Desclaimer:
Touken Ranbu © DMM
Surprise from Destiny© Fiyuki Kunitsuna
Pair : Mikatsuru, MikaManbagendbend, MikaKogigenbend
Don't like don't read
.
.
Zaman di mana yokai, hantu, dan siluman sudah tidak dipercaya oleh orang-orang, hiduplah seorang pemuda tampan, dan memiliki kharisma yang sangat khas sehingga siswi-siswi tempat dia mengajar banyak yang menyatakan cinta padanya. Namun, semuanya tidak ada yang diterima olehnya. dan lagipula menjalani hubungan khusus antara murid dan guru merupakan sebuah hal terlarang bukan?
Munechika pov
Ahahaha author san belum memperkenalkan namaku. Namaku Munechika, guru yang dibicarakan author barusan. Aku adalah wali kelas dari kelas 3-1. Kini, aku sedang menuju kelas 3-1 untuk memberitahu pengumuman penting dari sekolah sekaligus mengajar. Saat sampai di depan pintu, aku pun menggeser daun pintu dan masuk ke kelas.
"Hiritsu! Ohayou gozaimasu, Sensei" seru ketua kelas lalu diikuti oleh semua murid dalam kelas itu lalu sedikit membungkuk.
"Ohayou gozaimasu, minna san." jawabku sambil tersenyum lembut. Murid-murid pun kembali duduk.
"De wa, sebelum mulai belajar, aku ingin memberitahukan pengumuman penting dari sekolah. Minggu depan, sekolah kita akan mengadakan study tour untuk kelas 3 ke Kyoto. Dan aku sebagai wali kelas dari kelas ini akan mendampingi kalian selama study tour. Lalu, kita tentukan kelompok study melalui undian, wakatta ka?" jelasku.
"Wakarimashita, sensei." jawab mereka serempak.
mereka pun mengeluarkan undian yang biasa digunakan saat pergantian tempat duduk. Dan penentuan kelompok study tour dan kegiatan belajar pun berjalan dengan tenang.
.
.
.
.
Matahari pun mulai menuju ufuk barat, menandakan hari akan segera berganti. Aku pun membereskan barang yang akan dibawa pulang dan bersiap pulang. Rumahku cukup jauh dari sekolah, hingga aku harus naik kereta menuju rumah.
Saat di ruang sepatu, tiba-tiba ada yang memanggilku.
"sensei."
aku pun melirik menuju suara itu. Ternyata yang memanggilku adalah siswi yang sering dibicarakan di sekolah karena selalu memakai tudung walaupun sudah banyak guru telah menyuruhnya untuk melepas tudung kusam itu.
"Oya? Yamanbagiri ka... Doushita? kau butuh atau bertanya sesuatu padaku?" tanyaku tanpa menatap lawan bicaraku yang kini tertunduk malu sambil mengeratkan tudung agar wajahnya tertutup. Aku lebih memilih untuk mengganti uwabaki* dengan sepatuku.
Perlahan tapi pasti, Yamanbagiri mendekat lalu mengulurkan sepucuk surat padaku dengan amplop berwarna soft pink dengan aksen pita di bagian penutup amplop itu.
"ini..untuk sensei." katanya sambil menunduk malu.
aku berhenti dari kegiatanku lalu menoleh ke arahnya. surat cinta? untukku?
'hhh..lagi? aku mulai bosan dengan ini.' keluhku dalam hati, hampir setiap hari dia mengalaminya.
"Maaf Yamanbagiri, aku tidak bisa menerimanya. Guru dan murid tidak boleh menjalin kasih, kau tahu itu kan?" jawabku sambil tersenyum ramah.
"Hanya karena itu...sensei menolakku?"
kata Yamanbagiri yang masih menunduk dengan suara yang rendah tanda ingin menangis.
"Bukan hanya itu saja...aku menolakmu karena aku memang tidak punya perasaan khusus padamu. Hanya sayang sebagai guru ke murid. Jika hanya itu yang ingin kau bicarakan, sensei pamit pulang. Mata ashita, Yamanbagiri." kataku sambil melanjutkan memakai sepatuku dan berlalu dari hadapan Yamanbagiri.
.
.
.
.
Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan, aku pun sampai di pintu apartemenku.
"tadaima" gunamku pelan.
Kau heran kenapa aku hanya bergumam? ahahaha walau ku lantangkan, tidak akan ada yang menyambutku pulang. Apartemenku pun masih gelap seperti biasanya sampai aku menyalakannya saat sampai rumah. Lalu, aku pun menuju ruang tamu dan merebahkan tubuhku di sofa untuk beristirahat sejenak dan tanpa sadar aku pun terlelap.
