.

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Yui 2.0

Rated: Teen

Pair: NaruSakuSasu

Happy Reading!


.

.

.

.

.

HARD CHOICES

#Chapter1

Di dalam sebuah kamar yang cukup luas, terlihat seorang gadis yang mempunyai warna rambut yang unik dan sepasang emerald yang indah sedang merapihkan isi tasnya dengan terburu-buru. Sebelum keluar kamar, ia memposisikan dirinya di depan cermin yang cukup luas, dilihatnya tubuh yang sedang berkembang itu.

"Cepat sekali aku menjadi sebesar ini?" gumamnya sambil menguncir rambut panjangnya yang berwarna pink itu.

"Permisi Nona Sakura, Nyonya menunggumu dibawah untuk sarapan." terdengar suara lembut dari belakang pintu. Mengenakan long-dress kostum maid dan mempunyai rambut panjang berwarna merah.

"Baik, terimakasih. Hey Karin, sudah berkali-kali kukatakan, panggil aku Sa-ku-ra, tanpa embel-embel 'nona' " jawab gadis pink itu sambil menekankan ejaan namanya dan memakai kaus kakinya.

"Hehehe, aku harus menghormatimu, kau kan majikan-"

"Sampai kapan kau akan menganggap ku majikan mu? Aku menggangap mu sebagai kakak. Kau HARUS menganggap ku sebagai adikmu. Mengerti? Ini perintah." potong Sakura dan menatap mata gadis yang hanya berbeda 3 tahun lebih tua darinya dengan sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Baik, no.. ah, Sakura" ucap karin agak gugup.

"Much better," ucap sakura mengacungkan jempolnya dan meninggalkan kamarnya.

Yap. Nama gadis ini adalah Sakura Haruno. Ia berasal dari keluarga yang sangat kaya dan hangat. Walaupun ada kalanya keluarga ini menjadi sangat dingin, dan itulah yang dinamakan kehidupan. Ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Konohamaru yang usianya 3 tahun dibawah Sakura. Kadang mereka akrab, kadang bertengkar. Ayah dan ibu Sakura berkerja, jadi, sepulang sekolah, yang selalu menyapanya ialah pelayannya. Adiknya? Lupakan. Ia terlalu sibuk dengan konsol-konsol game canggihnya.

Sarapan pagi selalu ramai. Bukan karena keluarga kecil itu sedang berbincang, melainkan ayah dan ibu sakura yang sedang berbincang lewat telepon dengan sekertaris mereka masing-masing, mereka mengatur jadwal . Sakura sudah kebal dengan kondisi seperti ini. Bayangkan, kini umurnya telah 15 tahun. Dan semakin lama, orang tuanya semakin sibuk. Ia memahami kondisi seperti ini. Ia juga selalu menuruti apa yang diperintahkan kedua orang tuanya. Semenjak masuk SMP Sakura selalu mendapat ranking 3 besar. Walaupun saat SD ia sangat tidak peduli dengan nilai-nilainya. Ia sangat berbanding terbalik dengan adiknya yang sampai saat ini sangat tidak peduli terhadap pendidikannya sendiri.

"Ibu, Ayah, aku berangkat." Sakura meminta izin kepada orang tua nya sambil sedikit membungkuk dan berjalan keluar ruang makannya yang megah itu. Diikuti oleh adiknya, konohamaru.

"Ah, hati-hati, Nak." Ucap kedua orang tua Sakura. Sesibuk-sibuknya mereka, mereka selalu menasehati dan selalu berupaya memberikan pendidikan yang terbaik untuk kedua anaknya tersebut.

Sakura masuk kedalam mobil pribadinya yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mobil pribadi ayah, ibu, dan adiknya. Sakura senang dengan kesederhanaan. Ia sangat simple, dan sedikit tomboy. Walaupun sampai sekarang ia masih bersama supir pribadinya jika ingin bepergian, padahal ia sudah lancar menyetir.

