Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

Story © Arleinz Kyousuke

Rated T

Happy reading...

.

.

.

.

CHAPTER 1

.

.

.

Matahari telah muncul di ufuk Timur. Menebarkan sinarnya ke seluruh penjuru Bumi. Burung-burung pun berkicau menyambut datangnya pagi. Suara orang-orang yang berlalu-lalang menandakan bahwa hari ini adalah pagi yang sibuk di Kota Konoha. Di tengah kesibukan orang-orang yang ingin berangkat bekerja ataupun bersekolah, seorang pemuda bersurai kuning masih bergelung dalam selimutnya. Nampaknya ia masih terbuai di alam mimpi, sehingga ia tidak mengetahui bahwa pagi telah datang...

.

.

"Tatap mataku, Hime. Apakah aku terlihat berbohong kepadamu? Apa kau melihat kebohongan di mataku?"

"Naruto-kun, ak-aku, tapi..."

"Apakah kau masih tidak percaya dengan perasaanku?. Biar kukatakan sekali lagi, Aku mencintaimu, Hime. Sangat-sangat mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"

"Naruto-kun...Aku-aku juga mencin-.."

.

"NARUTOOOOOO!. BANGUUNN!. Astaga kau ini. Kau lihat sudah jam berapa ini.."

"Emmh...Hime kenapa di wajahmu ada bekas luka dan kenapa wajahmu seperti seorang pria,Hime? Apayang terjadi padamu...?"

"Apa yang sedang mimpikan Naruto?! Daripada itu sebaiknya kau cepat bangun!"

"Emmh...ternyata itu kau Paman Iruka. Kau ini mengganggu mimpi indahku saja-ttebayo! Untuk apa kau membangunkanku jam segini?"

"Jam segini, katamu, sekarang sudah jam 7, Naruto.."

"APPPAAAA! Sudah jam 7! Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi, Paman Iruka!"

"Astaga Kau ini..."

.

Pemuda itu pun bergegas masuk ke kamar mandi. Setelah berpakaian dan sarapan secepat kilat, tampaknya ia telah siap unruk pergi ke sekolahnya. Ya, hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di Kelas 2. Setelah liburan yang cukup panjang, nampaknya ia malah melupakan sekolahnya...

.

.

NARUTO POV

"Paman Iruka, aku berangkat!

"Ya, hati-hati di jalan!"

Aku pun bergegas menyalakan motor sport berwarna Orange-ku. Kupercepat laju sepeda motorku agar aku bisa sampai ke kesekolah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Aku sudah terlambat 15 menit, pasti upacara pembukaan tahun ajaran baru telah dimulai. Haah, kalau saja aku tidak bermain game online terlalu larut kemarin, pasti aku tidak akan seperti ini. Aku agak menyesali perbuatanku kemarin. Tetapi,seperti kata pepatah, Penyesalan selalu datang terlambat.

Setelah 5 menit, akhirnya aku sampai ke sekolahku. Sebenarnya jarak rumahku ke sekolah tidak terlalu jauh,tetapi karena aku bangun kesiangan tadi,jadilah aku terlambat sekarang. Kuparkirkan motorku di tempat parkir, dan kulirik arlojiku. Nampak, waktu telah menunjukkan pukul 7.20. Aku harus segera masuk, sebelum guru piket datang dan memergokiku yang sedang terlambat. Aku segera memasuki barisan dan mengikuti upacara pembukaan tahun ajaran baru.

.

"Psst...Naruto..."

Terdengar suara yang sedikit berbisik memanggil namaku. Ku alihkan pandanganku ke arah suara tadi. Nampak seorang pria dengan rambut coklat dan tato taring berwarna merah di kedua pipinya.

"Ada apa, Kiba?"

"Kenapa kau terlambat? Kau tidak lihat Tsunade-sama sedang menyampaikan pidatonya? Apakah kau sudah bosan hidup?"

"Haah...ceritanya panjang,Kiba."

"Hn. Kupikir kau masih enak-enakan tidur sambil bermimpi yang tidak-tidak."

Terdengar lagi suara seseorang yang kukenal. Kulihat seseorang berambut raven dan bermata onyx sedang berdiri di samping Kiba sembari melirikku.

"Apa maksudmu, Teme! Apa kau tidak lihat, aku bersusah payah sampai disini. Setidaknya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."

"Hn. Sudahlah...Lebih baik kau diam daripada kita terkena hukuman dari Tsunade-sama."

.

Ya, mereka berdua adalah sahabat terdekatku. Sasuke dan Kiba. Walaupun sifat mereka agak menyebalkan, tetapi kalau soal kesetiakawanan, mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan aku sudah mengenal Sasuke sejak kecil, jadi aku sudah kebal dengan perkataannya tadi.

