Diana's Head Note : hai semua! Saia bawa fic baru. Multichap, M-preg, sesuai permintaan kalian. Pokok'x mesti ripiu. *ngancem*

Hope u like it!

XXXXX

Disclaimer:

Masashi Kishimoto-sensei

Title:

Me and My Family

Genre:

Romance / Family / Humor

Pairing:

Uchiha Sasuke x Uzumaki Naruto; slight many others

Rated:

T

Semi Canon, OOC, BL, M-preg, Typo(s), dll

SELAMAT MEMBACA

XXXXX

Hari ini seharusnya hari yang tenang bagi Naruto. Kenapa? Karena dia baru saja menyelesaikan misinya, yaitu membawa pulang sang missing nin, Sasuke Uchiha. Harusnya ia diberi libur yang cukup panjang —dan tenang—atas keberhasilannya itu. Bayangkan saja, dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuat Sasuke takluk. Selain itu dia berusaha berbicara —atau mungkin berteriak-teriak— untuk meyakinkan Sasuke agar kembali ke Konoha. Dan entah mendapat pencerahan batin dari mana, Sasuke akhirnya mau kembali ke Konoha bersama Naruto.

Lihatlah, betapa besar pengorbanannya. Seharusnya dia mendapatkan sesuatu yang setimpal. Memang, dia mendapatkan libur yang lumayan panjang dari sang Hokage. Namun, dia tidak bisa tenang dalam masa liburannya karena dia mendapat tugas. Tugas yang tidak berat, namun menyebalkan. Tugas apa itu? Yaitu tinggal satu apartemen bersama Sasuke. Ingat, satu apartemen. Satu apartemen, satu atap, satu ruang makan, satu kamar man— ah, tak perlu dibahas panjang lebar lagi.

Bagaimana itu bisa terjadi? Flashback dulu bentar, ya?

XXXXX

Flashback

XXXXX

"Apaaa? Tinggal bersama dia?" tunjuk Naruto pada Sasuke yang sedang memandang tidak minat pada jendela di belakang tempat duduk sang Hokage. Di depan mereka, ada sang Godaime Hokage, Tsunade, yang berusaha keras untuk tidak menyumpal mulut Naruto dengan apapun yang ada didekatnya.

"Iya. Dan itu sudah jadi keputusan mutlak," kata Tsunade. Kalau dalam pengadilan, mungkin dia sudah mengetuk palu ke meja sebanyak tiga kali. Ah, abaikan.

"Tapi, kenapa harus denganku? Kenapa tidak di apartemen di sebelah kamarku? Kenapa harus denganku?" tanya Naruto lagi dengan nada frustasi.

"Naruto, kau kan sahabatnya. Jadi wajar aku menyuruhnya tinggal denganmu. Lagipula dia juga tidak keberatan kok," mata Naruto terarah pada Sasuke yang sedang berdiri disebelahnya.

"Teme, kau menolak semua ini kan? Ayo katakan padanya," Naruto mengguncangkan badan Sasuke.

"Aku tidak menolak." Dan runtuhlah dunia Naruto sekarang.

"Aku sudah persiapkan segala keperluanmu selama disana, Uchiha-san. Dan untuk makan, kau juga harus melaksanakan misi-misi yang aku berikan, walaupun bukan misi yang sulit. Mengerti?"

"Hn."

"Sekarang kalian bisa pergi," Naruto berjalan keluar dengan pikiran yang entah kemana. Dibelakangnya, Tsunade menyeringai aneh sambil menatap Naruto.

XXXXX

End of flashback

XXXXX

Dan sekarang disinilah Naruto, diatas sofa yang sedang menyiarkan acara televisi "Gaje Bersama". Entah apa maksud dari acara itu. Di sebelahnya ada si biang masalah —menurut Naruto, Uchiha Sasuke. Dia sepertinya sedang asyik membaca buku-entah-apa-namanya-saya-malas-tahu. Umpatan-umpatan terlantun dari bibir Naruto. Merasa terganggu, Sasuke mengambil inisiatif untuk melempar Naruto dengan buku yang dibacanya.

Brugh

"Aduh! Brengsek!" Naruto berdiri dan bersiap-siap melancarkan jurus andalannya, rasengan.

"Kau mau apa, dobe?" tanya Sasuke dengan wajah datar.

"Membunuhmu." ucap Naruto geram. Sasuke hanya mengangkat bahunya dan mengambil kembali buku yang dilemparnya. Tak ayal itu membuat Naruto tambah geram karena merasa diremehkan.

"Grrr… kau cari mati ya?"

"Tidak."

"Grrr… awas kau!" Naruto berusaha menerjang Sasuke. Namun…

Bruk

"Awww…" Naruto mengelus kepalanya yang membentur lantai. Kemudian dengan geram, Naruto melihat Sasuke yang sedang menjulurkan lidah kepadanya.

