second attempt buat bikin kames fic :D

emang lagi suka banget sama pairing ini dan tiap hari juga nyariin soal mereka di tumblr

ratingnya masih T (dan semoga tetep T, eh gak tau deh haha xD)

just enjoy:)


Fall For You

Chapter 1

Disclaimer: Nickelodeon aja deh hehe

Pairing: Kendall Knight – James Diamond

Warning: OC, OOC, Slash


Kendall Knight adalah seorang multimillionaire muda yang mewarisi sebuah perusahaan besar yang memang sudah turun temurun sejak Kendall masih berada di rahim ibunya. Banyak sekali surat kabar, majalah, dan artikel di internet yang mengatakan bahwa Kendall adalah seorang pengusaha tersukses dan termuda di Amerika, bahkan di dunia. Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, dia sudah bisa berhasil menjalankan perusahaan keluarganya yang dibantu oleh sahabatnya yang jenius, Logan Mitchell.

Bagaimana bisa Kendall mewarisi perusahaan keluarganya di usia yang sangat muda? Pertanyaan yang cukup mudah, ayahnya Jeremy Knight, meninggal saat usia Kendall 20 tahun. Dia meninggal karena kecelakaan pesawat saat Jeremy akan pulang ke Amerika, setelah temu rekan bisnis di Jepang. Jeremy memberikan semua aset perusahaan kepada Kendall, karena Kendall adalah anak laki-laki pertama. Ibunya, Jennifer, awalnya ragu untuk memberikan kepercayaan seluruhnya kepada Kendall. Tapi, setelah bersekolah dengan hasil yang sangat membanggakan di bidang bisnis dan manajemen, Kendall bisa menjalankan bisnis keluarganya yang dibantu sahabatnya.

Adiknya, Katie Knight pun sudah diberi kepercayaan kepada Kendall untuk memegang beberapa perusahaan yang skalanya tidak sebesar perusahaan yang dikelola Kendall. Katie yang masih berusia 21 tahun itupun juga tak kalah sukses dari Kendall. Katie yang memang berbakat memiliki jiwa pengusaha selalu dipuji oleh banyak orang walaupun Katie sendiri belum menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah.

Pagi ini, Kendall seperti biasa sudah dijadwalkan untuk meeting dengan beberapa rekan bisnisnya. Rutinitas yang biasa bagi Kendall di hari Senin dan Kendall sudah terbiasa dan menahan dirinya untuk tidak menggerutu. Dia mulai terbiasa dengan kehidupan glamor nya sejak kecil dan sudah terbiasa dengan jadwal padat seorang pengusaha sejak dia berusia 24 tahun.

Seperti biasa, sebelum Kendall menuju kantor pusat, dia memarkirkan Aston Martin DB9 berwarna hitam yang baru dibelinya sebulan yang lalu di sebuah diner sederhana di tengah kota New York. Taylor's Dineradalah tempat Kendall biasa menghabiskan paginya untuk sarapan sebelum memulai rutinitasnya yang melelahkan.

"Aku ingin pesan seperti biasa." kata Kendall berkata kepada pelayannya. Pelayannya yang berbadan tidak terlalu tinggi dari Kendall, berambut hitam pekat, matanya juga cokelat gelap dan berwajah Latin itu suda hafal dengan pesanan Kendall karena pria berambut pirang tersebut sudah sering menghabiskan waktunya di sini.

Tak lama kemudian, seorang pria yang seumurannya duduk di hadapannya. Dia memakai sebuah kacamata berlensa tebal, rambut cokelat pekatnya seperti biasa ditata dengan gaya yang sangat kasual. Terlalu kasual untuk seorang rekan pengusaha seperti dia. Dia tersenyum kepada Kendall dan menampilkan lesung pipitnya yang menawan di kedua sisi pipinya.

"Pagi, Logan." Kendall menyapa sahabatnya yang memang selalu datang kesini juga seperti Kendall. Bahkan mereka kadang-kadang berjanjian datang di sini sebelum mereka menuju kantor pusat mereka.

"Hey there, Knight!" kata Logan dengan ceria.

