:: Disclaimer ::

All Cast belongs to God,their Agency,their family and Author #eh #plak

:: Warning ::

Typo bisa bermunculan,OOC-ness, ada kata kasar yang harus disensor agar tetap pada Rate T. (Readers : Bilang aja lu malas ngubah Rate Thor! *lempar sandal* Author : Nanggung banget soalnya kalau jadi M._.)a orang cumin dikit-_-) At last, hope you enjoy this fic^^ Don't be a silent reader juseyo^^ *tebar cium* #plak

Ketika kebencian itu datang,tak akan ada yang tahu makhluk apa yang akan muncul dari dalam dirimu yang sebenarnya. Karena semua manusia memiliki sisi monster itu di dalam hatinya yang tertidur dan akan terbangun disaat yang tepat dan kitalah yang memegang kuncinya.

.

.

.

.

Oppa….Aku Akan Melindungimu….Kau tak perlu khawatir denganku…Kau Takkan Terluka lagi…..

.

.

Kenapa ? Kenapa Kau Menjadi Seperti ini ?

.

.

Itu Karena Aku Menyayangimu Junhong-ppa….

.

.

Jadi dia seperti mempunyai dua kepribadian ? Apakah sisinya yang lain berbahaya ?

.

.

.

.

.

.

CTARR

CTARR

CTARR

"OPPAAAAA!"

Suara suara itu yang sudah sering sekali terdengar dari sebuah rumah. Pemiliknya tuan Bang seorang pegawai yang depresi tinggal bersama seorang anak kandungnya dan dua orang anak angkatnya. Nyonya Choi – Istrinya yang kedua sudah 2 tahun lamanya meninggal karena suatu komplikasi penyakit. Istri pertamanya juga meninggal karena kecelakaan.

Anak angkatnya bernama Choi Junhong dan yeodongsaengnya bernama Choi Junhee sementara anak kandungnya bernama Bang Yongguk. Banyak sekali tetangganya yang berusaha menyelamatkan Junhong dan Junhee tapi selalu berakhir dengan terror hingga akhirnya tak ada yang berani lagi untuk melakukannya.

Di sebuah kamar di rumah tersebut terdapat seorang namja yang terbaring dilantai meringis kesakitan sembari memegangi lengannya yang terlihat banyak sekali tanda kemerahan seperti bekas cambukkan ah,RALAT- bukan seperti- tapi memang bekas cambukkan.

"O…..ppaa~",kata yeoja yang berada di sampingnya berusaha membantu namja di dekatnya itu sambil menahan tumpukan air mata yang menggenangi pelupuk matanya. "Ul….ji…ma….ne…Junhee-ssi….",kata namja itu lemah sambil menahan sakit dan berusaha bangun. "HEH! Kau masih bisa bangun…bocah kep*r*t…mau merasakan lagi sabukku ini HAH?",kata sebuah suara berat yang tak lain berasal dari suara tuan Bang. Namja paruh baya itu bermain main sedikit dengan sabuk itu dengan tatapan tajam, dan tatapan tajam itu bertemu dengan tatapan seorang namja yang berusia 17 tahun di hadapannya yang sedang sedikit menahan kesakitan.

Seberapapun tajamnya tatapan tuan Bang tapi hal ini tak membuat namja yang bernama Choi Junhong di hadapannya ketakutan sedikitpun. Namja itu hanya memeluk Choi Junhee -dongsaengnya yang agak sedikit ketakutan.

"Memangnya kenapa ?",tantang namja itu."Sudah kubilang appa….Junhee tak bersalah…kau sendiri yang lupa menaruhnya dan kau pula yang merusaknya...",sebenarnya Junhong benar benar muak –sekali lagi MUAK ketika dia harus memanggil Ahjussi brengs*k dihadapannya dengan sebutan APPA tapi tak bisa di sisinya kini ada dongsaeng kesayangannya. Ia tak mau ada masalah lain yang menimpa dongsaengnya itu. "Kau….dasar anak tak tahu diuntung….sudah baik aku merawatmu dan memberi tempat tinggal umtukmu tapi ini yang ku terima…",tuan Bang melayangkan sabuknya lagi.

