Crazy for Dash Girl?

Author: Grace Jung a.k.a Jung Eun Hye

Main Cast:

Kim Jaejoong
Jung Yunho

Support Cast:

Park Yoochun
Shim Changmin
Cho Kyuhyun
Lee Donghae
Eunhyuk

Genre: Romance, Drama

Warning: Genderswitch! gaje, cerita pasaran, dll.

DON'T LIKE? DON'T READ THEN!

LIKE? ENJOY READING^^

.

.

CHAPTER 1

.

.

.

Incheon Internasional Airport

Seorang gadis berambut cokelat panjang menyeret kopernya dengan santai. Sesantai penampilanya hari itu: loose top putih, hot pants abu-abu, serta hoodie berwarna biru tua yang sangat kontras dengan kulit putihnya. Dia membetulkan letak sunglasses yang bertengger di hidungnya, lalu mengamati sekelilingnya. Tak lama kemudian seulas senyum tersungging di bibirnya.

Yes! batin gadis itu senang. Dia mengecek jam yang telah menunjukkan pukul 5 sore di pergelangan tangannya lalu bergegas menyeret kopernya dengan langkah cepat dan terburu-buru. Tapi belum sempat dia berjalan terlalu jauh, sebuah tangan menepuk bahunya.

"Kim Jaejoong agasshi?"

Gadis yang dipanggil Jaejoong itu langsung berhenti di tempat. Sial! umpatnya dalam hati. Dia menghela nafas dan berusaha mengatur wajahnya agar terlihat biasa saja sebelum akhirnya menoleh.

"Ne?"

Seorang namja dengan kemeja putih dibalut jas dan celana serta dasi serba hitam yang tampak formal langsung membungkuk memberi hormat.

"Saya diperintahkan sajangnim untuk menjemput agasshi," kata namja itu sopan. "Mari ikut saya," tambahnya lalu mulai berjalan. Jaejoong menghela nafas kesal dan kembali mengumpat, tapi toh akhirnya mau tak mau mengikutinya juga.

Sesampainya di tempat parkir, namja itu segera membukakan pintu sebuah sedan putih dan mempersilahkan Jaejoong masuk.

Jaejoong berhenti sejenak dan menatap namja itu dengan kening berkerut. Baru sekarang dia melihat dengan jelas wajah namja itu. Wajahnya tampak asing, bukan seperti pengawal-pengawal yang selama ini dilihatnya, bukan juga tuan Han, pengawal pribadinya sebelum dia pergi ke Perancis setahun lalu. Sebelum berbagai pikiran negatif mulai merasuki otaknya, Jaejoong membuka mulutnya.

"Sepertinya aku tidak pernah melihatmu. Kau anak baru?" tanyanya dengan nada tidak peduli.

"Ah.. cheosonghamnida, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Cho Kyuhyun. Mulai hari ini saya yang akan menjadi pengawal pribadi agasshi menggatikan tuan Han. Mohon bantuannya," namja bernama Kyuhyun itu kembali membungkukkan badannya.

Jaejoong melepas sunglassesnya dan mengangkat kedua alisnya. "Aku tidak menanyakan namamu," ujarnya cuek lalu memasuki mobil.

Kyuhyun yang masih membungkuk dan ternyata dicuekkin itu langsung menegakkan badannya. Dia mendesah kesal sambil mengusap-usap dadanya lalu dengan sekali hembusan nafas dia bergegas memasuki mobil.

Sepanjang perjalanan Jaejoong tampak gelisah. Ia duduk tak tenang di jok belakang mobilnya sementara otaknya memikirkan bagaimana caranya kabur dari sini. Jaejoong mengedarkan pandangannya ke luar jendela saat matanya tak sengaja menangkap sebuah minimarket di pinggir jalan. Ia tersenyum.

"Berhenti," perintahnya.

Seketika itu juga mobil langsung berhenti. Kyuhyun melirik melalui kaca mobil.

"Ada apa, agasshi?"

"Aku haus, belikan aku minuman dingin. Jangan lupa cemilan juga, aku ingin makan."

Kyuhyun terdiam sebentar, kemudian mengangguk.