"Siap untuk hari yang melelahkan?" tanya Kendall terkekeh. Logan hanya tertawa dan mulai memainkan jari-jarinya di atas layar sentuh handphone nya.

"Uh… hari ini aku ada rapat dengan rekan bisnis di Oakland." kata Logan mengeluh. Kendall menaikkan alisnya.

"Jadi, kau akan ke Oakland?" Logan menggeleng.

"Teknologi." katanya sambil nyengir. Kendall tersenyum.

Tiba-tiba, kopi moka dan roti panggang pesanannya tiba di mejanya. Si pelayan berwajah latin-lah yang mengantarkannya. Kendall mengetahui orang ini bernama Carlos, karena Kendall beberapa kali mengobrol dengannya.

"Terima kasih, Carlos." kata Kendall sambil tersenyum. Carlos mengangguk dan menerima tip dari Kendall.

Tiba-tiba, pintu kedai makan tersebut terbuka. Kendall yang bersiap untuk menyesap kopinya melihat ke arah pintu dan mendapati seorang pemuda yang mungkin seumuran dengannya masuk ke kedai makan tersebut. Pemuda tersebut berbadan tinggi tegap, rambutnya berwarna cokelat gelap dan sangat indah, kulitnya terlihat sedikit cokelat, dan wajahnya nyaris sempurna. Kendall tidak bisa melepaskan tatapannya dari pemuda yang berpakaian seperti orang biasa tersebut.

Kendall memperhatikan gerak-gerik pemuda tersebut. Dia sangat mengambil perhatian Kendall yang saat pemuda tersebut menoleh kepadanya dan tersenyum, membuat pipi Kendall merona merah. God, Kendall merasa seperti kembali ke dunianya saat masih remaja, 10 tahun yang lalu.

Yeah, Kendall adalah seorang homoseksual. Dia pernah memiliki beberapa pacar dengan jenis kelamin yang sama dengannya dan semuanya hancur berantakan. Sebagian besar karena mereka hanya menginginkan harta Kendall yang berlimpah. Tidak ada yang mencintai Kendall sebagaimana Kendall adanya. Mereka hanya menginginkan harta Kendall dan pria berambut pirang tersebut terlalu mempercayai mereka sampai akhirnya, uang Kendall terhambur dengan sia-sia hanya karena para laki-laki kurang ajar yang hanya menginginkan hartanya.

Semua orang tahu itu terntang seksualitas Kendall sebagai seorang homoseksual. Bahkan Kendall tidak merasa terganggu dengan seksualitasnya. Toh juga usahanya masih tetap berjalan lancar walaupun memiliki Super CEO seorang gay. Kendall sudah menyadari bahwa dia seorang homoseksual sejak dia masih duduk di bangku SMA dan itu memiliki cerita yang panjang sekali.

Kalau dia seorang homoseksual, adakah kemungkinan dia jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri, Logan Mitchell? Jika kau bertanya seperti itu kepada Kendall, dia pasti akan tertawa terbahak-bahak. Kendall tidak pernah bisa jatuh cinta kepada Logan karena Logan terlalu tahu secara mendetail tentang dirinya. Logan juga bukan seorang homoseksual. Bahkan, dia sudah memiliki tunangan bernama Camille Roberts. Mereka berdua sedang merencanakan sebuah pernikahan. Camille sendiri adalah seorang aktris berbakat yang tadinya hanyalah seorang aktris di Broadway.

Kembali ke pemuda tampan tersebut, ternyata, pemuda tersebut sedang membutuhkan pekerjaan. Kendall bisa melihatnya dari gerak-gerik pemuda tersebut saat berbicara dengan manager kedai ini. Dak Zevon, yang Kendall ketahui usianya tidak terlalu jauh dari Kendall. Dak dan pemuda tersebut berbicara sangat serius sehingga mereka tidak sadar bahwa Kendall memperhatikan mereka.

Setelah beberapa obrolan, Dak akhirnya menyetujui bahwa pemuda tersebut bisa bekerja di kedai ini. Semua itu bisa terlihat jelas dari gerak-gerik pemuda tampan tersebut yang terlihat senang dan menyalami tangan Dak dengan sangat bersemangat. Lalu, pemuda tersebut berpaling lagi untuk melihat ke Kendall dan mengedipkan matanya. Kendall yang tidak terlalu menyadarinya hanya bisa tergagap dengan sikap yang diberikan oleh pemuda tampan tersebut dan pipinya merona merah.

