Karena sejumput pagi selalu menawarkan cerita baru untuk dijalani.

.

.

.

Auro Rain

Present

.

.

.

Sejumput Pagi

2015

.

.

.

Pagi.

Chanyeol sangat menyukai pagi.

Kala matahari masih misterius-misteriusnya. Malu-malu mengintip dari balik cakrawala namun sayapnya sudah nampak terpancar.

Chanyeol sangat suka pagi.

Dengan Baekhyun yang berbaring di sampingnya. Saling menatap dalam diam. Mengulang sandi-sandi rahasia mereka sendiri. Tak perlu bahasa apapun. Biarkan hati yang bicara.

Keduanya tak saling mengagumi karena memang tak ada wajah bangun tidur yang rupawan. Tapi mereka menikmati tiap detik ketika iris menelusuri dahi hingga dagu pasangannya.

Meskipun rambut kusut, mata mengantuk, muka berminyak, bibir kering, dan gigi bermentega, Baekhyun tetap menawan di mata Chanyeol. Di momen itulah Baekhyun terlihat jujur dan apa adanya. Tak ada make up, tak ada parfum, mulut bau, tapi tetap saling menyapa. Mengucapkan selamat pagi dengan senyum tipis nan lemah khas orang yang nyawanya belum terkumpul benar.

Setiap bangun tidur di pagi hari, kulit Baekhyun terasa begitu lembut, dan Chanyeol sangat suka sensasi ketika milik mereka saling bergesekan. Chanyeol selalu terbayang betapa menyenangkannya tatkala kulit hangat Baekhyun akibat tersembunyi di balik selimut semalaman bertemu dengan kulitnya yang dingin terpapar AC.

Chanyeol lebih menikmati pergumulan mereka di pagi hari. Pergulatan sengit dengan lenguhan dan keringat. Mereka selalu bangun sangat awal, menjelajah tiap inci kulit, sebelum bangkit membersihkan diri dan memulai hari.

Terkadang Baekhyun ingin jadi yang mendominasi. Chanyeol hanya perlu melihat wanita itu menari di atas tubuhnya. Rambutnya bergerak, bergoyang sesuai ritme.

Dan Chanyeol suka melihat pujaan hatinya memposisikan diri membelakangi jendela. Bagaimana bias matahari misterius di belakang gorden menjadi latar tarian Baekhyun.

Chanyeol juga menyukai pagi sewaktu Baekhyun bangkit dan menuju jendela, menarik tirainya, dan menunjukkan padanya bahwa pagi yang misterius akan segera berakhir. Chanyeol betah berlama-lama menatap punggung mungil itu.

Begitu berbalik, Baekhyun akan mulai mengomel, menyuruhnya cepat mandi. Chanyeol tak pernah terganggu, malahan selalu bahagia melihat pemandangan itu. Tubuh mungil Baekhyun yang berbalut sprei dengan sejumput sisa malam di luar jendela menjadi background-nya, Chanyeol seperti melihat lukisan seorang dewi.

Sembari tersenyum, Chanyeol melangkah mendekati yang terkasih. Regangan otot bibirnya makin lebar saja mendengar suara melengking sang istri yang marah-marah karena meninggalkan tempat tidur tanpa berpakaian atau setidaknya menutupi tubuh bagian bawah dengan selimut. Ia cuek saja mengecup bibir istrinya sebelum melesat menghilang di balik pintu kamar mandi.

Chanyeol sangat menyukai pagi.

Karena sejumput pagi selalu menawarkan cerita baru bersama Baekhyun padanya.

.

.

.

END


O-EM-JI! O-EM-JI! Rate-nya nyaris M ini! Tapi baru nyaris kok, belum beneran M, hahaha. Demi apa, gue gak nyangka bisa buat ginian.

Betewe, sebenernya gue sempet desperate sama EXO. Kris, Luhan, terus Tao. Ada kabar Lay juga bakal ngikut, dan untung banget ternyata gak. Gue bernostalgia dengan nonton EXO showtime sama video-video lama mereka di laptop. Dan gue sadar, mungkin hubungan mereka emang gak sesolid yang kita harepin, tapi yang namanya cinta susah move on-nya.

Gue ngikutin mereka dari awal debut tahun 2012. Meskipun gue bukan EXO-L fanatik dan lebih milih jadi multi-fandom, bisa dibilang gue mentok sama EXO, gue mentok sama ChanBaek.

Gue cinta mereka.

Wanna leave a review? Go ahead


THANKS FOR READING ^^