Everyday AkaFuri

.

.

Hanya sebuah kumpulan ficlet maupun drabble mengenai keseharian AkaFuri dalam berbagai setting cerita

.

.

Disclaimer: Kuroko no Basuke milik Tadatoshi Fujimaki sensei. Saya hanyalah seorang shipper yang meminjam chara buatannya.

.

.

Chapter 1: Maid & Butler Café

.

.

"Jadi, Furihata-kun mau membantu ku dengan menjadi salah satu butler di café ku kan? Hanya sampai aku mendapatkan pengganti dari butlerku yang keluar. Tolong ya, tolooong." Seorang gadis manis berambut hitam dengan potongan seperti laki-laki memohon kepada Furihata.

Furihata terlihat bingung dengan jawaban yang akan dia berikan. Sebenarnya ia sangat ingin membantu, tapi ia takut jika nantinya ia malah kikuk dan malah membuat café gadis ini berantakan.

Gadis itu segera merangkul bahu Furihata, dan sebuah senyum penuh makna terlihat mengembang di wajahnya. "Ah, bayaran yang aku berikan sesuai dengan pekerjaan yang kau lakukan. Bisa untuk membeli hp terbaru jika banyak yang ingin dilayani oleh Furihata-kun."

Shots fired. Gadis ini sepertinya mengatahui kelemahan Furihata saat ini. Ia baru saja berniat mengganti handphone miliknya yang sudah mulai sering error, namun uang jajannya saja tidak akan cukup, dan tidak mungkin meminta ke orang tuanya yang baru saja memberikannya laptop baru.

"Jadi?" gadis tersebut memberikan ekspresi harap-harap cemas sambil terus berusaha membujuk Furihata.

"Aku terima tawaran Hiyuki-san."

"YATTA! Kalau begitu, hari Minggu besok aku tunggu di stasiun ya! Pekerjaan pertamamu sebagai butler dimulai hari itu. Jaa ne, jangan kelelahan, dan persiapkan diri sebaik mungkin ya! Sering periksa e-mail aku akan mengirimkan e-mail tata cara melayani pelanggan dan cara menjadi butler yang baik. Aku yakin Furihata-kun bisa. Semangat!" gadis itu langsung berlari meninggalkan Furihata yang berada dalam kondisi bingung. Furihata hanya berharap ia bisa melakukan yang terbaik dan bisa mengganti handphonenya sesegera mungkin.

.

.

Minggu pagi, atau bisa dibilang minggu pagi buta, Furihata sudah sampai di stasiun sesuai dengan janjinya dengan Hiyuki. Ia mengecek kembali jam tangannya. Sudah lewat 15 menit dari waktu janjian dengan Hiyuki. Saat melihat sekeliling ia melihat gadis tersebut menarik koper yang terlihat penuh, berbeda jauh dengan Furihata yang hanya membawa tas sedang dengan isi seperlunya.

"Maaf terlambat, aku harus mengambil kembali beberapa hal yang tertinggal. Sudah membawa semua hal yang aku suruh, kan?" gadis itu tanpa izin langsung mengambil tas Furihata dan memeriksa isinya. "ah, ternyata sudah semua. Kalau begitu ayo segera harus naik kereta pertama." Gadis itu melemparkan tas Furihata yang sudah diceknya dan berlari menarik Furihata di tangan kiri dankopernya di sebelah kanan.

Sungguh, Furihata bingung sebenarnya ia akan dibawa kemana oleh gadis ini dan dimana ia akan menjadi butler untuk pertama kalinya.

.

.

"Nah, Furihata-kun, hari ini merupakan rangkain festival sekolah Rakuzan. Maid & Butler café yang aku kelola mendapat undangan untuk mengisi salah satu booth disini. Sekarang ganti baju, dalam 10 menit kau sudah harus siap." Gadis itu memberikan sebuah uniform untuk butler yang terlihat sangat bagus, mengeluarkan sepatu pantofel hitam yang sudah dipoles oleh Furihata malam sebelumnya sehingga terlihat berkilauan, dan mendorong Furihata menuju toilet terdekat.

Furihata hanya terdiam di dalam toilet. Otaknya entah mengapa berjalan lambat memproses segala hal yang terjadi.

"Furihata-kun! Cepat ganti bajunya! Aku masih harus mendandani kau!" gedoran keras di pintu toilet dan teriakan dari Hiyuki menyadarkannya.

Secepat mungkin ia berganti pakaian memakai outfit yang lengkap. Kemeja putih, jas dengan ekor panjang a la butler, celana bahan panjang hitam, dan sepatu pantofel hitam miliknya. Furihata cukup terkejut pakaian yang disiapkan oleh Hiyuki ternyata pas dengan ukurannya, padahal seingatnya gadis itu tidak pernah menanyakan ukuran baju dan celananya.