"Ne, algesseumnida agasshi. Mohon tunggu sebentar," Kyuhyun mematikan mesin mobil, melepaskan sealtbet, lalu beranjak keluar menuju minimarket yang terletak persis di seberang jalan. Jaejoong menyunggingkan senyum mengejek di wajahnya.

"Dasar bodoh," gumamnya. Dengan cepat Jaejoong memakai kembali sunglassesnya serta menutupi kepalanya dengan tudung hoodie. Dia mengangkat kopernya dan bergegas keluar dari mobil. Dia berjalan agak jauh sebelum akhirnya menyetop sebuah taksi kosong yang lewat dan pergi dari tempat itu.

.

..GJ..

.

Kyuhyun keluar dari minimarket dengan tangan menenteng sekantong plastik penuh belanjaan berisikan minuman dan makanan pesanan Jaejoong. Dia mendesah panjang.

"Benar-benar yeoja itu… tidak pernah diajari sopan santun apa? Memang susah ya bilang tolong atau bisakah kalau meminta sesuatu? Ckck.. dasar orang kaya," gerutunya sambil menyebrang jalan. Kyuhyun menghampiri mobil yang masih terparkir dan membuka pintu belakang.

"Maaf menunggu lama agasshi. Ini pesanan an…." kalimat Kyuhyun terhenti begitu mendapati jok mobil yang kosong. Dia memutar-mutar kepalanya memeriksa isi mobil.

"Agasshi? Agasshi, anda dimana? Halooooo?"

Tidak ada jawaban. Mobil benar-benar kosong. Kyuhyun mulai panik.

"Aish, yeoja itu!"

Dengan cepat Kyuhyun mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi sebuah nomor.

"Yeoboseyo?"

"Yeoboseyo manajer Hwang?

"Ne, ada apa Kyuhyun -ssi?"

"Ng… anu, ada mmm, masalah," Kyuhyun menggaruk-garuk kepalanya gelisah. Bingung, bagaimana mungkin hari pertama bekerja sudah membuat masalah?

"Ada apa? Kau sudah menjemput agasshi kan? Usahakan cepat sampai, Presdir sedang menunggunya."

Kyuhyun mulai menggigit jarinya.

"Justru itu…" gumamnya.

"Wae?"

"Anu manajer, mmm.. agasshi.. ng.. dia kabur."

"MWO?!"

Kyuhyun segera menjauhkan ponsel dari telinganya. Hampir saja gendang telinganya pecah mendengar teriakan 13 oktaf sang manajer barusan.

"Aish, anak itu memang tidak pernah berubah, suka sekali kabur! Aku kira dengan membiarkannya sekolah di Perancis bisa sedikit mengubah perilakunya, tapi baru satu tahun malah sudah minta keluar. Benar-benar anak itu…"

"Cheosonghamnida, seharusnya tadi saya tidak lalai. Saya tidak tahu dia akan kabur, sekali lagi maafkan saya sajangnim."

"Haah.. apa boleh buat. Cepat cari dia! Aku akan memerintahkan pengawal yang lain untuk membantu mencarinya."

"Ne, algesseumnida sajangnim."

Kyuhyun menutup ponselnya dan segera memacu mobilnya.

.

..GJ..

.

Jaejoong menatap sebuah pintu apertemen di depannya dengan berdebar-debar. Sesekali ia tersenyum sendiri, sementara tangannya sudah siap dalam posisi menekan kode pengaman pintu.

Hwaiting Kim Jaejoong! Ini akan menjadi surprise! serunya dalam hati. Dengan sedikit ragu, dia mulai memasukkan kode pengaman, berharap kodenya belum diganti. Dan…. berhasil!

Jaejoong menghela nafas lega. Hatinya benar-benar sudah tak sabar ingin melihat wajah yang selama ini sangat dirindukannya. Dia meraih gagang pintu dan membukanya, lalu dengan perlahan menutupnya kembali agar sebisa mungkin tidak menimbulkan suara.

Jaejoong mengedarkan pandangannya ke setiap sudut apartemen itu. Sepi, sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan penghuninya. Jaejoong meletakkan kopernya di sebelah sofa dan berjalan menuju sebuah pintu.

"Sedang tidurkah?" gumamnya lirih. Tiba-tiba evil smile menghiasi wajahnya. "Kukerjai sedikit sepertinya seru."

"Aaahhh…."