"Kenapa kau menghindar, teme?" tanya Naruto sambil bangkit berdiri. Tak lupa tangannya masih setia mengelus kepalanya —yang sepertinya benjol.

"Aku belum mau mati karena diseruduk kau, dobe." kata Sasuke cuek, sambil tetap melanjutkan bacaannya.

"Huh, teme sialan!" gerutu Naruto. Dia berjalan menuju TV yang menyala untuk sekedar mematikannya. Selanjutnya dia berjalan ke kamar. Moodnya buruk hari ini. Dan itu semua karena Sasuke. Begitulah batin Naruto.

"Hey dobe, kau masak apa hari ini?" tanya Sasuke membuat langkah Naruto terhenti di depan pintu kamarnya.

"Tidak ada. Kalau kau mau makan, masak saja apa yang ada didapur." Naruto membuka pintu kamarnya dan membantingnya dengan keras.

"Dasar dobe." Sasuke berjalan menuju dapur dan membuat sesuatu yang sekiranya bisa dia makan.

XXXXX

Jam telah menunjukan pukul delapan malam. Matahari telah berganti menjadi bulan dan bintang-bintang. Naruto yang baru saja terbangun dari tidur harus berusaha mengadaptasikan matanya dengan cahaya yang hanya berasal dari bulan. Setelah itu, dia berjalan menuju saklar dan menyalakan lampu untuk membuat kamarnya terang.

"Sudah malam," Naruto membuka kunci pintu kamarnya dan membuka pintu itu. Tak dilihatnya seorang pun disana. Mungkin Sasuke sedang tidur, begitu batin Naruto.

Dia berjalan menuju kamar mandi dan menyalakan shower , membuatnya basah bersama pakaiannya.

"Dasar teme sialan! Merusak kebahagiaanku saja. Huh, sial!" gerutu Naruto sambil membuka satu persatu pakaiannya yang telah terlanjur basah itu. Kemudian dia mengambil botol sabun dan menuangkannya ke shower puff dan meratakan ke seluruh tubuhnya. Setelah membilasnya, dia mematikan shower dan melilitkan handuk —yang memang sudah tersedia disitu— sampai sebatas pinggangnya. Tak lupa sebuah handuk yang lebih kecil lagi untuk mengeringkan rambutnya. Diraihnya gagang pintu dan membuka pintu itu.

"Huh, teme sial—" kata-katanya terhenti saat di depan matanya telah ada sosok yang sedari tadi diumpatnya. Sosok seorang Uchiha Sasuke yang mengenakan kaos berwarna hitam dan celana pendek berwarna biru tua. Tampangnya seperti orang yang habis bangun tidur.

"Pfftt… Hahahahaha…" Naruto tertawa keras sambil memegang perutnya yang terasa sakit. Dia merasa hal ini adalah hal paling langka —sekaligus paling lucu— dari hal terlucu apapun di dunia. Mendapati seorang Uchiha Sasuke yang baru bangun tidur, dengan rambut acak-acakan dan segaris aliran-entah-apa di sudut bibir Sasuke.

"Huahahaha…" tawa Naruto membahana, membuat Sasuke yang baru setengah sadar, langsung tersadar sepenuhnya.

"Hey! Kau kenapa?" tanya Sasuke.

"Ka-kau lucu. Hahahahaha…" Naruto menunjuk muka Sasuke. Sasuke yang meraba mukanya sendiri malah membuat tawa Naruto makin keras.

"Hahahahaha…" Sasuke lalu mendorong Naruto dari depan pintu kamar mandi dan melihat pantulan wajahnya yang amat sangat tidak mencerminkan seorang Uchiha Sasuke. Dengan geram dia berbalik dan mendorong Naruto. Lalu terdengarlah suara pintu dibanting dan teriakan Sasuke dari dalam kamar mandi.

"Sialaaan!" dan tawa Naruto makin membahana diseluruh penjuru apartemennya.

XXXXX

"Tsunade-sama, kenapa anda menyuruh Uchiha-san untuk tinggal satu apartemen dengan Naruto-kun?" tanya Shizune pada Tsunade yang sedang memakan senbei.

"Hmm? Ah, itu karena aku yakin mereka akan menjadi pasangan yaoi terhot se-Konoha," seru Tsunade senang sambil memakan senbeinya lagi.

"Hhh, dasar fujoshi," gumam Shizune pelan.

XXXXX

To Be Continued

XXXXX

Diana's Foot Note : maap ya kalo pendek. Permulaan *ngeles*

Saia mau mulai dari awal sampai mereka punya anak. Jadi, jangan berharap beberapa chap ke depan udah ada M-preg *dibazooka seluruh umat*

Mind to review?

Always Keep the Faith