Disclaimer :

- Naruto © Masashi Kishimoto

- 5 Centimeters Per Second ©Makoto Shinkai

Warning : AU, OOC, BASA-BASI, mengikuti alur cerita aslinya (terobsesi sama anime-nya -_-;)

One More Chance

~Chapter1 : Promise~


[Sakura POV]

Musim semi di bulan maret. Bunga sakura yang berterbangan dibawa oleh angin. Kecepatan jatuhnya sangat cepat, sangat cepat seperti takdir yang berubah. Aku pindah ke Konoha karena pekerjaan ayah. Sekarang aku duduk di kelas 6 sekolah dasar. Sangat sulit beradaptasi dengan lingkungan baru bagiku. Aku ini anak yang tidak pandai bergaul dan sangat pendiam.

"Namaku Sakura Haruno, salam kenal dan mohon bantuannya." aku memperkenalkan diri didepan kelas baruku. Lagi, kelas baruku. Semoga disini aku tidak sendirian dan cepat mendapat teman baru.

"Mulai hari ini Sakura Haruno akan bergabung dikelas kita." kata Iruka-sensei.

Aku duduk ditempat duduk yang ditunjukan Iruka -sensei. Letaknya di barisan ketiga dari depan dan tepat disamping jendela. Terlihat taburan merah muda pada langit di luar sana. Aku sangat suka musim semi, bunga sakura selalu ceria menari-nari seperti mengajakku bermain di balik jendela.

Saat jam istirahat. Aku hanya duduk di tempat duduk ku. Di luar anginnya kencang, sepertinya alergi musiman yang aku derita melarangku untuk keluar ruangan, aku di dalam saja, sendirian. Inilah yang makin membuatku tidak pandai bergaul, alergi musiman.

(o^-^o)

[Sasuke POV]

Aku benci sekali berpindah-pindah seperti ini. Ayah selalu begitu setiap tiga tahun menetap disuatu tempat, tiga tahun berikutnya di tempat lain, selalu begitu terus-menerus. Aku yang harus lelah beradaptasi dengan lingkungan baru. Mungkin sudah takdirku begini. Lagipula aku tidak terlalu mementingkan seorang teman, aku terbiasa hidup sendirian. Saat ini aku duduk dikelas 6 sekolah dasar dan mulai besok aku mulai bersekolah di Konoha, kota baru yang harus aku kenali.

"Namaku Sasuke Uchiha, salam kenal dan mohon bantuannya." aku berdiri didepan kelas baruku –lagi.

"Mulai hari ini Sasuke Uchiha akan bergabung dikelas kita." kata Iruka-sensei. Selanjutnya aku duduk di tempat duduk di barisan keempat dari depan dan tepat disamping jendela.

Anak perempuan di kelas ini sepertinya berbisik-bisik membicarakanku yang baru saja datang, sepertinya aku terlalu percaya diri, tapi itu semua benar. Setiap aku pindah dari satu sekolah ke sekolah lain. Hampir semua anak perempuan selalu membicarakanku dan akhirnya mendirikan Fans Club ilegal yang berisi anak-anak perempuan yang memuja diriku, huh tidaklah penting.

Saat jam istirahat aku memilih untuk tetap dikelas. Aku menderita alergi musiman yang membuatku tidak bisa pergi keluar ruangan jika tidak mau bersin-bersin atau gatal-gatal.

"Sasuke-kun, ayo main." anak-anak perempuan memanggilku untuk bergabung dengan mereka.

"Tidak." jawabku singkat.

Mereka tetap melempar senyum lebar padaku dan pergi bersama keluar kelas. Kalian sangat tidak penting. Aku beranjak dari tempat duduk.

DUK! Aku menabrak seorang anak perempuan yang duduk didepanku, dia juga beranjak dari tempat duduknya dan sepertinya agak tergesa-gesa. Aku baru sadar kalau dia juga berada di ruang kelas sejak bel istirahat tadi, itu artinya daritadi aku tidak sendirian.

"Gomen ne." dia tidak menatapku, dia menunduk.

"Daijoubu dayo." aku menjawab sambil tersenyum. "…tidak ikut keluar kelas bersama yang lain?" aku melanjutkan bertanya.

"Tidak. Aku juga murid baru. Sama sepertimu, baru kemarin aku disini." dia menjawab dan mulai menatap kearahku.

"Hey, namaku Sasuke, kalau kamu?" aku mengulurkan tangan, mengajaknya berkenalan.

"Aku Sakura, Sakura Haruno." jawabnya sambil membalas uluran tanganku.