Jaejoong langsung terdiam. Suara apa itu? Ditempelkannya telinganya di pintu menyebabkan kerutan tercetak di dahi mulusnya tatkala suara-suara aneh terdengar. Dengan rasa penasaran Jaejoong membuka pintu di depannya.

.

.

.

Jaejoong mematung bak manekin. Matanya membulat tak percaya. APA… APA-APAAN INI?!

"YA! LEE DONGHAE APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?!"

Sepasang manusia berlainan kelamin yang tengah bergerumul di ranjang king size itu tersentak. Terutama sang laki-laki.

"Jae.. Jaejoong.." wajah laki-laki itu langsung memucat.

"Ng? Siapa dia, oppa?" tanya wanita yang tengah bergelayut di badan laki-laki itu sok polos. Tidak bereaksi sama sekali. Padahal jelas-jelas Jaejoong mendapati mereka tengah telanjang.

"Jaejoong.. tu-tunggu dulu, i-ini bukan seperti yang kau lihat. A-aku…"

Jaejoong menatap mereka nanar. Dia mengepalkan tangannya geram, melemaskan otot-otot kedua tangannya, lalu berjalan mendekat.

"Ya.. Jaejoong, apa yang akan kau lakukan.." Donghae menarik selimut dan memundurkan tubuhnya sampai menyentuh dinding ranjang. Begitu pula dengan wanita di sampingnya yang sepertinya sudah sadar sikon.

"Kau.. DASAR YEOJA JALANG!"

Peduli setan dengan semuanya Jaejoong menjabak rambut wanita itu. Wanita itu menjerit kesakitan.

"Ya! Apa yang kau lakukan, hah!?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, yeoja murahan!"

"Mwo?! Awas kau!"

"Dasar yeoja brengsek!"

Terjadilah jambak-menjambak diantara kedua wanita itu. Jaejoong menarik-narik rambut wanita di depannya kencang dan sesekali mencakar wajah dan tubuh yang tak terbalut apapun itu dengan kukunya yang panjang, bahkan dirinya sampai ikut naik ke ranjang. Sementara itu Donghae hanya memandang ngeri pergerumulan di hadapannya, tanpa berniat membantu sama sekali -.-

"Rasakan ini!"

"Ya! Apa yang kau lakukan?!"

"Yeoja tidak tahu malu! Berani-beraninya tidur dengan pacar orang, hah?!"

"Pacar orang kau bilang?! Dia pacarku!"

"Mwo?! Ya! Dia itu pacarku!"

"Pacarku!"

"Kau!"

"Kyaaaa rambutku! Ya! Bantu aku, bodoh! Ahhh!"

Dengan enggan Donghae mencoba melerai. Dia mendekat dan berusaha memisahkan mereka.

"Ya, Jae-ah sudahlah.. kau juga Eunhyuk, jangan bertingkah seperti anak kecil. Kalian ini benar-benar…."

Mereka tidak mengindahkan kata-kata Donghae, atau lebih tepatnya tidak mendengarkan karena volume suara Donghae yang kalah pamor ketimbang jeritan histeris mereka.

"Sebegitu tampannya kah aku sampai kalian memperebutkan aku, huh? Aish, jinjja.. kalian berdua sudahlah, ini bisa dibicarakan baik-baik kan."

Mereka masih tetap cuek, membuat Donghae keki setengah mati.

"YA! CUKUP KALIAN BERDUA BERHENTI!"

Teriakan Donghae sontak membuat Jaejoong dan Eunhyuk berhenti, walaupun masih dengan posisi perang mereka. Nafas keduanya tersengal-sengal, dan tatapan keduanya masih memancarkan api membara. Sedetik kemudian Jaejoong menoleh ke arah Donghae dengan mata yang langsung membuat Donghae menciut.

"KAU JUGA SAMA SAJA, DASAR BRENGSEK!"

Jaejoong memukuli Donghae seperti orang kesetanan. Kekuatannya saat sedang marah memang mengerikan, belum lagi dia menguasai Judo dan Taekwondo.

Donghae mengaduh kesakitan dan berusaha menghindar. Sementara di belakang Jaejoong, Eunhyuk tengah menarik-menarik hoodie gadis itu sekuat tenaga bermaksud menjauhkannya dari Donghae. Tapi yang terjadi malah hoodienya robek dan terlepas dari tubuh Jaejoong membuat Eunhyuk otomatis terjengkal jatuh ke lantai.

