Crack

"Kumpulan drabble mengenai interaksi mereka"

By Rakshapurwa

Rate: T

Chapter 1: Mayuzumi x Miyaji

Warning: Hint bertebaran, dan OOC

Disclaimer: Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi

'Cerita ini dibuat hanya untuk menyalurkan imajinasi semata.'

Enjoy

.


1.

Pertemuan mereka di Akihabara sebenarnya hanya kebetulan belaka. Mayuzumi tengah mencari LN yang ia incar sejak seminggu yang lalu. Sedangkan Miyaji habis menghadiri konser idol favoritnya. Saat itu tak terjadi kejadian khusus khas sinetron. Hanya bertemu saling berpapasan biasa. Tapi pertemuan mereka sukses membuat Miyaji kesal.

"Err—Hai Mayuzumi—"

"Siapa ya? Kok kenal aku?"

Tuh.

Miyaji merasa rugi telah menyapa Mayuzumi barusan.

.

2.

Entah apa yang terjadi setelahnya, tiba-tiba saja Miyaji malah turut serta dalam pencarian LN bersama Mayuzumi. Mereka berada di dalam sebuah toko buku sambil menatap satu per satu jejeran LN yang tertata rapi di dalam rak. Miyaji sebenarnya tak ikhlas melakukan hal itu. Lihat saja bibirnya cemberut terus. Harusnya sekarang ia sudah berada di dalam bus, perjalanan pulang menuju rumahnya. Kenapa malah berakhir menemani pemuda yang bahkan melupakan nama Miyaji. Menyebalkan.

"Di sini sepertinya juga tidak ada."

"Terus?"

"Kita cari toko buku yang lain. Ayo Mihashi—"

"—MIYAJI!"

Ya ampun.

Bisa-bisa Miyaji cepat tua jika terus bersama Mayuzumi.

.

3.

Setelah mengelilingi 5 toko buku dan tak menemukan juga LN yang dicari, mereka akhirnya memilih beristirahat sejenak. Itu juga karena Miyaji yang meminta. Berputar-putar tak tentu arah membuat kakinya pegal. Awalnya Mayuzumi tak mau menyanggupinya. Namun karena sogokan—berupa traktiran—yang Miyaji berikan, Mayuzumi pun akhirnya ikut saja.

Meski akhirnya Miyaji menyesal. Kenapa juga dia mau mentraktir orang yang membuatnya menderita.

"Aku pesan yang ini ya."

"Kok minta yang mahal—pilih yang paling MURAH!"

Sial.

.

4.

Semenjak tadi sebenarnya Miyaji penasaran dengan jenis buku yang Mayuzumi cari. "Forbidden Love" —judulnya terdengar mencurigakan. Lagipula jarang sekali laki-laki membaca cerita percintaan. Mayuzumi ternyata memang berbeda. Entah dalam arti baik atau buruk.

"Mayuzumi boleh aku tanya sesuatu?"

Mayuzumi melirik sekilas, masih sibuk dengan makanan yang sedang disantap.

"Sebenarnya buku itu tentang apa?"

Jeda.

Mayuzumi seketika meletakkan alat makanannya. Tiba-tiba saja aura di sekitar mereka berubah serius. Miyaji sampai menelan ludah paksa karena gugup.

"Buku itu sebenarnya berisikan—hubungan terlarang antara kakak laki-laki dengan adik perempuannya di mana mereka berpacaran diam-diam di belakang orang tua mereka. Yang membuatku ingin membelinya karena di dalam cerita terdapat adegan se—"

"—CUKUP!"

Miyaji tak ingin mendengar kelanjutannya.

.

5.

Makanan sudah Miyaji bayar, kini mereka kembali melanjutkan pencarian. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tetap tak berhasil didapat. Sepertinya buku yang mereka cari lumayan langka. Atau memang sudah habis terjual karena terlalu laris di pasaran. Entahlah Miyaji sendiri heran kenapa bisa ada yang suka dengan buku seperti itu.

"Sudahlah Mayuzumi menyerah saja. Kakiku pegal..."

Mayuzumi menoleh, ekspresinya tetap datar seperti biasanya. "Lalu? Aku kan tidak menyuruhmu mengikutiku."

