Disclaimer@ Masashi Kishimoto

.

.

.

don't like don't read

.

.

Seorang pemuda raven menelusuri sisi jalan malam itu. Gerimis yang terus berjatuhan itu tidak menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan di antara gemerlapnya lampu-lampu kota. Ia terdiam saat melihat seorang gadis yang terus memeluk lututnya tepat di depan toko yang sudah tutup. Gadis itu memiliki rambut panjang dengan warna merah muda.

Pemuda raven itu mendekati sang gadis dan berdiri tepat di depan gadis itu. Dia berjongkok di depannya.

"Kau sedang apa disini, nona?" tanya sang pemuda yang membuat sang gadis menatap wajahnya. Dia tersenyum dengan ramahnya. Gadis itu kembali menundukkan kepalanya.

"Hei, jika kau disini terus kau akan masuk angin, nona" ucap pemuda itu yang mencoba membujuk sang gadis itu untuk berbicara.

Gadis itu kembali mendongakkan kepalanya. "Siapa kau?" tanya gadis itu yang sangat terasa dingin. Pemuda itu tersenyum saat gadis itu menanyakan dirinya.

"Aku Sasuke Uchiha. Aku kebetulan lewat sini. Tidak baik untuk gadis sepertimu jika tetap disini" ucap Sasuke yang mempertahankan senyumannya.

"Aku Sakura. Kau mau membawaku?" tanya Sakura yang membuat Sasuke sedikit terkejut. Pemuda itu terkekeh sebentar.

"Ya, jika itu memang harus dilakukan. Lebih baik kau ikut denganku daripada masuk angin dan sakit jika terus disini" ucap Sasuke dengan tenangnya.

"Tapi, kau pasti memiliki rencana lain" ucap Sakura dengan sinisnya.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu" ucap Sasuke yang kembali tersenyum dan mengulurkan tangannya. Sakura membalas uluran tangan itu dan kemudian berdiri dari duduknya.

Akhirnya Sakura berjalan bersama Sasuke menuju apartemen milik pemuda itu. Sasuke memakaikan jasnya pada Sakura agar gadis itu tidak kedinginan. Keduanya berjalan tanpa ada suara.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka tiba di depan sebuah gedung bertingkat namun dapat terlihat di gedung itu hanyalah sekumpulan apartemen kecil. Sakura mengikuti langkah Sasuke memasuki kamar dengan nomor 205.

"Duduklah dulu, akan kubuatkan teh untukmu" ucap Sasuke setelah memasuki apartemen yang sederhana itu. Di dalam ruangan itu hanya ada sebuah kasur, meja kecil dengan dua bantal dibawahnya dan lemari. Tempat memasak yang sederhana, serta kamar mandi yang pintunya berhadapan langsung tempat memasak.

Saat pertama memasuki ruangan itu, mereka melewati rak untuk sepatu langsung melewati tempat memasak.

Sakura duduk di depan meja kecil yang ada di ruangan itu setelah melepas jas yang dipakaikan oleh Sasuke. Dia melihat lihat ruangan yang sederhana itu dengan pintu kaca yang langsung mengarah ke balkon.

"Ini, minumlah. Kau pasti kedinginan lama diluar" Sasuke meletakkan segelas teh itu di depan Sakura. Gadis itu memegang gelas yang didepannya.

"Arigatou" ucap Sakura yang menundukkan kepalanya.

"Iya, padahal aku belum sepenuhnya membantumu" ucap Sasuke yang tersenyum dengan lembut. Sakura mencoba memalingkan wajahnya yang bersemu merah karena senyuman Sasuke.

Dia pun mencoba meminum teh yang dipegangnya. "Apa kau lapar, Sakura? Aku akan membuat telur goreng. Itu pun jika kau tidak keberatan" ucap Sasuke yang memandang ke arah Sakura.

"Bo-boleh" ucap Sakura yang sedikit melirik pemuda raven di depannya itu.

Selanjutnya, mereka berdua melakukan makan malam dengan tanpa suara. Lalu, Sasuke pun mencuci bekas dari makan malam itu. Sebenarnya Sakura ingin membantu mencuci piring, namun Sasuke terus mencoba untuk membuat Sakura agar tidak membantunya dengan berbagai alasan.