CTARR

"Arghhhh….",terdengar suara teriakan tertahan dari namja itu.

CTARR

CTARR

Sabuk itu terus bergerak menyakiti kakak-adik itu. Beberapa kali Junhee meringis kesakitan karena terkena pecutan sabuk tersebut. Seakan belum puas, Tuan Bang lalu keluar sebentar dan mengambil sebuah Tongkat Rotan. Tidak hanya satu tetapi dua buah sekaligus lalu memukuli dua orang yang berada di depannya seakan akan yang ada dihadapannya bukanlah seorang manusia tetapi sebuah janggu –drum.

"Jun…Ugh…Hee…UlJi…Ugh…Ma….",dikarenakan Junhong melindungi dongsaengnya dialah yang paling banyak terkena pukulan rotan itu."Melindungi Adikmu,Huh ?",kata Tuan Bang dengan datar dan dingin sembari tetap memukulkan rotan itu. "oppa..tapi oppa-","Gwenchana…",kata Junhong memotong dengan nada sedikit lemah tentu saja ia dan adiknya sudah dipukuli dengan berbagai macam hal selama 3 Jam lebih dengan Junhong yang lebih banyak terkena pukulan itu karena melindungi Junhee."Oppa….Mian…hae…..",kata Junhee sambil menahan tangisannya. "Ani….Junhee…Ka..Kau….tak salah apapun ne…",bisik Junhong lemah. Tenaganya benar benar terkuras habis tapi Junhong tak ingin dirinya kehilangan sadar.

BRAKK

"APPAAAA!",tiba tiba suara Baritone berat membuat tuan Bang menghentikan aktifitasnya tak lama Junhong sudah terkapar lemah di pangkuan Junhee, matanya setengah menutup."Kau sudah pulang eoh….Mau menikmati ini….",Tanya Tuan Bang kepada namja yang merupakan anak kandung satu satunya sembari memberikan salah satu tongkatnya namun Yongguk lantas menarik paksa kedua tongkat itu dan membuangnya jauh jauh dari jangkauan Appa-nya. Lantas ia mendorong Appa-nya menuju dinding dan menarik kerahnya.

"KAU MABUK LAGI,EOH?",kata yongguk dengan penekanan di setiap kata. Tuan Bang hanya terdiam menatap namja itu, dari mulutnya memang tercium bau alkohol yang keras karena itulah Yongguk bisa menyimpulkan kalau Appa-nya memang mabuk."Apa yang kau katakan…hik….aku tak mabuk….aku hanya sedang menghukum dua anak sialan ini….hik…";"Pergi!",kata Yongguk dengan tatapan dan nada datar."Yongguk-ssi…aku tak pernah….hik….mengajarkanmu seperti…..hik….ini pada….hik….orang yang lebih tua darimu…",kata Tuan Bang yang sedang mabuk itu,"Aku tak peduli…",kata Yongguk dengan tatapan tajam,"Kubilang pergi….PERGII !",Yongguk mendorong Appa-nya keluar dari kamar itu lalu ia melihat bahwa Appa-nya keluar dari rumah itu.

Setelah yakin appa-nya menjauh dari rumah itu. Ia langsung mendekati Junhong yang sudah pingsan kesakitan. Junhee hanya terisak kecil. "Kita bawa oppa-mu ke kamarnya ne…",ajak Yongguk sembari mengelus rambut yeoja itu dengan lembut. Ia tahu betapa rapuhnya yeoja disampingnya ini. Entah sudah berapa kali ia dan Junhong menemukan yeoja ini hampir membunuh dirinya sendiri. Karena ia selalu berpikir bahwa dirinya selalu membuat masalah bagi oppadeul-nya. Ketika di kamar Junhong, Yongguk keluar sebentar mengambil wadah air hangat beserta handuk kecil untuk merawat luka Junhong sementara Junhee hanya mengelus rambut oppa-nya sambil terisak. Pertahanannya telah bobol.

