Paskibra.

Sebuah ekstrakulikuler yang melelahkan, dengan tingkat senioritas yang tinggi, juga dengan pelatih yang super sadis.

Dibalik semua itu, ekstrakulikuler ini justru menjadi berkah (atau malah kesialan?) bagi Nagisa.


Paskibra, by Iluya.

Ansatsu Kyoushitsu, by Matsui Yusei.

Pairing utama KarmaNagisa, tapi mungkin nyerempet pairing lain.

Saya hanya meminjam karakter-karakter Matsui-sensei.

Saya juga tidak mendapat keuntungan apapun dari fic ini.

Fic ini ditujukan untuk Miyucchi. Happy late birthday, Miyu!

Enjoy reading, minna!


Seorang senior berambut hitam, dikepang kanan-kiri, berdiri di hadapan para juniornya dengan muka gugupnya. Ia juga membawa beberapa lembar kertas.

"A-ano, minna, ini adalah daftar tronton ka-kalian u-untuk pelantikan ekstrakulikuler paskibra i-ini...", ucapnya sambil membungkuk.

Semua juniornya tiba-tiba mengerubunginya dan merebut kertas daftar tronton, namun hal itu segera terhenti ketika mereka mendengar suara senior berambut merah mereka berdehem. Tiba-tiba saja, para junior segera memberi jalan untuk seniornya itu.

"Okuda... Pindah ke barisan belakang!" seru senior berambut merah tadi. Ia juga mengambil paksa kertas-kertas tadi dari tangan si senior berambut hitam yang ia panggil Okuda.

Okuda yang memang ingin berada di barisan belakang langsung mengambil langkah seribu dan berdiri di belakang bersama senior-senior yang lain.

Sekarang, tatapan para junior terfokus ke seniornya yang berambut merah ini. Senior yang satu ini memasang muka sangarnya sehingga hampir semua juniornya ketakutan. Hampir.

Masih ada kok, yang dua junior punya nyali untuk mengobrol di depan si senior berambut merah ini. Entah karena keasikan mengobrol atau apa, dua junior ini sama sekali tidak memperhatikan tatapan-tatapan horor dari senior-seniornya. Kalau dilihat-lihat, salah satu dari mereka memiliki rambut biru muda, dikuncir dua, kanan-kiri. Junior yang satu lagi memiliki rambut blonde panjang lurus. Tiba-tiba, senior berambut merah tadi menghampiri mereka berdua dengan wajah yang lebih sangar dari sebelumnya. "Nama kalian?"

Junior berambut blonde menelan ludah, "Rio... Nakamura."

Senior berambut merah tadi menatap tajam juniornya yang satu lagi. "Gue Shiota Nagisa." ucap si junior berambut biru muda sambil memutar bola matanya. Hal ini tentu saja membuat Karma menonjolkan urat-uratnya. Ya, dia marah.

"Kalian berdua, pindah ke belakang, catat kata-kata gue, sambil tahan setengah push-up!" bentaknya sambil menjewer Nakamura dan Nagisa. Keduanya tadi hanya pasrah dan menuruti kata-kata senior tadi.

Senior berambut merah tadi langsung kembali ke depan barisan junior-juniornya.

"Gue Akabane Karma, danton(1) senior Angkatan 2 Paskibra Kunugigaoka. Hari ini gue bakal ngasih tau kalian semua nomor-nomor tronton yang bakal kalian naikin untuk sampe ke lokasi pelantikan nanti." ucap senior yang bernama Karma ini.

"Tronton 1 didampingi Kataoka Megu, Okuda Minami, Sugino Tomohito, Ritsu, dan Hazama Kirara : Kayano Kaede, Kimura Masayoshi, Kurahashi Hinano, Araki Teppei, Sakikabara Ren, Fuwa Yuzuki, Sugaya Sosuke, Shindou Kazutaka, Tsuchiya Kaho, Tagawa Kokona, Tanaka, Yoshida Taisei, Muramatsu Takuya, dan Kouki Mimura." ucap Karma cepat.

"Tronton 2 didampingi gue sendiri, Akabane Karma, Hayami Rinka, Yuma Isogai, Maehara Hirohito, dan Asano Gakushuu : Okajima Taiga, Okano Hinata, Kanzaki Yukiko, Chiba Ryuunosuke, Shiota Nagisa, Rio Nakamura, Yada Touka, Horibe Itona, Koyama Natsuhiko, Seo Tomoya, Takebayashi Koutarou, Hara Sumire, dan Terasaka Ryouma." sambungnya.