"Sudah siap menjadi murid SMA di Konoha High School, nona?" sapa sang supir kepada Sakura.

"Ah, tentu." Jawab Sakura dengan menunjukan cengirannya. Ia tidak terlalu akrab dengan supir yang sudah 3 tahun mengantarnya ini.

Tiba-tiba terdengar suara dari luar mobil Sakura.

"Pak! Aku ingin kau menyetir dengan kecepatan tinggi dengan mobil ini dan dalam waktu 5 menit usahakan kita sudah sampai di sekolahku! Kalau kau berhasil, maka selama 1 bulan aku akan memanggil mu 'Schumacher'! Yes, keren sekali Schu yg menjadi supir kuu!"

Ia melihat ke luar jendela, melihat adiknya yang polos bersikap seperti itu, ia hanya bergumam,

"Anak itu... Apa tidak bosan memelihara kebodohannya..."

.

.

.

.

.

HARD CHOICES

Konoha High School merupakan sekolah khusus tingkat SMA. Jadi, Konohamaru tidak sekolah disini, melainkan disekolah lain yang tentunya berstandart internasional sama seperti sekolah Sakura. Sesampainya di Konoha High School, Sakura lebih memilih untuk turun di parkiran sekolah dibandingkan di depan pintu utama. Ia sangat senang berjalan dan memperhatikan keadaan sekitar. Sekolah itu sangat besar. Bangunannya terlihat sangat kokoh dan bersih. Dindingnya sangat simple namun elegan. Hanya dengan cat putih dan emboss bata oranye yang tersusun dengan sangat rapih dan bersih.

"Ino!" teriak Sakura memanggil sahabatnya di koridor sekolah. Mereka sudah berteman sejak TK. Dan selalu masuk ke sekolah yang sama. Ino memang tidak sepintar Sakura, tetapi ia juga bukan dibawah rata-rata. Dan ia sangat mengenal Sakura.

"Hai, Jidaaat, aku sangat gugup... Saat ini aku senior High School" gadis berambut pirang yang digerai sempurna itu menunduk. Ia terbiasa memanggil Sakura jidat karena jidat Sakura yang seperti lapangan terbang bagi Ino.

"Lalu?" jawab Sakura sambil menaikan sebelah alisnya.

"Aku belum punya pacar... sshh" bisik Ino pelan ditelinga Sakura.

"Geez, tidak kau, tidak adikku, sama saja hobby nya." Sakura menjawabnya bosan dan diiringi rolling eyes.

"Aku bukan maniak game, Sa-ku-ra!" bantah Ino.

"Bukan itu yang kubicarakan, I-no!" lagi-lagi terjadi rolling eyes.

"Melainkan?" Ino henan dan memiringkan kepalanya.

"Hhh... Kalian itu sama-sama hobby menyimpan kebodohan" jawab sakura asal.

"Heeeiiii! Kau ja-"

"KYAAAA!" terdengar sangat jelas teriakan para siswi di depan koridor sekolah. Sedangkan Sakura dan Ino kini masih berada didalam koridor.

"Kita tidak salah masuk gedung kan? Ini Konoha High School kan? Mengapa berisik seperti dipasar? Sangat tidak elite" kata Ino sambil menyilangkan kedua tangannya.

Sedangkan Sakura hanya menaikan kedua alisnya seraya berkata "Ya, kau benar."

"KYAAAA! UCHIHA BERSAUDARA!" teriakan para siswi terdengar kembali. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

"Hey Ino! Apa-apaan itu mulutmu menganga seperti itu! Memalukan seka-"

"Hey Inooo! Baka! Jangan tarik! Lepaskan Aku! Ino! Mau kemana!" sakura menjerit ketika ino menarik tangannya sambil berlari menuju pintu masuk di depan koridor, sumber teriakan para siswi tersebut.

"Tidak mungkin! Jangan-jangan kau juga tertarik pada-"

"UCHIHAA!" kini Ino beteriak bersama dengan para siswi yang lain.

