"Love? I Don't Care About It"
BoBoiBoy © Monsta / Animonsta Studios
Story And Idea By IntonPutri Ice Diamond
Genre : Romance And Dll... XD
Warning : OOC gak nahan, EYD gak beraturan, Sok bisa bahasa Inggris padahal masih SMP, Alur kayak macet di Jakarta XD , Slow Update, And Sorry kalo ada kata yang tidak mengenakkan (dikarenakan untuk kepentingan cerita)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
~HAPPY READING~
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Di dunia ini, manusia hidup berpasang-pasangan. Saling tertarik satu sama lain dan juga saling melengkapi.
Menghabiskan waktu bersama pasangan, berkencan, dan hal lainnya yg para pasangan pada umumnya lakukan kelihatan sangat mengasyikkan dan membuat iri para 'jomblo' yg belum menemukan pasangannya.
Ya, sangat mengasyikkan tampaknya.
Namun, di matanya semua itu tak berlaku. Di mata merah delima yg tajam milik seorang pemuda yg tersembunyikan oleh topi hitam beraksen merah.
Pemuda tersebut duduk sendirian di sebuah bangku taman di pinggir danau mini yg penuh dengan pasangan muda-mudi yg sedang menghabiskan waktu bersama. Ia nampak tak peduli akan keadaan sekitarnya dan hanya menatap ke danau dengan tatapan kosong.
Hali. Ya, itulah namanya. Memang agak aneh, tapi baginya hal itu biasa-biasa saja.
Mengingat Hali tampak sendirian saja dan tengah tak menunggu siapa pun, nampaknya pemuda itu belum menemukan pasangan yg cocok untuknya.
Melihat paras tampannya, seharusnya Hali sudah mempunyai seorang kekasih. Tapi sepertinya, Hali tak tertarik akan hal itu.
Atau bahkan mungkin, sama sekali tidak ingin merasakannya. Sama sekali tidak ingin tahu dan tak akan pernah tahu.
Namun, ia tak tahu...
Bahwa Tuhan telah memilihkan seseorang yang tepat untuknya. Untuk menerima segala kekurangannya dan melengkapi hidupnya. Hanya saja, Tuhan sedang menyiapkan momennya saja untuk pertemuan mereka...
*o~O~o*
"Baby, you look prettier today~" Sayup-sayup aku mendengar suara dari samping bangku taman yg aku duduki.
"Ah... are you kidding me, Babe? "
"No, Darling... I'm serious about that... I Love You so much~"
"Love you too~"
...
Cih...
Menjijikkan sekali...
Cinta ?
Bahkan mereka tak tau apa itu cinta...
Tapi sudah berani mengatakan bahwa mereka saling mencintai ?
Hahaha menggelikan sekali. Daripada membuang waktuku hanya untuk menyatakan cinta yang bahkan aku tidak dapat merasakannya sama sekali pada seorang gadis, aku lebih memilih untuk ikut ujian kimia dan fisika dalam satu hari.
Terlalu berlebihan? Toh mereka yang duduk di sana lebih berlebihan dan sangat kekanak-kanakan.
Menurutku, cinta hanyalah nafsu belaka.
Nafsu karena melihat paras seseorang dan perasaan ingin memiliki saja.
Tidak lebih dari itu...
Dan aku sama sekali tak tertarik dengan yang namanya 'CINTA'.
*o~O~o*
"Hei, Hali! Kenapa bengong di sini?" seorang pemuda beriris gold menepuk pundak Hali yg nampak tanpa ekspresi.
"Hmm... ada apa ke sini, kak Gempa? Tumben..." Hali bicara tanpa menoleh sedikit pun pada lawan bicaranya. Pemuda tadi langsung duduk di sebelah Hali yang nampaknya tidak keberatan akan kehadirannya.
"Di malam Valentine yang penuh salju begini, kenapa kau justru keluar dan duduk disini? Apalagi di sekelilingmu banyak pasangan yang mesra lagi... Ugh, so cold here..." Sang kakak mengeratkan syal berwarna kuning keemasan dengan aksen hitamnya untuk menghalau udara dingin.
