Aoife: Halo semua! Saya author newbie di kedua fandom ini. Biasanya sih, saya dan Scatty berkeliaran di fandom Pandora Hearts.
Scatty: Sekarang kami ingin mencari suasana baru di fandom ini.
Aoife: Disclaimer: Fairy Tail bukan punya saya! Fairy Tail punya Hiro Mashima!
Scatty: Percy Jackson juga punyo Rick Riordan!
Aoife: Di chapter ini, yang berulah baru charas dari Fairy Tail aja. Yang nunggu chara-chara Percy Jackson, mereka akan ada di chapter depan!
School Story
Chapter 1: Impossible Mission
BRAAKK, "LUCCYYY! EERRZZZAAAA!", teriakan kalap dari Gray, Natsu, dan Happy sontak mengagetkan Lucy dan Erza. Pada saat itu Erza sedang berkunjung ke rumah Lucy.
"Woi, kalo mau masuk ke rumah orang ketok pintu dulu, dong!", kata Lucy sewot. Lucy sedang membaca novel karya penulis favoritnya dan Erza sedang duduk santai di sebelahnya sambil menghabisi persediaan cemilan Lucy.
Mengabaikan complain Lucy, Natsu kembali berteriak, "Tau gak? Tau gak?"
"Tahu apa?", tanya Erza tenang, tetapi dalam hati dia sudah siap-siap mensummon baju zirah dan pedangnya kalau berita yang disampaikan Natsu tidak penting. Lucy juga sudah memegang kunci Loki.
"Gildartz dan Laxus sudah kembali dari misi, lho!",Gray ikut-ikutan nimbrung.
"Eh, dari misi 3 tahun itu?", tanya Lucy. Kehebohan berita itu membuat Lucy dan Erza melupakan niat mereka. "Sekarang kan baru 6 bulan?"
"Nah, itu juga aku bingung. Dan katanya, eh katanya, mereka jadi gila, lho!", kata Natsu sambil jinkrak-jinkrakan diikuti Happy yang asyik bersalto di udara. Sementara Gray berdiri sambil bersender di dinding dengan gaya sok cool.
"Ooh, jadi baru katanya, toh?", kata Erza seram. Dia pun segera mensummon baju zirah dan pedangnya. Lucy juga sudah memunculkan Loki. Melihat itu, Gray langsung ngibrit ke luar, terus tancap gas ke guild. Tapi Natsu tidak menyadari perubahan aura di ruangan itu. Natsu dengan polosnya menjawab.
"Iya. Aku tahu dari Juvia, yang tahu dari Levy. Levy tahu dari Cana. Cana tahu dari Macao, Macao tahu dari Elfman, Elfman tahu dari...", Natsu tidak sempat melanjutkan perkataannya karena dua gadis di depannya keburu beraksi.
*Skip time :p*
Erza dan Lucy menyeret kedua korban KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Teman itu ke depan pintu guild. Di sana mereka bertemu Juvia dan Levy.
"Juvia, mana Gray?", tanya Erza dengan muka seramnya yang sukses membuat Juvia dan Levy ketakutan.
"E..eh? Gray-sama a..da did al...am.", jawab Juvia ketakutan setelah melihat kondisi Natsu dan Happy.
"Trims!", Erza kembali menyeret kedua korban KDRT tersebut ke dalam guild, sedangkan Lucy tetap di luar.
"Lu-chan, Natsu dan Happy kenapa?", tanya Levy penasaran. Lucy pun menceritakan kejadian yang terjadi di rumahnya, yang sukses membuat Levy dan Juvia speechless mendengar tentang Natsu.
"Oh, Gildartz dan Laxus memang sudah pulang. Mereka ada di dalam."
"Kalo gitu, aku masuk dulu ya. Sebelum Gray diapa-apain sama Erza. Dah, Juvia! Dah, Levy!", Lucy melangkah memasuki guild.
"Dah, Lucy!", balas Juvia dan Levy.
*Inside the guild*
"Gray Fullbuster! Dimana kau?", teriak Erza. Seluruh penghuni guild sampe ke setan-setannya langsung kabur mendengar teriakan Erza yang syerem abiess. Yup, tidak ada orang waras yang mau menghadapi Erza yang sedang Lucy yang memilih duduk dan menonton saja.