Kita berdua tersenyum. "Emm, kalau begitu aku pergi dulu ya." sahut kita berdua bersamaan.

"Eeeh? Aku ke perpustakaan dulu ya." belum hilang raut keheranan dalam wajah kita berdua, lagi-lagi kita berucap bersamaan.

"Hahaha, aneh sekali." aku akhirnya tertawa.

"Hehehe mungkin saja kebetulan." dia juga tertawa, sepertinya dia juga keheranan.

"Kalau begitu, ayo ke perpustakaan bersama." sahutku sambil tersenyum, berharap dia mau menjadi temanku. Teman pertamaku di sekolah ini.

"Hn." dia mengangguk dan membalas senyumanku.

(o^-^o)

[Normal POV]

Perpustakaan sekolah sepi sekali, mungkin hanya ada Sakura dan Sasuke didalamnya. Mereka berdua serius dengan buku masing-masing, mereka berdua saling diam. Sakura menutup bukunya, buku yang berjudul 'Sakura Musim Semi'.

"Sakura-chan sudah selesai?" Sasuke melihat kearah buku bacaan Sakura yang sudah tertutup.

"Sejak kemarin aku membacanya dan sekarang sudah selesai…" Sakura tersenyum kecil sambil melirik buku yang dipegang Sasuke. "…Ano, aku juga sudah membaca buku yang Sasuke-kun pegang itu." tambah Sakura lagi.

"Ya, aku suka buku ini, ini buku yang bagus. Aku juga sudah membacanya di sekolahku yang dulu dan sekarang aku ingin membacanya lagi. 'Bijuu', Sakura-chan juga menyukainya?" Sasuke melihat kearah Sakura dengan antusias.

"Ya, aku juga menyukainya. Ceritanya dan sejarahnya." Sakura menjawab dengan bersemangat.

"Sangat menarik. Apa Sakura-chan tahu Kyuubi selalu membuat onar tapi sebenarnya dia memiliki hati yang baik? Aku suka Kyuubi." Sasuke menceritakan tokoh kesukaannya itu dengan semangat.

"Si musang ekor sembilan,bukan? Aku tahu itu. Aku suka saat dia sedang marah, graaaaooow." Sakura menirukan suara raungan Kyuubi, tapi suaranya sangat lembut.

"Tidak cocok, Sakura-chan. Begini, GRRAAAAOOOWW." Sasuke ikut menirukan suara raungan Kyuubi, suaranya lebih besar dibanding Sakura.

"Ya sudah, kamu lebih cocok, Sasuke-kun." Sakura tertawa.

"Hohoho. Aku sangat suka Kyuubi. Kalau Sakura-chan?" tanya Sasuke.

"Aku juga suka Kyuubi, Sasuke-kun." Sakura tersenyum dengan bangga.

"Kalau begitu kita bisa bertukar sesuatu, aku punya photobook Kyuubi edisi lengkap."

"Aku belum punya edisi ke-10. Aku mau lihat, boleh?"

"Tentu boleh Sakura-chan, besok aku bawakan."

"Hontou ni arigatou, Sasuke-kun." senyum Sakura mekar, seperti bunga sakura diluar jendela sana.

"Nanti pulang bersama, ya?" Sasuke menawarkan.

"Hn." Sakura menjawab dengan senyum yang masih mekar.

(o^-^o)

Sejak pertemuan pertama itu, Sasuke dan Sakura semakin dekat. Selalu bersama disaat apapun. Istirahat bersama, ke toko buku bersama, pulang bersama, dan bermain bersama. Mempunyai hobi yang sama dan pikiran yang sama. Alergi musiman yang sama. Nasib berpindah-pindah kota yang sama. Seperti telah di atur oleh Tuhan. Pertemuan keduanya membahagiakan keduanya. Sakura dan Sasuke sama-sama merasakan hangatnya persahabatan. Tidak sendiri setiap melakukan suatu hal. Persahabatan yang hangat, seperti air laut di musim panas.

"Aku dan buku itu selalu bersama. Tidak, tidak, aku mencintai buku itu lebih dari apapun, hehehe." Sakura berceloteh sepanjang jalan ditemani Sasuke sepulang sekolah.

"Sakura-chan cerewet sekali, hahaha." Sasuke menggoda sambil mengacak-acak rambut Sakura yang berwarna merah muda.

"Aaaaaa tidak, aku tidak cerewet. Aku pemalu!" Sakura bersemu merah muda. Sepertinya dia sadar telah berubah menjadi anak perempuan yang cukup berani sejak mengenal dan dekat dengan Sasuke.

