A/N: Penghuni lama dengan new pen name. bukan fict pertama juga.

Kyuubi No Dobe

Proudly present

10th Dream

Naruto © Masashi Kishimoto

Warn(s):

YAOI

Rate M (also sex content)

OOC

TYPO(s)

+17

BDSM(maybe)

LEMON

LIME

PwP

INCEST

Bold and Italic are flashback

Pairing : SasuNaru n others

Chap 1

"Ngh…" hanya desahan kecil saja yang keluar dari mulut mungil pemuda berambut pirang itu saat pria berusia lebih dari 50tahun melucuti pakaiannya dengan kasar. Tak ada perlawanan sama sekali. Ia hanya berdiri dengan kaki jenjangnya yang bergetar sambil menutup matanya, bersandar pada dinding putih yang begitu dingin.

"Kh, tak kusangka semudah ini," kata pria itu sambil mengedarkan seluruh pandangannya kepada pemuda yang tak mengenakan apapun untuk menutupi badannya. "Jangan gugup, manis." Tenang pria itu sambil mengelus lembut pipi tan pemuda yang ada dihadapannya tersebut.

Pria itu sedikit menunduk mengingat pemuda yang ada didepannya sedikit lebih pendek darinya. Kemudian ia menghirup aroma citrus yang ada pada pemuda dari bahu sebelah kanan kemudian berganti ke bahu yang sebelah kiri. Ia menghirup aroma pemuda itu dalam-dalam hingga memenuhi kepalanya. Sementara ia mengendus dan menghirup aroma citrus yang memabukan itu, tangan kirinya ia gunakan untuk megelus lembut pipi pemuda yang sekarang ini hanya bisa berdiri diam tak berdaya.

"Lakukan yang ku minta dan kau akan tetap disini."

"Kau gugup, Naruto?" tanya pria itu sambil menghentikan 'kegiatan hirus-menghirup'nya. Ia menatap datar pemuda yang masih memejamkan matanya itu. Tangannya masih dengan setia mengelus pipi yang berhiaskan 3 garis lurus disetiap sisinya.

Naruto, pemuda yang sebentar lagi akan disetubuhi, catat, . .hi oleh kepala sekolahnya sendiri hanya bisa berpasrah.

"Kau akan tatap berada disini. Bahkan aku yang akan membiayainya."

Naruto membukakan matanya perlahan, menampakan safir indah yang sekarang sudah redup cahayanya karena perasaannya benar-benar sudah mati sejak saat itu, saat ia menyerahkan seluruh hidupnya(mungkin) kepada kepala sekolahnya.

"Kumohon. Aku akan melakukan apapun. Jangan keluarkan aku."

"Naruto"

Cup

Pria itu mengecup bibir Naruto sontak membuat mulutnya sedikit terbuka ditengah kecupan itu. Dengan secepat kilat, kepala sekolah yang bermarga Uchiha itu langsung saja meneroboskan lidahnya kedalam mulut Naruto.

Berdecak

Berdecak

Berdecak

Tuan uchiha itu terus saja 'memerangi' lidah Naruto sampai beberapa menit hingga Naruto mendorongnya karena hampir kehabisan udara.

"Hah…hah…hah…hah…"

Suara itu terdengar jelas dari mulut keduanya. Hirup, hembuskan. Mereka berdua berlomba-lomba menghirup udara yang ada disekitar mereka. Tuan Uchiha menaikan salah satu alisnya saat melihat Naruto yang ngos-ngosan karena 'peperangan' tadi.

'Tak kan kubiarkan kau lolos, Uzumaki.' Batin Uchiha sambil melanjutkan lagi kegiatan yang sempat tertunda tadi, menghirup aroma citrus milik Naruto.

"Hmph…" Naruto menahan desahannya saat lidah uchiha itu menjilat sensual leher hingga bahu kiri Naruto. Ia menjilat dengan lembut, lembut sekali hingga untuk beberapa saat Naruto hampir hanyut didalamnya sebelum rasa itu hilang karena Tuan Uchiha itu menggigit kasar perpotongan leher Naruto.

"ARGH…" Naruto berteriak kesakitan. Dapat ia rasakan sakit yang menjalar dilehernya saat Uchiha menjilat, menghisap luka yan tertoreh disana.

"Hmph… kau sungguh nikmat, Naruto." Bisik pria itu ditelinga Naruto kemudian mengulum daun telinga tersebut. "Kau cukup tenang, hm, Naruto?" tanya Uchiha itu kepada Naruto yang sekarang menjilat lembut telinga dan lubang telinga Naruto. "Biasanya kau sangat berisik." Katanya lagi setelah melepaskan jilatannya.

"Lakukan sesukamu, Tuan. A..aku masih ada urusan." Dusta Naruto.