Oke, ternyata masih ada manusia tidak waras di Fairy Tail. Karena ada tiga orang yang menghampiri Erza yang sudah siap menghunus pedangnya. Tiga orang tersebut adalah Gray, Gildartz, dan Laxus. Gray tampak sedang menyeret Gildartz dan Laxus.
"Aku bawa barang bukti!", kata Gray terengah-engah. Erza langsung tertegun melihat ekspersi wajah Gildartz dan Laxus.
"Uwaa! Mana Wendy? Dua orang ini harus ditangani segera!", perintah Erza, karena wajah Gildartz dan Laxus terlihat amat sangat depresi.
"Empat!", kata Gray setelah melihat kondisi Natsu dan Happy yang tak sadarkan diri. Erza meninggalkan mereka di dekat Lucy.
"Hohoo, sebentar lagi kau akan menjadi yang kelima, Gray!", kata Erza dengan devil facenya. Pedang di tangannya berubah menjadi pentungan batu.
"Huwaa! Kenapa? Aku gak bohong kan? Gildartz dan Laxus memang sudah pulang kan?", Gray panik melihat pentungan di tangan Erza.
"Karena kamu tidak berani menghadapiku sebagai seorang lelaki di rumah Lucy tadi, Gray!", Erza mengangkat pentungannya.
"Huwaa! Siapa puun! Tolong aku!", teriak Gray putus asa. Pentungan Erza pun menemukan mangsanya.
Tampaknya Wendy akan memiliki banyak pasien hari ini.
*One hour after the bloody accident*
Setelah Wendy menangani kelima pasiennya, dia, Lucy, Erza, Natsu, Gray, dan Happy duduk mengelilingi Laxus dan Gildartz. Walaupun Wendy sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menyembuhkan mereka berdua, mereka belum pulih sepenuhnya.
"Man, misi ini susah sekali!", erang Gildartz. Saking depresinya, dia menghancurkan gelas yang dia pegang.
"Impossible! It's very Impossible!", keluh Laxus sambil menyandarkan kepala ke meja. Ternyata misi itu sanggup mengubah sifat Laxus yang biasanya beringasan.
Kelima sekawan +Wendy +Charle hanya bisa terbengong-bengong melihat keadaan 2 mage S-class terhebat di hadapan mereka. Mereka membayangkan misi menakutkan apa yang mereka berdua hadapi.
Tiba-tiba, Levy menghampiri mereka, "Lu-chan! Kau, Erza, Gray, Natsu, dan Happy dipanggil ke ruangan master!", katanya sambil memegang bahu Lucy.
Lucy menoleh kea rah teman baiknya itu, "Kenapa?". Lucy merasakan sebuah firasat buruk.
"Katanya kalian disuruh menggantikan Laxus dan Gildartz dalam misi yang gagal mereka selesaikan.", walaupun Levy mengatakannya dengan santai, matanya menyorotkan kecemasan tingkat tinggi. Laxus dan Gildartz yang ikut mendengar langsung mengerang.
Kelima sekawan tersebut langsung speechless mendengarnya. Seperti biasa, Natsu yang pulih terlebih dahulu, diikuti oleh Happy.
"Aaayyyooo! Master udah nunggu!", Natsu langsung berapi-api dalam arti yang sebenarnya. Kemudian dia langsung tancap gas ke ruangan master Makarov sambil menarik tangan Lucy dan Gray. (Aoife: Hehe. Dia gak berani narik Erza!). Lucy dan Gray hanya bisa pasrah mengikuti. Sementara itu Happy bersalto riang disebelah Natsu.
Erza melihat kepergian sahabat-sahabatnya. Dia kemudian mengangkat bahunya, "Ya sudahlah, sebaiknya aku pergi. Dah semua!", Erza melangkah pergi dan melambaikan tangannya.
"Good Luck!", bisik Levy, Wendy, Charle, Laxus, dan Gildartz.
*In Makarov's room*
Sekarang semuanya sudah "duduk manis"di hadapan Master Makarov, menunggunya berbicara. Akhirnya, Makarov berdehem.
