Title :

The Modern Sengoku War

Characters:

Main Character: Sanada Yukimura

Date Masamune, Mitsunari Ishida, Tokugawa Ieyasu, Mori Motonari, Motochika Chosokabe.

Sarutobi Sasuke, Katakura Kojiro.

Genre:

Shounen-ai, Drama, Romance, Harem, Action (maybe?)

Rating : T

Declaimer:

Sengoku Basara Heroes is not mine

Note: Modern AU, Age-AU, Yukimura Uke, New Author for this Fandom.

Summary :

Setelah lulus dari SMP Sanada Yukimura dibawa pergi ke Tokyo untuk tinggal di mansion luar biasa milik keluarga Tokugawa dan menjadi calon kandidat penerus Basara Company. Tinggal bersama lima kandidat yang lain membuatnya hampir gila, sebagian besar disebabkan oleh persaingan diantara mereka, sisanya karena hubungan pribadinya dengan masing-masing penghuni mansion.

Prologue:

Mereka semua gila!, begitu pikir seorang pemuda yang baru saja lulus dari SMPnya dan bergabung—terpaksa tinggal bersama orang-orang yang baru saja diumpatnya sebagai orang-orang gila.

Tubuhnya basah kuyup karena keringat dan nafasnya menderu cepat. Seharusnya sebagai calon penghuni, seorang Sanada Yukimura bisa masuk ke rumahnya melalui pintu gerbang, bukannya malah berlarian dan bersembunyi di balik semak-semak di taman luas mansion Tokugawa yang terkenal itu.

"Mereka sama sekali tidak sungkan Danna," celetuk pria disamping Yukimura. "Mereka berusaha menyingkirkanmu, lebih cepat lebih baik."

Yukimura menghela nafas frustasi. "Karena lengah aku meninggalkan senjataku," ujarnya lemas sambil memandang ke arah dimana ia menjatuhkan barang bawaannya yang merupakan sebuah koper hitam berukuran sedang dan dua tombak kembar yang terbuntal oleh kain putih—Semua barangnya tergeletak begitu saja di tengah halaman luas.

"Hahaha..." pria di sebelahnya tertawa renyah. "Terlambat sedikit saja peluru Riffle itu bisa memecahkan tengkorakmu, Danna." Meskipun sekilas terlihat santai tapi Yukimura tahu jika pria itu juga sedang panik dan gelisah dengan situasi mereka saat ini.

Sarutobi Sasuke nama pria itu, seorang bodyguard untuk Yukimura yang merupakan tuan muda dari keluarga Takeda. Begitu sampai di halaman depan mansion Tokugawa Yukimura diserang oleh Sniper yang cukup ahli hingga sampai saat ini Sasuke tidak bisa memperkirakan darimana Sniper itu menembak, Yukimura sedikit lengah namun sempat menghindari tembakan tersebut meski harus menelantarkan barang-barangnya.

Tembakan berlangsung beberapa kali membuat keduanya terpojok dan terpaksa bersembunyi di semak-semak.

"Awas saja kalau sampai aku berhasil masuk kedalam aku akan membuat perhitungan dengan mereka!" geram Yukimura yang langsung mulutnya di bungkam oleh Sasuke. "Stt!" desis pria bersurai merah itu. "Kau mau mereka mengetahui lokasi kita? Gajiku tidak sebanding dengan pekerjaan ini..." keluhnya.

"O-oh ma-maaf," ucap Yukimura canggung. "Aku terbawa emosi..."

"Kendalikan emosimu Sanada no danna aku masih belum mau mati disini. Kekuatan Basara Company sangatlah besar kalau kita mati disini mereka dengan mudah akan memalsukan kematian kita, bisa saja kita dianggap sebagai orang hilang selamanya," ocehan panjang Sasuke terdengar sangatlah pasrah, membuat Yukimura semakin gelisah.

Melihat tuannya yang sedang menundukan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya se-erat mungkin, Sasuke menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa gatal. "Tumben kau bertingkah seperti itu? jangan bilang bahkan seorang Sanada Genjirou Yukimura ketakutan dengan beberapa Sniper?" ujarnya memancing sambil memasang seringaian jahil.