"Humm… hum… masih harus dipoles dibeberapa bagian."Hiyuki menilai penampilan Furihata begitu Furihata keluar dari toilet. Gadis itu menarik Furihata ke bagian belakang booth tempat mereka akan membuka Maid & Butler café.

Primer, foundation, bedak, sedikit highlight untuk menegaskan bentuk rahang Furihata dan sedikit polesan lipglos agar bibir Furihata terlihat cerah dan tidak terlalu kusam. Hiyuki mendandani Furihata dengan sangat terampil.

"Yup, selesai! Kyaaaa, Furihata-kun terlihat sangat keren. Penilaianku tidak pernah salah! Hahaha, nah sekarang, ayo kita mulai briefing!" gadis tersebut bersiul senang dan membawa Furihata untuk berkumpul dengan maid dan butler lainnya yang sudah siap.

Furihata hanya mengekor mengikuti Hiyuki untuk memulai briefing.

"Nah, semuanya. Seperti yang sudah aku beritahukan sebelumnya, ini Furihata Kouki yang akan menjadi butler menggantikan Takahashi-san yang sudah berpisah dari kita." Hiyuki memperkenalkan Furihata ke maid dan butler yang lain.

Senyuman diarahkan ke Furihata dari maid dan butler yang bekerja dengan Hiyuki. Furihata membalas dengan senyum canggung namun malah terkesan manis hingga membuat salah satu maid tersipu malu melihatnya.

"Aku yakin kalian semua bisa bekerja dengan baik hari ini. Jangan lupa senyum dan pelayanan terbaik kalian ya! Juga, aku minta bantuan kalian jika Furihata nanti mengalami beberapa kesulitan! Nah, minna, ganba! Aku yakin kalian semua bisa melalui ini dengan sangat baik seperti sebelumnya!" Hiyuki mengepalkan tinjunya ke udara dan memberi semangat ke staf nya.

"OU!" teriakan dari maid dan butler membuat semangat mereka, dan membuat Furihata lebih percaya diri.

Semuanya langsung bersiap di dekat pintu, bersiap menerima dan menemani nona ataupun tuan yang akan mereka layani selama durasi waktu yang sudah ditentukan oleh manajemen café.

"Ah, Furihata-kun." Furihata segera menengok ke arah Hiyuki. "Jika nanti ada kesulitan, apapun itu, jangan sungkan bilang ya! Kami pasti membantumu." Hiyuki mengedipkan mata dan menepuk bahu Furihata yang dibalas dengan senyum yang membuat Hiyuki meleleh di tempat.

.

.

.

Furihata tersenyum senang karena nona pertama yang ia layani terlihat bahagia dan berkata lain kali ingin dilayani kembali oleh Furihata. Sebuah senyum lebar mengembang selama Furihata membersihkan meja agar bisa dipakai oleh pelanggan selanjutnya. Furihata tidak pernah merasa kepercayaan dirinya melambung setinggi ini.

"Ano, Furihata-kun…" sebuah panggilan yang terkesan hati-hati mengusik pekerjaan Furihata.

"Ada apa Hiyuki-san?" Furihata menyimpan lap yang ia gunakan untuk membersihkan meja.

"Biasanya aku tidak pernah melakukan ini. Jadi, ketua OSIS SMA Rakuzan meminta agar ia dilayani oleh kau. Tidak apa-apa kan?" Hiyuki mengeluarkan jurus puppy eyesnya. Dipandangi seperti itu, Furihata langsung mengangguk menyetujui.

"Kalau begitu, tolong ke depan ya! Dia sudah menunggu." Hiyuki mendorong Furihata setelah sebelumnya mengambil lap yang tadi digunakan oleh Furihata untuk mengelap meja.

"Irrashai, Goshujin-sa…ma…" Furihata tidak bisa menghilangkan keterkejutannya saat melihat seseorang yang harus ia layani.

Kami-sama! Furihata mengutuk ingatannya yang buruk. Mengapa ia lupa jika ketua OSIS Rakuzan adalah Akashi Seijuuro yang pada saat winter cup harus ia block, namun berakhir sia-sia. Furihata masih dalam posisi shock dengan berbagai pikiran yang berkecamuk dikepalanya.

"Apa kau akan terus membiarkan tuanmu berdiri disini, Kouki?" sebuah pertanyaan yang disampaikan dengan intonasi tajam dan menusuk membawa kembali Furihata ke kenyataan.

"Ah, maaf tuan, silahkan ikuti saya menuju tempat duduk tuan." Furihata memimpin Akashi menuju tempat duduk yang sudah disiapkan. Menarik kursi untuk Akashi dan menyerahkan menu.

"Aku pesan Earl Grey Tea dan strawberry cheese cake. Masing-masing dua." Akashi menyerahkan menu ke Furihata dan memandangi sekitar.

