Disclaimer:

Masashi Kishimoto

Summary:

Sasuke dan Sakura. Mereka hanya akrab melalui pesan singkat yaitu sms, tetapi saat bertemu mereka tampak tak saling kenal. Lalu, apakah yang akan Sasuke lakukan setelah mengetahui bahwa Sakura mengidap sebuah penyakit berbahaya?

Rated:

T

Don't Like, Don't Read.

.

Ini adalah New Konoha City. Kota dimana teknologi sudah sangat mukhtahir. Motor dimana-mana yang menyebabkan udara disana sudah sangat tercemar atau berdebu. Tidak heran banyak sekali penduduk yang tinggal di kota tersebut sakit. Baiklah, Fic kali ini terfokus pada kisah Sasuke Uchiha. Pemuda yang tinggal di New Konoha City .

oOo

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sasuke terpaksa bangun dari tidurnya karena hari ini dia harus sekolah, terlebih lagi ia pun sudah muak mendengar teriakan-teriakan gaje dari handphone nya *alarm maksudnya*. Terpaksa pula dia bergegas mengambil handuk, lalu pergi menuju ke kamar mandi. Tetapi itu tidak semudah yang kalian pikirkan. Sang bokong ayam a.k.a Sasuke masih harus mengantri untuk masuk ke kamar mandi yang hanya ada satu dirumah tersebut. Mengapa demikian? Okelah, saya akan bercerita sedikit tentang Sasuke Uchiha.

Sasuke Uchiha, pemuda berumur 16 tahun. Ia bersekolah di SMAN7 Konoha. Kisah sedih harus mengiringi hidupnya pada saat ia berumur 9 tahun. Perusahaan yang dipimpin ayahnya bangkrut yang menyebabkan beliau frustasi lalu bunuh diri. Satu tahun setelah kematian ayahnya, ibunya pun juga meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sedangkan kakaknya menghilang entah kemana. Sejak kematian orang tuanya dan menghilangnya kakaknya, Sasuke menjadi anak yatim piatu dan diasuh oleh teman ayahnya yang bernama Kakashi Hatake. Tetapi Kakashi tidak bisa selamanya mengasuh dan membiayai Sasuke. Karena beliau masih memiliki dua orang anak yang semuanya masih berumur dibawah 14 tahun. Kakashi bukanlah orang yang berkecukupan. Pekerjaannya hanyalah menjadi seorang pedagang kakilima, tidak lebih dari itu. Karena merasa terlalu merepotkan, Sasuke pun memberanikan diri untuk mandiri. Ia sekarang tinggal di sebuah kost-kostan murahan bersama temannya semasa SMP, yang bernama Naruto. Karena kepintarannya lah, dia sekarang mendapatkan beasiswa di sekolahnya tersebut.

Yap, sekian perkenalan tentang Sasuke Uchiha. Kembali ke cerita!

oOo

"Woi, cepetan dong. Lama banget," Seseorang berteriak.

Tak lama setelah teriakan tersebut terdengar, seseorang keluar dari kamar mandi dan orang yang berteriak tadi bergegas masuk ke kamar mandi.

"Cih, masih lama yah?" Kata Sasuke kesal.

"Tenanglah sobat. Kan setelah Shikamaru, aku. Nah, setelah aku itu kau. Jadi mohon bersabarlah!" Naruto mencoba menenangkan Sasuke dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Hn."

10 menit kemudian, akhirnya giliran Sasuke yang masuk ke kamar mandi. 5 menit kemudian Sasuke keluar dari kamar mandi. 3 menit kemudian Sasuke bergegas kekamarnya untuk memasang pakaian sekolahnya. 7 menit kemudian Sasuke telah selesai berpakaian dan segera pergi kesekolah.

oOo

Sasuke POV

Saat aku masuk kekelas ku. Seperti biasa, keributan besar terjadi disana. Aku istirahatkan bokongku ini di tempat duduk kesayanganku. Tak lama kemudian, Kiba menyapaku.

"Ohayou, Sasuke. Kau tau tidak, kita akan kedatangan murid baru loh," katanya padaku.

"Hn."

"Ya ya. Setiap hari kau selalu mengatakan kata itu. Apa tidak ada kata-kata lain."