Wajah menyebalkan itu langsung menyulut emosi Yukimura. "Ha!? Siapa yang kau maksud?" protesnya dengan suara selirih mungkin. "Mungkin aku masih muda tapi nyaliku tidak kecil!"

Sasuke tersenyum penuh kemenangan, senang dapat mengembalikan semangat pemuda berdarah panas itu. "Jadi kau punya beberapa ide, Danna?"

Tapi semangat itu tidak bertahan lama, Yukimura kembali menghela nafas. "Aku tidak begitu pandai mengatur strategi..."

"Apa yang Danna katakan? Kau sadar kalau kau salah satu kandidat penerus Basara Company 'kan?"

Yukimura manggut-manggut. Tanpa melihat kearah Sasuke pandangan pemuda itu kosong, pikirannya entah kemana. Tuan muda yang terlihat ceroboh dan naif itu sedang berpikir, sesuatu yang langka dari segi pandang Sasuke, tapi pria itu akan selalu mempercayai tuannya.

"Sasuke, berapa kandidat yang tinggal di mansion ini?"

"6 termasuk Danna," jawab Sasuke. "Masing-masing dari mereka pasti punya bawahan seperti kita berdua."

"Menurutmu siapa yang menyerang kita berdua?"

"Sniper yang menyerang kita cukup handal dan perkiraanku yang menyerang kita pertama kali adalah—"

OXO

Setelah beberapa saat Yukimura dan Sasuke menyembunyikan diri mereka, seseorang masuk ke dalam taman melalui pintu gerbang. Masalah yang dihadapi orang itu persis dengan yang dialami mereka berdua sebelumnya.

Sniper misterius menembaki lelaki bersurai putih itu. Orang itu mengelak dengan cepat tanpa gerakan yang tidak perlu, seolah apa yang ditembakan hanyalah kacang yang dilemparkan pada dirinya pada hari perayaan pengusiran setan.

"Hmph dasar si naga mata satu itu. Bukannya hari ini kandidat baru datang?" gumamnya lalu melangkah ringan menuju pintu masuk mansion, dengan pedang panjangnya ia menangkis setiap peluru yang mengarah padanya.

Di tengah taman terdapat sebuah air mancur yang cukup besar. Laki-laki itu berdiri di sekitar sana dan berhenti. Ekor matanya menangkap bayangan seseorang-tidak, dua orang. Seseorang yang dipanggilnya si naga mata satu bisa saja menyuruh anak buahnya untuk menyerangnya dari dekat—perkiraan di kepalanya membuatnya semakin was-was.

"Siapa disana?" tanyanya dengan nada berat. "Kalau kalian bawahan Date seharusnya kalian tahu hari apa ini, bisa saja kalian membunuh anak baru. Meskipun aku tidak masalah karena orang itu yang akan kena konsenkuensinya dan kita semua mendapat keuntungan dengan berkurangnya kandidat." Pria itu sengaja mengoceh panjang, mencari tahu reaksi kedua bayangan yang sudah ditandainya sebagai target. Jika keduanya tidak membuat masalah ia akan kembali menyarungkan pedangnya.

Salah satu pemilik bayangan berhenti lalu menoleh kepadanya. Sepasang iris violet pria itu melebar mendapati dua wajah orang asing yang belum pernah dilihatnya di sekitar mansion.

"Apa kau salah satu kandidat?" tanya Yukimura berdiri menunjukan dirinya, ia mengabaikan peringatan Sasuke yang masih takut dengan Sniper. Yukimura mengangkat kedua tangannya tapi kedua matanya menatap tajam pria bersurai perak di depannya, seolah menantang. "Saat ini aku sedang tidak bersenjata dengan mudah kalian bisa menyingkirkanku, bahkan saat ini juga bisa. Aku memang terlalu naif karena tidak siap perang meskipun tuanku sudah memberitahu kalau mansion ini adalah medan perang."

"O-oi Danna..." Sasuke sudah kehabisan akal. Apa tuannya akan menyerah begitu saja? Mana mungkin ia membiarkan Yukimura mati begitu saja? nama klannya bisa tercoreng!

