Meet with you
Genre : School life, Horror
Cast : Byun Baekhyun
Disclaimer : This story is mine
Rate : T
Warning : OOC, Typo(s), dan lainnya.
Summary : "Aku harus terus memainkannya."
.
.
.
.
.
"Menyingkir dariku!"
"Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan kelasmu."
"Ayolah, berapa banyak ayahmu membayar sekolah ini agar kau bisa masuk kedalam kelas musik?"
"Bakat pun tak punya."
"Henry, pukul saja wajahnya."
.
.
.
.
.
Byun Baekhyun. Seorang siswa di salah satu sekolah ternama di Seoul. Merupakan anak dari seorang pengusaha yang sukses. Selalu dimanja oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia inginkan pasti akan langsung hadir dalam sekejap mata.
Bahagia kan?
Tidak.
Berkecimpung dalam dunia seni musik adalah cita-cita besarnya sejak dia menginjak usia 10 tahun. Saat itu seorang pria bernama Rain sedang tampil dengan sangat menawannya dalam layar yang langsung memikat hati sang lelaki kecil itu.
Bukan.
Bukan tokoh utama dalam acara itu yang menginspirasinya.
Banyak orang yang saling berkolaborasi membentuk sebuah melodi indah yang terdengar ditelinganya.
Orchestra.
Pemain biola.
Suara halus nan merdu yang tecipta dari sebuah gesekan antara pita dan dawai tersebut.
Untuk pertama kalinya, Byun Baekhyun mencintai musik.
.
.
.
.
.
"Mommy, aku ingin punya satu yang seperti itu."
"Biola, sayang?"
Dia mengangguk mantap. "Aku ingin bisa memainkannya."
.
.
.
.
.
Namun tetap saja, tak semua hal dapat diraih dengan uang. Misalnya, kemampuan.
Hampir 5 tahun Byun Baekhyun belajar, belajar dan terus belajar memainkan biola. Namun sama sekali ia tak dapat mahir memainkannya.
Satu lagu?
Bahkan mungkin satu baris nada pun masih banyak yang sumbang terdengar.
.
.
.
.
.
"Mommy, aku menyerah. Aku tak bisa memainkannya."
"Kau bisa sayang, kau hanya butuh berusaha lebih keras lagi. Mommy akan mendatangkan guru biola khusus untukmu dari Canada agar kau bisa belajar dengan baik."
.
.
.
.
.
Pukul 7 malam. Baekhyun masih terdiam duduk di sebuah kursi panjang lorong sekolahnya. Ia belum berniat pulang.
Di tangan kanannya menggenggam sebongkah es batu yang dibalut kain berwarna putih. Menempelkannya pelan pada sudut bibir dan pelipisnya yang memar.
Menghilangkan bengkak dan memar lumayan memakan waktu lama. Bisa gila nanti orang tuanya kalau tau dia pulang dalam keadaan seperti ini.
"Awww, sshhh."
'Tap tap tap"
Ringisannya terhenti ketika mendengar suara langkah kaki di ujung koridor.
Penjaga sekolah? Sepertinya tadi sudah mengunci pintu.
"Aku kira aku sendirian disini."
Baekhyun berdiri. Mengambil tasnya dan mulai berjalan menyusuri lorong. Ia membuang bongkahan es batu ditangannya kedalam sebuah tong sampah. Sedikit merapikan kemejanya yang berantakan akibat ulah para seniornya tadi.
'Tap tap tap'
Suara itu kembali terdengar dari ujung lorong. Lebih dekat dari sebelumnya.
Baekhyun berjalan cepat merasa pensaran dengan siapa yang berada di sekolah saat malam seperti ini.
"Penjaga sekolah?"
"Hahaha ahahaha"
Tubuhnya menegang seketika. Anak kecil? Sedang apa dia disini? Malam seperti ini?
"K-kau siapa? Sedang apa disini?"
Anak itu hanya diam sambil terus tersenyum. Menampilkan deretan gigi putihnya.
Seorang anak laki-laki dengan kaos dan celana lusuh kini berada di hadapannya.
Sesaat kemudian anak itu membalikkan dirinya. Dia berlari kecil menyusuri lorong itu.
"Hey! Tunggu aku!"
Baekhyun berusaha mengejar. Anak itu agak sulit terlihat dengan penerangan seadanya di lorong tersebut.
'Gudang Olahraga'
'Klek'
'Tap tap tap'
"Halo, kau dimana? Kau tak ingin pulang kah?"
Gudang pengap. Entah kenapa penjaga sekolah lupa untuk mengunci pintu ruangan ini. Baekyun tak perdulikan itu lagi. Ia hanya ingin menemukan seorang adik kecil yang sepertinya tengah tersesat di sekolahnya yang sangat luas dan membingungkan ini.
'BRAKKK'
Baekhyun terjingkat. Beberapa alat untuk lempar lembing dan lainnya terjatuh. Letaknya tepat di pojok ruangan tersebut.
Baekhyun mendekatinya. Ia melihat sesuatu yang berantakan dan berinisiatif untuk merapikannya. Sungguh mulia kan hatinya?
Satu, dua, tiga, empat lembing ia singkirkan.
'kreekk'
Terdengar seperti sesuatu yang patah atau rusak. Dengan lebih cepat Baekhyun merapikan benda-benda olahraga tersebut.
Belum sempat ia mengangkat lembing ditangannya, ia melihat sesuatu terjepit disana.
Seperti sesuatu yang tak asing baginya.
"B-biola?"
Baekhyun meletakkan lembing ditangannya pada sebuah tempat tak jauh dari sana. Kemudian ia mengambil biola itu. Biola lengkap dengan bow disampingnya.
Sudah lusuh.
Catnya mengelupas.
Namun dawainya masih utuh. Bahkan bownya pun masih bagus.
Baekhyun meniup-niup biola tersebut guna menghilangkan beberapa debu yang menempel disana.
Senyumnya mengembang.
Sebuah biola berwarna hitam dengan ukiran sayap cantik di belakangnya.
Baekhyun mencari tempat yang kiranya nyaman untuk dia duduk. Ia ingin mencoba menggeseknya.
Tangannya terulur memposisikan biola itu. Ia mulai memejamkan mata dan bersiap untuk menempelkan bow di deretan dawai biola tersebut.
'sret'
'tess tess'
"Aish!"
.
.
.
.
.
TBC
Apa ini apa?
