TWIN FLAME
Cast :
Youngjae
Daehyun
Himchan
Yongguk
Hakyeon (N VIXX)
Dan akan bertambah seiring berjalannya cerita
Rating : T+
Slovenia, 2016
Salju yang berjatuhan menjadikan negara yang memiliki banyak bukit itu di selimuti oleh es. Menyebabkan suhu terasa sangat dingin. Tapi, seorang lelaki manis bersurai hitam masih betah berdiri di atas Triple Bridge. Tiga jembatan yang melintas di atas sungai Ljubljanica, yang menghubungkan kota Ljubljana bergaya abad pertengahan dengan kota Ljubljana bergaya modern.
Sepatu boot, mantel bulu, dan sarung tangan yang di kenakannya menjadikan tubuhnya cukup hangat, meski salju-salju lembut itu menjatuhi dirinya.
Hari ini adalah hari terakhirnya berada di Slovenia untuk berlibur. Dia hanya ingin menikmati pemandangan disini sebelum dia kembali ke Seoul. Meskipun sejauh matanya memandang hanya di dominasi oleh warna putih.
Lelaki manis itu akhirnya meninggalkan jembatan itu, salju turun semakin lebat dan suhu semakin turun. Tempatnya menginap berada di sisi Ljubljana bergaya abad pertengahan.
Dia masuk ke dalam sebuah toko roti, untuk berteduh. Suara decit pintu terdengar, ketika dia membuka pintu toko itu. Tadi pagi, dia mendengar berita, akan ada badai salju hari ini. Dan di luar sana angin juga mulai bertiup kencang.
Dia berdiri di depan etalase yang memajang roti-roti yang mereka jual. Mengantri dengan dua orang di depannya. Tapi, fokusnya tidak pada makanan yang cukup menggugah selera itu. Dia melihat menu di atasnya. Selain roti, toko ini juga menjual beberapa minuman hangat.
"Hot Chocolate. One." dia memesan saat sudah tiba gilirannya dan memberikan sebuah kartu kredit untuk membayar pesanannya.
Sembari menunggu pesanannya datang, matanya berkeliling mengagumi interior toko yang masih bernuansa klasik. Getaran ponsel yang berada di dalam saku mantelnya menyela kekagumannya. Lelaki manis itu merogoh sakunya. nama 'Himchan hyung' muncul pada layar ponselnya. Seseorang yang sudah merawatnya sejak dia berusia tujuh tahun.
"Ne hyung." ucapnya saat dia menjawab panggilan telpon itu.
"Youngjae-ah, jangan keluar rumah. Sedang ada badai salju."
"Aku berada di luar rumah sekarang."
"dimana ?." nada Himchan terdengar khawatir.
"masih di Ljubljana. Aku berteduh di toko roti sekarang."
"Jika cuacanya sudah lebih baik, cepat pulang. Aku dan Yongguk mungkin akan pulang terlambat, karena jalanan sedang di tutup sekarang." pesan Himchan.
"Ne hyung."
Setelah lelaki manis itu menyanggupi pesan Himchan. Lelaki di seberang sana yang menelponnya memutus sambungan mereka.
"Excuse me. Your hot chocolate." seorang wanita yang melayani pesanannya tadi memberikan sebuah cup plastik.
Youngjae menerimanya. "Thank you." ucapnya.
Lalu, membawa dirinya duduk di sebuah bangku panjang di dekat jendela. Yang sengaja di letakan disana oleh sang pemilik toko, agar pengunjung yang mengantri bisa menunggu sambil duduk.
Diluar salju masih turun lebat di sertai angin kencang. Seorang laki-laki berlari menembus badai. Laki-laki bersurai coklat gelap itu masih bisa bertahan di tengah badai salju, karena dia bukan manusia.
Dia vampir.
Namanya Daehyun, vampir bangsawan. Karena kekuatannya yang tak sempurna, dia menjadi 'pangeran' yang lemah jika di bandingkan dengan bangsawan lainnya. Membuatnya lebih memilih hidup seperti layaknya manusia. Keluarganya mengatakan, itu karena jiwanya yang terpecah. Mereka bilang kekuatannya akan menjadi sempurna saat dia sudah memiliki Soulmate.
Suara derit pintu terdengar, ketika Daehyun masuk ke sebuah toko roti. Hanya menumpang untuk berteduh. Dia duduk di sebuah bangku panjang yang terletak di dekat jendela. Menggosok-gosokan lalu meniup tangannya yang terasa dingin.
