandakan ada seseorang yang sedang menggunakannya saat ini.

'Oh, terkutuklah yang membuat asrama Ketua Murid ini!'

Sembari merutuk dalam hati ia hanya bisa menghembuskan napas pasrah, menyesali keterlambatannya kali ini. Berdoa semoga seseorang di dalam sana segera menyelesaikan kegiatannya sehingga ia bisa secepat mungkin menghadiri kelas pagi ini -yang sialnya adalah kelas Ramuan, yang pengajarnya -tak lain dan tak bukan adalah Prof. Snape.

Kalau sampai ia terlambat kali ini -oh tidak!- jangan sampai hal itu terjadi.

Selagi memikirkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi padanya, samar-samar ia mendengar suara pintu yang terbuka di depannya, pintu kamar mandi tepatnya. Dan...tentunya disertai dengan sesosok makhluk yang berdiri di baliknya.

Hermione -sang Ketua Murid Putri menoleh, dan membeku di tempat. Dengan mata yang sedikit terbelalak lebar dan mulut menganga -menandakan betapa terkejutnya ia saat ini.

Saat ini, sosok itu -sang Ketua Murid Putra, Draco Malfoy sedang berdiri di dekat pintu kamar mandi, menyender santai tepatnya. Dengan handuk hijau bermotif ular melilit dari pinggang hingga lututnya. Tak lupa handuk kecil yang sama juga bertengger di lehernya, untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Tetesan air yang berasal dari rambut basah itu perlahan membentuk aliran kecil yang bergerak slow motion, menuruni garis bentuk badan atasnya yang err...sangat menawan.

Oh god! Mimpi apa Hermione semalam. Ingin rasanya ia mengganti posisinya saat ini, dengan siapa saja asal bukan dirinya.

Well...siapapun itu tentu akan sangat gembira, isn't right?

Keadaan hening sesaat hingga Draco menginterupsinya, "Bermaksud mengintipku Granger? Tidak puaskah kau melihatku hanya tanpa atasan hingga kau berbuat nekat -mengintipku yang sedang mandi. Rupanya kekotoran yang ada dalam darahmu ikut menodai otakmu, Granger."

Hermione mengerjapkan matanya kaget, darah seakan menghilang dari wajahnya saat Malfoy mengatakan kata-kata hinaan yang keterlaluan itu.

"Shut up ferret sialan! Jangan berpikir yang tidak-tidak dan menyingkir dari hadapanku, kau membuat mataku iritasi!" seru Hermione berang. Mendorong kasar pundak Malfoy yang tanpa atensi lalu secepat kilat masuk ke kamar mandi dan membanting kasar pintu itu.

"BRAK"

Kurang lebih seperti itulah suara bantingan maut pintu kamar mandi yang tak berdosa, tapi siapa peduli dengan pintu -amarahnya sangat sulit dikendalikan saat ini, terlebih pangkalnya ada pada orang yang paling-sangat-sungguh ia ingin keberadaannya hilang di muka bumi ini.

Sementara itu Draco Malfoy hanya diam bergeming tak merespon, tak ada tanda-tanda cacian ataupun makian yang akan keluar dari mulutnya, tapi...dilihat dari tatapan matanya yang seakan ingin menelan hidup-hidup seseorang yang baru saja memakinya, tentu kita tahu itu akan lebih buruk dari sekedar sebuah cacian.

TuBiKontinyu»

_

*ngumpet di bawah bantal*
Maafkan atas karya ga jelas+ga bekualitas di atas - nangis nyakar tembok tetanggao_O
Para senior dan semua reader yang -mungkin- sudi meluangkan waktunya untuk membaca fic gaje ini saya ucapkan makasiiihhh yang sebanyak-banyaknya *nebar kembang*

Oiya satu lagi, saya author baru di sini, dan ini adalah panpik pertama saya, Dramione pertama! - nangis haru-
Jadi harap maklum kalo jadinya ancur ga jelas gini (sebelumnya sempet ga pede sih publishnya) Oleh karna itu dimohon sudi kiranya kalian memberikan kritik dan saran yang membangun untuk saya sebagai newbie *bungkuk-bungkuk*

So, mind to Rnr?