Oh iya, aku lupa memberitahu kalian. Mereka sedang berada di London, Inggris. Dan kebetulan juga sedang bulan Februari yang sedang musim dingin dan bertepatan dengan hari Valentine atau dalam bahasa Indonesianya adalah hari Kasih Sayang.
Yah... tapi mungkin itu hanya hari yang dibuat karena manusia bosan dengan hari yang terus sama dan berulang-ulang tanpa adanya hal yang menyenangkan.
Mereka berdua ada di London hanya untuk melanjutkan kuliah mereka. Gempa [26 tahun] sedang menempuh masa S2nya [jurusan Matematika] untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang dosen (minimal menjadi guru pun tak apa) dan Hali [22 tahun] atau lengkapnya Halilintar ini sedang menempuh S1nya [jurusan Fisika].
Adik-adik mereka (Taufan [17 tahun], Blaze [14 tahun], Ice [12 tahun], Thorn [9 tahun], dan Solar [7 tahun]) tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia dan juga tengah meneruskan sekolahnya.
Hali lebih memilih untuk kuliah di London daripada di Malaysia karena ia mengatakan bahwa kualitas di London jauh lebih baik. Padahal, alasan itu hanyalah alasan keduanya. Alasannya yang utama dan tidak akan pernah ia beritahukan pada siapapun adalah ia hanya ingin menemani sang kakak yang tampaknya begitu kesepian di London.
Oke, sepertinya Author disini yang lebih banyak berdialog daripada para tokohnya.
"Kakak sendiri, tau dingin masih aja keluar" Jawab Hali ketus dan juga mengeratkan syal hitam dengan paduan warna merahnya.
"Emang kalo aku nyariin adeknya gak boleh gitu?"
"Boleh, tapi gak pas cuaca dingin gini" Gempa diam dan otak jeniusnya berpikir bahwa tak akan ada ujungnya jika ia berdebat dengan Hali. "Iya deh iya... dasar Ice Prince"
"Apa?!" Hali yang tempramental tentu tidak terima atas julukan Gempa pada dirinya. "Udahlah debatnya. Mendingan kita beli kopi aja yuk! This place coagulating me..." Merasa sang kakak sependapat dengannya, Hali mengangguk dan mengikuti kakaknya meninggalkan tempat dingin itu. Sarang hama-hama dunia.
*o~O~o*
Pagi menjelang. Salju masih menggunung. Matahari terkurung di dalam awan yang berisi kristal-kristal es yang lembut.
Dingin sekali, apalagi untuk seorang Asian seperti Hali. Walau sudah beberapa tahun di hadapkan dengan musim dingin di London, ia tetap merasa seperti berada di dalam freezer.
Ia ada kelas hari ini, tepatnya jam 8.30. Dengan berat hati, ia keluar dari gulungan selimutnya yang hangat dan segera bersiap.
Hali menengok ke arah jam dindingnya, "Sudah jam 7 rupanya..." Hali segera menyambar handuknya dan merbersihkan dirinya di kamar mandi. 10 menit kemudian, ia keluar dan mengenakan bajunya. Setelah dirasa penampilannya hari ini sudah ok, ia mengambil tas selempangnya dan pergi keluar untuk sarapan bersama kakaknya.
*o~O~o*
"Hei Hali,"
"Hm?" Hali yang tengah mengunyah sandwichnya hanya bergumam saja. "Kau sudah jatuh cinta belum?"
"Uhukk! Uhuk! Apa?" Hali tersedak dan langsung meneguk kopi panasnya. "Yah... aku kan Cuma nanya... siapa tahu kamu ternyata diem-diem udah pacaran" Ucap Gempa dengan tampang sok tahu segalanya.