"Arrghhh!"

"Hyukkie!" Donghae berhasil menghentikan kedua tangan Jaejoong. Dia meraih piyama dan memakainya asal kemudian langsung menghampiri Eunhyuk yang tengah meringis sambil mengelus-elus pantatnya.

"Oppa…."

"Gwenchanayo chagi?" Donghae membantu Eunhyuk berdiri.

"Chagi kau bilang?" Jaejoong mendekati mereka seraya menatap tak percaya Donghae. Donghae memalingkan wajahnya ke arah pintu.

"Mianhae.."

"Wae?" suara Jaejoong mulai bergetar, lirih dan hampir tak terdengar.

Donghae menghela nafas dan kembali memalingkan wajahnya. Kali ini ke arah lemari di pojok kiri kamar.

"Aku lelah Joongie-ya.."

Jaejoong menatap Donghae nanar. "Maksudmu, kau tidak.."

"Aku masih mencintaimu Jae, sungguh!" sergah Donghae cepat. Akhirnya dia mengalihkan matanya pada Jaejoong. Bisa Jaejoong lihat mata Donghae yang berubah menjadi sendu.

"Donghae…"

"Kau tau kan kakekmu sama sekali tidak menyukaiku. Dia selalu mempersulit posisiku! Kita terpaksa backstreet, ditambah dengan kehadiran pengawal-pengawalmu yang membuat kita sulit bertemu. Awalnya aku yakin aku bisa bertahan karena kita memang saling mencintai. Tapi ternyata aku salah, aku tidak sanggup Jae. Apalagi kau memutuskan untuk pergi ke Perancis. Aku.. aku merasa hampa dan putus asa, tidakkah kau tahu itu?"

Jaejoong terdiam, bisa dirasakannya sekarang matanya memanas. Jadi seperti itu yang dirasakan Donghae selama ini? Dia tidak pernah memikirkannya..

"Hae, aku…"

"Mianhae Jae, aku rasa hubungan kita sampai disini saja. Ada banyak namja di luar sana yang bahkan lebih dari bersedia untuk menjadi pacarmu. Dan pastinya.. yang sesuai dengan kriteria kakekmu." Donghae menyambar sebuah kemeja yang tergeletak di lantai dan memakaikannya pada Eunhyuk.

"Jadi, bisakah kau pergi sekarang? Kau membuat Hyukkie ketakutan," tambahnya seraya membukakan pintu kamar. Wajahnya datar, entah hilang kemana wajah sendunya tadi.

Tanpa sadar Jaejoong mendengus. Air mata yang tadi sudah hampir menggenangi pelupuk matanya sirna seketika. Nice acting, Hae… tapi sayang kau tak bisa menipuku, setidaknya sekarang.

"Begitu? Kau mengusirku?" tanya Jaejoong dengan nada sedikit sinis. "Ya! Berani sekali kau mempermainkanku?! Dasar brengsek!" Jaejoong kembali menyerang Donghae, memukuli dan menendang bagian tubuh mana saja yang sempat disentuhnya. Donghae yang tak siap langsung kewalahan.

"Chagi, bantu aku!"

Eunhyuk mengangguk dan dengan sigap langsung menangkap kedua tangan Jaejoong dari belakang.

"Ya! Lepaskan tanganku!"

Donghae dan Eunhyuk tidak menghiraukan seruan Jaejoong. Eunhyuk terus mengunci kedua tangan Jaejoong dan dengan dibantu Donghae mereka mendorong gadis itu hingga ke pintu keluar apartemen.

"Lepaskaaaannnnn!"

Tepat ketika Donghae hendak membuka pintu, Jaejoong dengan sadis menginjak kaki polos tak beralas Donghae dengan highheels lancip miliknya.

"Wadawwww!" Donghae langsung menjerit dan jejingkrakan sambil mengangkat kakinya yang baru saja terinjak.

"Rasakan ini!"

Memanfaatkan kesempatan, Jaejoong bermaksud menyerang Donghae lagi. Tapi sayang dengan cepat Eunhyuk berhasil mendorong tubuh Jaejoong hingga gadis itu terjungkal keluar dari apertemen. Disusul kemudian koper hitam miliknya yang dilempar sembarangan oleh Eunhyuk.

