Raindrops
Assassination Classroom © Yuusei Matsui
Story © Arisa-Amori27
Hurt/Comfort,Slice of Life,Romance,Friendship
Aneh,abal,bahasa vikinisasi,EYD ancur,diksi lebur,Typo(s) keliling,OOC,AU
Isogai x Fem!Nagisa / Slight! Asano x Fem!Nagisa
.
.
.
.
.
Chapter Prolog : Hanya sebuah awalan
Cerita itu ada awalannya, nah oleh karena itu mari kita awali cerita ini dengan prolog. Awal dari semua kisah klasik ala sinetron ini.
Di taman bermain itu, dirinya menggigil, setengah kedinginan akibat hujan jatuh, setengah ketakutan dengan tatapan pemuda di depannya.
Lazuardi gemetar, giginya mengeras saking takutnya. Langit kala itu, nampak menertawainya dengan guntur yang terus bergemuruh, seakan mengutuknya untuk mati saat itu juga.
Violet itu menatap tajam kepadanya laksana sebuah mata pisau yang baru saja diasah. Tajam dan mengkilat. Tangannya menggenggam erat pada lengan mungil gadis lazuardi. Sedangkan sang gadis hanya mampu menunduk, memandangi Sundress-nya yang terlihat begitu indah pada waktu ini.
"Kamu mau putus sama aku?" Ulang pemuda surai pirang stroberi itu, lamat dan pelan tapi tajam. Gadis biru langit itu mengangguk ragu.
"Kita udah gak cocok lagi, Shuu. Daripada makin ke sini makin gak nyaman mending kita-"
Genggaman pada lengannya makin mengerat, sang gadis meringis.
"Nggak cocok? Kita masih cocok, kamu aja yang terlalu berlebihan." Desis pemuda itu.
"Aku nggak melebih-lebihkan, aku gak nyaman dengan semua perlakuan kamu ke aku. Aku gak nyaman dengan pakaian yang kamu kasih ke aku, terlalu mengembang. Aku juga gak nyaman dengan riasan ini, aku ini bukan gadis feminim, Shuu." Rintih sang gadis.
"Aku melakukan semua ini demi kebaikan kamu sendiri. Aku gak sudi pergi sama kamu kalau dandanan kamu hanya pakai celana dan kaos. Maka dari itu, sebagai balasannya kamu harus mau berubah demi aku." Tuntutnya.
"Gak bisa! Kamu itu terlalu memaksa Shuu! Aku ya aku! Kalau kamu mau yang lebih feminim, lebih baik kamu cari-"
PLAK!
Cap tangan berwarna merah terlukis apik pada pipi pualam porselen gadis biru langit. Si gadis meringis menahan sakit pada pipi kirinya, sedangkan sang pelaku hanya menatap nanar pada hasil 'karya'-nya.
Ada beberapa pengunjung menonton dengan khidmat, ekspresinya beragam, ada yang kaget, mencibir dengan kata-kata; 'Cih, kebanyakan nonton sinetron' adapula yang tertawa bahagia, ada yang hanya menatap datar.
"Ma-maaf, Nagi-"
"Cukup! Keputusan final. Kita putus!" Ujarnya sembari melenggang pergi.
"Tunggu! Nagisa! Dengarkan aku dulu! Nagisa!"
Terlambat. Surai biru sudah menghilang ditelan keramaian pengunjung.
'Aku gak akan melepaskan kamu, Nagisa.'
"Kak." Panggil gadis surai biru langit itu. Sepulang dari taman bermain, dia langsung menghambur pada kakaknya dalam keadaan basah kuyup seperti kucing tercebur kali.
"Hm?" Respon sang kakak sembari menyeruput jus jeruknya.
"Nagi boleh minta satu hal?" Tanyanya.
"Boleh. Memangnya apa?" Ujar kakak surai merah itu.
"Nagi boleh pindah?"
UHUK!
Jus jeruk yang terseruput terpaksa dimuntahkan dalam sekejap, beberapa kali pemuda bersurai merah itu terbatuk-batuk.
"Kak, Kakak nggak apa-apa?" Tanya sang adik sembari menyodorkan selembar tisu.
"Nggak apa-apa. Kamu bilang apa tadi?"
"Nagi mau pindah."
"Kenapa? Nagi udah gak betah sama kakak?" Tanya sang kakak dengan nada semelas mungkin.
"Bukan,kok."
"Terus?"
"Aku hanya mau menjauh aja dari…."
"Dari?"
"Dari Shuu."
Sang kakak mendecak kesal, "Gak usah alay, hanya karena putus aja, kamu sampai mau pindah, nggak usah aneh-aneh deh! Nanti aku bilang apa ke Bunda atau lebih-lebih ke Ayah?" Ujarnya.
"Tapi, ini Shuu lho kak! Kayak nggak tau Shuu aja."
"Tau kok, ambisius,otoriter,berhati dingin –walau ke kamu gak ada adem-ademnya dan posesif."
"Tuh tau, aku hanya nggak mau disatronin buat diajak balikan doang."
"Ya, kalau begitu tinggal ngumpet aja, habis perkara."
"Kakak mau rumah kita diobrak-abrik sama dia?"
Sang kakak mati gaya. Si adik pasang senyum kemenangan.
"Pokoknya apapun alasanmu, aku gak ngijinin, kalau dia datang ke sini, kamu harus bicara sama dia, jangan lari terus-terusan, Nagisa." Ucap sang kakak sembari pergi.
Si biru langit menghela napas lelah.
"Kayaknya memang harus Plan B."
TBC
Halo~Halo~
Busyet, About Us Chap 3 belum kelar, bikin cerita baru -,-
Mind to Review?
Unterzeichnet,
Arisa-Amori27
