Three Days Locked!
.
Summary :
"Aku suka padamu, Hayami!" Chiba menembak Hayami yang merupakan perempuan yang ia sukai. Ia pun memberikan waktu tiga hari untuknya berpikir. Apakah jawaban gadis itu terhadap pernyataan Chiba? [ ChibaHaya ]
.
.
.
Hari selasa, sepulang sekolah
Cahaya mentari sore membentang dari ufuk barat, menembus pepohonan dalam hutan lebat dan sampai pada bangunan tua yang sepi. Membuat gedung tersebut disinari oleh cahaya kemerahan di seluruh ruangnya. Kesunyian yang merupakan ciri khas menjadi lengkap dengan kedua eksitensi berbeda gender yang berada di ruang kelas. Hanya ada dua orang itu, tak ada yang lain. Penyebabnya ialah bel tanda pulang yang telah usai berbunyi beberapa jam yang lalu, hingga sebagian besar murid sudah pulang ke kediamannya masing-masing. Diliriklah jam dinding yang menempel di atas papan tulis.
Pukul lima sore hari.
Sudah cukup petang untuk tetap berada di sekolah.
Salah satunya yang menyadari hal ini menatap lawan bicara dengan heran. Sepertinya ia sudah cukup muak karena temannya mencegatnya pulang beberapa menit yang lalu dengan alasan ingin membicarakan seuatu. Namun, pada saat ini pun orang yang berada di depannya belum membuka mulutnya berbicara sedikitpun.
Perempuan bersurai senja itu mengerutkan alis saat melihat lelaki di depannya mengalikan pandangan terus menerus, membuatnya makin heran saja. Perempuan itu masih menatapnya lekat-lekat. Manik zamrud-nya tidak bisa dialihkan dari wajah lawan bicara yang 1/2nya tertutupi poni panjang.
Hayami Rinka dan Chiba Ryuunosuke
Sebelumnya, Hayami sedang berlatih tembak dengan Chiba yang merupakan rekannya di dalam hutan. Latihan berlangsung dengan lancar hingga sang gadis mengetahui matahari telah berpindah ke sebelah barat. Ia memberi tahukan temannya untuk segera pulang karena hari makin sore, dan ia mengiyakannya. Setelah selesai berganti baju, mereka segera mengambil tas di dalam kelas dan bergegas pulang. Namun tiba-tiba Hayami yang ingin berjalan keluar kelas dihalangi oleh Chiba yang berdiri di depannya.
Dan kemudian atsmosfer ganjil menghiasi keadaan sekarang.
"Jadi, apa yang mau kau katakan?" Hayami memulai pembicaraan, memecahkan keheningan yang ada. Ia melipatkan tangannya di depan dada, bertanda ia sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk hal ini. Chiba yang berada di depannya kembali menatap sang gadis.
"Ah… aku mau bilang kalau aku berterima kasih kau sudah mau menunggu hingga saat ini…"
"Jangan berbasa-basi. Langsung ke intinya saja," Chiba tertegun mendengar ucapan Hayami yang langsung dengan dinginnya membalas perkataannya. Menghela napas sejenak, sekadar untuk menghilangkan kegugupan, ia pun melanjutkan hal yang ingin disampaikannya.
"Hari-hari bersamamu sebagai rekan… menurutku sangat menyenangkan. Aku sangat bahagia bisa menjadi rekanmu. Err... jadi, yah..."
"? Aku nggak ngerti maksud-"
"Aku suka padamu, Hayami!"
Satu pernyataan itu sukses membuat wajah Hayami memerah seketika. Debaran jantungnya berbunyi tak karuan. Dan mulutnya hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang terputus-putus canggung, "A-aaa?… e-eeh?"
Ia tidak marah karena ucapan sang rekan yang mengatakan kata-kata yang tak diduga hingga tidak masuk ke akalnya. Ia juga tak marah karena ucapannya diputus begitu saja. Ia hanya merasa malu atas pengakuan Chiba yang tiba-tiba. Spontan ia memundurkan langkahnya ke belakang dengan menundukkan kepalanya yang berusaha ditutupi oleh kedua tangan.
