Warning : fic pendek dengan Ejaan Yang Disemrawutkan. Warning pada umumnya saja lah.
*SWITCH ON*
Namaku Midorima Shintarou. Kalau diinisial jadi M.S. Kalau disingkat jadi M. Shintarou. Bapakku yang memberikan nama tersebut padaku. Tapi jujur aku tidak suka namaku diinisial, karena terdengar seperti nama pelaku pengedar tahu berformalin di TV sore hari. Aku lebih suka namaku disingkat jadi M. Shintarou. Praktis, eksklusif, realistis dan religius. Seperti nama tokoh politik politik terkenal yang sering kena kasus. Tapi aku tidak kena kasus lah ya.
Namun sesungguhnya awalan 'M' pada awal namaku bukanlah 'Midorima' semata. Lebih dari itu. Namaku penuh makna. 'M' yaitu 'Muhammad'. Kalau lengkapnya jadi Muhammad Shintarou. Nama itu pemberian dari emakku yang ngotot ingin anaknya punya nama bernafaskan muslim. Sejujurnya aku malu mengakui. Namun sesungguhnya aku dahulu ingin diberi nama Miftakhul Shinta andai perempuan. Namun nyatanya aku laki. Jadilah aku Muhammad Shintarou.
Tak ada yang tak kenal Muhammad Shintarou. Semua mengenalku. Apalagi di kalangan aktifis penggerak agama. Aku ini laki beruntung yang diberkahi menduduki jabatan sebagai wakil ketua FPI. Apa itu FPI? Yaitu organisasi keagamaan berbasis nasional. Kependekan dari Federasi Pendekar Iman. Aku bukan wakil ketua sembarangan. Gebrakanku dalam mendongkrak ajaran agama selalu penuh prestasi. Kalau kau tahu siapa yang mengeluarkan kebijakan soal razia klub malam, kos kosan, hingga gorong gorong jalanan tiap malam minggu, ya itu aku. Yang kemudian ide cemerlangku itu banyak diapresiasi oleh para anak muda yang mengaku dirinya 'Jones' entah apa maksudnya.
Selain punya nama dan punya jabatan, aku pun bersyukur telah diberi kenikmatan berupa paras tampan nan menawan hati perempuan. Banyak kaum hawa terpesona dan berharap suatu saat nanti akan kupinang dengan mahar seperangkat alat sholat. Namun dalihku untuk menolak mereka secara halus selalu sama. Aku belum siap menjadi imam. Bukannya aku tak mau atau tipe calon pendamping hidupku terlalu tinggi, namun ada seorang gadis manis yang ingin kuajak bertaaruf. Tapi yasudah lah. Kita terlanjur pacaran.
Namanya Takao Kazunari. Gadis manis kawan sekelas sewaktu masih SMA. Ia gadis manis yang berasal dari keluarga baik baik penganut ajaran shinto yang khusyuk. Bapaknya pengelola kuil daerah setempat. Ia juga kadang ikut membantu bapaknya mengelola kuil. Terbayang diriku ingin meminangnya nanti. Namun harusnya aku sadar. Realita menabrakku keras. Sekeras ajaran TNI AD. Ah kita beda keyakinan.
Aku punya emak yang selalu menasihatiku agar memiliki istri yang sejiwa, sepemikiran, seideologi, sezodiak dan sekeyakinan. Emak selalu bilang bahwa menikahi wanita yang beda keyakinan itu haram hukumnya. Sebagai anak lelaki yang taat serta sholeh juga berbakti pada kedua orang tua diriku tentu saja menuruti apa emak. Namun nampaknya Midorima Shintarou sudah bukan anak emak seperti saat masih di Kiseki No Sedai. Diriku sekarang laki sejati. Sudah tidak membawa bawa lucky item sebagai jimat tiap hari kemana mana. Musyrik katanya. Aku sekarang beralih ke kitab kuning untuk kubawa bawa kemanapun, biar tidak ketiban sial saja asal kau tahu.