"Oh. Begitu?" tanya Uchiha kemudian memandang datar Naruto, tepat didepannya. "Bukankah kau akan menghabiskan waktumu untukku, Naruto? Jang…"

"FUGAKU UCHIHA!" teriak Naruto dengan mata tertutup berusaha menahan tetesan air matanya. Pria yang bernama Fugaku tersebut mengerutkan keningnya heran. "Kumohon, Tuan. Jangan mempermainkanku." Kata Naruto terlewat pelan sambil menundukan kepalanya. "Lakukan dengan cepat dan kita akhiri ini." katanya lagi sambil masih menunduk.

Hening

Hening

Hening

"Bhahaha…" gelak tawa Fugaku memecahkan keheningan dan berhasil membuat Naruto mendongakkan kepalanya dan melihat raut wajah Fugaku sedang tertawa terbahak. "Akhiri?" beonya. "Tidakkah aku salah dengar, Naruto, hm?" tanya Fugaku setelah menghentikan tawanya kemudian membalikkan badan Naruto secara kasar mengahadap ke dinding.

Naruto membelalakkan matanya saat Fugaku membalikkan badannya dengan cepat dan kasar.

"ARGH….I…ITTAI…" teriak Naruto saat Fugaku memasukkan kejantanannya secara cepat dan kasar kelubang anus Naruto.

"HM…" Fugaku terus memasukan kejantanannya ke anus Naruto dengan brutalnya. Sekali hentakan kajantanannya telah tertanam sempurna dilubang Naruto.

"ITTAI…." Teriak Naruto lagi. Lubang anusnya dimasuki tanpa persiapan sama sekali. Lubangnya serasa robek. Dapat ia rasakan sakitnya yang sangat luar biasa hingga tanpa pertahanan lagi, air matanya mengalir mulus dikedua pipinya yang sedang menahan kesakitan.

"Hm..hm…" desah Fugaku sambil memaju mundurkan pinggulnya. Ia juga merasakan kesakitan mengingat lubang anus Naruto yang sama sekali belum ia persiapkan jauh-jauh hari dan sangat sempit. Ia begitu emosi dengan perkataan Naruto tadi ("Kita akhiri"). Ia mengeluar –masukkan kejantanannya dengan kasar kelubang Naruto.

"Tu…tuan..sah..sah..kit..tuan…" rengek Naruto. Dapat terdengar jelas oleh Fugaku bahwa Naruto sedang menangis. Ia mengalihkan tangan kanannya yang awalnya berada dipinggang Naruto, kemulut Naruto, sementara tangan kirinyanya ia gunakan untuk mengocok kejantanan Naruto, mengurangi sedikit rasa sakit dilubang Naruto, mungkin. Tangan kanannya ia keluar-masukkan didalam mulut Naruto, tak seirama dengan pergerakkan dibawahnya, tentunya. Dapat ia rasakan begitu hangat jari-jarinya yang ada didalam mulut Naruto.

"Hmph…" desah Naruto tertahan karena jari-jari Fugaku, saat fugaku menyentuh sweet spot Naruto. Saat itu, Naruto benar-benar sudah meredupkan cahayanya sendiri. Ia terus menangis.

Jari-jari Fugaku memain-mainkan lidah Naruto dengan kasar hingga saliva Naruto mengalir dari kedua sudut bibirnya. Fugaku menggerakkan wajahnya kesamping wajah Naruto. Dapat ia lihat betapa 'manis'nya wajah naruto sekarang, menahan genjotan kasar dibawah sana dengan 'benang-benang' saliva yang terlihat begitu seksi diwajah Naruto.

"Hm…hmph…hm… kau….manis, Naruto."

Terdenga suara decakan becek dibawah sana. Fugaku sudah mengeluarkan precumnya didalam sana. Ia terus melakukannya dengan cepat dan selalu mengenai sweet spot Naruto. Ingin Naruto mati saja. Disaat ia sedang merasakan kesakitan, oh demi Tuhan, dia juga merasakan kenikmatan dibawah sana. Ia benar-benar ingin mati rasanya.

"Tu…tuan…akh…ak…khu…ma…mahu…keh…ke…luar…agh…." Desah Naruto kesusahan saat ia hampir mencapai klimaks.

"Hm." Hanya itu tanggapan Fugaku. Ia mengocok kejantanan Naruto semakin cepat dan mengeluar-masukan kejantanannya ke lubang Naruto dengan beringas.

Perut Naruto mengejang dan lubangnya semakin menghimpit kejantanan Fugaku tanda sebentar lagi ia akan klimaks.

"AKH…" teriak Naruto saat spermanya keluar dengan deras dari kejantanannya dan menyemprot dinding yang ada didepan dengan brutal. "Tu…tuan…" panggil Naruto saat mulutnya masih dimasuki oleh jari-jari Fugaku. Ia benar-benar merasa lelah. Lututnya bergetar. Ia hampir terjatuh, namun dengan cepat Fugaku mengeratkan pelukannya pada Naruto. Saat itu juga, Fugaku berhenti melakukan 'aktivitas'nya dibawah tanpa mengeluarkan kejantanannya.

