Bakugou Katsuki meneguk ludahnya paksa. Keringat dingin mengucur dari dahi hingga turun ke lehernya. Dia tidak bisa lari lagi. Dia tidak bisa melawan lagi.
Tidak seperti saat dia di culik saat camp pelatihan musim panas yang di lubuk hatinya terdapat harapan dan keyakinan bahwa All Might akan datang, hari ini dia kembali di pojokkan dengan status yang sama namun alasan yang berbeda.
Satu hal yang pasti, sang pelaku tidak menunjukkan tanda-tanda ingin melepaskannya.
Tangan-tangan tanpa lengan memojokkannya. Menahan dirinya pada dinding. Sementara tubuh di depannya berjalan santai dengan senyum yang membuat Bakugou bergetar. Sebuah senyum ramah yang memiliki banyak maksud di dalamnya.
"Apa maumu, keparat?" Bakugou berucap dengan getar takut yang ketara.
"Wah wah dalam keadaan seperti ini pun kau masih sangat agresif ya."
Bakugou berusaha keras menjauhkan wajahnya. Meski hanya beberapa centi. Namun tangan lelaki itu merenggut dagunya dan dengan paksa mempertemukan dua pasang iris mereka.
"Tapi bukankah tidak menyenangkan bila tanpa perlawanan? Benar bukan?"
Bakugou ingin meledakkannya. Namun tangan tangan ini mengganggu. "Lepaskan aku, Shigaraki brengsek."
"Ya. Ya. Begitu. Mata itu." Shigaraki tertawa puas. Menikmati bagaimana Bakugou merasa takut masih tetap mempertahankan harga dirinya. Menikmati bagaimana ketidak berdayaan Bakugou. Menikmati bagaimana pahlawan cilik yang menolaknya dulu bertekuk lutut padanya. Dia mendekatkan wajahnya pada telinga Bakugou, "Jadi bagaimana sekarang? Apakah tampang All Might yang membuatmu termenangkan akan menolongmu sekarang? Aaah ya ... dia sudah menjadi pria tua tidak berdaya."
"Keparat."
Bakugou menggertakkan giginya. Sialan. Sialan. Fakta bahwa All Might telah mengecewakannya membuatnya marah. Bukan hanya itu. All Might dan Midoriya memiliki hubungan yang dia tak tahu apa. Bakugou membencinya.
"Atau mungkin kau sudah kembali di menangkan?" Bakugou terkesiap. "Oleh tampang penuh perjuangan orang yang kau panggil Deku."
Shigaraki menyeringai. Ya. Dia senang sekali pada wajah penuh keterkejutan. Namun hanya sebentar karena wajah itu telah berubah menjadi kejengkelan.
"Berhenti menyebutnya keparat."
"Atau mungkin Todoroki Shouto? Atau Kirishima Eijirou? Ah tidak masalah. Toh sekarang kau ada padaku."
Bakugou menatap sengit. Dia takkan mau kalah begitu saja. Pasti ada cara. Dia harus kabur. Mungkin membuat keparat ini terluka terlebih dahulu.
Pikirannya terputus. Ketika sebuah bibir mencuri ciumannya dengan paksa. Melumatnya. Terus. Tanpa berniat untuk mempergunakan lidahnya. Lelaki itu menahan dagu Bakugou yang memberontak. Kedua tangan dan kakinya juga ditahan oleh beberapa tangan lainnya. Di situasi ini Bakugou tidak memiliki kuasa sedikitpun untuk melawan. Dan dia benci itu.
Mengerti bahwa Bakugou perlu bernafas, Shigaraki menjauhkan dirinya. Melihat bagaimana Bakugou terengah-engah dan tak berdaya.
Itu adalah sebuah kepuasan tersendiri baginya. Ya. Tidak akan dia biarkan seorangpun melihat wujud Bakugou Katsuki yang seperti ini.
"Kau tidak akan bisa pergi Bakugou Katsuki. Tidak akan pernah. Kau akan menjadi milikku. Selamanya. Bahkan jika kau mati sekalipun, aku akan tetap mengejarmu."
Dan saat itulah Bakugou mengerti. Keputus asaan yang melingkupi dirinya takkan bisa di singkirkan lagi.
END
Maaf pendek. Aku cuma mo bikin Drabble.
Yosha ... ShigaBaku udah selesai.
Ntar apalagi ya wkwk ... oh iya yang belum Kirishima. Tenang nak nanti kamu kebagian kok.*puk-puk*
Thanks for Read
Mind to Review?
And See you later