"K-k-k-kau bercanda, kan?" tanya Hayami terbata oleh rasa malu yang ditanggung. Masih dengan posisi yang sama, dan semburat merah yang makin memperparah emosinya. Namun usahanya gagal karena Chiba dengan kedua tangannya memegang kedua bahu Hayami, membuat kepala sang gadis kembali terangkat, "Aku tidak bercanda, Hayami. Aku serius. Aku suka padamu. Aku mencintaimu. Aku menginginkanmu. Jadilah milikku."
Chiba memeluk tubuh mungil sang gadis dengan sangat erat bersamaan saat ia menyatakan kalimat yang terakhir.
BLUUUSH!
Rona merah bertambah parah untuk Hayami. Detakan jantungnya pun juga tak bisa dibilang normal karena terus berbunyi tiada henti. Meski ia sudah sering menyembunyikan emosinya, namun kali ini ia tak bisa menyembunyikan perasaan malunya yang sudah berada di ambang batas.
Hayami kembali menundukkan kepalanya, terlihat kedua tangannya gemetar karena malu.
"A… aku…"
"Jangan dijawab dulu!" Chiba menutup mulut Hayami yang ingin mengatakan jawaban atas pernyataan cintanya. Ia pun turut menundukkan kepalanya, jelas telihat ia juga merasa malu atas pengakuannya sendiri. Setelah melepaskan tangannya dari area bibir Hayami, ia mulai menyuarakan alasannya.
"Meski aku sudah memberanikan diri mengatakannya, tapi ternyata aku memang… belum siap mendapat jawaban darimu… entah kamu mau jawab 'tidak' atau 'iya', aku tetap belum memantapkan hatiku untuk menerimanya…"
"..." Hayami memalingkan wajahnya saat melihat semburat merah yang muncul di wajah Chiba.
"Jadi, maukah kau memberiku jawaban tiga hari lagi? Kurasa kau juga belum mengerti tentang perasaanmu padaku, jadi sebaiknya aku memintamu memikirkannya baik-baik agar tidak menyesali pilihanmu."
"Eh…?... U-um…"
"Lalu, aku juga nggak mau kamu jawab 'Tidak tahu'. Aku Cuma mau kamu bilang 'iya' atau 'tidak'. Aku tak mau yang lain selain itu," Hayami sontak kaget mendengar ini. Sepertinya pemikirannya terbaca oleh sang rekan.
Masih mengalihkan pandangnnya malu, gadis surai oranye itu membuka mulutnya, membalas ucapan Chiba dengan anggukan kepala, "K-kalau begitu tiga hari, ya…"
"Ok. Kutunggu jawabannya jum'at nanti."
"U-um…"
~TBC~
Hai~! Di sini Kise K-na~! Atau bisa dipanggil Kiseka~! Atau K-na~! atau Kana~! /aulah thor, situ banyak amat panggilannya/
Ha'i ha'i~
Alasan author bikin ini fic gara-gara…
Lagi nge-ship Tanaka x Shiraishi dari fandom sebelah, jadi takutnya author pindah ke fandom sana, padahal masih gak rela lepasin pair Chiba x Hayami ToT
Jadi intinya author masih mau ngeship ChibaHaya sampe puas bikin ficnya [Chiba : mending situ pindah aja ke fandom sana, deh. Ganggu, thor. ]
Ahahaha~
Ini fic sebenarnya masih masuk prolog, jadi sub chapternya 'Zero Days'
Ini belum masuk 'First Days' dimana mereka udah mulai—oke, author gak mau spoiler
Erm… gimana pendapat para reader sekalian?
Kalau emang gak bagus, author rencananya mau mogok nulis kelanjutannya
Tapi, kalau para reader mau dilanjut, author dengan senang hati akan melanjutkannya '^')9
Jadi jangan lupa berikan review kalian biar bisa jadi motivasi author ini
Kiss bye, Kise K-na [Hayami : Jijik, thor! Sumpah!]