"Kau lelah, Naruto?" tanya fugaku sedikit menggoda Naruto dengan memainkan nipple sebelah kanan Naruto dan tangan kirinya masih tetap memeluk punggung naruto dengan setia.

"Hmph…" desah Naruto kelelahan ditambah dengan ransangan dinipplenya.

"Aku belum keluar, Naruto, tapi kau sudah kelelahan." Bisik Fugaku sambil menjilat daun telinga Naruto.

Mata Naruto membulat sempurna saat mendengar perkataan Fugaku. Astaga, ia sudah begitu lelah mana mungkin ia mampu 'melayani' Fugaku lagi. Mungkin setelah ini ia akan langsung pingsan saking lelahnya.

"Kita mulai, ya, Naruto…" bisik Fugaku lagi. Posisi mereka tak berubah. Ia menarik kejantanannya, meninggalkan kepala kejantanannya yang berbentuk jamur itu didalam lubang Naruto.

"Hmph…" Naruto menggigit bibir bawahnya sat ia merasakan kembali pergerakan dilubangnya. 'Sakit' batin Naruto menangis.

"Kita lakukan dengan cepat, huh? Kelihatannya kau begitu lelah." Kata Fugaku kemudian meletakkan kedua tangannya kepinggul Naruto. Menarik pinggul Naruto cepat hingga kejantanannya termakan sempurna oleh lubang Naruto.

"AKH…" teriak Naruto lagi saat kejantanan itu tertanam kembali dilubangnya.

Dapat fugaku rasakan dinding anus Naruto menghimpit kejantanannya.

"Ah…" desah Fugaku sambil mengusap mulutnya kemudian dengan tangan tersebut ia memukul bokong Naruto dengan kasar. Kembali, tangannya kembali kepinggul Naruto. Setelah memukul bokong kenyal itu beberapa kali, tampak bokong tan nan mulus itu memerah.

"Akh…akh…akh…" desah Fugaku menggila sambil menundukkan kepalanya ke bahu kiri-kanan Naruto, kembali menghirup aroma yang benar-benar membuatnya menggila.

"Akh…akh…akh…tu…tuan…" panggil Naruto menyadarkan kegilaan Fugaku saat menghirup aroma citrus naruto . Pergerakan Fugaku semakin cepat dan semakin liar.

Cepat

Keluar

Masuk

Cepat

Berdecak

"AKH/AKH" teriak keduanya berbarengan saat keduanya sama-sama mencapai klimaks. Kembali, sperma Naruto kembali menyemprot dinding yang ada didepannya, sementara sperma Fugaku masuk dengan mulus kedalam lubang Naruto.

"Akh… kau hebat, Naruto." Kata fugaku sambil melepaskan secara perlahan kejantanannya dari lubang Naruto.

"Hm" hanya itu saja yang keluar dari mulut Naruto. Kini ia benar-benar sudah tak mampu lagi menahan beban badannya sendiri. Masa bodoh ia akan terjatuh dengan hebatnya ke lantai, yang pasti ia benar-benar lelah. "Tuan…" panggil Naruto pelan, mengalihkan pandangan Fugaku yang masih tertuju kebawahnya kemudian melihat badan Naruto yang sebentar lagi akan ambruk.

"Naruto…" panggil Fugaku kemudian memeluk badan itu dari belakang kemudian memopongnya ke ranjang king size yang berada dikamar itu. "Lebih baik kau tidur." Kata Fugaku sambil membaringkan Naruto.

Ada tatapan lembut saat Fugaku melihat badan mungil tak berdaya didepannya. Ya, badan Naruto begitu mungil untuk ukurannya namun memiliki kaki-kaki yang jenjang.

"Aku harus pergi sekarang. Beristirahatlah." Kata Fugaku yang sadar betul jika Naruto sudah tertidur pulas. Ia mengelus lembut wajah yang bermandikan keringat tersebut. Mengamati betapa sempurnanya makhluk yang ada didepannya itu. Ia tersenyum simpul kemudian mengecup kening itu lembut. "Terima kasih, Naruto."

Setelah membersihkan dirinya, Fugaku pergi meninggalkan Naruto sendirian dikamar hotel yang telah Fugaku sewa tadi sore. Ya tentu saja mereka melakukannya di hotel. Ini adalah hubungan terlarang(lupakan kalau di Negara mereka hubungan sesame jenis memang sudah di legalkan). Bagaimana tidak, Naruto adalah seorang pelajar, masih dibawah umur(usia Naruto 16tahun) dan Fugaku adalah seorang pengajar ditambah juga tak ada ikat apa-apa antara mereka kecuali ancaman. Saya pertegas lagi, .an.