"EEHH KARMAAA, GUE KOK SENIOR COWOK SENDIRI SIH DI TRONTON SATU?! KAMPRET LO GILAAA, TERUS NANTI GUE NONTON PERANG DUNIA GIMANA EGOOO-mmmph!" seru seorang senior berambut hitam ke biru-biruan dari barisan belakang -oh, itu Sugino- yang langsung dibekap oleh senior berambut dark blonde dikuncir bawah kanan-kiri -namanya Rinka.

"Berisik, bego. Gue juga senior cewek sendiri di tronton dua." ucap Rinka yang terdengar keras sampai ke barisan depan.

Karma langsung mengangkat tong sampah yang berada di belakangnya dan bersiap melemparnya ke arah Sugino dan Rinka. Ia menyeringan lebar, kemudian...

"KABUR-KABUR-KABUR-KABUR-KABUR-KABURRRR!"


Di tronton 1...

Tronton yang satu ini udah mirip sama penampungan korban banjir. Sampe ada kipas angin(?)nya segala.

Heran saya, nyolokin kabelnya kemana coba?

Di tronton ini sunyi senyap, tetapi bau. Pake banget. Mau tau bau apa? Bau ketek. Karena semua nyenderin tangannya di bahu satu sama lain, bahkan ada yang nyenderinnya di atas tumpukan tas. Bau deh itu tas pasti.

Gakdeng, bercanda doang.

Tapi emang bener, di tronton ini sunyi senyap, sampe akhirnya junior berambut hijau bernama Kayano berceloteh ria kepada Sugino.

"Kak Suginooo, panaaassss... Geraah tau kakkk" keluh Kayano sambil menarik-narik kipas kondangan (?) yang dipegang Sugino. Sugino hanya tersenyum sambil berkata, "Makanya dek, lain kali nyiapin kipas... Sama jangan lupa, JANGAN BANYAK GERAK BEGO, TAMBAH GERAH!"

Kayano kicep. Yang lainnya langsung menertawakan Kayano keras-keras, apalagi Kirara.


Di tronton 2...

"Oi, Asano, curang lo, tadi gue liat yaa." keluh Karma sambil mengamati kartunya.

Orang yang dimaksud, yang terduga bernama Asano Gakushuu, membalik kartunya sambil membantingnya ke arena perjudian mereka berdua. "Aah bacooottt lo, Karma. Yang penting gue menang! Noh, full house!"

Karma tersenyum miring sambil mengucapkan, "Cih, gue juga bisa kalee. Tuh, straight flush. Gue menang, yes.", dengan jari tengah yang terangkat sendiri, dan di arahkan ke arah Asano, tentunya. Asano yang kalah hanya menatap Karma yang sibuk tertawa dengan sengit.

"Busyet, di tronton gini masih sempet-sempetnya judi. Dasar senior gak berpendidikan." keluh seorang junior berambut hitam, sampai poninya menutupi matanya, yang bernama Ryuunosuke. Hee, Ryuunosuke baru saja menyulut emosi para senior. Junior-junior lainnya hanya menatap kearah lain, pura-pura tidak melihat maupun mendengar. Kecuali Nakamura, tentunya.

Rinka yang tersulut pula emosinya langsung berdiri dari tempatnya duduk dan berdiri di depan Ryuunosuke sambil menodongkan guntingnya, yang sedari tadi ia pegang, kearah poni panjang Ryuunosuke, lalu berkata, "He, junior banci. Berani banget sih, sama senior? Gak tau peraturan? Itu rambut juga, mau gue potong sekarang juga?"

Ryuunosuke hanya mendongak dan menatap seniornya dengan intens -yah, walaupun yang Rinka lihat hanyalah wajah berponi super.

"Lo punya mulut gak sih? Jawab dong kata-kata gue! Beneran gue- UWA-"

Entah sial atau beruntung, karena trontonnya melewati beberapa buah polisi tidur, yang menyebabkan trontonnya berguncang, dan dengan tidak sengaja, Rinka jatuh ke ke pangkuan Ryuunosuke. Tentu saja, Nakamura berdiri dan menghampiri Rinka serta Ryuunosuke, untuk memanfaatkan kesempatan ini demi mengejek habis-habisan seniornya ini, tentunya.

"Aduuh senior, sweet banget sih sama Ryuunosuke~~~ Kasian nih yang jomblo~~~", ejek Nakamura ke Rinka, Ryuunosuke, dan para jomblo, tentunya. Seketika, Karma-Asano-Nagisa-Itona yang sensitif dengan kata 'jomblo' (?), langsung berdiri dan menghampiri Nakamura. Si biang kerusuhan hanya memamerkan deretan gigi putih bersihnya.