Lelaki manis yang sedang meniup coklat hangatnya, segera menggeser duduknya saat seorang laki-laki bersurai coklat gelap duduk di sampingnya. Sambil meminumnya dia hanya melirik laki-laki itu.
Youngjae meletakan cup bewarna krem itu di sampingnya, lalu melepas sarung tangannya dan meletakannya di samping cup. Matanya bergerilya kemana saja, asal tak melihat laki-laki di sampingnya.
Daehyun memasukan kedua tangannya ke dalam saku mantel. Tidak ada yang bisa dia lakukan disini selain melihat-lihat. Dia terheran saat menoleh ke sampingnya, tadi dia duduk berjarak kira-kira setengah meter dari laki-laki berambut hitam itu tapi kini laki-laki yang terlihat manis itu berada cukup jauh darinya. Di samping lelaki manis itu di letakan sebuah cup dan sarung tangan, terlihat seperti sebuah batas untuk dirinya.
Angin kencang telah berhenti, meski salju masih turun tapi sudah tak begitu lebat. Beberapa orang yang berada di dalam toko roti itu mulai keluar, termasuk lelaki manis bersurai gelap di sampingnya.
Daehyun mengerut, lelaki manis itu meninggalkan cup dan sarung tangannya. Dia ikut keluar toko roti setelah mengambil sarung tangannya. Lelaki manis pemilik sarung tangan ini pasti belum jauh.
.
.
Youngjae berjalan melalui jalanan aspal menanjak, jalan menuju sebuah rumah yang di sewa oleh Himchan. Sebelah kanannya adalah bukit sementara sebelah kirinya adalah jurang yang tak begitu curam. Dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku, sarung tangannya ketinggalan di toko roti. Dan dia tidak mau kembali lagi.
Ada alasan kenapa Youngjae tampak menghindari laki-laki di toko roti tadi. Dia memiliki kelebihan, dapat membedakan antara manusia dan bukan. Hanya dengan melihatnya atau berada di dekatnya.
Dan, laki-laki bersurai coklat gelap yang duduk di sampingnya tadi adalah vampir.
Dia tak begitu tahu kapan tepatnya dia memiliki kelebihan itu, tapi baginya itu bukan kelebihan. Karena membuatnya merasa tak nyaman.
Meskipun dia tinggal bersama Himchan yang merupakan vampir dan Yongguk –suami Himchan- yang merupakan werewolf, dia tetap merasa takut dan tak nyaman saat bertemu makhluk seperti mereka. karena Youngjae tak bisa membaca pikiran mereka, dia tak akan tahu jika mereka ingin berbuat jahat padanya.
Himchan mengatakan, alasan dia memiliki kemampuan itu karena dia seorang Twin Flame. Pecahan jiwa dari vampir bangsawan.
Youngjae mengeluh, kabut tipis keluar dari hembusan nafasnya karena suhu dingin. Kenapa Himchan harus menyewa sebuah rumah di atas bukit, bukannya menyewa kamar hotel. Karena tak ada taksi yang mau mengantarnya kesini. Jalan yang menanjak dan licin cukup berbahaya jika di lalui mobil.
SREK
bongkahan salju jatuh bergulung dari atas bukit. Youngjae berhenti lalu mendongak, tubuhnya seketika menegang saat bertemu tatap dengan seekor serigala.
Sedari tadi Daehyun hanya mampu berjalan mengikuti lelaki manis itu. Dia tak memiliki keberanian untuk memanggilnya. Saat di toko roti tadi, dia merasa lelaki manis itu seperti menjaga jarak dengannya. Membuatnya merasa tak enak hati.
Dia melihat lelaki manis itu berhenti, dan ada seekor serigala di atas bukit. Seketika irisnya yang bewarna hitam berubah menjadi biru. Bergerak cepat, menarik lelaki manis itu sebelum serigala itu melompat untuk menerkam.
Mereka terjatuh berguling ke dalam jurang. Beruntung jurangnya tak curam dan salju yang menyelimuti. Tubuh mereka tak terlalu merasakan sakit.
BRUK
Daehyun meringis, karena tubuhnya menabrak sebuah pohon pinus. Dia berusaha untuk duduk, menyandarkan tubuh lelaki manis yang sudah tak sadarkan diri pada dadanya.
