Disclaimer: Psycho Pass punya Psycho Pass Commitee. Dan jelas bukan punya saya

Warning: Beresin nonton Psycho Pass dulu baru baca ini. Cerita ini diambil dari scene di season 1 episode 16

Juga, kalau Anda fansnya Kagari, maaf aja saya lagi gak punya tisu #plak.

.

.

.

Kagari Shuusei menatap kepada apa yang berada di hadapannya, dan tersenyum. Tersenyum ketika tahu apa yang akan menimpanya. Rasa panik yang menderanya sudah hilang entah kemana.

Barangkali inilah mimpinya dalam seumur hidup - andaikan ia pernah punya mimpi.

Ia merasa cairan merah itu mengenai wajahnya, namun tak berusaha mengusapnya. Apalah arti binatang jalang ini untuk membersihkan wajahnya, batinnya. Lagipula, apa yang akan dibersihkannya takkan bertahan lebih lama lagi.

Dahulu salah satu teman terbaiknya pernah menceritakan tentang seorang pria yang memberontak dalam hati yang pada akhirnya dicuci dan tobat. Kini, ia lah yang berada pada situasi yang sama.

Namun, daripada tobat, ia lebih memilih untuk mengacungkan benda yang ada tangannya kepada dirinya sendiri.

Lagipula, sistem itu mengerti. Mereka tak perlu binatang jalang sepertinya.

Mereka hanya perlu robot.

Dalam hatinya, ia kini mengerti mengapa dua orang itu mengorbankan segalanya dan berperan sebagai antagonis dalam kisah ini.

Dan ia bertanya-tanya apakah perbuatan mereka sia-sia.

Dan dengan naifnya, di saat yang sama, ia berharap agar nyawanya masih diingat - mati sebagai martir akan membuatnya punya harga diri, huh?

Dan dengan ingatan seperti itu ia tersenyum menghadapi ajal.

Minimal, ia sudah tahu semuanya dan merespon dengan sejujur-jujurnya.


Author Notes: Terima kasih sudah membaca ^-^ boleh juga kalau mau kasih komentar :D