"Huh, beruntung aku tak perlu menyebut nama orang itu..." sakura sangat tidak peduli terhadap apa yang sangat dikagumi para siswi disekolahnya sampai tergila-gila seperti itu pada Uchiha bersaudara.

Semua siswi menyapa Uchiha itu. Uchiha bersaudara yang dimaksud adalah Itachi Uchiha, anak tertua yang hanya berbeda 1 tahun dengan Sasuke Uchiha, adiknya. Mereka memiliki wajah yang sangat tampan. Ino pun sangat menggemari mereka. Sedangkan Sakura? Terbalik 1800. Bel pun berbunyi, menyatakan seluruh murid dari kelas 1 sampai 3 harus berkumpul di lapangan sekolah yang sangat luas itu.

"Jidaaaat! Itachi... Sasukeee... aahh~ mereka sangat tampaaan. Apa kau melihtnya tadi?" ino bertanya pada Sakura.

"Nope. Maaf, Ino. Aku tidak tertarik sama sekali dengan mereka." Jawab singkat Sakura.

"Eeeeh? Ah, aku lupa... kau anti dengan lelaki tampan dan sedikit angkuh ya.." ino tersadar akan sesuatu yang sangat ia pahami tentang sakura.

"Hahaha! Eh! Itu, Hinata!" sapa Sakura kepada Hinata, merupakan sahabat sakura dan ino. Mereka bertiga sangat akrab.

"H..Hai, Sakura, Ino" sapa Hinata kepada kedua sahabatnya.

"Perhatian, kepada seluruh murid Konoha High School diharapkan agar tenang, karena kepala sekolah akan memasuki lapanga dan memberikan sambutan."

"Cantiknya..." gumam Ino

.

.

.

.

.

HARD CHOICES

"Haaaaah... Ako bosan sekali sambutan kepala sekolah tadi." ucap salah satu lelaki berambut tajam seperti nanas, namanya ialah shikamaru.

"Hahaha. Aku setuju dengan mu, tapi mau bagaimana lagi. Ini baru awal dan Tsunade sudah menjemur kita dibawah matahari selama 3 jaam" keluh lelaki berambut jabrik pirang disebelahnya, namanya adalah Naruto. Mereka duduk dikursi paling belakang yaitu barisan ke 5. Sedangkan sakura duduk dikursi barisan ke 3.

Inilah kondisi kelas Sakura dan Hinata. Sayangnya, Ino berbeda kelas dengan mereka. Kulit Sakura sangat sensitve terhadap matahari, walaupun matahari pagi mengandung vitamin D yang baik untuk tulang, tetapi jika Sakura terlalu lama berdiri dibawah sinar matahari maka kulitnya akan merah dan mengeluarkan keringat yang berlebihan. Saat ini ia sedang membersihkan wajahnya yang sangat merah dengan tissue sambil menunduk karena malu dilihat orang, Hinata membantu Sakura untuk menutupi wajahnya.

"Ah, Shika, aku mau ke kantin, beli minum. Wanna join?" tanya naruto temannya itu dan dijawab dengan gelengan kepala yang malas.

Naruto adalah anak yang hyperactive, dia selalu berlari kemanapun ia pergi. Dan saat ia berlari melewati meja Sakura yang penuh tissue itu...

WUSSSH~

Kepala sakura serentak mendongak keatas karena kaget mengapa ada orang yang berlarian dikelas.

"Maafkan akuu... ya ampun, aku sangat minta maaf" Naruto terus meminta maaf sambil membereskan tissue-tissue Sakura yang berceceran di lantai.

"Hhh... ya, tak apa." Jawab sakura ringan.

"Maaf, ya, aku tidak se-" tiba tiba Naruto berhenti bicara dan memasang wajah seakan terpesona dengan wajah sakura yang kini sedang merah, tapi sudah mereda karena tadi ia sempat mendongak keatas. Di dalam hatinya Naruto berfikir bahwa Sakura sangat manis.