"Pemalu dilihat darimana memangnya? Sakura-chan itu sekarang cerewet, hahaha." Sasuke terus menggoda Sakura.

"Tidak, aku bilang tidak, ya tidak!" Sakura kesal dan memajukan mulutnya –dia cemberut.

"Aku bercanda Sakura-chan…" Sasuke berdiri dihadapan Sakura, menghentikan langkah Sakura.

"Ummmhhhh…" Sakura masih cemberut.

"Dasar jelek." Sasuke menepuk dahi Sakura.

"Uwaaaaaaa!" Sakura meringis.

"Hehe… jidat Sakura-chan lebar, senyum Sakura-chan juga harus lebar dong, ayo!" Sasuke tersenyum lebar didepan Sakura.

"Huh… hehe baiklah untuk Sasuke-kun." akhirnya Sakura tersenyum dengan lebar.

"Jadilah sahabatku selamanya, Sakura-chan…" Sasuke mengaitkan jari kelingkingnya didepan Sakura.

"Hn." Sakura menjawab dengan senyum yang sangat tulus sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Sasuke. Janji persahabatan.

"Hatiku ada di hatimu…" sahut Sasuke bertingkah seperti pangeran negeri dongeng didepan tuan putrinya.

"Emm… Hatimu ada di hatiku…" jawab Sakura.

"Kyuubi dan Tuan putri Hinata!" Sasuke dan Sakura berkata bersamaan.

"Hahahaha… kita benar-benar maniak buku cerita 'Bijuu' dan penggemar berat Kyuubi!" Sakura bersorak senang didepan Sasuke.

"Hahaha… sepertinya memang begitu." Sasuke meraih jemari Sakura dan berjalan bergandengan bersama menuju rumah –masing-masing.

(o^-^o)

Ruang kelas yang berisik. Iruka-sensei sepertinya terlambat masuk kelas. Sakura dan Sasuke memilih untuk pergi ke perpustakaan sekolah saja.

"Seperti rel dan kereta api saja mereka berdua." Ten-ten, teman sekelas Sasuke dan Sakura yang juga merupakan penggemar Sasuke sejak Sasuke masuk pertama kalinya.

"Benar. Jika Sasuke tidak masuk, Sakura tidak akan berkata sepatah katapun. Jika Sakura tidak masuk, Sasuke tidak akan beranjak sama sekali dari tempat duduknya. Huh seperti pacaran saja." Temari –yang sama seperti Ten-ten –juga ikut menambahkan.

"Mungkin memang pacaran sepertinya." Timpal Kiba yang juga teman sekelas Sasuke dan Sakura.

"Tidak penting." Shikamaru menguap di belakang.

Bel istirahat berbunyi. Sakura dan Sasuke kembali ke kelas dan larut dalam dunia mereka berdua tanpa peduli dengan teman-teman yang lainnya.

"Aku pikir, kegiatanku dan Sakura-chan tidak mengganggu. Jadi, masa bodo sajalah." batin Sasuke dalam hati.

Sasuke dan Sakura membicarakan buku-buku yang baru saja mereka baca di perpustakaan. Tentang luar angkasa, roket, bintang jatuh, dan semua topik lainnya. Satu pikiran dan satu hobi, membuat mereka semakin dekat hari demi hari.

"Sasuke, kamu dipanggil Iruka-sensei ke ruang guru sekarang." perintah Shikamaru, selaku ketua kelas.

"Ada apa?" Sasuke agak heran, tidak biasanya.

"Membicarakan upacara untuk perpisahan sekolah dasar nanti, sepertinya dia butuh idemu." jawab Shikamaru dengan wajah kusutnya –efek tidur seharian dikelas.

"Sakura-chan, aku ke ruang guru dulu ya." Sasuke berbisik ke telinga Sakura.

"Baiklah, jangan lama-lama." Sakura berkata pelan sambil menatap punggung Sasuke yang lama-lama menghilang dibalik pintu kelas.

"Hey nyonya Uchiha! Sepertinya memang kamu berpacaran dengan Sasuke." Ten-ten mengambil komando didepan kelas, sepertinya akan mempermalukan Sakura didepan teman-temen sekelas. Rasa iri didalam hatinya karena Sasuke lebih dekat dengan Sakura saja, tidak pada dirinya dan anak-anak perempuan yang juga menyukai Sasuke.

"Kalau begitu, ayo beri mereka ucapan selamat dari kita semua teman-teman sekelasnya. Ayo!" Temari memberi komando selanjutnya.

