Chapter 1
Seorang gadis berambut biru keunguan baru saja membuka matanya, memandang sekeliling yang dominan berwarna putih.
"Ugh.. Di mana aku?"
"Ah kau sudah sadar, aku akan memanggil Dokter Tsunade, kau istirahatlah dulu", kata seorang suster yang kebetulan masuk untuk mengecek kondisi gadis itu terkejut melihat pasien bangun.
Tak lama berselang...
Ceklek..
Pintu terbuka, menampilkan seorang dokter sexy berambut blonde dengan mata sewarna madu.
Dokter cantik itu menampilkan senyum ramah.
"Panggil aku Dokter Tsunade", kata sang dokter masih dengan senyumnya.
"Anoo... Dokter, Sebenarnya ini di mana? Apa yang terjadi padaku? Aku... Siapa aku? Aku tidak ingat apapun" Gadis bersurai indigo itu bertanya dengan panik.
"Tenanglah, kau sekarang ada di Uzumaki Hospital, dan soal namamu, aku rasa namamu Hinata", kata Tsunade.
"Hinata?", tanya gadis itu memastikan.
"Ya Hinata, aku melihat nama itu di kalungmu".
Hinata meraba lehernya dan menemukan kalung berliontin nama HINATA.
"Dan soal apa yang terjadi padamu..." Tsunade menjeda kalimatnya. "Aku tak tahu, aku menemukanmu di pinggir jalan 2 hari lalu saat perjalanan ke Rumah Sakit". kata Tsunade menambahkan.
"Tapi Dokter, kenapa aku tidak ingat apa-apa? Lagipula kepalaku rasanya sakit sekali", Hinata benar-benar tak mengingat apapun. Tiap mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, rasa sakit akan menyerang kepalanya.
"Sudah kuduga kau hilang ingatan, aku melihat kepalamu berdarah sewaktu aku menemukanmu" ucap Tsunade.
"Begitu ya, apakah ingatan saya bisa kembali?" Tanya Hinata.
"Entahlah, aku rasa bisa meski membutuhkan waktu yang lama, benturan di kepalamu cukup parah namun aku masih bisa mengatasinya". Jawab Tsunade.
"Terima kasih Dokter Tsunade, Anda menyelamatkan saya, saya benar-benar tidak tau harus bagaimana membalas kebaikan Anda". Kata Hinata dan dibalas anggukan oleh Tsunade.
Tak lama kemudian wajah Hinata menyendu.
Apa yang akan ia lakukan setelah ini? Apa dia harus pergi mencari rumah dan keluarganya? Sedangkan ia tak ingat apapun tentang semua itu. Belum lagi soal pembayaran biaya rumah sakit tempatnya dirawat.
Lamunannya terhenti ketika Tsunade menyentuh kepalanya.
"Kurasa kau sudah baikan. Besok kau sudah bisa rawat jalan". Kata Tsunade.
"Tapi aku tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa sekarang Dokter, aku tidak bisa membayar tagihan rumah sakit". Hinata benar-benar bingung sekarang.
Tsunade tersenyum, "Tak apa, kau bisa tinggal di mess rumah sakit, jika kau sudah benar-benar sembuh, bekerjalah di dapur rumah sakit ini".
Dan Hinata benar-benar ingin melompat dan berterima kasih pada dokter cantik itu sekarang.
.
.
Seminggu kemudian...
"Hinata, jangan memasukkan garam terlalu banyak pada sup itu".
"Hinata cepat cuci piring-piring kotor itu"
"Ya ampun, kerjamu lama sekali sih".
Senior-senior di bagian dapur rumah sakit itu benar-benar membuatnya bekerja keras hari ini. Bagaimana bisa ia bekerja cepat jika satu pekerjaan belum selesai pun mereka sudah menyuruh mengerjakan pekerjaan lainnya.
Malam itu Hinata kembali ke messnya. Melepas penat setelah berkutat di dapur seharian.
"Mandi malam mungkin lebih baik".
Hinata mengambil handuk dan ember kecil berisi peralatan mandi. Bersenandung riang menuju kamar mandi yang berada di ujung lorong. Hinata senang malam ini tak perlu antre mandi. Semua penghuni mess sudah mandi dan bersiap-siap tidur.
Keesokan harinya.
Pagi ini masih cukup gelap. Pukul 4 pagi. Hinata sudah bekerja dengan alat-alat dapurnya. Ah karyawan rajin rupanya.
Satu persatu petugas dapur mulai berdatangan.
"Kudengar cucu Dokter Tsunade baru pulang dari studinya di Amerika, dan kau tau, dia akan mampir ke sini siang nanti". Seorang petugas dapur antusias bercerita pada seorang di sebelahnya.
Teman di sebelahnya menghentikan acara mengaduk bubur dan menengok ke arahnya.
"Wah benarkah cucu Dokter Tsunade yang super tampan itu akan ke rumah sakit?"
"Hu'um, kuharap nanti aku bertemu dengannya ketika mengantar makan siang pasien, kyaaah..." Dia menjerit kegirangan.
"Hey hey fokuslah memasak!". Tegur seorang senior bernama Ayame.
Gadis-gadis yang sedang bergosip ria pun langsung diam dan melanjutkan pekerjaan mereka.
Hinata hanya diam sambil melanjutkan pekerjaannya. Sebenarnya Hinata diam-diam mencuri dengar pembicaraan mereka tadi.
Sekarang hanya terdengar suara panci-panci & piring di dapur.
di tengah keheningan tiba-tiba Hinata berbalik dan berkata-
"Dokter Tsunade punya cucu?"
Siiiing . . .
Dan ruangan pun mendadak hening.
.
.
.
TBC