"Kendall?" suara Logan memecahkan lamunan Kendall. Pria berambut pirang tersebut akhirnya menghabiskan sarapannya dan menuju ke meja kasir untuk membayar. Seperti biasa, Kendall selalu membayar lebih. Bahkan bisa untuk membayar pesanan untuk 5 orang.

Kendall akhirnya berjalan menuju Aston Martin-nya dan kembali menoleh ke pemuda yang ada di dalam kedai tersebut sudah mulai bekerja. Dia memang belum memakai seragam seperti pelayan yang lainnya, tapi, dia sudah memakai celemek yang mungkin dia ambil dari dapur. Jantung Kendall berdegup sangat kencang saat melihat pemuda tersebut tersenyum kepada pelanggan pertamanya hari ini.

Akhirnya, Kendall memutuskan untuk menuju kantornya dan melupakan sejenak tentang pemuda tampan yang merupakan pegawai baru di kedai kopi langganannya tersebut.


James Diamond, seorang pemuda biasa yang tinggal di sebuah apartemen sederhana di tengah kota New York ini sedang mengalami krisis. Krisis karena dia sudah menunggak tagihan apartemennya selama 4 bulan. Padahal, dia sudah berusaha untuk mengurangi porsi makannya, mengurangi konsumsi-konsumsi yang tidak dibutuhkan, bahkan dia memutuskan untuk tidak memiliki pasangan hanya demi untuk menghemat pengeluarannya. Tetapi, semua itu tidak cukup membantu biaya apartemen yang menurutnya masih cukup mahal walaupun dia tahu bahwa itu adalah harga paling murah di New York.

Hidup di New York memang sangat sulit bagi James. Apalagi di sebuah apartemen sederhana yang terkadang listriknya suka mati atau dia harus terpaksa mandi di air dingin karena air panasnya mati. Apartemen yang bobrok itu memang mau tidak mau menjadi tempat tinggal James karena dia tidak memiliki uang lagi untuk menyewa apartemen yang lebih layak. Jika kau menonton Spiderman, kehidupan Peter Parker dan James Diamond tidak jauh berbeda. Hanya saja, James Diamond bukan seorang superhero dengan pakaian super ketat dan memanjat dinding bangunan-bangunan tinggi di kota New York. Dia hanya seorang pemuda berusia 27 tahun yang tidak memiliki uang, harus mencari pekerjaan, dan jarang bisa makan dua kali sehari.

Sebenarnya, keluarga James adalah sebuah keluarga yang cukup berada. Ibunya memiliki sebuah perusahaan kosmetik yang bisa dibilang cukup sukses dan memiliki kantor pusat di Minnesota. James tadinya dipaksa oleh ibunya untu menjadi CEO perusahaan tersebut. Tetapi, James menolak hal tersebut mentah-mentah karena dia sama sekali tidak ingin menjadi orang seperti ibunya. Akhirnya, dia bertengkar dengan ibunya sepanjang malam dan dia memutuskan untuk kabur dari Minnesota dan sekarang, dia terdampar di sebuah apartemen kumuh di tengah-tengah kota New York.

James sudah puluhan kali mencoba bekerja di beberapa restoran atau toko-toko lokal. Tapi, dia berakhir dipecat atau mengundurkan diri. Cita-citanya selama ini adalah dia ingin menjadi seorang model atau penyanyi terkenal. Tetapi, mimpinya itu dia kubur dalam-dalam karena dia tahu, dia tidak akan bisa meraih mimpinya tersebut. Terkadang ada terbersit keinginan James untuk mencoba mengikuti audisi ajang pencarian bakat yang marak di televisi. Tetapi, James tahu bahwa ajang pencarian bakat tersebut tidak menjanjikan hidup James lebih baik.

Akhirnya, dia bergonta-ganti profesi. Dari seorang pelayan restoran, pelayan toko, salesman, pengantar pizza, bahkan buruh bangunan sekalipun sudah pernah James lalui. 5 tahun tinggal di New York memang hal yang sangat berat bagi James.