.
.
.
Aku terbangun di sebuah kuil tua yang penuh dengan percikan darah dan mayat makhluk yang aku tidak tahu. Aku pun berjalan di sekitar kuil itu dan melihat makhluk putih bersayap yang sedang memangku seorang pria yang telah tidak bernyawa.
'itu seperti makhluk yang kulihat ditempat tadi. dia memiliki tanduk yang sama'
Saat ingin menghampirinya, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang menariknya lalu dia kembali ke duniaku berasal.
"Mimpi itu lagi ka... ada apa dengan mimpi itu sebenarnya?" pikirku
Aku pun kebih memilih untuk mengabaikannya lagi dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Munechika pov end
Namun, akan ada sesuatu yang akan menantinya yang akan menjawab semua pertanyaan terkait mimpi itu dan mungkin akan merubah hidupnya.
.
.
.
Munechika pov
Mataku terbuka karena cahaya matahati mengintip masuk dari celah gorden menandakan hari sudah pagi.
"jam 6?" gumamku pelan saat melihat jam bekerku di atas meja yang belum berbunyi. "Yaa...sepertinya aku bangun terlalu pagi."
Aku pun beranjak dari ranjangku, lalu berjalan gontai mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Aku pun melepas pakaianku dan menuju ruang shower lalu membiarkan shower mengguyur kepalaku.
"Apa sebenarnya makhluk itu? dan pria yang dipangkuannya itu...kenapa punya wajah sepertiku?"
Aku masih berfikir keras tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mimpi itu semakin sering menghantui tidurku. Tapi... aku merasa tidak asing dengan tempat itu. Apa aku pernah ke sana? Entahlah. Aku pun lebih memilih melanjutkan mandiku yang sempat tertunda.
Setelah selesai mandi, aku pun memakai pakaian yang biasa ku pakai di rumah. Ya, aku selalu memakai yukata di rumah karena sudah menjadi tradisi keluarga.
tok tok tok
suara pintu diketuk seseorang. Aku pun berjalan menuju pintu kemudian membukanya. Namun, yang disebrang pintu langsung menubrukku hingga terjatuh.
"Wah wah..kau hanya memakai selapis yukata. Kau membuatku tergoda, sensei" kata orang yang ternyata salah satu muridku sambil membelai tubuhku yang hanya terbalut yukata.
"Kau tau? Sikapmu sangat tidak sopan pada gurumu. Minggir dari atas tubuhku, Kogitsune." ucapku tak acuh pada Kogitsune, siswi yang cukup populer di kalangan para siswa karena keanggunannya.
"Hee...tapi tidak salah kan? menyentuh orang yang ku suka.." tangannya yang mulai menjalari langsung ku tepis lalu mendorongnya sampai keluar dari apartemenku dan langsung mengunci pintu. Memang agak kasar, tapi demi melindungi diri, ini bisa dianggap benar bukan?
"Hei! Begitu perlakuanmu pada seorang murid? Keluargaku cukup berpengaruh di sekolah. Aku bisa memecatmu dengan menggunakan pengaruh itu karena telah memperlakukan aku seperti ini!" Katanya sambil sedikit menggedor pintu apartemenku. Tapi, aku pun memilih untuk tidak mengacuhkannya. Jika aku akan dipecat, aku hanya tinggal memperlihatkan rekaman cctv di apartemenku bahwa dia telah melakukan hal yang tidak sopan padaku.
.
.
.
.
'sepertinya aku harus segera pindah sebelum banyak yang tahu aku tinggal di sini' keluhku dalam hati.
Saat aku menuju kamar. Tiba-tiba ada suara yang terdengar di kepalaku
Kembalilah padaku dan bangunkan aku dari tidurku
'Suara siapa tadi? Apa Kogitsune yang mengatakannya'
Aku pun langsung kembali ke pintu utama lalu mengintip dari lubang pintu. Namun nihil, dia tidak menemukan siswi itu di depan pintu apartemennya. Hal ini sempat mengganggu pikiranku namun segera ku alihkan untuk memeriksa ulangan para murid.
.
すずく
A. N
Yo reader-san.
Ketemu lagi sama author yang kadang suka random, Fiyuki Kunitsuna.
Yak sesuai janji, gw bikin sequel dark one shoot gw sebelumnya Yang judulnya "You Are Only Mine"
And then, I'll say thank you for all of you who have read, voted, and comment this story
Yaa, that's all I want to say to you. See you in the next chapter ^^