Anak-anak perempuan mencoret-coret papan tulis dengan gambar-gambar hati dan tulisan-tulisan 'Sasuke Love Sakura'. Kata-kata sindiran untuk Sakura dan Sasuke. Dan hal lain yang memalukan.

Sakura diam saja. Didalam hatinya sudah menangis, tapi dia berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah sampai Sasuke datang.

"Menunggu pangeran-mu datang, tuan putri?" Ten-ten menggoda lagi didepan Sakura, mata hijau Sakura sudah basah tapi air matanya belum juga tumpah.

"Sasuke… cepatlah… aku takut…" batin Sakura sambil meremas rok seragamnya untuk menahan agar air matanya tidak jatuh didepan teman-teman sekelasnya.

Tidak sampai sepuluh detik kemudian, Sasuke datang. Berdiri di depan papan tulis yang sudah dipenuhi nama dirinya dan Sakura. Wajah Sasuke memanas menahan marah kemudian menghampiri tempat duduk Sakura.

"Jangan keluarkan disini, aku sudah datang." Sasuke meraih kedua jemari Sakura dan membawa Sakura keluar kelas.

"Tunggu sebentar." Sasuke berkata pada Sakura yang sudah meneteskan air matanya di luar kelas kemudian dia masuk kembali ke dalam kelas, meraih penghapus di dekat papan tulis dan menghapus coretan di papan tulis yang menyindir dirinya dan Sakura.

"Kalian keterlaluan." Desis Sasuke sambil melotot kearah Ten-ten dan Temari.

"Merepotkan." Shikamaru masih bermalas-malasan di bangku paling belakang, tepat dibelakang tempat duduk Sasuke. Memperhatikan awan yang berjalan dan daun-daun kecoklatan yang berguguran.

(o^-^o)

Musim dingin sudah datang di Konoha. Tepat malam ini adalah malam Natal. Sakura bergegas untuk pergi ke gereja, tentu saja bersama Sasuke. Merayakan acara misa Natal bersama teman sekelas mereka dan Iruka-sensei.

"Hey, ayo cepat." Sasuke sudah berdiri didepan rumah Sakura.

"Wah Sasuke-kun menjemputku." Sakura berlari kecil dibawah hujan salju menghampiri Sasuke.

"Payung Sakura-chan juga merah muda." sahut Sasuke sambil tertawa pelan.

"Tidak setuju?" Sakura memasang wajah horor.

"Tidak, tidak, aku setuju kok, hehe." Sasuke kembali menggandeng Sakura berjalan ditengah hujan salju.

Terlihat bahagia untuk dua anak berumur 11 tahun yang bersahabat. Dalam balutan mantel dan syal masing-masing. Memegang payung berwarna biru dan merah muda. Ditengah hujan salju menuju gereja. Bergandengan tangan berdua. Dalam malam natal yang damai. Dalam senandung natal yang merdu. Dalam lonceng gereja yang berbunyi nyaring. Sasuke dan Sakura.

"Sasuke-kun mau masuk sekolah lanjutan dimana?" tanya Sakura ditengah perjalanan.

"Sepertinya SMP Konoha. Kalau Sakura-chan?"

"Sepertinya juga disitu."

"Kita harus bersama lagi, ya?"

"Pasti, aku maunya bersama Sasuke-kun saja."

"Aku juga maunya bersama Sakura-chan saja."

"Kita harus berusaha, yap Ganbatte!" sahut keduanya bersamaan. Kemudian tersenyum sambil melanjutkan senandung natal ditengah hujan salju menuju gereja.

(o^-^o)

Musim semi hadir kembali. Bunga sakura yang berguguran berkecepatan lima sentimeter per detik. Merah muda bertebaran dimana-mana. Liburan musim semi telah hadir setelah upacara perpisahan sekolah dasar kemarin. Tidak terasa, satu tahun berada di kelas yang sama, melakukan kegiatan bersama, sama-sama sebagai murid pindahan, sama-sama menderita alergi musiman. Sasuke dan Sakura sudah bukan menjadi murid sekolah dasar lagi sekarang.

"SMP Konoha!" Sasuke berteriak kegirangan mengetahui dirinya diterima di SMP Konoha, terlebih lagi Sakura juga di terima di sekolah yang sama, SMP Konoha.

"Aku senang sekali Sasuke-kun, kita sudah berjuang bersama!" Sakura juga sangat gembira. Melompat-lompat sepanjang perjalanan bersama Sasuke.

"Kita akan bersama lagi, Sakura-chan." Sasuke berkata sangat bahagia ditengah bunga sakura yang berguguran.

