Dealing With The Devil

A ChanBaek fanfic by Elias Lee

Chapter 00 : Prolog

.

.

.

"Bau apa ini?"

Baekhyun terbangun dari tidurnya, karena sesuatu yang berbau anyir dan amis seperti darah menganggu penciumannya. Tangannya meraba-raba ke samping, meraih ponsel pintar dan menyalakannya.

Pukul 02.00 dini hari.

Jangan nyalakan lampu.

Baekhyun teringat perkataan kedua orangtuanya sebelum pergi tidur. Karena itu dia berjalan mengendap-endap keluar dari kamar. Kegelapan langsung menyambut Baekhyun.

Mereka memutus listrik dari pusatnya?

Baekhyun tak habis pikir dengan keanehan orang tuanya akhir-akhir ini.

Samar-samar dia mendengar suara berisik dari arah kamar kakaknya yang di bawah, dengan langkah ringan tanpa suara, Baekhyun berjalan menuruni tangga. Dibantu cahaya dari layar ponselnya, perempuan itu berhasil mencapai anak tangga paling akhir.

Suara berisik itu semakin jelas terdengar. Di telinga Baekhyun, terdengar seperti rapalan doa orang Buddha.

Perlahan, Baekhyun mengintip dari celah pintu dan seketika terkesiap.

Di dalam sana, kedua orang tuanya sedang melakukan ritual.

Tapi bukan itu yang membuat Baekhyun terkesiap, seseorang yang tinggi besar, auranya gelap dan mengerikan menatap Baekhyun dengan mata merahnya yang membara.

.

.

.

"Kalian melakukan ritual semalam?"

Ibu dan ayah menatap Baekhyun dengan mata membulat lebar.

"Tenang saja, aku tidak turun ke bawah. Aku cuma... mendengar?" Buru-buru Baekhyun menambahkan. Sedikit berbohong.

Ayah Baekhyun menghela napas lega, "Kukira kau melihatnya," katanya lalu menyesap kopi paginya.

Baekhyun mengunyah roti panganggangnya dengan perlahan, "Ritual itu... eng, untuk Kakak?"

"Nenekmu... dia memaksa kami melakukannya."

Baekhyun mengangguk mengerti.

Bukan rahasia lagi. Keluarganya yang di desa memang seringkali menghubungkan sesuatu apapun itu dengan hal-hal supranatural. Terutama nenek. Neneknya itu adalah kepala desa, bukan, lebih tepatnya istri mantan kepala desa. Wanita itu yang memimpin acara-acara ritual di desanya.

Baekhyun tidak suka neneknya. Dia bau dupa pemakaman.

.

.

.

"Nenek?"

Baekhyun berjengit mundur begitu mendapati si nenek tua berada di dalam ruangan tempat kakaknya di rawat.

Nenek tua itu mengernyitkan alisnya, menatap Baekhyun dari atas sampai bawah. "Siapa kau?" tanyanya dengan suara keras, khas orang itu.

"Baekhyun."

"Siapa Baekhyun?"

"Nenek!"

Baekhyun mendengus kesal. Dia melangkah ke samping ranjang setelah menarik satu kursi. Menatap si nenek tua.

"Dia datang padaku."

Baekhyun menaikan satu alisnya.

"Padahal aku sudah memberinya makanan paling enak, tapi dia menolak. Dia meminta sesuatu yang lain." Nenek memandang sendu Baekhyun, sedang tangannya memilin ujung selimut kakaknya.

"Dia siapa?" Baekhyun tidak dapat menahan rasa ingin tahunya. Dia tahu, nenek tua di depannya sedang membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan hal supranatural.

Senyum pedih terbit di bibir nenek, "Dia yang akan menyembuhkan Kakakmu," katanya terdengar mengambang.

Seketika Baekhyun teringat dengan sosok itu. Sosok semalam yang hampir saja memutus napasnya hanya dengan tatapan mata merahnya.

"Aku... aku melihat ritual."

Seolah seperti sudah menduganya, nenek mengangguk. "Kau lihat orang itu?"

Mau tak mau Baekhyun mengangguk, tak ada gunanya membohongi nenek tua satu ini. Dia seperti cenayang, mampu melihat kebohongan. "Sepertinya... dia juga melihatku."

Kini neneknya tidak lagi memilin selimut, tangannya yang ringkih ganti meremas selimut. Wajah tuanya terlihat letih. "Dia menginginkanmu," bisiknya, "dia tidak mau menyembuhkan Kakakmu kalau bukan kau yang menjadi makanannya."

Pias. Rona wajah Baekhyun menghilang, seolah tidak ada darah di wajahnya.

.

.

.

a.n:

haloooow~

Setelah debut dengan fanfic HunKai (Vanilla Kiss), aku balik lagi bawa fanfic yang agak berat. Temanya mainstream banget. Maaf kalau ada kemiripan dengan fanfic / cerita milik orang lain. Btw, aku dapet inspirasi dari film Thailand "Take Me Home" yang ada Mario Maurer-nya. Genrenya horror meskipun menurutku ga kerasa horornya.

Ff ini mungkin cuma berisi 7-10 chapter.

Terima kasih yang sudah baca.