Tentang Luka
Oleh Kimono'z
Copyright(Naruto @ Masashi Kishimoto)
Penulis tidak mendapat keuntungan secara materiel dari pembuatan Fanfiksi ini
Prekuel dari Andante
Untuk event #MariBerpuisi
Prompt Bebas bersyarat
.
.
.
.
Melihatmu bahagia adalah asa dari yang kusemoga
Walau untuk itu aku bermandi luka
Aku yang berusaha menjadi terbaik,
dan kamu, selalu bertindak sebalik
.
Aku menelan cua; mereguk lara; rasa mati ditelan warsa
Aku tahu,
Seribu cara membuatmu jatuh cinta adalah perkara paling naif, bodoh yang pernah kulakukan
Harusnya,
kupertahankan darimu ialah ikatan sayang tanpa lebih
Aku memercik api dalam sejabat kau pilih,
dan ...
aku terluka
.
Apakah cinta melulu tentang hati yang patah?
Gulana dan gundah
karam
tenggelam dalam mariana lara?
Jika iya cara membahagiakanmu adalah dengan meremukkan hatiku
maka,
biar serpihan ini menguatkan biduk yang kau bangun bersama dia.
.
.
.
Naruto bangkit dari kursinya. Senyum yang dibuat-buat itu kentara palsu.
Bagaimana mungkin ia bisa tegar melihat pujaan hatinya baru saja mengikrar janji dengan pria yang lain?
Sekuat apa pun lelaki, Naruto tetaplah keturunan Adam yang tahu rasa luka. Hatinya bukan sebentuk tempaan besi baja. Keputusan tepat ketika ia memilih beranjak dari kursi deret dalam gereja.
Wanitanya sore ini terlihat cantik dan anggun. Rambut panjangnya disanggul rapi. Veil putih menjuntai hingga ke lantai, gaun pengantin yang sempurna pula membalut tubuh indahnya. Yang ia katakan sebelum Hinata menikah adalah, "Semoga kau bahagia." Tentu saja. Haruskah ia berujar jangan menikah dan pegi bersamaku?
Tidak. Bukan seperti itu. Puncak tertinggi dari mencinta ialah terima ketika kamu sebatas jadi yang ketiga, tanpa dianggap ada.
Naruto memilih melepaskan, karena ia tahu di hati Hinata, posisinya di mana.
.
.
.
FIN