Tanpa Fugaku sadari, ada seseorang yang memata-matainya saat keluar dari kamar tersebut. Orang itu terus memperhatikan gerak-gerik Fugaku, hingga sosok itu menghilang dibalik pintu lift.

Sudah sangat larut sekarang. Fugaku tak ingin menyia-nyiakan 'santapan penutup'nya dirumahnya. Ia tersenyum sinis saat memasuki mobilnya hendak menuju istina Uchiha tersebut.

Pagi

Dikamar hotel

Mata safir itu terbuka lembut. Masih tampak lelah dari pandangannya yang sayu. Ia membuka-tutup kelopak matanya saat sinar-sinar kecil matahari pagi berlomba-lomba menembus tirai kamar hotel tersebut. Ia menatap sekelilingnya masih dengan tatapan sayu. Masih, ia masih terdiam diranjangnya tanpa bergerak sedikitpun, mencoba mengumpulkan seluruh rohnya ketubuhnya.

"huh…" desah Naruto saat sudah mulai mengingat kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ia menggerakkan bagian bawahnya(baca: kaki) untuk keluar dari selimut lembut yang menutupi seluruh badannya. namun terhenti saat ia merasakan betapa sakitnya punggung dan lubang anusnya.

"Akh…" desah Naruto kesakitan. Benar-benar sakit. Ia menghimpitkan kedua kakinya berharap dapat meredakan nyeri dibawahnya itu. Namun hasilnya nihil. Karena tak ingin berlama-lama berada ditempat nista tersebut, akhirnya Naruto memaksakan dirinya untuk beranjak ranjang itu meskipun beberapa kali ia terus meringis. Tak ada sehelai benangpun yang menempel pada tubuhnya.

Ia berjalan tertatih menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian ia bergegas mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamar hotel.

Sepeninggalnya Naruto dari kamar hotel

"Hm…" desah seorang pemuda-saat menarik selimut dari ranjang hendak membersihkannya- saat ia melihat ada bercak darah disana. Pemuda itu mengamati seluruh isi kamar dan pandangannya berhenti disalah satu dinding kamar tersebut.

"Naruto…" panggil pemuda itu lirih sambil menempelkan tangannya ke dinding yang telah ternodai oleh sperma Naruto. Ia menundukkan kepalanya. Tetesan Kristal membasahi lantai kamar hotel. Ia mengepalkan kedua tangannya, bergumam tak jelas disela-sela tangisannya.

"Kyuubi…" panggilnya lagi dengan lirih.

Siang

Apartment Naruto

"Tidak apa-apa, Naruto. Beristirahalah. Kita bisa melakukannya minggu depan." Kata seseorang dari dari seberang telepon dengan penuh semangat.

"Terima kasih, Lee." Balas Naruto kemudian mengakhiri pembicaraanya. Ya, Naruto benar-benar lelah. Sesampainya di apartmentnya tadi, ia tak langsung beristirahat. Ia harus mengurusi beberapa orang yang datang ke apartmentnya untuk menagih uang sewa. Karena ini sudah sering terjadi sejak beberapa bulan terakhir ini, para penagih itu akhirnya meninggalkan Naruto dan jangan tidak lupa dengan 'hadiah'nya. Ingat, dia sudah 16tahun, tentu saja pemuda-pemuda tadi yang mengunjunginya memberi 'hadiah' yang setimpal kepadanya. Tak hanya itu, mereka juga memporak-porandakan isi apartment Naruto. Itulah kenapa ia baru bisa beristirahat setelah siang tiba.

Sebenarnya hari ini, dihari minggu yang cerah ini, ia dan beberapa temannya akan berkunjung kesalah satu taman hiburan yang cukup terkenal didaerah tersebut.

"Huh…" Naruto hanya bisa mendesah lelah. Setelah melihat seluruh isi apartmentnya tertata rapi, ia memutuskan untuk beristirahat meskipun ia menyadari bahwa lubang anusnya itu kemungkinan sudah mengeluarkan darah lagi mengingat betapa sakit bagian bawahnya itu sejak 'pemberian hadiah' dari beberapa penagih hutang tadi.

Dan ya, saat dia membuka celananya beserta dalamannya, ada bercak merah disana.

'Sempurna. Aku akan menghabiskan waktuku seharian ditempat tidur ini.' batinya kesal kemudian melucuti bajunya dan tidur dalam keadaan naked.

Satu minggu kemudian.

Pagi

KHS(konoha High School; sekolah khusus laki-laki)

"Selamat pagi semuanya." Sapa guru olahraga sekaligus wali kelas 11-A bernama Iruka itu membuat murid-muridnya agar memperhatikannya.

"Selamat pagi, sensei." Jawab murid-muridnya dengan penuh semangat. Tentu saja, hari ini adalah hari dimana murid-murid KHS akan mengadakan berbagai pertandingan. Mulai dari sepak bola, basket, hingga catur.