.

"Astagaaa...lama sekali pidatonya-ttebayo!"

"Psst...diamlah, Naruto. Kau pasti tahu kalau Tsunade-sama sedang berpidato, lamanya bisa bertahun-tahun. Mendengar pidatonya yang panjang dan membosankan itu saja merupakan masalah besar,apalagi jika dia mendengar suaramu, kita akan mendapat masalah yang besarnya dua kali lipat."

"Hn. Kau terlalu berlebihan Kiba. Jangan hiraukan si rambut durian itu."

"Berisik, Teme! Apa kau tidak tahu, kakiku sudah kesemutan."

"Itu, kan kakimu, bukan kakiku."

"Apa! Dasar rambut pantat Ayam"

"Sudah-sudah kalian berisik sekali. Lebih baik kau bersabar, Naruto, daripada kita semua mendapat hukuman gara-gara dirimu..."

"Cih, kalau saja tak ada Kiba, rambutmu pasti sudah kucabut dari tadi, Teme..."

"Hn.."

.

.

Setelah sekitar 30 menit akhirnya, upacara pun selesai dan para siswa pun dipersilahkan untuk bubar. Aku pun mengajak Kiba dan Sasuke untuk mencari letak ruang kelas kami yang baru. Tak berselang lama, kami pun menemukan ruang kelas kami dan bergegas masuk.

.

.

"Ohayo.."

"Ohayo", sahut teman-teman sekelasku

"Wah, naruto penampilanmu tak banyak berubah, ya",kata temanku bernama Sai."

"Kau terlihat bersemangat, Naruto! Bagus! Itulah semangat masa muda!", sahut temanku bernama Lee.

"Yaaa... kalian lihat sendiri. Sepanjang liburan aku tidak pergi kemana-mana. Aku juga tidak tertarik mengubah penampilan".

"Haah...Kau ini. Bagaimana kau bisa memiliki pacar, Naruto. Apa jangan-jangan kau ini gay ya.."

"Apaa..tidak mungkin aku memiliki kelainan itu. Jangan asal bicara, Sakura-chan."

"Soalnya kau terlihat selalu bersama Kiba dan Sasuke-kun. Awas saja kalau kau merebut Sasuke-kun dariku, Naruto..."

"Astagaa. Kau ini. Lebih baik aku segera mencari tempat duduk daripada mendengar tuduhanmu yang aneh itu.."

Orang yang baru saja menuduhku tadi adalah temanku. Namanya Sakura Haruno. Aku sudah mengenalnya sejak masih SMP. Dia agak berisik dan agak pemarah. Tapi sifatnya akan berubah 180 derajat jika yang ia ajak bicara adalah Sasuke. Ya, ia adalah pacar dari pemuda dingin dan irit bicara bernama Sasuke. Entah mengapa kedua orang dengan sifat berkebalikan itu bisa berpacaran.

.

Aku pun segera menuju meja yang terlihat masih kosong di dekat jendela di barisan paling belakang. Aku suka posisi ini, kerena jika aku bosan, aku bisa memandang keluar jendela dan melihat langit dan awan putih. Terlebih, di kelas 1 aku juga duduk di posisi ini tanpa teman semeja, karena Sasuke lebih memilih duduk semeja dengan Sakura dan Kiba yang duduk dengan Shino. Biar kujelaskan tentang sekolahku ini. Aku bersekolah di salah satu sekolah favorit di Kota Konoha. Konoha High School atau disingkat KHS. Disanalah aku bersekolah selama kurang lebih 1 tahun ini. Aku diterima di kelas 1-A dan di kelas 2 ini aku masuk di kelas 2-A. Di sekolahku memang tidak mengenal pemisahan kelas saat tahun ajaran baru. Artinya, jika di kelas 1 kau berada di kelas 1-A, otomatis di kelas 2 kau akan berada di Kelas 2-A.

Kutatap langit dari balik jendela kelasku. Aku teringat kembali peristiwa seminggu yang lalu. Ya, pertemuan pertamaku dengan seorang gadis bernama Hinata Hyuuga. Wajah gadis itu masih tercetak jelas di kepalaku. Rambut Indigonya yang berkilau diterpa cahaya bulan membuatku tidak bisa melupakannya. Terutama mata Amethyst-nya yang tak bosan melihat cahaya rembulan. Mata yang indah dan terasa menyejukkan . Tapi ada sinar yang tak biasa di matanya. Matanya menyiratkan rasa kesepian yang mendalam. Ingin rasanya aku menemaninya dan membantunya mengusir rasa sepinya. Tetapi, sejak malam itu, aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Bahkan di keesokan malam pun aku tidak melihatnya di Taman lagi. Ia menghilang bak ditelan Bumi...