"Hn."

"CIh, sudahlah,"Kiba pun bergegas pergi meninggalkanku.

Kriiiiing…

Tak lama setelah Kiba meninggalkanku, bel berbunyi yang menandakan pelajaran hari ini siap untuk dimulai. Seperti dugaanku, Asuma-Sensei guru bahasa Indonesia kami langsung masuk kekelas. Beliau memang sangat rajin. Tapi, siapa perempuan yang bersama beliau itu. Rambut yang bagaikan bunga Sakura, mata emeraldnya, wajahnya yang manis. Semuanya tampak sempurna. Mataku tak bisa berkedip saat memandang kesempurnaan yang terpancar di wajahnya.

"Ohayou," Kata Asuma-Sensei sambil tersenyum.

"Ohayou," Semua murid di kelasku berteriak, begitu juga denganku.

"Kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu, nak!" Kata Asuma-Sensei sambil menatap seorang gadis disebelahnya.

End Sasuke POV

"Perkenalkan, nama saya Sakura Haruno. Saya murid pindahan dari SMAN 3 Suna. Umur saya 16 tahun…..." Sakura memperkenalkan dirinya, sedangkan Sasuke sepertinya masih melamun memperhatikan Sakura. Entah mengapa dia jadi seperti itu, apakah dia kesurupan?

"Baiklah Sakura. Silahkan kamu duduk di sana. Di sebelah gadis berambut pirang itu," Kata Asuma sambil menunjuk-nunjuk sebuah bangku.

Sakura pun berjalan menuju tempat duduknya. Dia melewati tempat duduk Sasuke dan bertatapan dengannya. Onyx bertemu emerald, meskipun hanya sekejap. Setelah dia duduk…

"Hey, Sakura. Perkenalkan, namaku Ino," Kata gadis berambut pirang tersebut.

"I..iya, salam kenal,"

oOo

Kring… Kring…

Akhirnya saat-saat yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Bel pertanda sekolah telah usai dengan sukses dibunyikan. Seperti biasa, para murid-murid disana berhamburan keluar dari kelas mereka. Seperti mau bagi-bagi zakat saja. Eits, tetapi tidak semua siswa yang melakukan hal tersebut. Beberapa murid terlihat santai keluar dari pintu kelasnya, termasuk Sasuke sang pantat ayam. Tetapi ketenangannya pun terusik seketika…

"Hay, Sasu! Kita pulang bareng yuk!" tiba-tiba Naruto menyenderkan tangannya di bahu Sasuke. Tapi, seperti biasa, Sasuke menjawab.

"Hn."

Mereka pun pulang bersama-sama, tetapi ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Ino dan Sakura.

"Hai, Naruto. Hai, Sasuke~," kata Ino agak kasar saat mengucapkan kalimat 'hai Naruto' dan lebih lembut saat mengucapkan kalimat 'hai, Sasuke'.

"Ahaha, hai juga Ino. Dan kau anak baru, Sakura maksudku, Hehe," kata naruto menunjuk Sakura. Sasuke hanya diam.

"Ada apa? Naruto," kata Sakura. Ternyata mereka sudah saling kenal rupanya.

"Tidak ada apa-apa kok. Hey, bagaimana menurutmu tentang sekolah ini?" ucap Naruto dengan nada sedikit mengintrogasi.

"Eh, seru… seru kok. Aku jadi betah sekolah disini. Hehe…" Sakura nyengir.

"Oh iya, tempat tinggalmu dimana? Kalau bisa kita pulang sama-sama saja," Naruto tersenyum.

"Eh, tempat tinggalku di…" kata sakura menjelaskan dan menerangkan atau memberi tau alamat rumahnya. Sedangkan Naruto dan Sasuke hanya bisa diam dan memperhatikan.

"Haah, berarti kita sejalur dong. Dan tempat tinggalmu tak terlalu jauh dengan tempat tinggalku. Kau dijemput atau jalan kaki. Kalau jalan kaki ayo kita pulang sama-sama," Naruto tampak bersemangat, sedangkan Sasuke dan Ino hanya geleng-geleng kepala.

"Aku jalan kaki kok. Ayo kita pulang bareng! Dan kau, err…siapa namamu yah?" kata Sakura menunjuk Sasuke sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal.

