Halo semua! RheinW sekarang lagi coba buat fic yang berchapter, jadi saya pilih fic kedua saya dan mencoba meneruskannya,

Peringatan! OOC, masih banyak kekurangannya, jadi mohon reviewnya abis baca ya! Selamat baca!

Sebuah Janji

Disclaimer : Bleach © Tite Kubo

Beberapa hari setelah teruntai janji antara taichou dan fukutaichou divisi 5,

"Tenanglah Tatsuki-chan, semua akan baik-baik saja, satu hal yang bisa kita lakukan saat ini hanya berdoa untuk keselamatan mereka," seorang perempuan berambut oranye gelap berusaha menghibur seseorang disampingnya.

"Ya, kau benar Hime, terima kasih," ucap Tatsuki memeluk Orihime.

Keheningan mengambil alih, yang terdengar hanya suara suster, dokter dan pasien yang lalu lalang. Terlihat mereka berdua menyatukan kedua telapak tangan di depan dada masing-masing, berdoa demi keselamatan seseorang.

Dua jam kemudian,

"Dia sudah lahir dengan selamat Tatsuki!" suara laki-laki ini berhasil membuyarkan seluruh konsentrasi Tatsuki dan Orihime yang berdoa dari dua jam yang lalu.

"Ayah, bagaimana dengan ibu?" di wajah Tatsuki tercampur kebahagiaan dan kecemasan.

"Ibu baik-baik saja, mereka berdua selamat." Ayah Tatsuki tersenyum bahagia.

"Syukurlah," tangan Tatsuki meraih punggung Orihime dan memeluknya dengan erat, terlihat sedikit air keluar dari matanya. Orihime terkejut, tidak pernah ia melihat sahabatnya yang begitu kuat ini menangis.

"Syukurlah Tatsuki-chan, sekarang semua sudah tidak apa-apa." Orihime balas memeluk dan mengelus punggung sahabatnya itu.

Esok harinya di kelas,

"Yo Tatsuki! Bagaimana kabar ibu dan adikmu?" tanya Ichigo yang berjalan menghampiri Tatsuki.

"Darimana kau tahu?" ekspresi kaget tidak bisa disembunyikan oleh Tatsuki.

"Inoue-san memberitahu kami tadi," jawab Ishida singkat.

"Ah, padahal aku mau merahasiakannya untuk sementara, apa boleh buat, mereka baik-baik saja sekarang. Hanya perlu istirahat yang cukup."

"Apa dia perempuan Arisawa?" Rukia juga ikut nimbrung.

"Tidak, dia laki-laki, laki-laki tangguh yang akan membanggakan keluarga Arisawa." Jawab Tatsuki dengan nada bicara yang penuh harapan.

"Arisawa-san, bisakah kami mengetahui namanya?" Chad yang dari tadi diam akhirnya bicara juga.

"Namanya Sousuke, Arisawa Sousuke." Tatsuki tersenyum senang begitu mengucapkan nama adik lelakinya itu.

Waktu terus berjalan, saat ini Arisawa Sousuke sudah berumur 15 tahun. Hari ini hari pertamanya masuk sekolah di SMA Karakura, SMA tempat kakaknya belajar beberapa tahun yang lalu. Di jalan menuju kelasnya,

"Aduh!" suara seorang perempuan terdengar sedikit kesakitan.

"Ah, maaf, aku tidak sengaja." Seorang lelaki berambut coklat mengulurkan tangannya pada perempuan yang ditabraknya hingga jatuh.

"Tidak, aku yang salah berjalan tanpa melihat." Jawab perempuan berambut hitam itu setelah meraih uluran tangan sang lelaki.

"Kau tidak apa-apa kan?" tanya lelaki yang memiliki warna iris coklat berhias kacamata bingkai hitam itu.

"Ya." jawaban singkat keluar dari bibir mungil perempuan manis ini.

"Syukurlah kalau tidak apa-apa," ucap sang lelaki lalu berjalan meninggalkan perempuan itu.

"Eh, tunggu sebentar, apa kau tahu dimana ruang kelas 3-D ?" pertanyaan perempuan berambut hitam itu berhasil membuat lelaki berkacamata itu berhenti.

"3-D? berarti kita sekelas.. emm."

"Hisana, Hiwatari Hisana, untunglah aku bertemu dengan teman sekelasku, sudah satu jam rasanya aku berputar-putar di sekolah ini mencari ruang kelas 3-D," senyum mengembang di bibir perempuan manis ini.

"Aku Arisawa Sousuke, salam kenal Hiwatari-san!" balas Sousuke juga dengan senyuman.

Sementara itu di tempat lain bernama Soul Society,

"Apa yang sedang kau cari Hinamori-kun?" seorang lelaki berambut kuning bertanya pada perempuan dihadapannya.

"Buku tentang…. bukan apa-apa Kira-kun." Perempuan bercepol itu tampak berusaha menutupi sesuatu.

"Mmm, Hinamori-kun, sekarang kau tidak bisa memanggilku Kira-kun lagi,"

"Hehehe, iya maaf, sudah kebiasaan sih," Hinamori nyengir.

"Buku bercover hitam dengan judul Forbidden Destructive Art kan?" Kira terlihat bisa menebak apa yang dicari Hinamori yang sudah dikerumuni buku-buku yang berantakan di perpustakaan divisi 5.

Jantung Hinamori terasa berhenti setelah mendengar ucapan sahabatnya yang telah menjadi taichou divisi 5. Ternyata lelaki berambut emo ini juga mengetahui keberadaan buku terlarang tersebut.

"Eh,… i-iya, Kira-kun eh maksudku Izuru-taichou juga tahu keberadaannya?"

"Dari yang kudengar, buku itu sudah dimusnahkan beberapa ratus tahun lalu. Tidak perlu repot-repot mencarinya." Kira berusaha menghentikan niat Hinamori.

"Tidak, aku tidak akan berhenti sampai menemukannya, karena aku akan menepati janjiku," sanggah Hinamori sambil menggigit bibirnya.

To Be Continued

Yah, gak sampai 600 huruf, lagi habis ide sih, maap yah para reader,

Pokoknya review aja biar nambah ide!

Sepucuk review anda sangat berarti bagi saya.

Trimssssssssssssssssssss!