"Baiklah. Kalian tampak sangat bersemangat sekali hari ini," kata Iruka saat menatap muridnya satu per satu terlebih lagi muridnya yang mengenakan kostum hijau-hijau -_- . "Untuk menambah semangat hari ini, sensei akan memperkenalkan satu murid yang akan bergabung dengan kalian," lanjutnya dan semua murid menatapnya dengan tatapan serius. "Sasuke, silahkan masuk dan perkenalkan dirimu." Panggil Iruka.

Pemuda yang bernama Sasuke itu memasuki kelas dengan aura coolnya.

'Astaga, tampan sekali.' Batin hampir seluruh murid 11-A

"Sasuke Hatake." Kenalnya singkat, padat, jelas, dan membuat seluruh kelas bersweetdropria.

"Hm, baiklah Tuan Hatake. Silahkan duduk disebelah tuan Hyuuga." Kata Iruka sambil menunjuk kearah hyuuga.

"Kenapa melihatku?" tanya Sasuke datar kepada Neji saat Neji memperhatikannya dengan amat sangat.

"Tidak ada." Jawabnya tak kalah datarnya. 'Awas saja kalau kau sampai merayu Gaara. Akan kupastikan tinggal 'pantat ayam'mu saja yang tersisa dihidupmu.' Batinnya OOC

Setengah jam setelah mendapat arahan, akhirnya kelas itu pergi menuju lapangan. Mereka akan bertanding sepak bola berhadapan dengan kelas 11-B, kelas yang dihuni oleh uke-uke manis KHS, hehehe

"Tak ku sangka kita akan melawan mereka." Kata Neji sambil menatap Gaara lekat saat murid-murid 11-B menghampiri mereka. Tepatnya berhadapan.

"Wah, aku takut mereka akan menggoda kita hingga kita kebobolan." Remeh salah satu murid yang mempunyai banyak tindikan diwajahnya, salah satu preman KHS, Pain.

"HEH, JANGAN ANGGAP REMEH KAMI!" Teriak salah satu murid 11-B saat dirinya merasa tersinggung.

"Hahaha, tenang, Kiba. Kita akan tuntaskan mereka." Tenang Naruto pada sahabatnya yang mempunyai tanda lahir segitiga disalah satu sisi pipinya. "YAA!" teriak Naruto kemudian sambil menatap murid-murid 11-A tersebut. "Ini." kata Naruto sambil menggerakkan jempol kanannya kearah leher kirinya dan menarik jempolnya hingga keleher kanannya.

Semua murid 11-A terdiam melihat Naruto. Mereka tahu bahwa Naruto tidak boleh dianggap remeh, mengingat dia adalah kapten diklub sepak bola KHS.

"Ck, mendokusai," kata si 'tuan pengantuk' mengalihkan aura 'pembantaian' ditengah-tengah mereka. "Kita mulai saja." Katanya. Mereka hanya bermain 2X30 menit saja mengingat ini adalah pertandingan yang diadakan disekolah a.k.a menghemat waktu.

"Kyaaa! Hahaha! Kita menang!" teriak murid berlabel uke itu berbarengan.

"Ya, ampun." Desah Shikamaru saat melihat tingkah murid-murid cantik yang ada didepannya sedang menikmati kemenangan mereka. 'Tadi(saat pertandingan) wajah mereka kelihatan sangat sangar, tapi sekarang -_-…." Batinnya lagi sambil melihat tingkah kekanak-kanakan murid 11-B. tampak Shika menggeleng pelan.

"YAAA" teriak pemuda bertato segitiga membuyarkan lamunan Shika. Shika menaikan satu alisnya. "Ingat taruhanmu, tuan pengantuk." Ingat Kiba.

"Ck, mendokusai." Tanggap shika.

"JANGAN MENANGGAPI AKU SEPERTI ITU, BODOH!" Teriak Kiba hingga mendapat perhatian dari temannya yang ada disekitarnya termasuk Sasuke(lupakan kalau murid kelas 11-B belum mengenal Sasuke atau terlalu fokus saat bertanding tadi.)

"Berisik." Kata Sasuke sambil mengusap wajahnya dengan handuk saat mendengar teriakan kiba.

"A..APA? KAU BILANG AKU BERISIK, HAH!?" teriaknya lagi memekakkan telinga Shika.

'Astaga.' Batin Shika sambil mengelus telinganya. 'Selain manis, suara mereka juga cempreng-cempreng seperti mpok at*k' batinnya lagi.

Karena tak tahan, Kiba menghampiri Sasuke. Mendengar ada ketukan lembut ditanah oleh kaki kiba, Sasuke berhenti mengusap keringatnya. Kiba berdiri begitu dekat dengan Sasuke. Bisa dibilang jarak mereka kurang dari 15cm, dengan sasuke yang masih duduk dikursi penonton dan Kiba berdiri tepat didepannya. ingat, . .

