Fanfic ini sudah saya publish tapi dalam bahasa Inggris, baru sekarang saya terjemahkan ke bahasa Indonesia. Jadi mungkin ada diantara kalian yang sudah pernah baca. Tolong review ya. Thanks.

Disclaimer: Detective Conan and Magic Kaitou are owned by Aoyama Gosho. I don't make money from writing this fanfiction. The story contains spoiler for Detective Conan and Magic Kaitou. Also there are quotes from manga, anime, wiki and other sources.

Clair de Lune

Chapter I: Clair de Lune

"Maaf. Maaf. Situasinya jadi memburuk ..."

"Hey! Aku tidak menyetujui untuk terlibat dalam hal ini! Ada pistol dan bahan peledak segala! Kalau aku tidak punya hang glider, aku pasti sudah mati sekarang!"

"Kalau kau kan pasti sudah siap. Anggap saja kita impas sekarang."

"Tentu saja!"

"Dan ingat tolong kembalikan ponselku."

"Impas? Enak saja bicara." Kaitou Kid sangat kesal. "Sekarang, kau yang berutang padaku, Tantei-kun."

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Kudo Shinichi, alias Conan Edogawa menatap ponselnya dengan jengkel. Sebelumnya, dia meminjamkan ponselnya kepada Kaitou Kid ketika diperlukan tapi sekarang dia menyesali menyesali keputusannya. Kid memang mengembalikan ponselnya tapi pencuri itu meng-install aplikasi messenger baru. Dia yakin bahwa Kid menciptakan aplikasi sendiri dan dengan enggan mengakui bahwa Kid memang cukup pintar untuk itu. Tapi kenapa pencuri itu terus mengganggunya dengan mengirim pesan nonstop?

SH: Hentikan mengirimiku pesan!

Itu benar. Nama kontak Conan adalah SH untuk Sherlock Holmes.

AL: Mana seru, Tantei-kun?

Dan Kid memilih Arsene Lupin untuk dirinya sendiri.

SH: Kenapa kau terus mengangguku?

AL: Ingat kan insiden kereta minggu lalu?

SH: Iya. Lalu?

AL: Itu terlalu berbahaya. Jadi, kau yang berutang padaku sekarang.

SH: Dan ini adalah cara untuk membayar utangku itu?

AL: Tentu saja. Mengusilimu itu sangat menyenangkan.

Apakah Kid tidak punya kehidupan lain apa? Pakai acara mengganggunya lagi sekarang. Hidup Conan cukup rumit, ia tidak perlu masalah tambahan.

SH: Kau ini menyebalkan sekali.

AL: Sama-sama, Tantei-kun.

"Conan-kun! Makan siang sudah siap," Ran memanggil dari dapur.

"Aku datang, Ran-neechan," jawabnya. Conan menutup ponselnya. Kaitou Kid bisa menunggu.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Jadi, Kid masih mengirimimu pesan?" Haibara bertanya ketika jam istirahat siang.

Haibara menangkap basah Conan ketika sedang mengirim pesan ke Kid dan akhirnya dia terpaksa menjelaskan.

"Iya," jawabnya.

"Hmm ..." Haibara bergumam.

"Apa?" tanyanya.

"Tidak ada," Haibara menjawab.

Dia menyipitkan matanya curiga. Setiap kali Haibara memiliki ekspresi itu di wajahnya, itu bukan pertanda baik baginya. Dua minggu sudah berlalu, Conan dan Kid masih saling mengirim pesan sama lain. Sebenarnya, Kid itu adalah pribadi yang cukup menarik. Genius, sarkastis bila berbicara dan penuh tantangan. Belum lagi bahwa Kid memperlakukannya seperti orang dewasa. Dia tidak perlu berpura-pura menjadi anak berusia sebelas tahun kalau berinteraksi dengan Kaitou Kid.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Pagi, Ran-neechan," sapa Conan saat ia bergabung dengan Ran dan Mouri Kogoro untuk sarapan esok harinya.

"Pagi, Conan-kun," Ran menjawab.

Tanpa sengaja ia melihat headline surat kabar. Kaitou Kid Akan Mencuri Biola Stradivarius!

Apa?

"Pencuri itu akan mencuri lagi, ya?" Kogoro berkomentar.

"Aku pinjam korannya, Paman." kata Conan.

Kogoro memberikan koran itu kepadanya. Heh. Pemberitahuan ini tidak datang dari Kid. Itu sudah jelas. Apakah ini berarti orang lain mencoba menggunakan nama Kid untuk keuntungan mereka sendiri seperti kasus harta karun Sakamoto Ryoma mengingat biola Stradivarius adalah barang yang sangat langka dan mahal.