"Sasuke."

"Iya iya, sasuke. Kau juga pulang bersama kami yah?"

"Hn."

"Hn? Jawaban apa itu?" Sakura heran.

"Mmm, Sakura. Bila Sasuke menjawab 'hn' berarti iya!" Naruto menjelaskan. "Iya, itu sudah kebiasaannya," Ino nyambung.

"Baiklah, ayo!"

Mereka. Ino, Sakura, Naruto, dan Sasuke pun pulang bersama-sama. Naruto dan Sakura sudah tampak akrab. Entah kenapa itu bisa terjadi, padahal mereka baru pertama kali berkenalan. Tawa canda terdengar jelas oleh NaruSaku, sedangkan SasuIno hanya diam memperhatikan lelucon mereka.

"Huh, mereka tampak akrab. Iya kan Sasuke?" kata Ino sambil menatap Sasuke.

"Hn."

oOo

"Waaaw, jadi ini rumahmu yah?" Naruto terkagum-gagum melihat rumah sakura yang ternyata cukup mewah. Entah apa yang membuatnya seudik itu.

"Hey, Sakura. Ternyata kau suka memelihara bunga juga yah?" Tanya Ino sambil menyentuh sekuntum bunga mawar.

"Itu bukan aku. Tapi ibuku yang memeliharanya. Jujur saja, aku tidak terlalu suka bunga," semuanya tampak terkejut mendengar pernyataan Sakura tadi terkecuali Sasuke yang sedari tadi terlihat tak peduli.

"Apa? Kau tidak suka bunga? Kalau aku sangat suka bunga, sampai-sampai aku dan ibuku mendirikan toko bunga," Ino tampak membanggakan dirinya.

"Toko bunga? Apa namanya? Dan dimana?" Sakura heran. Naruto pun berkata, "Masa kau tidak tau Sakura. Toko bunga Yamanaka!". "Toko bunga Yamanaka? Dimana itu?" Sakura semakin heran.

"Nanti akan kuberi tau itu dimana. Oke, tapi aku sepertinya harus cepat-cepat pulang. Oh iya, boleh aku minta nomor handphone mu?" Ino mengeluarkan handphone blackberry dari tasnya. Sakura pun juga begitu, tetapi bukan blackberry tentunya. Mereka berdua terlihat mengutak-atik handphone mereka masing-masing. Naruto dan Sasuke hanya bisa diam melihat kelakuan kedua gadis tersebut.

"Hmm… Nomorku 085952xxxxxx."

"Okelah, sudah! Naruto, Sasuke. Kalian tidak mau minta nomor handphone Sakura yah?" Tanya Ino.

"Eh, tentu saja aku mau. Tapi aku tidak bawa handphone nih. Nanti kirimkan nomor Sakura ke nomor ku yah, Ino?" Naruto tampak berharap kepada Ino. Sedangkan Sasuke, masih diam.

"Kalau kau Sasuke?" Ino menatap Sasuke yang tampak tak berekspresi sedikitpun.

"Memangnya nomor handphone nya penting untukku." kalimat yang dilontarkan Sasuke ini sontak mengejutkan Sakura. Tetapi dengan judesnya Sakura berkata, "Oh, kau benar. Nomorku memang tidak penting untukmu."

"Sudahlah Sakura, Sasuke memang sering begitu. Nah, aku mau pulang dulu yah. Mata Ashita…" kata Ino mencairkan suasana sembari pergi dari hadapan Sakura bersama Naruto dan Sasuke. Sambil melambai-lambaikan tangan tentunya.

"Mata Ashita…"

oOo

"Hehehe.." Naruto senyum-senyum gaje sambil melihat handphonenya. Hal itu mengundang rasa penasaran Kiba untuk bertanya. Apakah kau sudah gila? Apakah kau sudah tidak waras?

"Hey, Naruto. Kau kenapa? Dari tadi kulihat kau tersenyum terus," kata Kiba melepas rasa penasarannya.

"Eh, tidak ada apa-apa kok. Aku cuma sedang sms-an dengan seseorang, ternyata dia orang yang menyenangkan. Tetapi, ada satu masalah….." ekspresi wajah Naruto berubah seketika. Dari senang menjadi sedih. Ada apakah gerangan? Lalu Kiba bertanya, "Masalah? Masalah apa?"