Pria bersurai perak itu memicingkan mata. "Jadi kau Sanada Yukimura?" tanyanya. "Macan muda dari klan Takeda yang bersama dengan keturunan klan ninja terakhir Sarutobi. Kalian juga termasuk kandidat yang patut di perhitungkan."

"Pedang itu..." Yukimura melirik senjata yang ada di tangan pria tersebut. Sebuah pedang panjang dan sedikit lebih besar daripada Katana pada umumnya, Tachi. "Ishida Mitsunari-dono...orang kepercayaan Toyotomi Hideyoshi-dono."

"Kau sungguh beruntung bertemu denganku. Tidak seperti Date aku tidak akan berbuat kotor seperti menyerang orang baru terlebih lagi bocah sepertimu," oceh Mitsunari dengan nada sok, yang kali ini Yukimura harus menahan amarahnya karena di sebut bocah. Padahal ingin sekali Yukimura berteriak dan bertanya pada Mitsunari, seperti: Memangnya berapa umurmu!?

"Kau kemari tanpa senjata?" tanya Mitsunari, sedikit terlambat menyadari Yukimura yang sedari tadi bertangan kosong. Seolah kepalanya terpukul keras, Yukimura tersontak "O-oh iya tombak ku!"

"Akan kuambilkan!" seru Sasuke sebelum melesat pergi ke arah dimana tuannya meninggalkan semua barangnya.

Kini hanya tinggal Mitsunari dan Yukimura berduaan. "Hanya untuk kali ini kita bekerja sama," ujar Mitsunari lalu berjalan di depan Yukimura. "Daripada bekerja sama, bisa dibilang aku akan melindungimu. Jalanlah di belakangku, Sanada."

Yukimura tertegun. Siapa sangka pria bertampang galak itu akan menolongnya?

OXO

"Dokuganryuu kau akan membuat si Tokugawa mengomel panjang karena ini."

Seorang pemuda berwajah dingin mendatangi dua orang pria yang menempel pada jendela yang terbuka menghadap kearah taman. Salah satunya berpakaian setelan jas serba hitam dan membawa sebuah Riffle, membidik pada dua target yang diperintahkan oleh tuannya. Pria yang satunya berpakaian kasual, hanya kaos biru navy dan celana jeans—pria itu memakai penutup mata di sebelah mata kanannya.

"Mori You see? Mitsunari membantu anak baru itu, pemandangan langka." Pria bermata satu itu berbicara tanpa melihat lawannya, sambil memasang senyum sombong yang sangat menyebalkan.

"Saking kurang kerjaannya sampai kau menggangu orang-orang itu?" cemooh pemuda yang dipanggil Mori. "Kalau kau tidak bermaksud membunuh mereka jangan pernah melakukannya. Kenapa kalian suka melakukan hal yang sia-sia?"

"Apa yang kau katakan?" seorang Date Masamune, pelakor serangan kepada anak baru menyeringai buas. "Perintahku pada Kojiro tidak berubah yaitu: bunuh utusan old man Takeda."

"Hahaha..." mendengarnya Mori tertawa garing, menyembunyikan rasa merinding pada aura buas yang dikeluarkan seorang pria yang dijuluki naga satu.

OXO

Berkat bantuan Mitsunari, Yukimura dapat masuk ke dalam gedung mansion dengan selamat. Sasuke menyusul kemudian juga tanpa luka membuat Yukimura sangat beryukur.

Seperti penampilan luarnya, mansion yang kunjungi sangatlah mewah. Sangatlah sayang jika bangunan mahal bernuansa warna emas dan dimana-mana terdapat lambang keluarga Tokugawa itu hancur karena pertikaian para kandidat, terlebih lagi salah satu dari mereka adalah Date Masamune yang terkenal ganas.

"Sanada kemarilah," Mitsunari menggaet tangan Yukimura dan mengajaknya ke suatu tempat. Sasuke yang menyadari tindakan Mitsunari di buat gregetan, kenapa pria yang baru saja kenal dengan tuan mudanya seenaknya saja menyentuhnya!?