"Baik tuan, akan segera datang." Furihata segera memesankan pesanan Akashi dan menunggu dengan cemas. Sesungguhnya ia sangat khawatir karena harus melayani seorang Akashi. Ia tidak menyangka hari pertama pengalamannya sebagai butler harus melayani seornag Akashi Seijuuro.

Tanpa Furihata ketahui, sejak tadi Akashi terus memperhatikan Furihata. Tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Furihata. Kelakuan Akashi ini menarik perhatian Hiyuki yang berada di meja kasir.

"Ini pesanannya tuan." Furihata menaruh pesanan Akashi di meja, lalu duduk.

Sebuah keheningan yang canggung tercipta diantara mereka. Akashi hanya diam tidak menyentuh makanannya sedikitpun.

"Makan." Sebuah perintah absolute keluar dari mulut Akashi.

"Maaf tuan?"

"Kau mendengarku, kan? Aku bilang makan, ya berarti kau makan yang satu lagi." Akashi mulai makan strawberry shortcake miliknya sambil terus memperhatikan Furihata. Mendapat perintah seperti itu Furihata hanya menuruti permintaan tuannya, karena café ini sendiri tidak melarang jika ada pelanggan yang ingin memberikan makanan yang ada di menu ke butler atau maid pilihan mereka.

"Apakah enak tuan?" Furihata mencoba berbasa-basi dan memecah kecanggungan diantara mereka.

"Hm.. normal, strawberry shortcake pada umumnya, namun earl grey teanya sangat nikmat, namun masih kalah nikmat dibandingkan memperhatikan ekspresimu saat menjilat whip cream yang berada di sudut bibirmu"

Demi Aida-senpai yang mendadak bisa masak, apa Akashi habis terbentur sesuatu sampai mengatakan hal gombal seperti itu? Furihata melirik jam tangan miliknya, berharap waktu pelayanan Akashi segera selesai.

"Kenapa? Apa kau sudah tidak ingin melayaniku hingga terus melirik jam?" Headshot, bull's eye, dan berbagai ungkapan yang menyatakan kebenaran dari perkataan Akashi.

"Ah, tidak tuan, hanya memastikan jika aku tidak terlalu asyik saja." Furihata menunjukan senyum terbaiknya meskipun terkesan takut-takut.

"Ah, aku ingin dilayani lagi oleh kau, hingga hari ini selesai."

Furihata Kouki shock ditempat. Harus melayani Akashi seharian bukanlah hal yang dia inginkin di hari pertamanya kerja.

"Ada apa Furihata?" Hiyuki mendatangi meja Akashi.

"Aku ingin seharian ini, disini terus dilayani oleh Furihata. Pasti bisa, kan?" tanpa tedeng aling-aling, basa-basi sedikitpun Akashi mengungkapkan tujuannya.

"EHHHHH!" Hiyuki shock ditempat mengikuti Furihata yang masih belum kembali ke kenyataan.

"Bagaimana?" pertanyaan Akashi membuat Hiyuki sadar.

"Ah, sebentar." Hiyuki segera menepuk bahu Furihata, menyadarkan butlernya yang masih shock. "Tolong ke belakang sebentar ya Furihata-kun, biar aku yang hadapi dulu disini."

Furihatanya hanya mengangguk dan berjalan menuju tempat mereka bersiap sebelumnya. Berbagai hal masih berputar di kepala Furihata membuatnya tidak mengerti.

"Ano, Furihata-kun." Setelah 20 menit menunggu, akhirnya Hiyuki mendatangi Furihata yang terlihat lebih tenang.

"Iya, Hiyuki-san, jadi bagaimana?"

"Itu… hum… jadi, aku setuju dengan permintaan Akashi-san agar ia bisa dilayani oleh kau seharian ini. Tentunya dengan perjanjian, bayaran yang melebihi standar dan tidak boleh melakukan tindakan asusila ke kau. Maaf, tapi aku tidak bisa melawannya, dan bayaran untuk Furihata-kun akan sesuai dengan pelayanan yang Furihata-kun lakukan. Maaf, aku takut, sekali lagi maaf." Hiyuki membungkukkan badannya meminta maaf kepada Furihata yang membatu di tempat.

"Ano, Furihata-kun?"

Furihata hanya diam,dan berusaha senyum sebaik mungkin agar tidak membuat Hiyuki khawatir.

"T-tenang saja, aku tidak apa-apa. Kalau begitu aku melayani Akashi-san dulu ya." Furihata berjalan bagaikan kehilangan roh. Sungguh, ia tidak menyangka pengalaman pertamanya menjadi butler akan seperti ini.

Satu minggu kemudian.

"Furihata-kuuuuuuun." Gadis berambut hitam pendek itu menarik tangan Furihata setelah sebelumnya berlari kencang ke arah Furihata yang sedang berkumpul dengan Kuroko dan Kagami.