Naas, tronton kembali menghantam polisi tidur dan kembali berguncang. Rinka yang baru saja berdiri langsung terhujam oleh Nakamura, serta para makhluk yang memiliki batang. Bukannya bebas dari senior-senior serta teman-teman gilanya ini, Ryuunosuke malah menjadi korban, yang kakinya ditindih Itona.

"HYAA- SI-SI-SIAPA YANG PE-PE-PEGANG- GHAAA-", seru Rinka heboh. Nakamura, sang pelaku pelecehan, hanya menyeringai. Nampaknya, Karma, Okajima, dan beberapa junior berbatang lainnya ikut menyeringai. Rinka merinding dan menutupi wajahnya yang benar-benar merah.

"Oi, Karma, lo jangan tiduran enak-enakan dong, berat, bego! Bangun sana!", bentak Asano yand berada di tengah-tengah tumpukan, yang menyadari kalau Karma ada di paling atas. Tersangka yang dimaksud malah melakukan hal yang tidak-tidak kepada junior berambut biru yang berada di bawahnya. Mulai dari memegang pahanya, sampai ke bagian penghasil mentega alamiahnya. Beruntung, Nagisa tidak mengucapkan sepatah kata pun. Kalau sampai Nagisa mengeluarkan sedikit suara, hancur sudah martabatnya sebagai laki-laki sejati, yang berada di jalan yang lurus, bukan yang berbelok.

"OI, KARMA! BANGUN, BEGO! LO KALO MAU NGERAPE ANAK ORANG NANTI AJA NAPA!", seru Asano, yang membongkar aib Karma.

Seusai Asano meneriakkan hal itu, seisi tronton, kecuali Nagisa dan Asano tentunya, langsung menoleh ke arah Karma, dan- "HAAH?!"

"Kampret lo, Asano. Kebongkar, kan, aib gue.", ucap Karma santai, tanpa memperdulikan tatapan-tatapan shock yang mengarah kepadanya.

Nagisa, yang jauh lebih shock dibanding yang lainnya, dengan muka super merahnya, langsung berteriak, "GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! SENIOR MESUUUMMM!"


Nagisa berjalan gontai sambil menyeret tas ransel besarnya ke tendanya. Ia sudah cukup sial hari ini. Mulai dari dihukum senior mesum, dilecehkan oleh senior yang sama, dan sekarang disatu tendakan dengan junior-junior perempuan. Lebih sialnya lagi, ia juga satu tenda dengan Nakamura. Komplit sudah penderitaannya hari ini.

"Oi, Nagisa. Nanti lo di tengah ya?", tawar Nakamura sambil menyeringai. Wajah Nagisa langsung dipenuhi warna merah kepiting. "YAKALI! GUE DI POJOK, GAMAU TAU!", teriaknya, yang terdengar sampai ke aula di tempat itu. Nakamura membentuk huruf V dengan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil nyengir kuda. "Iyaa iyaa... Eh, gue sebelah lo ya, Nagi!", ucap Nakamura enteng.

Nagisa langsung menepuk dahinya dan berharap agar pelantikan ini cepat berakhir.


Makan komando. Sebuah ritual sakral yang menjatuhkan banyak nyawa ke dalam tenda kesehatan. Ritual ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan para junior. Dalam pelaksanaannya, para senior menghitung sampai 20 hitungan, yang dalam satuan bakunya sekitar 300 detik, atau 5 menit, dan pada hitungan ke-20, para junior harus sudah menyelesaikan makan dan minumnya. Berkat itu, sekitar 90% junior tumbang, yang menyisakan hanya menyisakan tiga orang junior. Mereka adalah Nagisa, Nakamura, dan Ryuunosuke. Tiga junior biang kerusuhan di tronton, tadi.

Karma pun mengeluh, "Cih. Masa cuma tiga orang sih? Baru pengen gue jailin, eh tumbang semua. Payah ah!"

Nagisa, Nakamura, dan Ryuunosuke sweatdrop mendengarnya. Mereka juga menghela nafas lega, mendengar Karma tidak jadi menjahili mereka-

"Oi Karma, ayok jailin aja, daripada bosen.", ucap Asano yang menghancurkan semangat Nagisa, Nakamura, dan Ryuunosuke. Karma menyeringai.

MAMPUS GUE, batin mereka bertiga serempak (?).


Tu Bi Kontinyu...


(1) Danton = Komandan Pleton, semacam ketua angkatan di paskibra gitu.


Oemji.

Saya bingung pake banget mikirin ide cerita ini.

Tapi akhirnya saya berhasil juga nemuin idenya.

Gomen buat Miyu, saya nulis ini fic lama pake banget.

.

Ah iya, pokoknya ini fic gak berakhir di sini aja! Masih ada chapter lanjutannya kok!

Okedeh, segini aja dulu!

Jaa, minna!