Ketika Yongguk kembali membawa hal yang diperlukan untuk mengobati Junhong. Junhee mengambilnya lalu meletakkannya di atas lemari nakas di samping tempat tidur lalu memegang tangan Yongguk."Oppa pasti lelah…Oppa duduk di sofa ne…biar aku yang merawat Junhong-ppa…",kata Junhee sambil berusaha untuk ceria lagi.

"Ani..Junhee….biar oppa membantumu dan kau kan juga harus mengobati lukamu….setelah oppa-mu aku akan merawat lukamu…","Ani…Junhee tak apa oppa…Gwenchana….".Yongguk hanya tersenyum lalu menepuk dan mengelus rambut Junhee. ' Yeoja ini benar benar mirip Junhong ' batin Yongguk. Yah,bagaimana tidak selain wajahnya yang memang mirip Junhong dalam versi yeoja. Bahkan sikap polosnya itu juga hampir tak jauh beda dari Junhong.

"Kalau Oppa membantumu bagaimana ?",Tanya Yongguk,"Tak apa kok oppa juga tak terlalu lelah….","Umm….",Junhee hanya menimang permintaan Yongguk,"Nde….boleh deh oppa…..",kata Junhee sambil tersenyum.

.

.

.

.

.

:: Zelo's Point of View ::

Aku berada di sebuah tempat gelap dan dingin. Badanku masih terasa sakit. Ah,pasti banyak sekali memar di tubuhku. Sebelum aku berada di tempat ini yang kuingat hanya aku berusaha melindungi Junhee,dongsaeng yang merupakan satu satunya keluarga bagiku dan sebelum aku menutup mata karena mencoba menahan rasa sakit aku mendengar suara Yongguk hyung dan samar samar terdengar bahwa hyung bertengkar dengan ahjussi brengs*k itu. Aissshhhh…. Dasar ahjussi sial*n. Seenaknya memukul orang setelah ia mabuk. Agh,mengingat kejadian itu membuat tulangku terasa ngilu kembali. Tapi, ini dimana ? kenapa begitu gelap ?

"Hiks…..Hiks….",suara isakan itu aku seperti mengenalnya."Hiks….Hiks…..Hiks….",aku mencari sumber suara itu. Dimana ? Dimana asal suara itu ?

Aku menoleh kesebuah arah. Aku melihat seperti ada seorang yeoja yang meringkuk memeluk kakinya. "Ya….Gwenchana ?",sapaku lembut. ' Siapa yeoja ini ? ' Batinku. "Gwenchanayo?",tanyaku lagi. Aku takut yeoja ini tak mendengar sapaanku tadi. "Hiks…..Hiks…Oppaa…..",isak yeoja itu lagi."Oppa-mu kemana ?",tanyaku lagi. "Hiks…Hiks…Oppa….",aku mengelus rambut yeoja itu. Ia berhenti terisak lalu mengangkat kepalanya. Tiba tiba ada seperti sesuatu yang keras menghantam dadaku ketika ia menatapku. Wa-Wajah itu….Mirip dengan….Junhee….Tidak-tidak mungkin,"Oppa…..",kata yeoja itu dengan nada suara yang bercampur dengan tangisannya. Aku hanya jatuh terduduk. Lalu rasanya aku tak bisa bergerak lagi. Seperti ada yang menahanku untuk tak bergerak. Wajahnya memang Junhee tapi tatapannya kosong. Tatapan seorang pembunuh. Yah,mungkin itu yang lebih tepatnya. A….apa yang harus kulakukan ?