Hari ini, James berencana untuk melamar pekerjaan di sebuah kedai makanan 3 blok dari apartemennya. Dia tahu kalau di tempat itu sedang dibutuhkan seorang pelayan baru. Dia yakin dengan wajahnya yang sangat tampan dan cocok untuk menjadi seorang model, James dengan mudah untuk mendapatkan pekerjaannya. Karena menurutnya, jika sebuah toko atau kedai atau restoran memiliki pelayan yang menarik, pasti pelanggannya akan banyak. Yeah, itu hanya teori yang ada di kepala narsis milik James.

James memasuki Taylor's Diner dan menanyakan kepada gadis yang menjaga meja kasir tentang pekerjaan di kedai tersebut. Dia bisa melihat di name tag gadis tersebut, dia bernama Lucy. Rambutnya hitam dan merah, gayanya tomboy-mungkin dia ingin meniru gaya Avril Lavigne-tetapi dia sangat ramah. Akhirnya, Lucy memanggilkan manager kedai tersebut yang bernama Dak Zevon.

Setelah beberapa obrolan dan James berusaha meyakinkan Dak bahwa dia bisa bekerja keras dan meyakinkan bahwa dia tidak akan mengecewakan Dak dan usahanya, akhirnya, James diberi pekerjaan sebagai pelayan kedai tersebut. Hal yang tidak cukup sulit bagi James karena sudah berkali-kali James bekerja di posisi ini.

James melihat ke sekeliling tempat tersebut dan melihat dua orang pria yang mungkin seumurannya memakai pakaian yang eksklusif dan sangat rapi. James bisa menebak kalau kedua orang tersebut adalah seorang pengusaha kaya. James mengetahuinya karena dulu James sudah berkali-kali melihat rekan kerja ibunya yang sangat dibencinya itu. Yeah, dia memang tidak pernah benar-benar menyukai bisnis usaha keluarganya itu.

Dia tahu bahwa salah satu dari kedua pria tersebut menatapnya sejak awal dia memasuki kedai ini. Dia memberikan senyum termanisnya yang nyaris membuat pria tersebut melayang. James terkekeh saat melihat tingkah orang dengan pakaian eksklusif tersebut. Dia bermain dengan fantasinya sendiri, sebelum akhirnya, seseorang membuyarkan lamunannya.

"Hei, kau pegawai baru di sini? Selamat datang! Namaku Carlos Garcia. Kau bisa memanggilku Carlos." Kata seorang pelayan yang tingginya tidak jauh lebih tinggi dari James. Wajah Latinnya terlihat sangat gembira dan James membalasnya dengan senyuman.

"Aku James. James Diamond. Terima kasih. Semoga aku bisa bekerja dengan baik di sini." kata James berusaha untuk rendah hati. Carlos mengajaknya bersalaman dan tersenyum lebar.

"Jadi, ini hari pertamamu? Mungkin aku bisa memberimu sedikit bantuan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus tidak dilakukan?" tanya Carlos.

"Tidak. Tidak perlu. Mr. Zevon sudah menjelaskan secara detail. Mungkin aku akan mendapatkan seragamku besok. Mungkin sekarang aku akan memakai celemek yang Mr. Zevon berikan padaku dari dapur." kata James sambil menunjukkan sebuah celemek berwarna merah kepada Carlos.

"Cool! Sekarang, ambil pesanan orang yang duduk di dekat jendela tersebut. Chop chop!" James pun bergegas untuk menuruti perintah Carlos.

Saat dia sedang melayani pelanggan, dia bisa melihat pria berambut pirang yang mengamatinya sebelumnya keluar dari kedai tersebut dan mengamatinya dari luar. James juga melihat dia sedikit tersenyum kepadanya dan James juga tersenyum sebelum akhirnya, dia masuk ke dalam sebuah mobil yang James sangat kagumi, Aston Martin DB9.

-To Be Continued-


yeah, niatnya ini bakal jadi ff multi-chapter gitu

soalnya ide ini udah bersarang lama banget.

semoga ada yang baca deh, mengingat jarang banget Rushers yang suka Kames.

haha. sooo, review? :)