Akhirnya, Sakura memutuskan untuk ke balkon. Disana ia melihat banyak lalu lalang orang, karena balkon itu menghadap jalanan yang ramai. Sasuke melihat Sakura berada di balkon membuatnya tersenyum dan langsung merapikan meja kecil di ruangan itu. Dia meletakkan futon di lantai. Sakura terdiam saat kembali memasuki ruangan.

"Sa-Sasuke-san, itu... "

"Ah, futon ini untuk aku tidur. Kau bisa tidur di kasur milikku itu" ucap Sasuke yang menunjuk ke arah kasur.

"Tapi, kau pemilik kasur ini. Aku tidak mungkin tidur disini" ucap Sakura yang sekarang sudah duduk di kasur itu.

"Tidurlah disana, biar aku yang di futon" ucap Sasuke yang berdiri untuk menutup pintu kaca ke arah balkon itu dan juga menutupkan tirainya.

Dia beranjak dan duduk di futonnya untuk bersiap tidur. "Nee, Sasuke-san. Kenapa kau menolong dan membawaku kesini?" tanya Sakura yang memalingkan wajahnya.

"Aku tidak bisa membiarkan seorang gadis sepertimu tidur dijalanan. Disana banyak sekali orang yang mengincar gadis sepertimu, Sakura. Aku tidak ingin kau menjadi korban" jelas Sasuke yang tersenyum.

"Lalu, kau bekerja dimana?" tanya Sakura sesaat setelah dia terdiam karena penjelasan Sasuke tadi.

"Aku adalah presiden direktur perusahaan Uchiha Corp." ucap Sasuke dengan tenangnya.

"I-itu adalah perusahaan yang besar. Kenapa kau tinggal di apartemen kecil ini, Sasuke-san?" tanya Sakura yang melihat sekeliling.

"Aku tidak ingin selamanya tinggal dalam kemewahan, Sakura. Jadi, aku memutuskan untuk tinggal disini. Kau sendiri kenapa bisa ada disana? Apa orang tua mu tidak mengkhawatirkan dirimu?" sekarang Sasuke yang bertanya.

"Aku tidak mempunyai orang tua. Aku kabur dari rumah pamanku, makanya aku bisa ada disana" ucap Sakura yang sekarang menundukkan kepalanya. Tangannya sendiri meremas sprei kasur. Melihat perubahan itu, Sasuke mendekatinya dan duduk di samping gadis itu.

"Maaf, jika pertanyaanku itu mengganggumu" Sasuke ingin mencoba mengelus rambut gadis itu, tapi tertahan karena ia tahu dia bukanlah siapa-siapa.

"Ah, tidak apa-apa, Sasuke-san. Oya, bukankah lelaki dan perempuan tinggal dalam satu rumah itu tidak boleh?" tanya Sakura yang sekarang menatap Sasuke. Pemuda itu tiba-tiba saja pipinya sedikit bersemu merah.

"Ah, iya memang. Tapi, jika aku meninggalkanmu itu akan lebih berbahaya" ucap Sasuke yang terkekeh dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

.

.

.

Hari itu Sasuke bangun sangat pagi. Ia menyiapkan sarapan sebelum Sakura terbangun. Ia tersenyum saat memandang wajah Sakura yang masih tertidur.

"Bukan kah sangat aneh jika seorang gadis langsung ingin dibawa oleh orang lain? Ah, tak apa lah. Yang penting dia tidak terluka" gumam Sasuke saat membuat sarapan.

Ia beranjak menggulung futon yang semalam ia gunakan dan menggantinya dengan meja kecil. Sangat pas untuk sarapan berdua. Sakura mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari masuk melalui pintu kaca disana dan mengenai wajah manisnya ketika Sasuke membuka tirai itu.

"Kau sudah bangun, Sakura?" ucap Sasuke yang tersenyum dan memandang gadis merah muda itu. Sakura terduduk di sisi kasur setelah sepenuhnya terbangun.

"Kenapa kau membangunkan aku, Sasuke-san?" ucap Sakura dengan nada kesal. Sasuke beranjak mengambil sarapan yang sudah ia buat. Ia meletakkan sarapan itu di meja kecil.

"Aku harus berangkat pagi-pagi. Nanti kau akan mencariku jika saat bangun aku tidak ada" ucap Sasuke yang kembali beranjak untuk mengambil dua gelas minuman.

"Lebih baik segera cuci mukamu itu" lanjutnya yang mendapat anggukkan kepala dari Sakura.

Gadis merah muda itu beranjak menuju kamar mandi.