"Ya!"

Jaejoong segera bangkit dan berusaha menerobos masuk. Tapi terlambat karena pintu sudah tertutup.

"Ya! Buka pintunya!" Jaejoong mengedor-gedor pintu keras seperti orang kesetanan. Berulang kali dia berusaha membukanya, tapi nihil. Tak kehilangan akal, Jaejoong dengan cepat memasukan kode pengaman dan mencoba membukanya lagi. Tapi sama sekali tidak berhasil. Mereka mengunci pintu secara manual.

"BRENGSEK! BUKA PINTUNYA! BERANI SEKALI KAU MENIPUKU?! AWAS KAU!"

Jaejoong terus menggedor pintu dengan keras, menyebabkan beberapa penghuni apartemen yang lain melongokkan kepalanya dari pintu mereka. Merasa penasaran sekaligus terganggu. Tapi nampaknya tidak ada yang berani bersuara untuk menghentikannya begitu melihat sosok Jaejoong yang agak.. umm, menyedihkan.

Akhirnya alih-alih memprotes, satu-persatu dari mereka kembali menutup pintu dan melanjutkan aktivitas masing-masing. Membiarkan Jaejoong berteriak sepuasnya.

"KAU TIDAK TAHU BERAPA BESAR PENGORBANANKU KARENA MEMILIHMU, HAH?! DASAR KURANG AJAR!"

Lama. Masih tidak ada respon. Jaejoong menggeram kesal.

"APA BAGUSNYA YEOJA MURAHAN ITU, HUH?! SUDAH KURUS, BOKONG KEMPIS, DADANYA BAHKAN LEBIH KECIL DARIKU! BENAR-BENAR TAK PUNYA SELERA!"

Jaejoong terengah-engah, efek kebanyakan berteriak. Dia berhenti mendobrak, dan berusaha mengatur nafasnya. Setelah merasa mendingan dia berbalik menyandarkan tubuhnya ke pintu, dan terus menggelosor hingga akhirnya ia terduduk. Tangannya bergerak meraba dada kirinya. Sakit. Tapi entah kenapa tidak ada air mata yang keluar.

"Penipu…" ucapnya lirih. Matanya menerawang ke atas. Hal yang dari dulu berusaha dihindari sekaligus sangat dibencinya, kini kembali dialaminya. Penipu… yah, dia paling benci dengan penipu..

Jaejoong menghela nafas panjang, nafas yang penuh beban. Dia bangkit berdiri. Ditatapnya pintu itu penuh kebencian, kemudian ditendangnya dengan sekuat tenaga.

"BRENGSEK!"

.

..GJ..

.

Yoochun merebahkan diri di sofa dan meluruskan kakinya, di bawahnya Changmin duduk di lantai sambil menyalakan laptop dan memasang flashdisk, sementara si tuan rumah sendiri langsung melesat ke dapur mengambil minuman.

"Haahh.. benar-benar hari menyebalkan. Sejak kapan di Seoul tidak ada bengkel?! Ku sumpahi mereka agar cepat bangkrut!" kutuk Yoochun emosi. Changmin mendesah mendengar perkataan Yoochun.

"Mungkin memang lagi sialnya kita hyung," ujarnya bijak(?), sementara matanya lagi mupeng-mupengnya dengan 'pemandangan' di layar laptopnya.

"Kau enak Min, cuma numpang nempel tangan doang! Si Jung juga sama saja. Aku nih yang beneran ndorong mobilnya! Lihat, tanganku sampai kaku!" protes Yoochun menatap prihatin kedua telapak tangannya yang memerah.

"Memangnya siapa yang jarang servis dan pelit beli asuransi sampai mobilnya sendiri mogok dan tidak ada yang ngurus, huh?"

Yunho keluar dari dapur sambil membawa 3 kaleng minuman dingin dan sepiring kue cemilan. Ucapannya sukses membuat Yoochun tertohok dan memanyunkan bibirnya.

"Ya, bukannya pelit, aku-"

"BRENGSEK! BUKA PINTUNYA! BERANI SEKALI KAU MENIPUKU?! AWAS KAU!"