"Ya tak apa. Dan berhentilah memasang wajah seperti itu." Jawab sakura santai.

"Eh? Hehe. Iya, hehe. Maaf ya.. aku Naruto Uzumaki, namamu?" Naruto dengan sedikit canggung.

"Sakura."

"Sangat cocok dengan rambutmu, kalau kamu?"

"eh? H-hinata." Tiba-tiba semburat merah terpancar dari pipi Hinata.

TEET TEET

Naruto tidak jadi membeli minum karena bel sudah berbunyi. Lalu ia meminadahkan kursinya ke depan Hinata, karena kursi tersebut masih kosong. Perkenalan dikelas dimulai dengan masuknya guru mereka, yaitu Kurenai. Pembukaan pelajaran dimulai dengan pemilihan ketua kelas, yaitu Kabuto. Dan wakilnya adalah Gaara. Sedangkan sekretarisnya adalah Sakura.

30 menit kemuudian...

KLEK

"Maaf sensei, aku terlambat" ucap seorang lelaki bernama Lee sambil mengatur nafasnya setelah berlari menaiki tangga dari lantai 1 sampai lamtai 3.

"Dihari pertama sudah terlambat, keterlaluan sekali. Baru saja Nyonya Tsunade menjelaskan tentang kedisiplinan tadi pagi, cepat duduk." Kurenai dengan tatapan sinis.

Akhirnya Lee duduk dikursi paling depan dekat dengan pintu.

30 menit kemudian...

KREK

"Dari mana ka-" kalimat kurenai terputus karena satelah ia melihat ke arah pintu yang terbuka, ternyata Sasuke baru masuk kelas.

"Teme..." dalam hati Naruto, yang merupakan teman sasuke sejak SD.

Sasuke tidak berucap apa-apa, dan dia langsung menuju kursi dimana Naruto duduk sebelum ia pindah. Seluruh siswi dikelas sedang berbisik akan ketampanan Uchiha bungsu itu. Pastinya kecuali Sakura dan Hinata. Sakura heran, mengapa senseinya itu tidak menegur Sasuke yang bersikap sangat tidak sopan. Ia tidak tahan dengan kondisi seperti ini. Dan ia pun mengangkat tangannya.

"Permisi, Sensei. Kurasa makhluk DINGIN yang baru saja masuk perlu ditegur." Ucap Sakura dengan sedikit kesal dan penekanan pada kata dingin kepada Sasuke. Semua siswi melotot ke arah Sakura. Sedangkan para siswa melihat kearah Sakura dengan tatapan tidak percaya dan kasihan kepada Sakura, bisa-bisa dia dihabisi oleh Sasuke yang jago karate.

"Beraninya Kau!" Bentak Sasuke yang terlihat sangat murka dan bediri dari kursinya lalu menuju kursi Sakura.

"Kau keterlaluan!" Sakura tidak mau kalah dan berdiri lalu menghadap Sasuke.

Sasuke sedikit ragu untuk menampar Sakura, karena ia perempuan, dan berambut pink. Apa hubungannya?

"Tidak berani menamparku? Eh?" Sakura malah menantang. Kurenai hanya menutup mulutnya tidak percaya.

Kesabaran Sasuke sudah Habis. Lalu sasuke mengangkat tangannya ingin menampar keras Sakura.

GREP

"Mentang-mentang aku perempuan, jangan remehkan aku, Tuan Uchiha" jawab Sakura dengan pandangan sinis menentang Sasuke yang tanggannya ditahan oleh Sakura.

Semua murid dikelas itu tercengang. Mereka kaget terhadap apa yang baru saja Sakura lakukan. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Su-sudah Teme, Sakura, cukup." Naruto menghampiri dan berusaha memisahkan mereka.

"Cih! Untuk kali ini kau selamat." ucap Sasuke sambil menarik paksa tangannya dan kembali ke tempat duduknya.


Haiii.. Makasi yaa udah read, author baru nih, hehe

Please Review

Salam kenal,

Yui