Aku penasaran kemana perginya gadis itu. Berpikir tentang matanya yang menyiratkan rasa sepi itu, membuat hatiku semakin tak menentu. Aku penasaran, apa yang ada di pikirannya. Aku bisa merasakan perasaannya. Aku seperti melihat diriku yang dulu. Seorang anak yang sendirian dan kesepian. Rasa sepi sudah akrab dengan diriku. Semenjak orangtuaku meninggal, aku merasa sangat kesepian. Walaupun masih ada Paman Iruka yang merawatku, tetapi ia selalu bekerja di Siang hari dan pulang pada larut malam. Aku tahu bagaimana rasanya kesepian. Untung saja sekarang aku telah memiliki teman yang banyak. Andaikan ia ada disini, pasti aku akan membantunya mengusir rasa kesepiannya.

.

.

"Ohayo, minna-san.."

"Ohayo, sensei...", sahut teman-teman sekelasku.

Ku dengar suara seorang laki-laki dewasa yang kukenali adalah wali kelasku. Ia mengajar mata pelajaran Sejarah. Biasanya ia selalu terlambat datang ke kelasku. Entah ada angin apa yang membuatnya datang tepat waktu. Aku tak menghiraukannya dan memilih memandangi langit sambil bertopang dagu..

.

"Baiklah, minna-san. Ditahun ajaran baru ini, saya, Kakashi Hatake akan menjadi wali kelas kalian kembali. Mohon bantuannya...Bagaimana liburan kalian? Semoga liburan kalian menyenangkan ya... Tapi, liburan telah berlalu dan tahun ajaran baru telah dimulai. Di tahun ajaran yang baru ini, sensei harap kalian bisa fokus untuk belajar dan jangan bermain-main lagi. Walaupun kalian masih kelas 2, tetapi kalian harus tetap belajar dengan giat."

"Baiklah, di hari pertama tahun ajaran ini, saya akan mengumumkan beberapa hal. Pertama, akan ada ekstrakurikuler baru, yaitu Astronomi. Bagi kalian yang memiliki minat dan tertarik pada ekskul ini, bisa menghubungi Kurenai-sensei. Kedua, dengan adanya ekskul astronomi tadi, ruangan no.20 di gedung khusus ekstrakurikuler yang menyatu dengan bagian atap yang biasanya dipakai oleh ekskul seni, akan digunakan oleh ekskul Astronomi. Tenang saja, ekskul seni akan di pindahkan ke ruangan baru di ujung koridor dekat dengan ekskul teater. Pengumuman ketiga, akan diadakan les belajar tambahan sepulang sekolah bagi siswa yang berminat. Jam tambahan ini baru diadakan tahun ini, jadi apabila ada yang tertarik, bisa menghubungi Asuma-sensei pada istirahat pertama ataupun setelah pulang sekolah. Selanjutnya, yang keempat dan yang terakhir, kita kedatangan murid baru, pindahan dari Kota Ame hari ini. Silahkan masuk,nak."

.

Awalnya aku tidak tertarik dengan pengumuman dari Kakashi-sensei dan lebih memilih memandang langit dari balik jendela kelas, tetapi setelah mendengar pernyataannya bahwa ada murid baru yang akan masuk di kelas kami, aku langsung mengalihkan pandanganku ke depan. Aku penasaran siapa murid baru itu. Apakah ia perempuan atau laki-laki. Seperti apa rupanya dan bagaimana sifatnya...

Kudengar langkah kaki, yang menandakan bahwa murid baru itu telah memasuki kelas kami. Ternyata seorang perempuan. Ia memakai Cardigan berwarna ungu yang membalut seragam sekolahnya dan rambutnya yang panjang diikat ke belakang. Aku memperhatikan sekilas gadis yang berdiri di depan kelasku. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu.

"Wajah itu... Rambut panjang dan mengkilap. Warna rambut itu, sangat aku kenal..."

"Perempuan itu...Di-di-dia..."

.

.

.

.

.


~TBC~


Yosh...akhirnya jadi juga nih sequel. Awalnya sih nggak berencana bikin sequel, tapi setelah dipikir-pikir, kayaknya seru nih klo dibikin sequel..Akhirnya, jadilah fanfic yang tidak seberapa ini.

Thanks buat JustNaruHinaAndKibaTamaLover, TOMBHIB12, dan Zty NaruChan yang mau-maunya meluangkan waktunya untuk membaca dan me-review ff ku yang sebelumnya. Arigato Minna...

Akhir kata, semoga bisa menghibur...dan jangan rupa review...^_^