Yukimura mengikutinya seperti anak ayam. Mitsunari membawanya ke depan pintu sebuah ruangan. Pria bersurai perak itu membukanya dan menariknya masuk ke dalam, sebelum ia menutup pintunya ia memberikan kode larangan pada Sasuke.

Kini Yukimura bersama dengan 4 orang lainnya, pemuda bersurai coklat gelap itu memandangi para saingannya dengan waspada bersamaan dengan Mitsunari yang akhirnya melepaskan genggaman tangannya.

"Selamat datang Sanada Yukimura," seorang pria bertubuh tegap mendatanginya. Pria itu terlihat ramah jika mengenyampingkan badan kekarnya yang sangat terbanding terbalik dengan Yukimura yang masih bocah. "Namaku Tokugawa Ieyasu," kata pria itu memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Mulanya Yukimura ragu tapi akhirnya ia menerima uluran tangan Ieyasu. "Sanada Yukimura," katanya balik memperkenalkan diri. "Rasanya aneh di medan pertempuran sesama musuh berkumpul seperti ini." dia dan mulut besarnya. Kalau Sasuke ada bersamanya pasti ia akan diomeli habis-habisan karena telah menyulut api di dalam ruangan tersebut.

"Hahaha..." Ieyasu tertawa keras. "Mungkin kita bersaing tapi kita bukan musuh. Selama aku ada dimansion ini aku tidak akan membiarkan pembunuhan tak berdasar."

"Yah dan kau hampir membuat anak baru mati sia-sia di halaman mansionmu," sindir Mitsunari lalu mendelik pada Masamune yang duduk di sofa di pojok ruangan. "Dokuganryuu jangan menambah pekerjanku," ujarnya dengan nada mengancam yang di cuekin oleh Masamune.

Yukimura tidak sudi melihat Masamune, baginya pria seperti Masamune hanyalah binatang liar yang tidak mengerti apa itu kehormatan. Menyerang secara tiba-tiba seperti itu tindakan yang curang dan tidak punya harga diri.

Semenjak hari itu Sanada Yukimura membuat perhitungan dengan Date Masamune.

"Sisanya Mori Motonari-kun dan Motochika Chosokabe," Ieyasu menunjuk dua orang sisanya. "Hanya Mori-kun hampir seumuran denganmu." tambahnya yang merupakan info tidak penting bagi orang yang bersangkutan. Mori membuang mukanya, tanpa mengatakan apapun ia keluar ruangan. Sedangkan orang bernama Motochika itu bertubuh tinggi besar, juga memakai penutup mata seperti Masamune. Otot-otot orang itu membuat Yukimura terkagum-kagum.

"Salam kenal Yuki-kun!" Motochika menjabat tangan Yukimura dengan wajah berser-seri, orang yang cukup ramah. Yukimura membalasnya dengan senyuman canggung.

Yukimura tidak tahu sampai kapan dia akan bertahan bersama dengan orang-orang ini, kehidupannya di mansion mewah ini adalah penderitaan, setiap saat dia akan selalu berada di tengah medan perang bahkan ketika ia beristirahat.

"Demi Oyakata-sama apapun akan kulakukan!" hanya motto itu saja yang akan memperkuat mentalnya di dalam mansion tersebut.

Prologue End

A/N:

Salam kenal,

Sudah lama pengen nyampah disini dan akhirnya baru punya ide. Peringatan buat kalian para Readers, mungkin fic ini mengacu ke Action tapi bagi anti-homo tetep bisa gatel liatnya (baca genre diatas plis) yaah saya sendiri juga gak begitu pandai bikin action sih, yang pasti jangan nyasar yaak. Rating mendekati M tapi gak sampai M (Kayanya?...)

Fic ini tidak mengacu ke one pair karena saya condong ke harem Yukimura. Taulah namanya harem di buat baper sana kemari ala shoujo manga, ya itulah yang ingin saya buat! Feels semacam itu!

Buatnya tanpa editing jadi mungkin banyak yang kurang, karena alasan utamanya karena gak bisa tidur jadi mending ngerjain sesuatu. Jadi typo berterbangan? Maaf yaa...

Sekian untuk prologue!

Thankyou for reading

And

Mind to review?