Chapter 1: Pertemuan
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Pairing : SasuNaru
Warning : OOC, miss typo(s), gaje tingkat tinggi, abal dan aneh.
Boys love
Summary : Naruto di paksa Tsunade,neneknya mengajar di KHS selama 3 bulan,menggantikan Umino Iruka. Mampukah ia tetap bertahan sampai akhir tahun?
Author's Note
Satu lagi fic multi chapie gaje nan abal dari Ajeng.
Nyo... Ho... Ho... Semoga Minna-sama gak bosen bacanya. He... He...*nyengir kuda*
Happy Reading
PROLOG
Normal POV
*Kring... Kring...*
"Hoaem... Berisik banget sie!" ujar seorang pemuda berambut pirang dari tempat tidur king size nya. Masih setengah ngantuk, dia melempar jam beker rubah berekor sembilan ke tembok terdekat. Jam itu pun jatuh dengan tidak elitnya dan terpecah berkeping keping.
"Bangun, bangun... Hei, Naru-chan? Bangun."
'Kok masih bunyi, sie. Perasaan tadi udah di lempar,' batin pemuda bermata sapphire itu, sambil mencari-cari asal suara tersebut. Di lihatnya seorang wanita paruh baya membawa spatula, berambut merah panjang dan memakai celemek bergambar rubah ekor sembilan seperti jam beker miliknya.
"Ibu? Mau ngapain pagi pagi ke kamar Naru?"
Yang di tanyai malah menepuk jidatnya pelan.
"Apa kamu lupa hari ini, hari pertama mengajar di KHS?"
"Apa iya?" Naruto melirik kalender bermotif rubah yang lagi lagi ekornya sembilan di dekat meja belajarnya.
"Iya, ya. Hari ini, hari senin tanggal 4 Oktober."
Loading 50%
"Udah ah, ibu. Naru mau tidur, jangan di ganggu."
Naruto menjatuhkan tubuhnya lagi di tempat tidur king size nya, menutup mata dan menarik selimut. Ia memposisikan punggungnya menghadap Kushina yang kini tengah geleng geleng disko melihat kelambatan loading anaknya.
'Tunggu, 4 Oktober.'
Loading 100%
"Gyaa... Tidak... Aku terlambat."
The best Sensei by Ajeng-KillZaoldyeck
"Halo anak anak. Saya Namikaze Naruto, guru yang akan menggantikan Umino Iruka. Mohon kerja samanya," ujar Naruto saat berada di kelas X.1 KHS. Kelas yang akan di ajarnya selama 3 bulan ke depan.
"Sebelum kita mulai belajar, apa ada yang ingin di tanyakan?" tanya Naruto, pandangan matanya berkeliling menjelajahi seluruh murid yang berjumlah 20 orang.
'Penampilannya nyentrik semua, ck dasar anak zaman sekarang. Aneh aneh.' batin Naruto geli.
"Sensei, umur sensei berapa? Kok masih imut banget?" tanya Kiba, si pecinta anjing. Dia menatap Naruto, seolah olah mencari kejujuran dari sensei barunya.
"Umur saya 15 tahun, Oktober ini baru 16 tahun," jawab Naruto tegas, yach walaupun dia masih muda, dia tak akan mau di remehkan anak muridnya.
"Ouh... Eehhh..."
Seluruh murid X.1 menjerit histeris, tidak menyangka yang akan mengajar mereka nanti seorang guru yang masih sebaya dengan mereka. Bahkan umur mereka sudah 16 tahun semua, minus Hinata dan Ten Ten. Mereka masih 15 tahun sama seperti Naruto, jadi mereka tidak terlalu terkejut.
"Ba... Bagaimana bisa? Syarat menjadi seorang guru kan harus berusia setidaknya 25 tahun," ucap Shikamaru, biasanya dia malas. Tapi sepertinya keingintahuannya kali ini lebih besar dari kemalasannya. Bahkan ia tak mengucapkan kata 'Merepotkan'.
"Tenang saja, saya sudah menyelesaikan kuliah saya di Belanda. Saya mengajar kalian cuma 3 bulan kok, setelah itu. Saya harus kembali lagi ke sana," jawab Naruto jengkel, merasa dirinya di remehkan.
"Sensei, ngajar pelajaran apa? Kalau boleh tahu, sie." tanya Sakura takut takut, karena muka Naruto sudah tertekuk dan bibirnya di majukan sedikit. Untung saja ia tidak menggembungkan pipinya, kalau iya, lengkap sudah tipe 'uke' di dirinya.
Sebagian besar cowok di kelas X.1 sudah berpikiran mesum. Maklum gejolak masa muda.
"Biologi, Kimia, Fisika," Naruto garuk garuk kepala juga, padahal baru jadi guru sehari sudah di suruh ngajar 3 pelajaran sekaligus.
"Banyak banget, sensei. Serius?"
Naruto langsung mengambil buku absen murid di mejanya. Naruto mengerutkan kening,"Uchiha Sasuke," desisnya pelan.
"Kalau menurutku, dobe sepertimu tidak akan bisa melakukannya."
Twitch...
"Apalagi jika orangnya pendek."
More Twitch
"Sebaiknya, kau pulang saja. Sebelum kau menyerah," ujar Sasuke lagi. Sepertinya, Sasuke tak menyadari 'Siapa Namikaze Naruto' sebenarnya.
"Baiklah ayo kita taruhan, teme. Jika aku bisa bertahan sampai akhir tahun nanti, kau harus menuruti 3 permintaanku. Bagaimana Uchiha."
Naruto bertanya sambil mengepalkan tangannya. Amarahnya sudah di ambang batas.
"Baik, tapi kalau aku yang menang. 3 permintaan itu jadi milikku, bagaimana Namikaze?"
Sasuke balik nanya, pada Naruto. Naruto hanya menyeringai.
"Kalau begitu, kau harus bersiap siap Uchiha-sama."
19 murid Naruto yang lainnya hanya merinding melihat ekspresi kedua orang itu, Uchiha dan Namikaze. Mereka cuma bisa berdoa, semoga tidak ada pertumpahan darah di sini.
"Deal, Namikaze." Sasuke balik menyeringai. Tapi seringaiannya adalah seringai licik yang tidak bisa di artikan maksudnya. (Bahkan oleh author sekalipun T T)
To Be Continued
Nyo... Ho... Ho...
Gimana? Gimana?
Anekah? Gajekah? Tidak nyambungkah?*plak*
Apa kurang hot? Atau terlalu dingin? Atau cuma anget?*di tendang karena gak nyambung*
Ya udahlah.
Dari pada pusing pusing mendingan review, dari pada Minna-sama gak ada kerjaan*di sambit karena nyuruh nyuruh orang*
Author : *nyiapin koper dengan bahan peledak* Jaa... Minna-sama
DUAAARRRR!