"Awake. Do you hear me ?." Daehyun menepuk pelan pipi Youngjae, tapi tak ada pergerakan dari lelaki manis itu. Kemudian, dia mendengar suara lolongan.
Sial.
Serigala itu masih mengikuti mereka. Hewan berbulu itu berada tak jauh dari mereka. Daehyun tak tahu, apa yang harus di lakukannya saat ini.
Serigala itu melangkah perlahan dengan eramannya sebelum melompat ke arah mereka. Daehyun hanya reflek mengangkat tangannya ke depan, seakan mencegah serigala itu agar tak mendekat.
BRUK
Serigala itu terpental saat tersentuh tangannya. Membuat hewan itu mengakhiri hidupnya.
Daehyun terkejut, dengan apa yang baru saja terjadi. Tidak mungkin dia bisa sekuat itu.
Untuk sementara, dia tak mau memikirkannya. Dia menggendong lelaki manis itu di punggung, membawanya pergi dari sana. Sebelum teman-teman serigala itu datang.
.
.
Daehyun menurunkan Youngjae ke atas tempat tidurnya. Karena dia tak tahu harus mengantar lelaki manis itu kemana, pada akhirnya dia memutuskan untuk membawa Youngjae ke castilnya.
Dia menyelimuti Youngjae dan terus menatap wajah manis itu. Dia tak mengerti, ada sesuatu pada diri lelaki manis itu yang membuatnya tertarik, yang membuatnya seakan begitu dekat dengannya. Tapi, dia memiliki ingatan yang sangat kuat. Daehyun tak pernah bertemu dan mengenal Youngjae sebelumnya.
Daehyun berganti melihat kedua tangannya, mengingat kembali sesuatu yang terjadi beberapa saat lalu. Dia yakin, tak mungkin itu adalah kekuatannya. Membunuh seekor serigala hanya dengan menyentuhnya ?.
Mustahil.
Dia kembali memperhatikan Youngjae. tidak mungkin juga itu kekuatannya, si manis ini adalah seorang manusia.
Tiba-tiba dia menoleh pada pintu kamarnya dengan waspada. Dia merasakan ada pergerakan di luar kamarnya. Jika itu vampir, akan gawat jika mengetahui dia membawa manusia kesini.
Dia beranjak, keluar kamarnya dan menutup pintunya rapat.
"Hakyeon hyung." Panggilnya pada laki-laki yang tengah berjalan dari beranda menuju ke arahnya.
"kau disini. Kenapa tidak bilang ? aku bisa mengirim beberapa pelayan kesini." Kata Hakyeon begitu dia sampai di depan Daehyun.
"tidak perlu, aku hanya beberapa hari disini. Menghabiskan liburanku. Hyung, ada apa kesini ?."
"setiap hari aku akan kesini. Hanya untuk mengecek castil."
Hakyeon kembali melangkah, dan Daehyun mengekor padanya.
"hyung, apa mungkin aku bisa membunuh seekor serigala hanya dengan menyentuhnya ?." tanya Daehyun.
"membunuh seekor serigala hanya dengan menyentuhnya ?. kau bercanda ?."
"jadi, itu tidak mungkin."
"kenapa kau tidak mendengar saran dari kami, segeralah dapatkan soulmate mu. Dan kekuatanmu akan menjadi sempurna. Kau bisa menjadikan siapa saja sebagai soulmate, asal jangan bangsa serigala." Hakyeon memberikan saran, yang sudah sangat sering Daehyun dengar.
Bangsa vampir dan serigala memang memiliki hubungan yang tidak akur, itulah alasan kenapa vampir dilarang memiliki hubungan dengan bangsa serigala, dan begitu sebaliknya.
"kau sudah lama tinggal di dunia manusia, apa satupun dari mereka tidak ada yang membuatmu tertarik ?." lanjut Hakyeon.
Daehyun berhenti ketika mereka akan menuruni tangga.
"hyung, kenapa jiwaku terpecah ? dan siapa Twin Flame ku ? dimana dia sekarang ? bagaimana jika aku menjadikannya soulmate ku ?."
Hakyeon yang baru sampai di tengah-tengah tangga berhenti dan menoleh pada Daehyun.
"dengar !. jangan pernah mencari Twin Flame mu. Apalagi berpikir untuk menjadikannya soulmate !." Hakyeon terlihat sangat marah padanya.