"Pulsaku sekarang sudah habis. Kau bisa belikan aku pulsa? Uang ku sekarang lagi sekarat." perkataan Naruto itu sukses membuat Kiba sweetdrop berat. Tapi seseorang yang datang tak dijemput dan pulang tak diantar tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.

"Hey, ada apa ini?" Tanya seseorang yang tak lain tak bukan dia adalah Sasuke Uchiha.

"Eh, Sasuke. Tidak ada apa-apa kok. Aku tadi cuma sedang sms-an dengan Sakura, tapi pulsaku habis. Bisa kau belikan," Kata Naruto nyengir kuda disertai deathglare dari Sasuke.

"Sakura? Jadi kau punya nomor handphonenya," Kiba penasaran.

"Tentu saja,kau mau minta?" Kiba menganguk. "Okelah. Dia itu orang yang menyenangkan looh," Lanjut Naruto.

"Menyenangkan? Haaaa, aku tau. Kau suka dengannya yaah?" kalimat Kiba yang ini telah sukses membuat Naruto bengong. Tapi dilain pihak, Sasuke tersenyum tipis. Hmm… tak biasanya sang Uchiha tersenyum seperti itu?

"Tentu saja tidak, Kiba! Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri." Jawaban Naruto ini juga telah sukses membuat Kiba mengatakan kata 'oh'. Tetapi, mereka berdua berhasil dikejutkan oleh seseorang yang se-kost dengan mereka. Dia orang yang bernama Deidara.

"Hey, hosh…hosh…, hari ini ,hosh.. aku harus bayar, hosh.. uang sewa, hosh.. tetapi aku masih belum punya uang, hosh… boleh aku pinjam uang, hosh… dari kalian? Please…" Deidara ngosngosan, seperti habis berlari keliling danau Toba saja.

"Pinjam uang, enak aja. Aku masih boke nih. Dasar banci darat!" Naruto menghina. Deidara bergegas duduk di sebuah kursi yang ada disana sembari ingin mengistirahatkan dirinya untuk sejenak. Tetapi, beberapa detik kemudian. Ia berteriak…

"Sudah kubilang berkali-kali jangan panggil aku banci darat, dasar kepala NANAS!"

"Kepala Nanas katamu! Dasar banci darat!" Naruto kesal.

"Kepala nanas!"

"Banci darat!"

"Kepala nanas!"

"Banci darat!"

"Sudaaaah, cukup!" Kiba berteriak dengan lantangnya. NaruDei otomatis terdiam.

"Dei, kapan si Nek Tsunade datang kesini?" tanya Kiba yang sedikit lebih tenang sekarang.

"Sekitar jam 5 sore katanya."

"Berarti tinggal 25 menit lagi," Sasuke nyambung tiba-tiba. Deidara menatap Sasuke seperti mengharapkan sesuatu, tetapi tetap saja ekspresi datar diperlihatkan oleh si pantat ayam tersebut. "Baiklah, Dei. Aku akan meminjamkanmu uang. Kebetulan aku punya uang banyak!" kata Kiba yang membuat Deidara menjadi semakin tenang. "Tapi…" lanjutnya.

"Tapi…. Apa?"

"Bunganya 15% yah." Smirk ala Kiba pun dilontarkan. Disusul anggukan dan ucapan terima kasih dari Deidara. Sasuke? Dari tadi Sasuke hanya diam melihat kelakuan aneh dari teman-temannya. Suasana tampak ceria disana, tetapi apakah yang akan terjadi 25 menit lagi?

T.B.C

Wakakakakak, saya ternyata nggak terlalu bisa buat yang kayak beginian. Ini fic Romance pertama saya, jadi maklum yah jelek. Saya benar-benar memerlukan saran dari kalian para pembaca dan Author sekalian. Terlebih lagi saya masih bingung tentang genre fic ini. Okeh, kritik, saran bahkan flame akan saya tunggu sampai saya masuk keliang lahat nanti (?). Mohon diriviuw buat nambah semangat saya yah ^.^

REVIEWS, Please!