Terdengar suara gedoran pintu yang keras. Ketiganya langsung terdiam, kemudian saling berpandangan. Yunho mengangkat bahunya.

"Yeoja gila," ucapnya cuek. Dia mengambil minumannya dan meletakkan 2 kaleng lain beserta cemilan di atas meja lalu ikut merebahkan diri di sofa seberang Yoochun.

"Mmmm," gumam Changmin mengiyakan. Dia meraih kaleng minumannya dan kembali menekuni video di depannya.

"KAU TIDAK TAHU BERAPA BESAR PENGORBANANKU KARENA MEMILIHMU, HAH?! DASAR KURANG AJAR!"

"Aish, berisik sekali yeoja itu!" keluh Yunho mulai terganggu.

"Sepertinya apartemen sebelah," Changmin mengambil kue seraya mengalihkan matanya dari laptop dan menatap kedua temannya itu bergantian.

"Maksudmu Jiwon noona?" tanya Yoochun tolol. Dia membuka kaleng miliknya dan mulai meneguknya.

"Bodoh! Tentu saja bukan. Maksudku Dong-"

"APA BAGUSNYA YEOJA MURAHAN ITU, HUH?! SUDAH KURUS, BOKONG KEMPIS, DADANYA BAHKAN LEBIH KECIL DARIKU! BENAR-BENAR TAK PUNYA SELERA!"

Changmin yang sedang memakan kue tiba-tiba tersedak dan tangannya yang hendak menekan open malah beralih ke delete kemudian yes, sementara Yoochun yang tengah meneguk minuman langsung menyemburkannya hingga mengenai wajah Yunho, membuat Yunho kaget dan menatapnya kesal.

"Yoochun.." geram Yunho.

Yoochun cuek, pandangannya menerawang ke depan.

"Dada dia bilang… dada…"

"Huwaaaaa~ fileku! Aku belum nonton, katanya ini yang paling seru! Hiks.."

Yunho mengelap wajahnya yang basah dengan lengan bajunya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah autis sahabat-sahabatnya itu.

"Ya! Chun! Kau mau kemana?" tanya Yunho begitu melihat Yoochun beranjak dari sofa. Dia berdiri dan segera mengikutinya, begitu pula dengan Changmin yang masih meratapi kepergian video yadongnya. T^T

"Aku mau lihat!"

"Mwo?" Yunho menempeleng kepala Yoochun. "Lihat apa?!"

"Aish, pikiranmu itu! Aku hanya penasaran dengan orangnya saja," jawab Yoochun santai seraya membuka pintu.

"BRENGSEK!"

Ketiganya terlonjak dan saling berebutan mengintip.

Seorang yeoja dengan hot pants dan loose top tengah berdiri di depan pintu apartemen sebelah kanan apartemen Yunho. Penampilannya berantakan. Loose top yang dikenakannya sedikit terangkat hingga menampakan pinggang dan perut ratanya yang putih mulus, begitu pula dengan lengan singletnya yang turun dan memperlihatkan bahu sekaligus tali bra hitamnya. Hoodienya robek di bagian belakang dan hampir terlepas dari tubuhnya –tinggal lengan hoodie bagian bawah yang masih menggantung, rambut cokelatnya tampak kusut dan acak-acakkan, ditambah lagi dengan wajahnya yang juga tampak mengerikan.

Yoochun dan Changmin meneguk air liurnya melihat pemandangan itu, sementara Yunho hanya geleng-geleng meski tak bisa dipungkiri matanya juga ikut terpaku seperti dua orang di sebelahnya.

Yeoja itu sepertinya menyadari ada tiga namja cakep yang tengah memperhatikannya. Dia menoleh dan menatap mereka sangar.

"APA KALIAN LIHAT-LIHAT?!" bentaknya galak.

Ketiganya kembali terlonjak dan langsung salah tingkah.

"Ah.. ngg.. ka-kami.." mereka memasang pose gugup+bingung+ketakutan dengan sedikit muka innocent. Yunho menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal, Changmin komat-kamit gaje sendiri, sementara Yoochun meremas-remas bahu Changmin nerveous sambil mencari akal.