"kenapa ?."
"dengarkan dan lakukan saja apa yang aku katakan. Aku kakak tertuamu." Jawab Hakyeon.
Dia kembali melangkah menuruni anak tangga. Meninggalkan Daehyun yang masih tak mengerti. kenapa vampir-vampir terdekatnya seperti menyembunyikan semua jawaban itu.
Daehyun menghela nafas berat, sebelum memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Dia tersenyum, ketika membuka pintu. Lelaki manis itu sudah sadar, dia duduk sambil memegangi keningnya.
"are you okay ?." tanya Daehyun sembari berjalan menghampirinya.
Daehyun duduk di depan Youngjae. "do you speak korean ?." Dia kembali bertanya. Dan, Youngjae hanya mengangguk sebagai jawaban.
Namun, itu sudah membuat Daehyun tersenyum. "syukurlah. Kita bisa berbicara lebih nyaman."
"apa tubuhmu ada yang terasa sakit ?." Daehyun mencoba untuk menyentuh lengannya.
Tapi, segera saja Youngjae menghindar. Daehyun benar-benar heran dengan lelaki manis itu, bahkan dia menolak untuk melakukan kontak mata dengannya.
"aku harus segera pulang." Kata Youngjae tanpa menatapnya.
"aku akan mengantarmu sampai ke jalan besar."
.
.
Castil Daehyun terletak di seberang sebuah sungai. Mereka melalui sebuah jembatan yang disusun dengan hebel, melintas di atas sungai yang permukaannya membeku.
Youngjae berjalan sejajar dengan Daehyun, namun dia memberi jarak sekitar satu rentangan tangan.
Daehyun menoleh pada lelaki manis itu. Dia sedang menatap ke arah sungai. Gesturnya terlihat seperti tak nyaman.
Hanya kesunyian yang menyelimuti, sepanjang perjalanan mereka. Setelah mereka melewati jalanan di antara lebatnya hutan, mereka sampai di sebuah jalan besar beraspal.
"sampai disini saja. Aku tahu jalan ini." ucap Youngjae.
"biarkan aku mengantarmu sampai setelah bukit disana." Daehyun merasa khawatir jika mungkin disana masih ada serigala.
Youngjae tak menjawab, dia kembali melangkah, dan Daehyun mengikuti di belakangnya.
Lelaki manis itu melirik ke atas bukit yang dia lalui tadi kemudian melirik jurang di sampingnya. ada bangkai seekor serigala disana.
Tentu dia masih mengingat, ketika tiba-tiba ada seekor serigala yang akan menyerangnya. Dia merasa ada seseorang yang menariknya, dan mereka terguling ke jurang, setelah itu dia tak ingat apapun. Dan, saat terbangun dia berada di dalam sebuah kamar asing. Yang dia tebak adalah kamar vampir yang sedang berjalan di belakangnya.
Youngjae berhenti setelah melewati bukit itu, dia berbalik dan mempertemukan pandangan mereka, untuk pertama kali sepanjang mereka bersama hari ini. Dan, Daehyun seakan tertarik ke dalam dunia si manis.
"Terima kasih." kata Youngjae.
Laki-laki itu hanya terdiam menatapnya. Tak mendapat jawaban dari Daehyun. Youngjae memutuskan untuk meninggalkannya.
"tunggu sebentar." Daehyun mengintrupsi, baru saja Youngjae maju dua langkah.
Lelaki manis itu kembali berbalik untuk melihatnya.
Daehyun terlihat gelisah, dia memasukan satu tangannya ke dalam saku mantelnya, meremas sarung tangan Youngjae.
Dia ingin memberikannya, tapi bagaimana jika Youngjae memberikan respon buruk, menyangka dia yang tidak-tidak. Mengingat bagaimana sikap Youngjae padanya.
"hati-hati, jalanan licin." ucap Daehyun kemudian.
"Aku tahu."
Hanya jawaban itu yang di berikan Youngjae sebelum benar-benar meninggalkan Daehyun dalam keterdiamannya.
Youngjae masuk ke dalam sebuah rumah bewarna coklat kayu berdesain klasik khas Eropa. Di sekitar rumah sewanya, banyak rumah-rumah yang berjejer, yang sengaja di bangun untuk di sewakan.
"aku pulang." Ucap Youngjae, setelah dia membuka pintu.