'Pacar? Diem-diem? Cih, menggelikan...' dalam batin Hali tertawa terbahak-bahak sedangkan wajahnya tetap tenang. Stay cool katanya. "Loh, kok gak dijawab sih? Jangan-jangan beneran ya?"
Ya ampun... ingatkan Hali untuk mencatat di dalam note pribadinya bahwa 'Jangan buat Gempa menjadi jahil dan jika sudah jahil, matilah kalian'. Mungkin kata kalian itu harus diganti dengan kata 'aku'...
Author's Quote (?)
Berhati-hatilah jika orang jenius sudah bersikap jahil, karena kalian tidak akan bisa lari dari pertanyaan-pertanyaannya (?).
Hali yang tahu jika Gempa sudah dalam mode seperti ini, segera mengalihkan perhatiannya sendiri dengan melihat pemandangan yang ada diluar café. Sisa-sisa perayaan Valentine kemarin masih ada. Warna merah menyatu dengan warna putih yang begitu bersih. Lampu-lampu berbentuk cinta yang ada di café seberang berkelap-kelip dengan memancarkan warna merahnya. Didalam café itu juga terlihat beberapa pasangan yang sedang menyantap makanannya sambil sesekali saling suap.
Ugh... mata Hali jadi sakit melihatnya.
"Kak, sebentar lagi aku masuk. Aku duluan ya" Hali beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari café tersebut. "Hmm... tunggu. Hali belum bayar tadi... dasar"
Hali berjalan ditengah salju yang turun namun tidak terlalu lebat. Ia berjalan kaki karena universitas tempat ia berkuliah memang tidak jauh dari café tempat ia sarapan tadi. Cukup dekat malah. Setelah 2 menit berjalan, terlihat sebuah gedung yang begitu besar dengan tulisan "London University" (sumpah ini ngarang, kagak tau ada apa enggaknya). Ya, itulah tempat Hali berkuliah setiap hari demi mendapatkan gelar sarjana S1nya.
Hali menapakkan kaki di dalam gedung tersebut. Sepi. Tentu saja sepi... sebab hanya orang-orang jeniuslah yang berani kesana. Jurusan fisika memang bukanlah pelajaran yang mudah.
Tanpa diduga, seseorang berlari dari arah samping kanan Hali yang merupakan lorong yang menuju ke perpustakaan. Orang tersebut berlari ke arah Hali dan sepertinya ia akan-,
BRUK!
,-menabrak Hali.
"Ugh... sakitnya..." Hali mengelus kepalanya yang sempat terbentur sesuatu saat ia bersama orang yang menabraknya tadi terjatuh.
"Eh? I-i'm so sorry, sir! Are you okay?" Orang tersebut mencoba membantu Hali berdiri dengan mengulurkan tangan kanannya. Hali pun mendongak untuk melihat siapa yang berani menabraknya.
Ah... wanita yang seumuran dengannya...
Ia memakai kerudung merah muda dan berwajah Asia. Seperti wajah orang Malay saja... eh?
"Kau... orang Malaysia?" Tanya Hali sambil beranjak berdiri dan mengacuhkan tangan yang tadinya terulur untuk membantunya. "Eh? Kau juga orang Malay?" Tanya gadis itu pada Hali yang sekarang melipat tangannya di depan dada bidangnya.
"Menurutmu?"
"Ah emm... maaf aku tadi tak-,"
"Iya, aku tau" Hali hanya menusuk (?) wanita tersebut dengan mata merahnya yang tajam setajam silet (?). "Oh iya, aku Yaya..." Gadis tersebut mengulurkan tangan kanannya. Namun, Hali malah mengacuhkannya dan pergi meninggalkan sang gadis.
"Ya ampun... dingin sekali sih!" Gadis tadi – Yaya – hanya mendengus kasar dan berjalan berlawanan arah dengan Hali.
Hali hanya berpikir bahwa kejadian tadi, atau lebih tepatnya pertemuannya dengan gadis berkerudung, hanyalah kebetulan belaka. Atau mungkin, gadis itu sengaja menabrak Hali agar ia bisa berkenalan dengannya (lu kepedean Hali...).