"Ah! Ka-kami melihat hoodiemu robek, ka-kau pasti kedinginan. Jadi a-aku ingin meminjamimu hoodieku, ngg.. be-begitu," Yoochun gagap mendadak. Di sebelahnya, Changmin melempar tatapan tajam –yang sama sekali tidak menakutkan- andalannya.

"Kau tidak memakai hoodie, dasar bodoh!" desisnya. Yoochun sontak melotot lalu menunduk memperhatikan pakaiannya yang ternyata hanya sebuah t-shirt dan jins. Dia mendongak dan menatap Changmin dengan senyum garing.

Yeoja itu menaikkan sebelah alisnya melihat kelakuan mereka berdua. Dia berjalan mendekat, membuat Yoochun dan Changmin ketakutan. Sementara itu Yunho hanya mendesah dengan tingkah laku dua anak autis bin ajaib itu. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak peduli dengan sikon di depannya.

"Oh ya? mana?" yeoja itu bertanya dengan nada sinis.

Yoochun gelagapan dan langsung menatap Changmin bermaksud meminta bantuan, tapi yang ditatap malah tengah membelakanginya sambil berpura-pura mengangkat telepon.

"Sekarang? Ah, aku sedang sibuk.. biasa latihan drama.. bagaimana kalau besok? Umh.. ne, ne, terserah kau sajalah.. ne? Aku keren katamu? Aigoo, kau pandai sekali merayu Kibum-ssi.. apa? Tampan dan juga imut? Aih, kau membuatku jadi malu.."

Yoochun pengin muntah saat itu juga. Dia menatap Changmin keki sebelum akhirnya beralih ke Yunho. Matanya langsung ijo bagai melihat uang begitu menyadari Yunho yang tengah cuek bebek itu ternyata mengenakan sebuah hoodie. Dengan cepat Yoochun menarik Yunho dan menghadapkannya ke arah yeoja itu.

"Ya! Apa-apaan kau, huh?!"

Yoochun pura-pura tidak mendengar. Dia tersenyum manis pada yeoja itu.

"Ah, mian tadi aku salah bicara. Maksudku tadi bukan punyaku, tapi punya temanku ini."

"Mwo?! Ya! Jangan bercanda kau! Ini hoodie fav-"

Yoochun langsung memotongnya. "Boleh kan Yun?" tanyanya dengan suara dikeraskan. "Jangan mempermalukanku kau. Kutraktir deh!" tambahnya seraya berbisik.

Yunho berbalik dan menatap tajam Yoochun. "Kalau sampai tidak kembali, kubunuh kau!" desisnya. Yoochun buru-buru mengangguk. Akhirnya dengan terpaksa Yunho melepas hoodienya dan menyerahkannya pada yeoja itu.

Yeoja itu menerimanya dengan kasar. Dia melepaskan hoodie miliknya dan melemparnya begitu saja hingga mengenai Yunho yang spontan langsung menangkapnya. Yunho menahan geram sementara si yeoja tetap cuek sambil memakai hoodie Yunho. Setelah selesai dia menarik kopernya dan tanpa berkata-kata langsung pergi dari tempat itu, membuat ketiga namja itu terpaku tak percaya.

"Omo.. omo.. ckckck.." Changmin bersuara.

"Woah.. I like this type!" Yoochun masih mengawasi kepergian yeoja itu dengan mupeng. Yunho mendengus.

"Tipe gila dan tidak tahu terimakasih seperti itu?! Huh!" Yunho mencibir kesal lalu masuk ke dalam. "Jangan lupa ucapanku tadi Chun! Aku serius mengatakan akan membunuhmu!"

"Ne, ne," Yoochun menyahut malas.

"Memangnya kau mengenal yeoja itu hyung?" tanya Changmin mengangkat sebelah alisnya.

Yoochun langsung memasang pose cool. "Bukan Yoochun namanya kalau mencari tahu seorang yeoja saja tidak bisa, Changminnie."

Changmin ikut-ikutan mencibir lalu menyusul Yunho masuk ke dalam.

Yoochun cemberut, tapi kemudian tersenyum jahil. "By the way, tadi Kibum siapa yaa? Perasaan aku baru dengar," sindirnya keras.

"Pembantu!" sahut Changmin cuek tak kalah kerasnya. Yoochun terkekeh puas sebelum akhirnya ikut masuk ke dalam dan menutup pintu.

.

.

.

To be continue…