Ponsel Conan mengeluarkan bunyi gemericik air, pertanda masuknya pesan baru.

AL: Bukan aku yang mengirim pemberitahuan itu. Tapi aku pasti akan datang. Sampai ketemu lagi, Tantei-kun.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Seperti biasa, Sonoko Suzuki menyeret mereka ke acara Kaitou Kid. Halaman luar rumah lelang sudah penuh dengan ratusan penggemar Kaitou Kid yang sibuk bersorak untuk idola mereka.

"Jadi, ini adalah biola antik yang terkenal itu, eh?" Kogoro bergumam.

"Ya, Mouri-san." Kinimoto, pria yang mengaku menemukan biola tersebut, menjawab.

"Biola Stradivarius yang dibuat di tahun 1725 ini dikenal dengan nama Allegria," Sawamura, perwakilan dari rumah lelang menambahkan. " Sebuah mahakarya dari Antonio Stradivari."

"Siapa Antonio Stradivari itu?" tanya Kogoro penasaran.

"Antonio Stradivari adalah pembuat biola, viola, cello, harpa dan gitar dari Cremona, Italia. Ia lahir pada tahun 1644 dan meninggal pada 1737 dan membuat lebih dari 1100 instrumen selama hidupnya. Dia terkenal karena mahakarya biolanya." Sawamura menjelaskan.

"Dan apakah ini asli?" tanya Kogoro.

"Ya," Sawamura menjelaskan. "Hanya ada sekitar 650 instrumen Stradivari asli yang tersisa saat ini. Namun, di pasaran ada ribuan biola yang dibuat sebagai penghormatan untuk Stradivari. Ada juga yang terang-terangan menipu pembeli dengan menempelkan label bertuliskan Stradivarius di biola tua agar lebih meyakinkan. Makanya, pembeli harus berkonsultasi terlebih dahulu ke badan penilai untuk menghindari ditipu. Smithsonian Institute menyatakan bahwa keaslian biola hanya dapat ditentukan melalui studi banding dari desain, model, karakteristik kayu dan tekstur pernis. Di Jepang, Nippon Music Foundation memiliki beberapa instrumen Stradivarius. "

"Berapa harganya biola ini?" Ran bertanya ingin tahu.

"1,2 miliar yen." Sawamura menjawab. "Atau sekitar USD 10,1 juta."

"Apa?" Ran berseru kaget. "Mahal sekali!"

"Menakjubkan, bukan?" Kata Kinimoto.

"Biola itu adalah milik almarhum suamiku!" Suara marah menyela mereka.

Mereka semua berpaling. Ada seorang wanita tua yang usainya kira-kira delapan puluh tahun berdiri di depan mereka.

"Kau mencurinya dariku!" dia menuduh dan mengacungkan jarinya, menunjuk Kinimoto.

"Apa yang terjadi di sini?"

"Tidak ada, Inspektur." Kinimoto menjawab dengan cepat.

"Itu biola milik almarhum suamiku. Aku membawanya padamu untuk diservis, tapi kau menukarnya dengan yang palsu!"

"Itu bohong!" Kinimoto membantah.

"Tapi-"

"Memangnya kau punya bukti bahwa aku yang mencuri biolamu?" Kinimoto berkata dengan kasar.

"Aku punya fotonya!" kata wanita tua itu. "Aku juga membawa biola palsu yang kau berikan."

"Cuma foto suamimu dengan biola tua! Itu tidak membuktikan apapun!" balas Kinimoto mengatakan sambil menyeringai puas. "Kau cuma mengaku-ngaku saja!"

Mereka menatap Kinimoto dengan pandangan tak percaya.

"Apa yang kalian lihat?' bentak Kinimoto tak senang. Sifat aslinya keluar. "Lindungi biola Stradivarius! Kalau Kaitou Kid sampai berhasil mencurinya, aku akan menuntut Tokyo Metropolitan Police!" ia berteriak sebelum berjalan pergi.

Inspektur Nakamori memberi mereka tatapan minta maaf sebelum bergegas menyusul Kinimoto.

"Apa-apan orang itu!" kata Sonoko.

"Bisa-bisanya dia melakukan itu." Kata Ran.

"Tidak punya perasaan!" ujar Sonoko kesal.

"Bisakah Anda menceritakan kisah Anda?" tanya Kogoro.

Wanita tua itu menatap mereka untuk beberapa saat. "Tentu saja," katanya akhirnya.

Mereka memilih untuk berbicara di koridor kosong di luar. Dia duduk di kursi dan Ran serta Sonoko duduk di sampingnya.