Namun, ia salah...
Salah besar...
Karena gadis tersebutlah, Hali akan merasakan kebahagiaan yang diberikan oleh CINTA.
*o~O~o*
Jam kuliahnya selesai. Kepenatan akhirnya bisa dilepaskan. Walaupun Hali terbilang jenius, namun ia masih tetap saja pusing dengan materi yang diberikan dosennya tadi.
Karena itu, ia memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di taman yang terletak di pusat kota. Tidak jauh dari universitasnya. Agar ia juga mendapatkan ketenangan, ia duduk di pinggiran taman yang terbilang sepi. Begitu sepi.
"Hah... rasanya rileks sekali..." Baru saja Hali merasa tenang, tiba-tiba terdengar sebuah suara teriakan perempuan, "HELP! SOMEBODY PLEASE HELP MEEE! GO AWAY! AAAA!" Hali yang mendengarnya langsung menuju sumber suara.
Semakin Hali berlari kearah sebuah gang yang sempit dan sepi yang tak jauh dari tempat Hali tadi, semakin keras suara wanita tersebut, "AAAHHH! LET ME GO! KYAAAAA!"
Akhirnya, Hali menemukan wanita yang meminta pertolongan tersebut. Wanita itu tengah disudutkan oleh tiga pria yang berbadan kekar. Wajah wanita itu terlihat begitu ketakutan dan juga... familiar? "HEY! WHAT ARE YOU DOING TO HER?! LET HER GO!"
Ketiga pria tersebut langsung menoleh pada Hali, "Oh, her boyfriend are coming..." Hali hanya mengacuhkan statusnya yang sebenarnya salah tersebut. "Let her go now!" Hali menggunakan nada dingin andalannya. "If we're not let this pretty girl, you will fight with us?" Ketiga pria kekar tersebut mendekati Hali. Saat mereka sudah cukup dekat, bisa dilihat begitu besar perbedaan ukuran badan mereka. Maklumlah, Hali sibuk dengan tugas kuliahnya sehingga ia tak bisa berolahraga bahkan sekedar lari-lari kecil di taman.
"... Yes, sure... if that can make you let her go and not bother this girl again" Hali hanya menyeringai sambil memasukkan tangan kanannya ke saku celananya. Ketiga pria itu tertawa meremehkan dan mengambil kuda-kuda dan segera menyerang Hali. Hali yang juga tampaknya sudah siap menghadapi mereka bertiga hanya diam dan menunggu mereka. Saat salah satu dari ketiga pria tersebut hendak meninju wajah Hali, Hali langsung mengeluarkan tangan kanannya dari saku celananya dan menyetrum sang pria kekar dengan Electric Shock. Langsung saja pria tersebut terkapar dengan tidak elitnya. Mungkin... daya listriknya lebih besar dari yang biasa...
Kedua pria tadi pun nasibnya sudah sama dengan pria yang pertama menyerang Hali. Hali yang melihatnya hanya tersenyum puas dan menaruh kembali alat pertahanannya ke tempatnya semula.
"T-thank you so much, sir! Thanks for saving me from that bad guys!" Hali berbalik dan menatap wanita yang telah ia selamatkan dengan wajah terkejut.
"K-KAU?!"
*o~O~o*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued or Delete?
*o~O~o*
Gyahahaha XD utang baru ciyeeee :v /digebuk
Yaudahlah, sebenernya ni ide udah lama...
Eh pas di tengah-tengah, idenya melayang :'D
Dan baru-baru ini, dapet ilham lagi (?)... Alhamdulillah~
Dan juga ni Fic cuman beberapa chapter...
Insyaallah kurang dari 5 lah~ tapi ini kagak janji~ XD
Dan satu lagi, sebenernya ini pandangan saya tentang cinta sih sebenernya :v
Namun... setelah dia datang... eh pandangannya ikut berubah XD /dih, curhat
So...
Minat Review ? OvO