"Youngjae !." Himchan datang menghampirinya dengan panik.
"kau darimana, aku menelponmu tapi tidak bisa."
Youngjae segera mengambil ponselnya, seingatnya tidak ada telpon masuk. Lalu, dia tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang tersusun rapi.
"ponselku mati." kata Youngjae.
"kenapa tidak langsung pulang setelah badai reda. Yongguk sedang mencarimu dengan pasukannya sekarang."
"berlebihan. Aku hanya berkunjung ke beberapa tempat yang belum aku datangi." Youngjae berbohong. Dia tak ingin Himchan lebih khawatir lagi.
"apanya yang berlebihan !. Bagaimana jika kau hilang disini !." Himchan menghela nafas, menstabilkan emosinya. Kadang, lelaki manis ini memang suka membuatnya naik darah.
"cepat mandi dan ganti bajumu, aku akan menyiapkan makan." Kata Himchan kemudian.
"Ne."
Youngjae menuruti laki-laki yang sudah ia anggap sebagai kakaknya, ibunya. Yongguk dan Himchan keluarga baginya.
Dia segera naik ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya. melepas pakaian yang menempel di tubuhnya satu persatu. Menatap pantulan dirinya dari cermin. Tepatnya, sebuah tanda hitam berbentuk nyala api, mirip tato, yang berada di bawah collarbone nya.
Dia mendapat tanda ini sejak lahir. Himchan melarangnya untuk menunjukan ini pada siapa pun.
.
Di dalam castilnya yang tampak sepi, hanya ada dirinya. Daehyun juga tengah menatap sebuah tanda hitam di tubuhnya dari sebuah cermin, letak dan bentuknya sama persis seperti milik Youngjae.
Dia meraba tanda itu. Ini adalah hidupnya. Dia yang menjalani. Dia ingin tahu alasan kenapa jiwanya terpecah dan siapa Twin Flame nya. Meskipun, jika Twin Flame nya berada di dalam bangsa serigala, dia akan tetap mencarinya.
Secara diam-diam.
.
Youngjae menuruni anak tangga yang terbuat dari dari kayu itu, menuju ruang makan. Himchan dan Yongguk sudah duduk disana. tiga ekor serigala juga berada di sekitar sana. Mereka 'pasukan' Yongguk. Youngjae sudah mengenal mereka, setiap hari dia bertemu dengan tiga serigala itu.
"kau baik-baik saja kan ?." Yongguk bertanya, begitu Youngjae duduk di sampingnya. persis seperti seorang ayah yang mengkhawatirkan anaknya.
"aku baik-baik saja. Aku sudah menceritakan semuanya pada Himchan hyung." Jawab Youngjae.
"Himchan memang sudah menceritakannya padaku. Tapi tetap saja aku masih merasa khawatir, kau tidak pulang setelah badai salju."
"oh, hyung aku bertemu serigala tadi." Youngjae tiba-tiba mengadu.
"dimana ?" tanya Himchan tak santai.
"di atas bukit di depan sana. Hyung, kenapa kau harus menyewa rumah disini kenapa tidak menyewa kamar hotel saja." Tujuan utama Youngjae adalah mengeluh.
"kau mengeluh di hari terakhirmu disini ?. menyewa rumah ini lebih murah di banding menyewa dua kamar hotel."
"tapi, serigala itu tak melakukan apapun padamu kan ?." Yongguk menengahi.
Youngjae tampak berpikir. "aku- berlari sebelum serigala itu melompat. Itu benar-benar serigala. Bukan serigala seperti mereka." Youngjae menunjuk serigala-serigala Yongguk.
"sudah-sudah. cepat makan. Jangan bicara lagi." Sahut Himchan.
Yongguk dan Youngjae segera mengambil sendok mereka. menyuapkan makanan buatan Himchan.
"setelah makan, kemasi barang-barangmu. Pesawat kita take off besok pagi." Ucap Himchan.
"iya, hyung. Iya." Jawab Youngjae.
Ada apa dengan vampir ini, dia yang menyuruh untuk berhenti bicara tapi dia sendiri masih terus mengomel.
TBC
It's Supernatural again :v
Bukannya kelarin story yang belum selesai malah buat story baru hehehe
Oh ya, karena ada beberapa hal yang harus di selesaikan aku mau hiatus :D mungkin hanya sebentar :))
Thank you sudah baca :)
See you^^