"Hn. Aku senang sekali, Sasuke-kun." Sakura juga memancarkan wajah yang sangat bahagia dibawah payung merah mudanya.

Tiba-tiba Sakura berlari-lari meninggalkan Sasuke yang masih tersenyum bahagia dibawah pohon-pohon sakura disepanjang jalan.

"Sakura-chan!" Sasuke mengejar Sakura dan berhenti di pintu perlintasan kereta api yang ditutup, suara peringatan kereta akan lewat sebentar lagi. Sementara itu Sakura sudah ada di sebrang perlintasan kereta api.

Sasuke hanya melihat payung merah muda Sakura kemudian Sakura berkata, "Tahun depan kita akan melihat sakura yang mekar bersama lagi, kan?" Kemudian keretapun lewat dengan cepatnya memisahkan Sasuke dan Sakura meski hanya berjarak kurang dari tiga meter.

Setelah kereta lewat dan pintu perlintasan kereta dibuka Sasuke tidak melihat Sakura dan payung merah mudanya, sepertinya dia sudah berlari pulang, "Dasar sok misterius." batin Sasuke lalu tertawa sendiri dan melanjutkan perjalanan menuju rumahnya sendirian dengan membawa berita gembira bahwa dirinya telah diterima di SMP Konoha kepada kakak semata wayangnya, Uchiha Itachi.

(o^-^o)

Telepon rumah Sasuke berdering, "Ya disini kediaman Uchiha, siapa disana?" Ibu Sasuke yang menjawab telepon.

"Ini Haruno, Sakura Haruno."

"Sakura-chan ya? Ada perlu apa?"

"Sasuke-kun ada?"

"Sebentar bibi panggilkan dulu."

"…" Sakura memegang gagang telepon sangat erat. Ada suatu hal yang ingin dia katakan pada Sasuke, sangat serius dan sepertinya tidak bagus.

"Ya Sakura-chan? Ada apa?" suara Sasuke sudah terdengar oleh Sakura. Dengan tangan gemetaran dia berusaha mengatakan sesuatu.

"Aku harus pindah ke Iwagakure, ayahku akan bekerja disana mulai besok, aku tahu ini mendadak Sasuke-kun." Sakura menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Lalu? Konoa JHS? Bukannya kita sudah berjuang bersama…" sepertinya Sasuke tidak percaya, dia mencoba menenangkan dirinya dan berusaha tidak panik.

"Gomen ne…" hanya itu yang keluar dari mulut Sakura sampai air matanya tumpah dan isakannya terdengar sampai telinga Sasuke.

"Tidak, ini bukan sesuatu yang tidak perlu Sakura-chan minta maafkan…" Sasuke menekuk lututnya, meringkuk di lantai kamarnya sambil menahan tangis dan akhirnya menangis juga.

"Aku meminta agar tetap tinggal di Konoha bersama bibi Shizune tapi ibu dan ayah tidak mengizinkan, mereka bilang aku belum dewasa untuk itu." suara Sakura sudah parau. Sasuke mendengar isakan Sakura yang menyakitkan. Sasuke tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya meremas dengan keras gagang teleponnya.

"Aku mengerti… tidak apa-apa… tidak masalah…" Sasuke berkata dengan sangat pelan ditengah tangisnya.

"Maafkan aku, Sasuke-kun…" Sakura berkata sekali lagi. Dia sudah tidak tahu harus berkata apa lagi. Besok dia harus pindah. Jauh meninggalkan Sasuke.

Setelah telepon ditutup. Tidak tahu siapa yang menutup lebih dulu, sepertinya secara bersamaan. Sasuke masih meringkuk di lantai kamarnya sambil menangis. Dia tahu Sakura sedang menderita, tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Sekarang waktu menunjukan pukul 11:05 PM.

Sementara itu Sakura sudah membereskan barang-barangnya dan besok akan langsung pergi ke Iwagakure yang jauh sekali dari Konoha.

(o^-^o)


~TBC~

Nyaaaaaaampuuuun~ panjang sekali ya sampe 2000 karakter begini ('o') dan inipun belum selesai (-_-;)

Maaf jika banyak kesamaan karena memang sengaja disamakan (dikarenakan rika (author) suka banget sama animenya, dan diwajibkan nonton bagi yang belum nonton XDDD *promosi*)

Happy Reading! (^_^)

Untuk kritik dan saran, dan mungkin juga flame, DOUZOOOOO~ \(^O^)/ *ng... jangan kasar-kasar ya* T.T /traumatic