Saat Sasuke melapaskan handuknya, ia melihat 'gundukan' milik kiba tepat didepan wajahnya. Astaga, untung saja topeng stoic sudah ia pasang semenjak tadi, coba kalau tidak, bisa dipastikan akan ada pertandingan tambahan antara SasuShika.

"Apa?" Sasuke kemudian berdiri. "Suaramu benar-benar berisik." Kata Sasuke kemudian meninggalkan ShikaKiba.

Setelah Sasuke berjalan cukup jauh, Shikamaru mendatangi kiba yang sedang memperhatikan Sasuke berjalan menjauhi mereka.

"Kau merayunya?" tanya Shika sensual.

"Ti..tidak." jawab Kiba tergagap berhasil membuat Shika menautkan kedua alisnya. Ia membalik badan kiba agar menatapnya. Dan, astaga, dapat dilihat dengan kacamata 'super' jika ada banyak bunga yang sedang berkeliling diwajah kiba. "Dia tampan." Katanya dengan wajah yang berseri-seri.

"Hm?" Shika terkejut karena tingkah ukenya itu. "Lupakan taruhannya!" kata shika kelihatannya cemburu. Mendengar itu, dengan cepat Kiba menghilangkan ekspresi terpukaunya.

"Shika, jangan dong." Rengek Kiba sambil berlari mengerjar Shika yang sudah berjalan menjauhinya.

ShikaKiba sibuk bertengkar karena taruhan mereka, beda halnya dengan murid yang kedepannya akan menjadi pasangan paling fenomenal ini, SasuNaru.

"YAAA! KAU!" teriak Naruto saat Sasuke dengan santainya mengambil botol minum Naruto yang sudah hampir ia minum itu. Sasuke membelakanginya dan meminumnya.

Ia meminumnya bak manusia tak bersalah sedikitpun dan Naruto hanya memandangnya marah. Saat itu hanya ada SasuNaru saja ditempat itu sementara yang lain sudah menonton pertandingan.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" teriak Naruto.

"Kau tak kalah cemprengnya ternyata." Kata Sasuke sesaat setelah selesai meminum air minum milik Naruto.

"Aku bahkan belum meminumnya." Kata Naruto kelewat pelan. Sasuke melihat wajahnya.

Manis

"Kalau begitu, ayo beli minum ke kantin." Ajak Sasuke sambil memegang tangan Naruto.

"BELI SAJA UNTUK DIRIMU SENDIRI, TEME!" teriak Naruto yang sekarang sudah menangis sambil melepaskan pegangan Sasuke.

"Jangan keras kepala, Dobe!" balas Sasuke menaikan satu oktav suaranya.

"AKU TAK MAU!"

"Jangan memaksa!" kata sasuke sambil memukul bokong Naruto. Tak lembut, tak juga kasar, yang pasti membuat Naruto merasa kesakitan lagi dibawah sana. Ia sudah menahannya setengah mati saat pertandingan tadi. Ia takut kalau lukanya belum sembuh total dan akan mengeluarkan darah lagi, mengingat ia sama sekali tak mengobatinya. Dan yang benar saja, bokongnya berdarah.

"Hn?" Sasuke terkejut saat melihat ekspresi Naruto yang tiba-tiba berubah menjadi datar. " Kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke khawatir.

Naruto menggerakkan tangannya kebokongnya dan merasakan celana olehraganya yang sudah basah oleh darah, tak banyak tapi menciptakan noda hitam disana mengingat celena olahraga mereka berwarna hitam.

Naruto terlihat panik. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya, tapi tertahan karena rasa sakit yang sangat dibawah sana dan badannya hampir ambruk karena mengingat kejadian nista itu lagi.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke panik sambil menahan badan Naruto yang hampir terjatuh. "Ke UKS?" tanyanya dan mendapat anggukan pelan dari Naruto. Sasuke tahu betul apa yang terjadi pada Naruto.

'Apakah dia gay?' batin sasuke menyelidiki sambil memapah Naruto ke UKS.

Diwaktu yang sama ditempat yang berbeda.

"JANGAN KERAS KEPALA SEPERTI INI!" teriak pemuda berambut pirang panjang yang usianya berkisar 20tahuan. "Aku yang membersihkannya sendiri! Berhentilah. Kumohon." Lirihnya memohon kepada pemuda yang sedang ia temui itu.

"Keluarlah. Aku sedang sibuk." Usir lembut pemuda berambut panjang orange kemerahan kepada pemuda yang sedang berlutut dihadapannya.

Kembali ke UKS

"Maaf. Aku tak tahu tentang itu." Sasuke tulus meminta maaf.

"Tidak apa-apa. Antar aku pulang. Bisa?" pinta Naruto karena sepertinya dia sudah tak mampu lagi mengikuti jam sekolah hingga selesai. Dia tahu pasti Sasuke mempunyai mobil. Ingat, ini adalah KHS, sekolah paling elit di jepang dan dimasuki hanya oleh anak-anak orang kaya saja.