Aku sudah bukan bocah lagi. Sudah mimpi basah apa pantas dibilang bocah? Maka dari itu aku berusaha menyangkal apa yang emak katakan padaku. Meski haram menikahi wanita beda keyakinan tapi pasti ada suatu cara agar Takao halal bagiku. Sudah waktunya aku menentukan jalan hidupku sendiri. Sudah waktunya aku memilih dan memperjuangkan apa yang kupikir akan pantas bagiku.
Sore itu. Ketika angin bertiup lemah gemulai. Ketika taman di tengah kota ramai pasangan muda mudi. Ketika diriku duduk berdua saja dengan Takao, ngabuburit. Kubelai rambut panjang nan indah milik Takao. Merapikan rambutnya yang seindah rambut Mikasa ketika tertiup angin. Menyelipkan helaian helaian nakal yang tertiup angin ke telinganya. Takao menatapku seraya tersenyum lembut. Sebuah senyuman yang mampu meluluhkan hatiku. Seolah Takao mengerti apa yang sedang kugundahkan saat ini.
Aku ingin meminangnya.
"Shin-chan~"
Kutatap Takao melalui lensa kacamataku.
"Aku tak peduli apapun resikonya nanti. Asalkan aku bersamamu."
"Takao.."
Aku menghela nafas dalam. Lelah dengan keadaan.
"Kalau masih ingin bersamaku, kau harus tau. Banyak hal yang akan kau lalui. Akan banyak penderitaan yang akan kau lalui selama kita bersama, nanodayo."
Takao terdiam.
"Kau tahu aku lebih dari siapapun, Shin-chan.. Tak ada penderitaan apapun yang akan melunturkan niatku untuk tetap bersamamu."
"Meskipun itu berarti menentang bapakmu dan keluargamu sendiri?"
Lagi lagi tak sepatah katapun keluar dari bibir Takao. Ia terdiam seribu bahasa. Dan dalam kondisi seperti ini aku gusar. Gundah gulana.
"Takao.."
Kubelai lagi rambut panjangnya. Rambut yang suatu saat aku harap akan ia tutupi dengan kain.
"Bersamaku juga berarti kau harus siap menutupi rambutmu yang indah ini. Dengan kain sepanjang hari. Meski cuaca panas sekalipun, nodayo." Ucapku pelan.
"Aku tak masalah soal itu."
"Lalu kau juga harus menjalankan kewajiban sesuai keyakinanku. Sehari lima kali dan berpuasa sebulan penuh selama satu tahun sekali. Kalau kau tidak sanggup katakan saja."
"Apapun, Shin-chan. Apapun akan kulakukan asalkan aku bisa menjadi seperti yang kau bilang padaku, halal bagimu."
Akhirnya doa doa yang kupanjatkan tiap malam terjawab sudah. Dan semoga saja doa agar emakku mau berbesan dengan bapaknya Takao segera dijawab oleh Sang Pemilik Hari Pembalasan.
Aku tersenyum. Kuusap pipi Takao yang memerah berseri, penuh perasaan yang membuncah.
"Baik. Ayo kita menghadap bapakmu."
*SWITCH ON*
Catatan pojok :
Hai. Bertemu lagi dengan Switch :3 hahah.. berhubung sedang puasa makanya aku bikin fic yang aman dikonsumsi semua kalangan. Merasa ficnya pendek? Ya memang. Memang pendek kok. Soalnya ini project fic pendek pendek yang bakalan terbit berchapter. Yang semoga saja chapter terakhir bisa update pas lebaran. xD kenapa chapter pertama MidoTaka? Ya soalnya kepikirannya itu sih. xD Ya Oke. Ini sesungguhnya adalah fic untuk pelipur lara kapten wanita diseberang sana. Semoga engkau membacanya kapten!
Laluuu~
Chapter depan adalah mengenai sosok sang pencerah FPI xD
/ngasih sopiler anak ini.
Yasudah lah ya.
Berkenan untuk RnR? :3