"Seperti yang kalian lihat, Gildartz dan Laxus telah gagal dalam misi mereka. Karenanya, aku mengutus kalian untuk menggantikan mereka dalam misi tersebut.", terang Master.
"Tapi Master,", Erza menginterupsi, "misi macam apa itu?", tanyanya.
"Kalian akan dikirim ke bumi dan tinggal di sana selama, dalam kasus kalian, 2 tahun. Kalian harus menjalani hidup seperti orang-orang seusia kalian di sana. Di sana, anak-anak seusia kalian pergi ke sekolah. Kalian akan dimasukkan ke sebuah sekolah berasrama. Jadi, kalian bisa pulang ke sini setiap akhir pekan."
Kelima sekawan tercengang mendengar misi yang, menurut mereka, mudah tersebut. Bagaimana Laxus dan Gildartz bisa gagal dalam misi semudah itu?
"Oya, sepertinya aku lupa menyebutkan bayarannya.", master menggaruk-garuk rambutnya. Master memang sudah rada pikun. Kelima sekawan menatapnya dengan tidak sabar.
"Bayarannya 20 milyar Juel. Tapi, bila kalian gagal, bayarannya hanya 5 Milyar Juel."
"UUUUAAAAPPPPAAAAA!"
"Kalian akan berangkat seminggu lagi, bila kalian mau menerima misi ini."
Natsu mulai menarikan tarian kemenangannya(?) bersama Happy, "Kami terima misi ini, master!". Yang lain mengangguk setuju.
Master menatap Natsu dan Happy yang sedang berduo(?) tari tersebut dengan risau. Lucy yang menyadarinya langsung bertanya,"Ada apa, master?"
"Em, ada satu hal lagi.", semua orang di dalam ruangan minus Happy dan Natsu langsung mendapatkan firasat buruk.
"Happy gak boleh ikut.", sontak Natsu dan Happy menghentikan tarian mereka.
"AAAAAPPPPAAAAA! Gak mau! Aku gak mau pisah sama Natsu! Gak mau! Gak mau! HHUUWWAAA!", jerit Happy histeris.
*One week after the shocked announcement*
Lucy, Natsu, Gray, dan Erza berjalan mengikuti master Makarov. Mereka semua menenteng sebuah koper yang cukup berat. Terutama milik Lucy, karena dia berkeras membawa buku-buku koleksinya ditambah beberapa buku yang diberikan Levy.
Sementara mereka pergi menjalankan misi, Happy dititip di rumah Wendy dan Charle. Happy langsung melupakan kesedihannya karena tidak boleh ikut begitu mengetahuinya. Lagipula, mereka semua sudah diberi sebuah benda sihir yang memungkinkan mereka semua bisa berhubungan. (Scatty: Nama benda sihir itu HANDPHONE!)
"Master, kita mau ke mana?", tanya Gray.
"Kita akan ke sebuah tempat sepi supaya tidak ada orang lain yang melihat kepergian kalian. Misi ini adalah misi rahasia. Yang mengetahui tentang misi ini selain kalian dan Happy hanya aku, Laxus, dan Gildartz. Bahkan Mira tidak kuberitahu! Nah, kita sudah sampai!", mereka berhenti di sebuah tempat sepi di pinggir hutan.
"Sekarang, aku akan mengantarkan kalian sampai sekolah. Ingat, jangan pernah menggunakan sihir kecuali terpaksa. Juga, jangan beritahukan tentang kekuatan kalian kecuali kepada orang yang kalian percaya. Hubungi aku bila kalian akan pulang. Kalian mungkin akan merasa asing dengan kebiasaan-kebiasaan disana, tapi, aku yakin kalian akan segera terbiasa. Sekarang, apa kalian sudah siap?"
Lima sekarang, yang sekarang berubah menjadi empat sekawan, mengangguk penuh antisipasi. Master membuka gerbang antar dunia, dan kini mereka melangkah menuju dunia lain.
TBC
Aoife: Oke, readers! Bagaimana pendapat anda sekalian mengenai fic ini?
Scatty: Mohon bila anda bersedia, review cerita kami!
Aoife: Kritik, saran bahkan flame diterima! Charas PJO akan beraksi chapter depan. So, tunggu update kami ya! Merci Beaucoup!