"Ada apa, Hiyuki-san?"

Sebuah amplop coklat terulur kea rah Furihata. "Ini bayaranmu dari butler café kemarin! Terima kasih ya atas bantuannya. Sungguh, aku tidak tahu akan menjadi apa café ku kemarin jika tidak ada Furihata-kun."

Furihata segera menyimpan amplop tersebut di saku celananya.

"Nah, untuk selanjutnya, apakah Furihata-kun ingin bertahan atau tidak, terserah. Mengingat kemarin mungkin pengalaman pertama yang buruk ya. Hehe. Kalau bisa sih, aku ingin mendengarnya sekarang juga."

Furihata segera membungkukkan badannya dihadapan Hiyuki, "maaf Hiyuki-san, aku rasa aku tidak sanggup lagi menjadi butler di café mu. Maaf, semoga Hiyuki-san bisa mendapatkan butler yang lebih baik dibandingkan aku."

"Ah… sayang sekali, tapi tidak apa-apa. Semoga Furihata-kun senang ya bisa sekali bergabung dengan café ku. Sampai jumpa!" gadis tersebut langsung berlari meninggalkan Furihata.

Furihata hanya menatap tidak enak ke arah Hiyuki yang sudah pergi. Ia kembali memegang amplop coklat yang diberikan oleh gadis itu.

"Astaga!"

Furihata shock melihat jumlah uang yang ada di amplop tersebut. Jumlah uang tersebut bisa membantunya membeli handphone terbaru, melebihi kualitas handphonenya yang sekarang. Meskipun harus ketakutan dan canggung melayani Akashi Seijuuro seharian, setidaknya ia bisa membeli handphone baru pengganti handphonenya yang sudah rusak ini.

.

.

Owari

.

.

Omake

"Maaf, tidak bisa."

"Akan aku bayar berapapun." Akashi meminum tehnya dengan khidmat dan menatap kedua iris dark brown gadis dihadapannya dengan serius.

"Aku tidak bisa. Furihata itu salah satu asetku yang akan berguna ke depannya. Ia akan menarik banyak pelanggan nantinya, Akashi-san. Kuharap sebagai orang yang bekerja dibidang bisnis kau mengerti maksudku."

"Bagaimana jika kita buat perjanjian?" tidak ada kata kalah dalam kamus Akashi jika sudah berhubungan dengan bisnis, membuatya lebih agresif. Ia tidak menyangka akan mendapat perlawanan yang cukup berarti dari seorang gadis yang hanya membuka Maid & Butler Café.

"Apa saja yang kau tawarkan?"

"Bantuan dana untuk pengembangan café mu, dan seorang butler baru yang menjanjikan."

"Hm… ditukar dengan pelayanan dari Furihata Kouki seharian? Aku tidak menyangka jika Akashi-san sebegitu menyukai Furihata-kun sampai mau melakukan pertukaran seperti itu." Akashi hanya diam tidak merespon lebih.

"Tidak, dilayani oleh Kouki seharian, serta ia harus berhenti menjadi butler di café mu ini." Akashi memberikan aura mengintimidasi miliknya.

Sungguh, Hiyuki amat sangat ingin tertawa melihat seorang Akashi Seijuuro yang seperti ini. Ia tidak menyangka menjadikan Furihata sebagai salah satu line up butler di Rakuzan akan membawa keuntungan sebesar ini.

"Baiklah, tapi aku ingin bayaranmu untuk hari ini sesuai dengan pelayanan yang akan Furihata berikan." Hiyuki tersenyum menyetujui. "Ah iya, Akashi-san, alasan Furihata-kun mau menjadi butler karena ia mau mengganti handphonenya yang sudah sering error. Ah aku yakin kau pasti mengerti maksudku, kan?" Hiyuki berdiri, mengedipkan sebelah matanya ke Akashi dan segera berjalan ke Furihata yang menunggu.

.

.

Really Owari

.

.

AHAHAHA, FIC PERTAMA DAN ANEH GINI _(:'3)_L intinya sih disini Akashi overprotective sama calon pasangannya nanti. Belom apa-apa udah berani manggil Kouki /kamu yang bikin nak/. OC disini ibaratnya jadi yang paling pertama tau kalo Akashi ngejar banget Furihata. Ahahaha, tapi kalo gak karena OC ini mungkin Furihata gak akan pernah ngerasain ngelayanin Akashi. Btw, maap itu Akashi dibikin gombal menjurus ero /dibuang/. Sebuah Fic yang Ru persembahkan untuk LECHI-tachi (_ _) sebenernya sih saking kurang asupan sampe bikin sendiri. Masih aneh, dan butuh banyak kritik saran. So, mind to Review?

.

.

arumru. kuroi-Ru