"Hn" jawab Sasuke kemudian membawa Naruto ke parkiran setelah mengambil tas Naruto. Gedung sekolah begitu sepi mengingat murid-muridnya sedang menyaksikan berbagai pertandingan yang diselenggarakan.

"Alasan yang bagus." Kata Sasuke memecahkan keheningan. "Wasir, hm?"

"A..apa maksudmu?" tanya Naruto tergagap. Tampak ia memasang tampang was-was saat Sasuke berkata demikian.

"Jangan khawatir. Aku sangat mengerti 'kondisi' dan 'posisi'mu." Kata Sasuke datar tanpa memalingkan wajahnya dari jalan menuju apartment Naruto. Naruto hanya tertunduk diam mendengar pernyataan Sasuke barusan. "Jangan seperti itu(terdiam), tak terlihat seperti dirimu, Dobe." Rayu sasuke sambil melirik Naruto dan berhasil mendapat deathglare 'manis' dari Naruto. Sasuke kembali berfokus pada jalanan.

"Kau manis, Dobe." Kata Sasuke sambil tersenyum. Mengetahui deathglarenya tak mempan, Naruto hanya memandang bingung kearah Sasuke. Ia tersenyum.

'Astaga,' batin Naruto. 'Kenapa aku baru sadar kalau ternyata dia sangat tampan.'

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau menyukaiku?"

Dug…

Pertanyaan Sasuke sepertinya tepat sasaran. Sepertinya Naruto jatuh cinta pada pandangan pertama.

"A..apa?" Naruto tergagap. 'Astaga, apa yang terjadi padaku?' batinnya kalut.

"Wajahmu memerah, Dobe." Kata Sasuke sambil memandang Naruto.

Naruto hanya terdiam. Sasuke juga. Naruto mengalihkan pandangannya kejendelah mobil disebelahnya. Tak ingin memperlihatkan wajah merahnya kepada Sasuke dan Sasuke berfokus kembali pada jalanan dan tersenyum gaje.

Hening

"Next request dari, hm, wow, no name, hahahaha…" kata salah satu pemuda pembawa radio favorit Sasuke. "ok, no name. orang ini meminta kita untuk memutarkan satu lagu dari salah satu penyanyi terkenal kor-sel, Roy kim. Please enjoy it, sweetest."

Tak lama kemudian terdengar suara gitar yang merdu dari speaker.

geudaeyeo na geudae nuneul
cheoeum bon sungan buteo o nan
geudaeyeo nan alsu eobtneun
seolleneun hyanggi soge ppajyeo

nan geudae nuneul hangsang
baraman bwasseotgo
geudaedo nareul hangsang
baragil baraetsso

na ijen marhal geoeyo
i mogsorie damaseo o

Love, o~ Love,
geuraeyo nan geudaereul nan
neomuna joha habnida
Love, o~ Love,
geuraeyo nan geudaereul nan
jeongmallo sarang habnida

Love Love Love,
Love Love Love,
Love Love Love

Terlihat semburat merah dipipi keduanya saat mendengarkan lagu tersebut.

'Iya, dia sangat manis, matanya juga indah.' Batin sasuke salting sendiri.

'Mata gelap tak bercela itu benar-benar menghipnotis.' Batin Naruto yang juga salting sendiri.

Keduanya menyaman posisi duduk mereka karena keadaan sungguh sangat canggung.

'Apa yang harus aku lakukan?' batin keduanya berbarengan. Naruto menatap Sasuke yang masih berkonstrasi pada jalanan.

"Jangan memandangku seperti itu." Kata Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya.

"Sok tahu."

"Aku merasakannya, Dobe."

"Dasar, kau. Teme je…"

"Kita sudah sampai." Potong Sasuke cepat. "Ini alamatnya, kan?" tanya Sasuke sambil melihat sebuah gedung.

"I..iya." jawab Naruto pelan.

"Akanku antar sampai ke kamarmu." Kata Sasuke kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Naruto. Ia memapah Naruto dengan lembut. "Tidak ada parkiran. Keterlaluan." Kata sasuke sambil men'lock' mobilnya dengan remote otomatis.

"Kau mampu berjalankan? Atau perlu aku gendong?" kata Sasuke mengingat jarak parkir mobilnya begitu jauh dari gedung tersebut.

"Jangan remehkan aku." Bentak naruto.

Mereka terdiam sampai berada didepan pintu apartment Naruto.

"Masuklah."

"Hm, iya." Jawab Naruto sambil mengambil kunci apartmentnya dan memasukkannya kelubang kunci. "Terima kasih." Kata Naruto sambil berpamitan pada Sasuke. Sasuke hanya mengangguk dan memasang wajah datarnya kembali. Setelah itu Naruto masuk ke apartmentnya dan menutup pintunya.

Sasuke melangkahkan kakinya menuju mobil.