"Namaku Miyama Kirika," wanita tua itu memulai. "Ryo, mendiang suamiku senang bermain biola. Dia bukan pemain biola profesional. Dia hanya bermain di rumah. Suatu hari, ia pulang dari perjalanan bisnis ke Italia dengan biola tua. Ia mengatakan ia menemukannya di pasar loak. " Miyama berhenti berbicara tiba-tiba dan mulai batuk.

"Miyama-san, Anda baik-baik saja?" Ran bertanya cemas.

"Hanya usia tua," jawab Miyama. "Mungkin sudah waktunya bagiku untuk bertemu dengan Ryo kembali."

"Miyama-san ..."

Tapi dia hanya tersenyum dan melanjutkan ceritanya. "Ryo meninggal satu tahun yang lalu. Aku tidak mengerti tentang biola sama sekali sehingga aku membawa biola itu ke Kinimoto untuk memperbaikinya. Dia mengatakan untuk datang kembali minggu depan karena ia perlu waktu untuk memperbaiki biola tua. Aku datang kembali dan Kinimoto lalu memberikan sebuah biola padaku jadi aku tidak curiga sama sekali. Sampai aku melihat berita tentang lelang di TV. Saat itulah aku yakin bahwa Kinimoto menukar biola itu."

"Kenapa Anda tidak melaporkannya ke polisi?" Tanya Kogoro.

"Aku pergi mencari Kinimoto. Dia mengatakan bahwa polisi tidak akan percaya karena aku seorang wanita tua pikun." Kata Miyama sedih.

"APA?" Ran dan Sonoko berseru bersamaan.

"Kami akan membantu Anda, Miyama-san," kata Ran mantap.

"Ya!" Sonoko setuju.

Miyama mulai batuk lagi. "Maafkan aku," katanya. "Tapi aku harus pergi ke kamar kecil. Bisakah Anda tolong pegang ini?" tanyanya sambil mengangkat case biola yang dia bawa.

"Tentu saja," kata Ran. Dia menunggu sampai Miyama menghilang dari pandangan mereka sebelum beralih ke ayahnya. "Otousan, kita harus melakukan sesuatu! Kita tidak bisa membiarkan orang jahat itu!"

Conan menatap case biola tersebut. "Ran-neechan, boleh aku pinjam lihat biolanya?" Dia bertanya.

"Eh?"

"Biarkan dia melihatnya," kata Miyama. Dia telah kembali dari kamar kecil.

"Ah, baiklah."

"Aku tidak tahu apakah ini bisa membantu tapi aku punya foto mendiang suamimu yang tengah bermain biola. Aku juga memiliki bon dari Kinimoto."

"Apa? Mana?" Kogoro menuntut.

Miyama mengambil foto itu dari tasnya.

"Biolanya terlihat mirip," komentar Sonoko.

"Ya," kata Ran.

Conan baru akan membuka case biola itu ketika ia ingat bahwa ia tidak memiliki sarung tangan.

"Ini," Miyama memberinya sepasang sarung tangan.

"Err ... terima kasih," katanya. Jadi, begini ceritanya?

Biola palsu itu sudah tua. Cukup menipu untuk seseorang yang tidak mengerti sama sekali tentang alat musik.

Conan mengoleskan minyak rosin ke senar biola. Lalu dia meletakkan biola di bahu dan mulai bermain untuk menguji suaranya. Hmmm… kualitas suaranya tidak buruk tapi tentunya tidak sebanding dengan Stradivarius yanga sli.

"Conan-kun, aku tidak tahu kau bisa bermain biola," Ran berseru, terkejut.

Dia tersenyum kecil. Awalnya Shinichi belajar bermain biola, itu karena Sherlock Holmes bisa bermain biola.

"Mendiang suamiku dulu suka memainkan lagu untukku," kata Miyama sedih.

"Maaf," jawab Conan. Dalam hati dia berpikir bahwa Kid benar-benar jago berakting. "Aku tidak bermaksud untuk membuat Anda sedih."

"Tidak apa-apa," wanita tua itu menggeleng. "Hanya saja ... aku rindu saat-saat itu."

"Ne, Conan-kun," Ran berbisik. "Mengapa kau tidak memainkan sesuatu untuknya?"

"Iya," desak Sonoko

Mereka menatapnya sehingga ia akhirnya memainkan sebuah lagu. Dia memilih lagu karena itu mengingatkannya akan seseorang.

"Oh wow!"

"Hebat."

"Aku tidak tahu kau bisa bermain biola."