"Oppa…..Junhong-ppa….",yeoja itu berdiri dan berjalan ke arahku di tangannya ada sebuah pisau yang berlumuran darah yah,aku tak salah lihat itu darah. Mampus kau Choi Junhong yeoja ini mengincarmu sekarang. Semakin lama ia semakin mendekat. Aku hanya bisa meneguk Saliva-ku sendiri. Ketika jarak antara aku dan yeoja itu semakin menipis aku hanya menutup mataku. Aku sudah pasrah aku tak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi denganku.

GRAP!

Aku merasakan dekapan yang terasa kuat tetapi anehnya memiliki hangat yang menjalar keseluruh tubuhku. Aku masih tak berani membuka mataku. Apalagi tatapan yeoja itu masih membayangi diriku.

TRANG!

Aku baru memberanikan membuka mataku ketika mendengar suara itu. Kulihat Junhee memeluk tubuhku erat di daerah pinggang dan ia berbisik sambil terisak pelan, "Oppa….Aku Akan Melindungimu….",Aku kembali meneguk saliva-ku lagi karena bingung, "Kau tak perlu khawatir denganku…Kau Takkan terluka lagi…..",Yeoja ini menatapku dengan tatapannya yang kosong dan tiba tiba suasana mendadak gelap.

Aku membuka mataku perlahan, aku menatap langit langit kamar yang sepertinya ku kenal. Sial,kepalaku pusing mendadak terkena paparan langsung dari lampu kamarku. Aku melihat kea rah sekitarku dan mencoba untuk meggerakkan anggota badannku. F*ck….sakitnya malah semakin menjadi jadi...

Aku mencoba kembali menutup mata dan mengepalkan tanganku kuat kuat untuk mengendalikan semua rasa sakit yang dirasakan tetapi ku merasa tanganku di genggam oleh seseorang. Aku melihat kearah tanganku yang di genggam. Junhee tertidur di sisiku sementara Yongguk hyung tidur di Sofa Kamarku ah,bukan bukan Kamarku dan Junhee.

.

.

.

:: Author's Point Of View ::

Di kamar yang berdinding biru itu,karena kelelahan Yongguk tertidur di Sofa sementara Junhee tertidur di sisi Oppa-nya sembari menggengam tangan Oppa-nya itu. Junhong hanya menatap adiknya yang tertidur itu. Wajahnya terlihat sangat kelelahan tetapi begitu tenang. Junhong melepas tangannya dari genggaman Junhee dan mulai mengusap rambut Junhee.

Tiba tiba bayangin itu muncul lagi. Wajah Junhee dengan tatapan yang kosong memakai dress putih dengan sebagian dress itu berlumuran darah. Ia memegang pisau yang berlumuran darah. Junhong hanya menggelengkan kepalanya. Berusaha melupakan bayangan yang ia dapatkan sebelumnya.

.

.

.

.

.

.

! TBC !

.

.

.

.

.

A/N :

FF kedua Author^^ * Readers : Gak ada yang nanya Thor * *kemudian Author pundung*

Yang ini niat di Chapter-in tapi sebelumnya Author gak bisa janji pasti langsung update dikarenakan bisa tiba tiba terkena ide yang mampet dan mood yang jelek ….Jeongmal Mianhae….*bow*

Ngomong ngomong Jeongmal Gomawo untuk ' Lizzy Park ' atas Review-nya di FF Author yang ' 빗소리: In This Rain I Remember About You ' Walaupun cuman sedikit kkk~ How About This FF ? Kkk~

Wah, padahal Author termasuk newbie loh di FFn Gomawo sekali lagi dan tunggu ya request lanjutan FF itu udah ada Outlinenya loh tapi gak tahu harus mulai ketik darimana^.^')a #plak Well,Clue lanjutan FF itu lebih banyak ke Flashback masa lalunya. Mungkin kalau lanjutan ke masa depan mungkin beda FF *Sekuelnya maybe?*

Last, Give me more love and don't forget to RnR ne^^ *tebar bias(?)*

V

V

V