'Lantai 7' batin Sasuke sambil mengingat dilantai mana apartment Naruto berada. Ia berjalan dengan santainya dan sesekali bersiul disepanjang jalan menuju mobilnya.

Sepi

Hening

Sangat sepi

Gedung apartment itu sangat sepi bahkan tak terlihat adanya penjagaan diluar gedung. Dapat sasuke pastikan jika yang tinggal digedung itu tak sampai ratusan mengingat gedung itu memiliki 15 lantai dan terdapat lebih dari 20 kamar yang ada ditiap-tiap lantai. Ya, dia menghitung kamar yang ada dilantai 7 tadi sewaktu selesai mengantar Naruto.

'Huh..' desah sasuke pelan saat memasuki mobilnya. Ia melihat ketempat duduk yang diduduki naruto tadi. "Hn?" alisnya bertemu saat onyxnya menangkap sebercak noda merah dijok kremnya.

Darah

'Apa kau baik-baik saja, Dobe?' batin sasuke khawatir. 'Maaf'

Setelah mengantar Naruto, Sasuke tak kembali ke sekolah. Ia pergi bersantai ke sebuah danau kecil. Hingga sore menjelang. Tidur disana meningat cuaca yang cukup mending saat itu.

Malam

Kediaman Hatake

"Kau pulang dari mana?" terdengar sebuah suara dari arah dapur. "Kenapa kau meninggalkan kelas?" tanya suara itu lagi.

Sasuke tak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah pasti tertuju hanya pada dirinya.

"Aku memasak makanan kesukaanmu. Jangan langsung tidur." Teriak suara itu saat mendengar hentakan kaki ditangga menuju lantai 2. "Huh…" terdengar desahan berat dari suara itu.

"Kau harus menjaganya, Kakashi. Betapa keras kepalanya dia, disisi lain dia sangat rapuh."

"Mikoto." Bisik pria bernama Kakashi itu mengingat mantan istrinya yang sudah lama tiada.

Iya, ia menikah dengan janda Fugaku Uchiha yang sudah memiliki 2 orang putra, Itachi Uchiha dan Sasuke Uchiha. Mereka menikah setelah 2tahun Mikoto bercerai dari Fugaku. Saat itu usia itachi 15tahun dan sasuke 10tahun. Sasuke sempat berhenti sekolah satu tahun karena broking home yang menimpa keluarganya. Setelah pernikahan itu, sasuke memutuskan untuk tinggal bersama sang ibu dan sang kakak tinggal bersama sang ayah.

Tak lama setelah menikah, keluarga baru itu memutuskan untuk berlibur keluar kota. Disaat itulah malapetaka terjadi. Kendaraan mereka tertabrak oleh sebuah bus yang diketahui supirnya yang mengantuk(berkendara dimalam hari). Akibat kecelakaan itu, nyawa Mikoto tak terselamatkan.

"Kau harus menjaganya, Kakashi. Betapa keras kepalanya dia, disisi lain dia sangat rapuh." Katanya menitip pesan kepada pria yang baru beberapa hari itu menjadi suaminya. Mikoto menatap Sasuke yang sedang tertidur pulas disalah satu sofa yang tersedia di ruangan salah satu rumah sakit terdekat saat kecelakaan terjadi.

"Sayangi dia, kakashi. Aku percaya padamu." Kata Mikoto tersenyum lembut. Air mata tak tertahan lagi dipelupuk keduanya.

"Aku menyayangimu, Mikoto." Kata Kakashi menggenggam erat tangan istrinya dan mencium kening Mikoto dengan lembut.

"Aku tahu itu, Kakashi." Kata Mikoto. "Maafkan aku." Katanya. Tak lama kemudian matanya menutup. Senyumannya masih dengan setia menemani wajah cantiknya yang pucat itu.

Tit…..

"Mikoto…" panggil kakashi lirih. "Mikoto…" panggilnya lagi saat wanita yang sangat dicintainya sudah tak bernyawa lagi.

"Kau memasak apa?" tanya Sasuke membuyarkan ingatan Kakashi pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Sasuke duduk dikursi dengan santainya.

"Sup tomat ditambah dengan makanan lainnya yang berbahan dari tomat." Jawab Kakashi lembut sambil membawakan hidangan kemeja makan bak menjamu seorang raja. "Dan, Sasuke, meskipun aku tak kan bisa mendapatkan hatimu(sebagai anak), tapi berusahalah untuk memanggilku ayah." Tambah Kakashi pelan sambil menekankan kata 'berusaha' pada perkataannya tadi.

Tak ada lagi perbincangan setelah itu. Setelah selesai makan, Sasuke langsung pergi ke kamarnya dan Kakashi mengurusi barang-barang didapur. Ya, kegiatan Sasuke setelah selesai makan malam adalah masuk kamar. Sangat jarang sekali kedua laki-laki itu berbincang bersama. Sangat jarang.

Tbc

Review, please (-/|\-)