Dia tidak menyadari bahwa ia telah menarik kerumunan sampai dia selesai dengan lagunya.

"Itu luar biasa," kata Miyama-baasan, mengusap matanya dengan saputangan.

"Terima kasih," jawabnya. Dia meletakkan biola itu kembali ke case-nya, menutupnya dan kemudian mengembalikan case itu ke Miyama.

"AYO CEPAT!"

Mereka mendengar teriakan inspektur Nakamori ini.

"Kita punya lima menit lagi sebelum Kid muncul!"

"Ayo kita pergi," ajak Sonoko.

Mereka kembali ke ruang utama dengan buru-buru.

"5 ... 4 ... 3 ... 2 ... 1!"

Lampu ruangan mendadak mati dan ketika dihidupkan lagi, Kaitou Kid telah muncul di depan mereka.

"Ladies and gentleman," seru Kid. "Terima kasih untuk mengundangku kesini. Seperti yang diharapkan, aku akan mengambil biola Stradivarius ini."

Sebuah bom asap mengaburkan penglihatan mereka. Ketika asap itu hilang, baik Kid dan biola itu telah lenyap.

"Biola Stradivarius hilang!" Kinimoto berteriak panik.

"Tangkap Kaitou Kid!" perintah Inspektur Nakamori.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"Pergi ke suatu tempat, Miyama-san?" Conan bertanya. Dia telah menunggu di koridor kosong dari tadi

"Aku harus pulang sekarang," jawab Miyama sambil terbatuk-batuk. "Aku benar-benar lelah setelah berdiri selama berjam-jam."

"Benarkah? Menurutku, Miyama-san yang sesungguhnya pasti sudah dalam perjalanan pulang sekarang," jawabnya."Benar kan, Kaitou Kid?"

Wanita tua itu berkedip kebingungan sebelum ia tiba-tiba menyeringai. "Kau menemukanku," kata Miyama dengan suara Kid.

"Miyama-san mengirim pemberitahuan pencurian atas nama Kaitou Kid ke surat kabar dengan harapan bahwa kau akan membantunya. Kau pasti bertemu Miyama ketika dia tadi pergi ke kamar kecil. Kau juga menyuruhnya pulang dan berkata bahwa kau akan mengurus ini. Aku juga yakin bahwa kau memiliki bukti bahwa biola itu milik Miyama-san. "

"Tepat sekali," kata Kid. Dia melemparkan bom asap. Ketika asap menghilang, Kid sudah kembali dalam kostum putihnya yang khas. "Ini untukmu," ia mengangkat case biola Stradivarius itu, "ditambah bukti sebagai hadiah karena sudah memainkan lagu Clair de Lune untukku." Kid menyeringai lagi. "Kau bahkan mengubah lagu piano ke solo biola untukku. Aku sangat terkesan, Tantei-kun. Tapi, kau tahu kan kalau kau punya kebiasaan aneh ketika bermain biola?"

Kebiasaan aneh? Kebiasaan aneh apa? Dia tidak memiliki kebiasaan aneh sama sekali ketika bermain biola!

"Sampai jumpa lagi, Tantei-kun." Dan Kid membungkuk untuk menciumnya. "Kau benar-benar pacar yang tidak pernah ingin kutemui."

Pintu terbuka dan Inspektur Nakamori dan anak buahnya muncul.

Tapi Kaitou Kid sudah pergi.

"Brengsek!" Inspektur Nakamori berteriak kesal. "Dia kabur lagi! Argh!" Kemudian ia melihat Conan dan case biola. "Setidaknya Kid gagal mencurinya," gumamnya.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Setelah memberikan kesaksiannya, Conan diizinkan pulang ke rumah. Begitu ia sendirian, ia mengambil ponselnya.

SH: Aku tahu cara-cara untuk membunuh seseorang tanpa tertangkap.

AL: Coba saja, sayang.

Dia menatap pesan pada layar telepon. Kalau ini adalah apa yang Kaitou Kid inginkan, tunggu saja pembalasan darinya.

Author's Note:

Hi!

This is my first Detective Conan fanfic. I watched a few episodes of Magic Kaitou to see Kaito's personality. But since Detective Conan doesn't have magic element, I will follow Conan which meant I will alter Magic Kaitou to fit Conan. I also prefer Hakuba Saguru in Conan rather than in Magic Kaitou.

In this fic, Conan is deaged to eleven years old. Ran, Sonoko and the others are seventeen years old.

"Clair de lune" is the third and most famous movement of Suite bergamasque, meaning "moonlight" in French. The Suite bergamasque is one of the most famous piano suites by Claude Debussy.

Thanks for reading everyone and please review.