"Ah, Sasuke-san. Untuk pakaianku bagaimana?" tanya Sakura sebelum masuk ke kamar mandi.

"Pakaianmu yang kemarin sudah aku cuci dan sudah aku keringkan. Jadi, jika kau akan ikut ke perusahaan kau tinggal memakainya lagi" jelas Sasuke.

"Lebih baik aku diam disini" ucap Sakura yang langsung menutup pintu kamar mandi.

Gadis itu malam tadi memakai kaos milik Sasuke meskipun kebesaran. Lalu, Sasuke terpaksa mencuci pakaiannya malam malam.

Keduanya menghabiskan sarapan itu tanpa ada obrolan sedikitpun yang ada hanyalah suara dari alat makan keduanya.

"Terima kasih untuk makanannya" ucap Sakura setelah selesai dengan makannya. Sasuke pun melakukan hal yang sama. Selanjutnya, ia akan membereskan bekas sarapan itu jika saja Sakura tidak menghentikan langkahnya.

"Ada apa, Sakura?" tanya Sasuke yang menatap Sakura.

"Biar aku saja yang mengurus sisanya. Sasuke-san bisa langsung berangkat kerja" ucap Sakura yang tersenyum dengan manisnya. Sasuke meletakkan kembali semua yang sudah dibawanya.

"Baiklah, selama kau disini. Jangan pecahkan barang apapun dan tetap jaga semuanya agar tetap rapi" Sakura menganggukkan kepalanya.

"Boleh minta sedikit uangnya sebagai bayaran atas kerjaku disini?" tanya Sakura yang sedikit takut.

Puk!

Sasuke menepuk kepala Sakura dengan pelan. "Kau ini, aku sudah meletakkan sedikit uangku di laci ini. Kau tinggal mengambilnya" ucap Sasuke yang menunjukkan laci di lemari panjang yang ada disana.

"Kyaa!! Terima kasih, Sasuke-san!!" seru Sakura yang hampir saja memeluk Sasuke, jika saja pemuda itu tidak menahan tubuh gadis itu.

"Kau mau apa?" tanya Sasuke dengan tatapan menusuk dan itu berhasil membuat Sakura ciut. Gadis merah muda itu memundurkan tubuhnya.

"Maaf... " ucap Sakura dengan pelan. Gadis menundukkan kepalanya.

Puk!

Sasuke menepuk puncak kepala Sakura dengan pelan. Membuat Sakura menatapnya. "Gunakan uang itu dengan baik" ucap Sasuke yang tersenyum. Sakura langsung menganggukkan kepalanya.

.

.

Siang itu Sakura bersiap dengan pakaian yang kemarin ia pakai. Hanya saja, hari ini ia tambahi dengan sebuah jaket yang ia temukan di lemari Sasuke. Ia keluar dan mengunci pintu apartemen kecil itu.

Ia berjalan dikeramaian dengan memasang tudung jaket yang dipakaianya. Gadis itu berjalan menuju toko pakaian di pusat perbelanjaan di kota itu.

"Aku beli pakaian ini" ucap Sakura saat berada di depan kasir.

"Pilihan anda sangat Bagus, nona. Tapi, kenapa kau kemari dengan jaket begitu?" tanya kasir itu yang sedang menghitung belanjaan Sakura.

"Ah, aku sedang terkena flu. Jadi, aku harus memakai jaket. Berapa?" Sakura mengambil belanjaannya yang sudah dihitung.

"Souka. Semuanya 3500 yen" ucap kasir itu. Sakura langsung memberikan uang yang ia bawa.

.

.

Ia kembali ke apartemen milik Sasuke dalam beberapa menit. Karena ia hanya membeli pakaian untuk ganti. Untung saja uang yang diberikan Sasuke cukup untuknya membeli pakaian.

Ia membaringkan badannya setelah mengerjakan semua pekerjaan rumah. Bagaikan mimpi ia dapat terlepas dari pamannya yang hampir saja menjualnya jika ia tidak kabur secepatnya. Sakura menatap langit-langit di apartemen kecil itu.

"Terima kasih kau sudah mau menerimaku, Sasuke-san" gumam Sakura yang langsung memejamkan matanya. Ia ingin beristirahat untuk sementara waktu.

.

.

.

To be continued

~~~~~~

Yo, minna.

Makasih lho buat review nya di dua fic kemarin

Yosh, ini dia fic baru dariku

Maaf ya kalo banyak typo...

Lanjut nggak nih???