Hah?

Kok—

Langsung saja sepatu yang Miyaji pakai melayang tepat mengenai wajah Mayuzumi.

.

6.

Yang semula fokus mencari LN yang diinginkan, kini Mayuzumi beralih mengejar-ngejar Miyaji yang tengah berjalan menjauhi dirinya. Meski sebenarnya Mayuzumi ingin memilih untuk tak memperdulikan Miyaji, namun setelah melihat wajah kesal Miyaji—yang tadi bernafsu sekali memukulinya dengan sepatu—Mayuzumi memilih mengikuti Miyaji. Lagipula tadi dia sudah ditraktir. Rasanya tak sopan jika membuat orang yang telah menyumbang kepadanya marah.

"Kau marah? Maaf aku bercanda tadi," ucap Mayuzumi. Entah itu permintaan maaf dari hati atau hanya bohongan belaka. Wajah Mayuzumi tetap tak menunjukkan ekspresi lebih.

"Oi Miyaji maaf aku menyesal mengatakan hal itu."

Miyaji masih saja berjalan. Enggan untuk mengubris pemuda yang masih mengekor di belakangnya.

"Miya—MIYAJIII!"

Tiba-tiba. Dengan cepat—dan sedikit memaksa—Mayuzumi menarik tangan Miyaji. Dan menyeret pemuda yang tampak kebingungan itu ke dalam sebuah toko buku. Ada apa dengan Mayuzumi? Miyaji bertanya-tanya. Hingga akhirnya ia menyadari sesuatu.

"Akhirnya aku menemukan buku yang kucari. Lihat!"

Oh.

Miyaji tersenyum paksa. Si uban ini—tadi katanya menyesal. Permintaan maafnya ternyata memang tidak tulus. Miyaji merasa kalah dengan novel yang tengah Mayuzumi pegang.

.

7.

Setelah berhasil membawa pulang LN yang sedari tadi diburu. Mayuzumi pun merasa puas. Senyuman tipis terhias di bibirnya. Yang sukses membuat Miyaji semakin merasa kesal. Dia kan sedang marah. Kenapa masih saja harus menemani Mayuzumi masuk ke dalam toko buku barusan. Miyaji pikir Mayuzumi berbeda dari mereka. Ternyata sama saja—semua anggota Rakuzan memang menyebalkan.

"Sudahkan. Aku mau pulang," ucap Miyaji ketus namun belum sempat membalikkan badannya, ia kembali ditahan. Rasanya Miyaji ingin sekali memukuli Mayuzumi dengan sepatunya lagi. Tapi. Ngomong-ngomong soal sepatu—

"Kau yakin mau pulang dengan keadaan begitu?"

Tuh kan.

Rupanya selama ini Miyaji tak sadar. Ia melangkah dengan sebelah kaki telanjang tanpa alas. Mungkin efek terlalu kesal pada Mayuzumi. Sampai-sampai dia melupakan hal itu. Sial. Ia malu sekali rasanya. Pantas saja orang-orang di toko buku tadi memperhatikannya terus.

"Untung aku berbaik hati mau memungut sepatumu."

"Apa!—Kan itu juga karena kau membuatku kesal! Ya sudah sini kembalikan padaku!"

Tapi.

Bukannya mengembalikkannya. Mayuzumi malah berjongkok dan dengan cekatan memasangkan sepatu tersebut kembali pada kaki Miyaji. Kaget? tentu saja. Miyaji tak menyangka dengan apa yang dilakukan Mayuzumi padanya.

"Selesai. Sudah terpasang rapi. Tak perlu berterima kasih," ucap Mayuzumi seenaknya, sampil tersenyum tipis ke arah Miyaji.

Hening.

Miyaji diam tak membalas.

Tapi ngomong-ngomong.

Berkat ulah Mayuzumi barusan. Mereka berdua menjadi tontonan orang-orang yang berlalu lalang.

.


Chapter 1-End


.

Terima kasih sudah membaca cerita ini, dan maaf kalau mengecewakan *bows* Ini hanyalah kumpulan drabble dengan CRACK pair yang berbeda ditiap chapternya. Semoga tidak mengecewakan hehe. Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri ' ')